BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Setiap Kantor Akuntan

Kredit Macet Rp 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat Selasa, 18 Mei :37 WIB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Perkembangan bisnis dan ekonomi Indonesia diera globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya dari klien. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja auditor harus berpedoman pada Standar Profesional

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas untuk setiap tahunnya. Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan publik. Dari profesi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, karena tugas dari akuntan publik yaitu memeriksa dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjalankan suatu profesi juga dikenal adanya etika profesi.

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak terjadi kasus-kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan-perusahaan yang sudah go public dapat memicu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Jika perusahaan-perusahaan di suatu negara berkembang sangat

BABl PENDAHULUAN. Auditing internal adalah sebuah fungsi penilaian independen yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Bagi para pengguna laporan keuangan, profesi akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang. berkepentingan (Boynton et al.,2001) dalam (Junaidi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak lain diluar

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja dengan pendekatan good governance. Semua aspek pemerintahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. FASB (Financial Accounting Standard Board) mengungkapkan ada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

ABSTRAK. Kata kunci: obedience pressure, kompleksitas tugas, senioritas auditor, audit judgment

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

Standar Audit SA 220. Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelewengan dan penyalahgunaan yang terjadi terhadap aset-aset yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

ABSTRAK. Kata kunci : tekanan ketaatan, independensi, pengalaman kerja, locus of control, audit judgment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik bertanggung jawab untuk memeriksa kesesuaian laporan

BAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tuanakotta, 2013:7) (Tuanakotta, 2013:113) (Sukrisno, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Profesi auditor tidak terlepas dari perkembangan

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) di Wilayah Jawa Barat khususnya Bandung. Ada 29 KAP di wilayah Bandung yang aktif sesuai data IAPI tahun 2015 (terlampir). Alasan peneliti memilih KAP di Bandung sebagai objek penelitian adalah dengan jumlah KAP di Bandung yang banyak oleh karena itu, peneliti sudah mendapat sampel yang memadai untuk penelitian. Peneliti akan menyebar kuesioner adalah sebanyak 87 kuesioner untuk 29 KAP yang terdaftar di wilayah Bandung. Namun sampel yang didapat pada penelitian ini sebanyak 54 responden, dengan pengembalian minimal yaitu sebanyak 35 responden. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang menyediakan jasa audit serta jasa atestasi dan assurance lainnya. Jasa-jasa tambahan yang biasanya diberikan oleh KAP meliputi jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, serta jasa konsultasi manajemen. KAP terus mengembangkan produk dan jasa baru, termasuk perencanaan keuangan, penilaian usaha, akuntansi forensik, audit internal yang di subkontrakkan (outsourching), serta jasa penasihat teknologi informasi (Arens, 2011:34). KAP menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011. Menurut Tuanakotta (2015:10) a kuntan publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa-jasa sebagaimana diatur dalam undangundang. Akuntan Publik menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 menjelaskan bahwa jenis jasa yang diberikan oleh Akuntan Publik terdiri 1

dari jasa assurance dan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Menurut Arens et. al. (2011: 37) a kuntan publik terdaftar dibangun dengan struktur organisasional yang terdiri atas: 1. Asisten Staf Kerap kali melakukan tugas-tugas audit yang rinci, namun mereka mempunyai pengalaman yang sangat terbatas sehingga perlu diteliti. 2. Auditor senior atau penanggung jawab Mengoordinasikan dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan audit, termasuk mengawasi dan mereview pekerjaan staf. 3. Manajer Membantu penanggung jawab merencanakan dan mengelola audit, mereview pekerjaan penanggung jawab, serta membina hubungan dengan klien. Seorang manajer mungkin bertanggung jawab atas lebih dari satu penugasan pada saat yang sama. 4. Rekan ( partner ) Mereview keseluruhan pekerjaan audit dan terlibat dalam keputusankeputusan audit yang signifikan. Seorang partner adalah pemilik KAP dan karenanya mengemban tanggung jawab akhir dalam melaksanakan audit dan melayani klien. Perkembangan dunia usaha di Bandung sangat pesat dibuktikan dengan Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia. Banyak perusahaanperusahaan dari berbagai industri yang berdiri di kota Bandung mulai perusahaan kecil, menengah hingga perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan tersebut akan menghasilkan laporan keuangan baik laporan keuangan yang sederhana untuk perusahaan kecil maupun perusahaan besar dimana laporan keuangannya yang lebih kompleks karena mengandung informasi yang lebih rinci. Hal ini disebabkan karena jumlah modal yang digunakan untuk menjalankan operasional perusahaan dan pengguna informasi laporan keuangan perusahaan besar jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengguna informasi untuk perusahaan kecil. Untuk memenuhi kebutuhan para pengguna informasi yang wajar maka dibutuhkan dua 2

pihak yang dianggap berkompeten dan independen agar memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan untuk memberikan keyakinan kepada para pengguna informasi laporan keuangan bahwasanya laporan yang disajikan telah benar dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh manajemen maupun para pengguna informasi laporan keuangan (http://bisnisukm.com/kota-bandung). Berdasarkan hal tersebut, maka jasa audit sangat diperlukan dan dibutuhkan di kota Bandung. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bandung sebagai unit analisis untuk mengetahui kondisi independensi auditor, tekanan anggaran waktu, dan kualitas audit pada KAP di wilayah Bandung, serta menguji apakah independensi auditor dan tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. 1.2 Latar Belakang Penelitian Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Masyarakat mengharapkan profesi akuntan publik melakukan penilaian bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002 dalam Nirmala dan Cahyonowati, 2013). Profesi akuntan publik bertanggung jawab terhadap keandalan laporan keuangan perusahaan dalam melakukan audit. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens et al, 2011:4). Perusahaan harus kritis dalam memilih KAP untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya, oleh karena itu, seorang akuntan publik seharusnya memperhatikan kualitas auditnya. Kualitas audit adalah seberapa baik proses audit mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan. Aspek yang dideteksi adalah refleksi dari kompetensi auditor, sedangkan pelaporan adalah refleksi etika atau integritas audit, khususnya independensi (Arens et al., 2011:105). Menurut Rosnidah, dkk (2010) kualitas audit adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga mampu mengungkapkan dan 3

melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh klien. Melaporkan pelanggaran klien merupakan sikap independensi yang harus dimiliki oleh auditor. Fenomena terkait dengan kualitas audit salah satunya adalah kasus yang terjadi pada Hambalang menyebutkan Badan Pemeriksa Keuangan menduga telah terjadi pelanggaran standar akuntansi dalam laporan keuangan proyek Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olah Raga Nasional di Desa Hambalang. Permasalahan yaitu draft hasil pemeriksaan audit berbeda dengan laporan audit yang dikeluarkan. Laporan keuangan diaudit oleh kantor akuntan publik RSM AAH yang melakukan audit atas laporan keuangan konsolidasi Adhi Karya pada 2011. Menurut Ruki selaku ketua Tim Pemeriksa Audit Investigasi oleh BPK menyebutkan bahwa pada laporan audit pertama ada diagram yang menggambarkan aliran dana proyek Hambalang yang melibatkan Kementerian Olahraga serta sejumlah perusahaan kontraktor dan subkontraktor seperti Adhi Karya, Wijaya Karya, dan Duta Sari Citra Laras. Ternyata didalam bagian kesimpulan laporan audit investigasi Hambalang tidak ada nama-nama yang seharusnya tercantum, yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng (AM), Manajemen dari Adhi Karya, Wijaya Karya dan Duta Sari Citra Laras. Menurut Ruki, sebagai Menteri, AM tentu mengetahui banyak tentang proyek Hambalang sehingga harus bertanggung jawab atas terjadinya berbagai penyimpangan dalam proyek tersebut. Selain itu BPK menemukan penyimpangan antara lain surat palsu terkait tanah untuk proyek itu, penggelembungan dana proyek dari sekitar Rp 200 Milyar menjadi Rp 2,4 Triliun yang tidak sesuai spesifikasi dan peruntukannya, perubahan penganggaran proyek menjadi tahun jamak, dan mengalirnya uang muka proyek ke sejumlah perusahaan kontraktor. Berdasarkan kasus tersebut Ruki menyebut adanya sejumlah kemungkinan. Pertama tim auditor tidak memiliki bukti-bukti keterlibatan Menpora dan perusahaan kontraktor tersebut dalam penyelewengan dana proyek Hambalang. Namun, kemungkinan ini sangat kecil mengingat pada berkas hasil pemeriksaan sudah ditemukan indikasi keterlibatan mereka. Kemungkinan kedua, adanya intervensi dari pihak-pihak tertentu terhadap para auditor namun belum 4

diketahui siapa pihak yang mengintervensi dan siapa pihak yang diintervensi (www.nasional.news.viva.co.id, 24 Agustus 2013). Berdasarkan dari kasus tersebut KAP RSM AAH tidak dapat menemukan adanya surat palsu terkait tanah dan penggelembungan dana proyek dan kemungkinan tim auditor tidak memiliki bukti-bukti keterlibatan Menpora dan perusahaan kontraktor tersebut dalam penyelewengan dana proyek Hambalang. Sedangkan pada audit investigasi oleh BPK dapat mengungkap temuan tersebut. Sehingga sangat jelas adanya bukti-bukti yang tidak diungkapkan dalam laporan auditnya. Akuntan publik tidak mampu mengungkapkan adanya temuan yang terjadi pada kasus tersebut, sehingga kualitas audit yang dihasilkan rendah dan sikap independensi akuntan publik diragukan karena adanya hal tersebut. Kasus kualitas audit yang rendah pada kasus Hambalang, mungkin saja bisa terjadi pada KAP di wilayah Bandung, karena auditor yang berada pada KAP di wilayah Bandung tidak akan mengaudit di satu kota saja, melainkan audior bisa mengaudit untuk seluruh daerah di Indonesia. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kualitas audit yang dihasilkan pada KAP di wilayah Bandung dan faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, maka penelitian ini memilih objek penelitian KAP di wilayah Bandung sebagai objek yang akan diteliti. Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya (Mulyadi, 2011:26). Independensi auditor menurut Arens et. al (2010:134) adalah sebuah sikap mental yang berisi pengambilan sudut pandang auditor dalam pemeriksaan selama akumulasi dan pengevaluasian bukti. Menurut Mautz dan Sharaf (1993) dalam Sarwoko (2014), independensi adalah sebuah sikap mental yang bebas dari pengaruh pihak lain, yang tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak tergantung pada pihak lain. Independensi auditor berarti adanya kejujuran auditor dalam mengingat fakta, dan memihak sesuai kenyataan untuk tujuan pertimbangan dalam perumusan dan mengungkapkan opini. 5

Berdasarkan pengertian sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa independensi auditor adalah sikap di mana auditor tidak dapat dipengaruhi oleh pihak lain selama pemeriksaan serta dalam mengungkapkan opininya. Permasalahan mengenai independensi auditor di Indonesia dapat dilihat dari kasus yang terjadi pada perusahaan Raden Motor dengan seorang akuntan publik Biasa Sitepu pada tahun 2010. Hal ini terungkap setelah pihak Kejati Jambi mengungkap kasus dugaan korupsi tersebut pada kredit macet untuk pengembangan usaha di bidang otomotif. Hasil pemeriksaan keterangan tersangka mengungkap ada kesalahan dalam laporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam mengajukan pinjaman ke BRI. Ada empat kegiatan data laporan keuangan yang tidak dibuat dalam laporan tersebut oleh akuntan publik, sehingga terjadilah kesalahan dalam proses kredit dan ditemukan dugaan korupsinya. Fitri Susanti, kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI yang terlibat kasus itu, Selasa (18/05/2010) mengatakan, setelah kliennya diperiksa keterangannya dengan para saksi, terungkap ada dugaan kuat keterlibatan dari Biasa Sitepu sebagai akuntan publik dalam kasus ini (Kompas.com, 18 Mei 2010). Pada kasus ini akuntan publik Biasa Sitepu dituduh melanggar prinsip kode etik. Biasa Sitepu telah melanggar beberapa prinsip kode etik salah satunya tidak dapat menjaga independensinya, mudah dipengaruhi oleh pihak lain dan bersikap tidak jujur dengan membuat laporan yang tidak sesuai dan tidak lengkap dibandingkan laporan keuangan yang semestinya. Selain itu tindakan yang dilakukan oleh Biasa Sitepu mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat atas profesi akuntan publik. Kasus auditor yang tidak independen di Jambi, mungkin saja bisa terjadi pada KAP di wilayah Bandung, karena auditor yang berada pada KAP di wilayah Bandung tidak akan mengaudit di satu kota saja, melainkan audior bisa mengaudit untuk seluruh daerah di Indonesia. Berdasarkan fenomena di atas, untuk mengetahui bagaimana sikap independensi auditor di wilayah Bandung serta bagaimana pengaruh independensi auditor tersebut terhadap kualitas audit yang dihasilkannya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pada objek penelitian KAP yang berada di wilayah Bandung. 6

Selain independensi auditor, tekanan anggaran waktu (time budget pressure) juga mempengaruhi kualitas audit. Nirmala dan Cahyonowati (2013) menyatakan bahwa tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran yang sangat ketat dan kaku. Tekanan anggaran waktu adalah anggaran waktu yang ketat dalam menyelesaikan audit dengan prosedur audit yang seharusnya. Tekanan anggaran waktu yang dimiliki auditor dalam melakukan audit sangat mempengaruhi kualitas audit. Menurut Kurnia, dkk (2014), tingginya tingkat tekanan waktu anggaran pada auditor, dan banyak auditor telah beberapa kali melakukan praktek mengurangi kualitas audit yang berpotensi memiliki implikasi untuk fungsi kualitas audit. Menurut penelitian yang dilakukan Kelly et.al (2005) dalam Hutabarat (2012) menemukan bahwa 31 persen auditor senior mengalami tekanan anggaran waktu dan 41 persen staf auditor dilaporkan mengalami tekanan anggaran waktu dan tekanan anggaran waktu menyebabkan penurunan kualitas audit. Adanya tekanan anggaran waktu yang memadai, auditor dapat memeriksa suatu laporan dengan baik sehingga mengurangi terjadinya salah saji yang bersifat material. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda (inkonsistensi hasil), dianta ranya penelitian yang dilakukan oleh Ningsih dan Yaniartha (2013) yang menyebutkan bahwa time budget pressure berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh negatif berarti tekanan anggaran waktu memiliki pengaruh terbalik yaitu semakin tinggi tekanan anggaran waktu maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin menurun. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Oklivia dan Marlinah (2014) yang menyebutkan bahwa tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, artinya bahwa tekanan anggaran waktu hanya salah satu dari beberapa faktor untuk kejadian penurunan kualitas audit. Tekanan anggaran waktu pada KAP di wilayah Bandung pasti terjadi, karena tekanan anggaran waktu merupakan anggaran waktu yang harus dicapai oleh auditor dalam melakukan audit, jika tidak adanya tekanan anggaran waktu maka kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor akan rendah dan hasil audit akan dilaporkan tidak tepat pada waktunya. Berdasarkan konteks di atas, 7

maka timbul pertanyaan bagaimana tekanan anggaran waktu pada KAP di wilayah bandung, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Telah banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai kualitas audit, seperti penelitian yang dilakukan oleh Oklivia dan Marlinah (2014) yang menyatakan bahwa independensi auditor dan tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitian menurut Nirmala dan Cahyonowati (2013) menunjukkan hasil penelitian bahwa independensi auditor secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas audit dan tekanan anggaran waktu secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian Nirmala dan Cahyonowati ini didukung oleh penelitian Kurnia, dkk (2014), Ningsih dan Yaniartha (2014). Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan adanya inkonsistensi dari hasil penelitian sebelumnya, maka penelitian mengenai kualitas audit perlu dilakukan dan dari titik tolak tersebut peneliti memilih judul: PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung). Sedangkan faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini adalah independensi auditor, tekanan anggaran waktu, dan kualitas audit. 1.3 Perumusan Masalah Kualitas audit adalah seberapa baik proses audit mendeteksi dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan. Mendeteksi dan melaporkan salah saji material merupakan sikap independensi yang harus dimiliki oleh auditor. Kualitas audit juga dipengaruhi oleh tekanan anggaran waktu yang diberikan oleh auditee dan atasan kepada auditor. Tingginya tingkat tekanan waktu anggaran pada auditor, dan banyak auditor telah beberapa kali melakukan praktek mengurangi kualitas audit yang berpotensi memiliki implikasi untuk fungsi kualitas audit. Berdasarkan fenomena yang terjadi di Indonesia kualitas audit sering diragukan dan dipertanyakan karena adanya auditor yang tidak independen dan tekanan anggaran waktu yang ketat, sehingga pendeteksian dan pelaporan salah saji 8

material yang dilakukan oleh auditor dalam laporan keuangan tidak dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit belum dipahami secara baik oleh auditor dan masih adanya inkonsistensi dari penelitian terdahulu. Auditor harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit sehingga kualitas audit tidak diragukan dan tidak mengandung unsur kecurangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi independensi auditor, tekanan anggaran waktu, dan kualitas audit pada KAP di wilayah Bandung, serta pengaruh independensi auditor dan tekanan anggran waktu terhadap kualitas audit pada KAP di wilayah Bandung. Beberapa faktor yang memperngaruhi kualitas audit yang diambil untuk dikaji dalam penelitian ini adalah independensi auditor dan tekanan tekanan anggaran waktu. 1.4 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pada latar belakang penelitian mengenai pengaruh independensi auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit, maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian, diantaranya sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi independensi auditor, tekanan anggaran waktu, dan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung? 2. Bagaimana pengaruh independensi auditor dan tekanan anggaran waktu secara simultan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung? 3. Bagaimana pengaruh independensi auditor secara parsial terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung? 4. Bagaimana pengaruh tekanan anggaran waktu secara parsial terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung? 9

1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pertanyaan penelitian mengenai pengaruh independensi auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi independensi auditor, tekanan anggaran waktu, dan kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor dan tekanan anggaran waktu secara simultan terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. 3. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor secara parsial terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh tekanan anggaran waktu secara parsial terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Bandung. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis terhadap berbagai pihak manapun, adapun manfaat yang diberikan oleh penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.6.1 Aspek Teoritis Manfaat teoritis yang ingin dicapai dari pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi pihak akademis Peneliti mengharapakan penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai penelitian akuntansi khususnya bagian auditing yang menyangkut dengan hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Bagi pihak peneliti selanjutnya Peneliti mengaharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai hal-hal yang berpengaruh terhadap kualitas audit. 10

1.6.2 Aspek Praktis Manfaat praktis yang ingin dicapai dari pengembangan pengetahuan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi eksternal auditor Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk menjadi bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas auditnya. 2. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh pimpinan Kantor Akuntan Publik sebagai masukan dalam rangka menjaga dan meningkatkan standar kualitas audit bagi Kantor Akuntan Publik. 1.7 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah tentang bagaimana pengaruh independensi auditor dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan objek penelitian pada auditor yang berada pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung. Menurut data keanggotaan IAPI selain Jakarta dan Surabaya, Bandung merupakan wilayah yang mempunyai jumlah KAP yang besar. Variabel dari penelitian ini adalah independensi auditor, tekanan anggaran waktu dan kualitas audit. Independensi auditor adalah sikap dimana auditor tidak dapat dipengaruhi oleh pihak lain selama pemeriksaan serta dalam mengungkapkan opininya. Auditor yang independen mampu mengemukakan kesalahan atau kecurangan yang terjadi atau yang mungkin dilakukan oleh pihak manjamen pada suatu entitas atau perusahaan. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran yang sangat ketat dan kaku. Tekanan anggaran waktu yang dimiliki auditor dalam melakukan audit sangat mempengaruhi kualitas audit. Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini hanya meniliti bagaimana pengaruh independensi dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit pada objek penilitian di KAP wilayah Bandung dan sampel penelitiannya adalah auditor yang bekerja pada KAP di wilayah Bandung. 11

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Tugas akhir ini ditulis dalam lima bab yang mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran objek penelitian, latar belakang penelitian yang berisikan fenomena yang diangkat oleh peneliti menjadi isu penting yang layak untuk diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian secara teoritis dan praktis dan terakhir adalah mengenai sistematika tugas akhir yang menjalaskan secara ringkas dan jelas isi dari masing-masing setiap bab. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN RUANG LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisikan penjelasan mengenai tinjauan pustaka yang dijadikan dasar penelitian terlebih dahulu oleh peneliti, penelitian terdahulu yang dijadikan acuan penelitian oleh peneliti, serta kerangka teoritis yang membahas pola pikir yang menggambarkan masalah penelitian dan pedoman untuk pengujian. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian-penelitian sebelumnya yang dikaitkan dengan kerangka pemikiran teoritis, maka diajukan hipotesis penelitian yang akan diuji pada hasil dan pembahasan. Bab ini diakhiri dengan penjelasan ruang lingkup penelitian yang menjelaskan secara rinci batasan dan cakupan penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan tentang pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjelaskan masalah penelitian yang menguraikan tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas dan teknik analisis data. 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang langkah-langkah analisis data dan hasil analisis data yang telah diperoleh menggunakan alat analisis yang diperlukan serta pembahasan atas hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini berisikan mengenai kesimpulan peneliti yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, yang juga disertakan saran yang berguna bagi peniliti selanjutnya. 13