BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

LAMPIRAN A. Prosedur pembuatan larutan dalam penelitian pemanfaatan minyak goreng bekas. labu takar 250 ml x 0,056 = 14 gram maka

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

BAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A ANALISA MINYAK

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT B. METODE PENELITIAN. 1. Analisis Mutu Minyak Sawit Kasar. 2. Pengukuran Densitas Minyak Sawit Kasar

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, laboratorium

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Mandi Padat Transparan dengan Penambahan Ekstrak Lidah Buaya (Aloe Vera) BAB III METODOLOGI

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Sabun Cuci Piring Cair dari Minyak Goreng Bekas (Jelantah) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Fakultas Kedokteran, Universiras Muhammadiyah Yogyakarta, Laboratorium

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT

BAB 3 METODE PERCOBAAN. - Heating mantle - - Neraca Analitik Kern. - Erlenmeyer 250 ml pyrex. - Beaker glass 50 ml, 250 ml pyrex. - Statif dan klem -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

METODE. Materi. Rancangan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

r = pengulangan/replikasi 15 faktor nilai derajat kebebasan Penurunan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 1. Neraca Analitik Metter Toledo. 2. Oven pengering Celcius. 3. Botol Timbang Iwaki. 5. Erlenmayer Iwaki. 6.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2013 di

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau B. ALAT DAN BAHAN 1. Alat Seperangkat alat gelas, alumunium foil, tanur, oven, kertas saring, ayakan 100-120 mesh, mortar dan mortar, buret, statis, erlenmeyer, corong pisah, corong biasa, timbangan analitik, hot plate, cawan porselen, termometer, magnetic stirrer. 2. Bahan a. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) M inyak goreng bekas diperoleh dari Rumah Makan Sinar Ampalu yang terletak di Jalan Garuda Sakti, Panam, Pekanbaru (2) Ampas tebu diperoleh dari usaha es tebu di kawasan Panam, Pekanbaru. 49

50 b. Bahan Kimia NaCl, NaOH (p.a), alkohol 95 %, indikator pp (p.a), kloroform (teknis), asam oksalat (p.a), natrium thiosulfat (Na 2 SO 3 ) (p.a), HCl 0.1 N, larutan jenuh KI (p.a), larutan I 2, larutan pati, CH 3 COO 3 (p.a). C. CARA KERJA 1. Preparasi ampas tebu Sebanyak 1 kg ampas tebu yang diperolah dari usaha es tebu terlebih dahulu dibersihkan dan dipotong halus. Ampas tebu yang sudah halus lalu dijemur dibawah sinar matahari selama 5-6 jam setiap harinya. Berat ampas tebu ditimbang setiap hari dan penjemuran dihentikan setelah diperoleh berat ampas tebu yang konstan. 2. Pembuatan Arang Aktif Ampas Tebu 75 gram ampas tebu yang telah kering dibungkus aluminium foil dan dimasukkan dalam cawan porselin lalu dimasukkan didalam tanur pada suhu 600 o C selama 2 jam. Kemudian arang yang terbentuk ditumbuk menggunakan mortar sampai halus dan diayak. Selanjutnya serbuk yang dihasilkan dicuci dengan air panas, kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 110 o C selama 2 jam. Kemudian arang diaktivasi dengan direndam pada larutan NaCl 30% selama 24 jam, kemudian dikeringkan dalam oven 110 o C selama 4 jam. Dihasilkan sebanyak 45 gram arang aktif. Arang aktif yang dihasilkan kemudian dihaluskan dan disaring dengan ayakan 100 mesh.

51 3. Pengujian Kualitas Arang Aktif (uji daya serap iodin) Dalam hal ini hanya akan dilakukan pengujian daya serap iodin karena besarnya daya serap iodin merupakan faktor utama untuk menentukan arang aktif terbaik yang akan digunakan sebagai adsorben pada pemurnian minyak goreng bekas. Sampel kering sebanyak ± 0,25 g dimasukkan kedalam labu erlenmeyer yang dibungkus aluminium foil, ditambahkan 25 ml larutan I 2 0,1 N, kemudian dikocok selama 15 menit pada suhu kamar lalu disaring. Filtrat sebanyak 10 ml dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,1 N hingga berwarna kuning muda lalu diberi beberapa tetes indikator amilum dan titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang. Iod yang diadsorpsi (mg/g) = V x N 10 x 12,693 0,1 N x fp W Keterangan: V = Volume Na 2 S 2 O 3 (ml) N = Normalitas Na 2 S 2 O 3 (N) 12,69 = Jumlah iod sesuai dengan 1 ml larutan natrium tiosulfat 0,1 N W = Berat karbon aktif (gram) Fp = Faktor pengenceran 4. Pemurnian Minyak Goreng Bekas a. Penghilangan Bumbu (Despicing) Ditimbang sebanyak 250 gram minyak goreng bekas kemudian ditambahkan air dengan komposisi minyak:air (1:1), masukkan ke dalam beaker

52 gelas 1 liter dan ditambahkan batu didih 86, selanjutnya dipanaskan pada suhu 100 o C sampai air dalam beaker gelas tinggal setengahnya. Campuran didiamkan dalam corong pisah selama 1 jam, kemudian fraksi air pada bagian bawah dipisahkan sehingga diperoleh minyak bebas air, setelah itu dilakukan penyaringan dengan kertas saring untuk memisahkan kotoran yang tersisa. b. Netralisasi Minyak hasil despicing sebanyak 150 gram dipanaskan sampai temperatur 35 o C, kemudian ditambahkan 6 ml larutan NaOH 16 %, diaduk campuran selama 10 menit pada temperatur 40 o C, selanjutnya didinginkan selama 10 menit dan dipisahkan dengan cara disaring. c. Pemucatan (Bleaching) Sebanyak 100 gram minyak hasil netralisasi dipanaskan sampai suhu 70 o C, ditambahkan serbuk karbon aktif kulit pisang sebanyak 75 mg, kemudian ditingkatkan suhunya sampai 100 o C, 5 menit pertama diaduk menggunakan magnetik stirrer selama 60 menit. Selanjutnya disaring menggunakan kertas saring. 5. Analisa Minyak Goreng a. Penentuan Bilangan Peroksida Ditimbang sebanyak 5 gram tiap-tiap sampel. Sampel yang digunakan adalah minyak bekas sebelum perlakuan, minyak hasil despicing, netralisasi dan minyak hasil adsorbsi karbon aktif ampas tebu. 86 Batu didih adalah benda yang kecil, bentuknya tidak rata, dan berpori, yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang sedang dipanaskan. Biasanya, batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium karbonat, porselen, maupun karbon. Batu didih sederhana bisa dibuat dari pecahanpecahan kaca, keramik, maupun batu kapur, selama bahan-bahan itu tidak bisa larut dalam cairan yang dipanaskan. Dalam penelitian ini, pecahan keramik digunakan sebagai batu didih.

53 Sampel dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan 30 ml campuran asam asetat-kloroform dengan perbandingan (3:2). Campuran digoyang-goyang sampai terlarut semuanya, kemudian ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh dan erlenmeyer dibuat tutup. Didiamkan 1 menit dan digoyang lagi, kemudian ditambahkan 30 ml aquades. Selanjutnya dititrasi dengan natrium tiosulfat (Na 2 S 2 O 3 ) 0.002 N sampai warna kuning hampir hilang. Kemudian ditambahkan larutan indikator amilum sebanyak 0,5 ml. Kemudian titrasi dilanjutkan sampai warna biru mulai hilang. Selanjutnya angka peroksida dinyatakan dalam mili-equivalen dari peroksida dalam setiap 1000 gr minyak. Bilangan peroksida (meq/kg) = ( Vs Vb ) x N x 1000 m Keterangan : Vb= Volume larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi blanko (ml) Vs= Volume larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi sampel (ml) N = Normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 yang digunakan m = berat sampel (gram) b. Penentuan Asam Lemak Bebas Ditimbang sebesar 14 gram minyak goreng dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml alkohol 95 % dan dipanaskan pada suhu 40 o C, setelah itu ditambahkan 2 ml indikator pp, dilakukan titrasi dengan larutan 0.1 N NaOH sampai muncul warna merah jambu dan tidak hilang selama 30 detik. Dihitung asam lemak bebas (% FFA) dengan rumus di bawah ini:

54 % FFA = ml NaOH x M NaOH x BM x 100 berat sampel x 1000 Keterangan: % FFA : Kadar asam lemak bebas ml NaOH : Volume titran NaOH M NaOH : Molaritas larutan NaOH (mol/l) BM : Berat molekul asam leak merek bimoli (asam lemak palmitat) 256 g/mol D. Teknik Pengumpulan Data Data diperoleh dari pengamatan dan perhitungan pada setiap uji dan proses pemurnian yang dilakukan. E. Teknik Analisis Data Analisis data menggunakan selisih kenaikan ataupun penurunan dari masing-masing parameter kualitas minyak, dari hasil yang diperoleh akan dapat dilihat efektifitas penggunaan adsorben arang aktif ampas tebu dalam meningkatkan kualitas minyak goreng bekas. Data hasil penelitian disajikan secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel, selanjutnya hasil akhir dari penentuan bilangan peroksida dan asam lemak bebas pada minyak goreng bekas dibandingkan dengan standar mutu minyak goreng berdasarkan SNI. Kesimpulan data hasil penelitian disajikan dalam bentuk grafik sehingga perbandingan data hasil dari masing-masing proses pemurnian dapat diterangkan dengan lebih jelas.akhirnya ditarik kesimpulan hasil penelitian yang didapatkan.