KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK.BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

Standar Ketenagakerjaan Internasional tentang Kesetaraan dan Non Diskriminasi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II RUANG LINGKUP INSTANSI

I. PENDAHULUAN. Dalam hubungan industrial di Indonesia, setiap permasalahan yang terjadi di tingkat perusahaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG

COMPANY POLICY OF EMPLOYMENTS 2016

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 ) DAN HUKUM KETENAGAKERJAAN

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

2. Konsep dan prinsip

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur yang merata, materiil dan sepiritual serta guna peningkatan. termasuk perubahan dalam pengambilan keputusan oleh

(Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999)

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1999) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH : HUKUM PERBURUHAN & KETENAGAKERJAAN

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 012/PUU-I/2003

PUTUSAN Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG KOMITE AKSI ACEH PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

KODE ETIK PEMASOK 1. UPAH YANG DI BAYARKAN CUKUP UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak: Kasus Hak Buruh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

PPHI H. Perburuhan by DR. Agusmidah, SH, M.Hum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

P U T U S A N. Perkara Nomor 007/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja.

BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

Discrimination and Equality of Employment

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

FAQ HAK PEKERJA MELAKUKAN AKSI UNJUK RASA 1

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah suatu sistem kaidah-kaidah yang berisikan patokan-patokan perilaku, pada

Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 dengan UU No. 1 Tahun 2000 sebagai Politik Hukum Nasional untuk Mewujudkan Perlindungan Anak

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENEGAKAN HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA KETENAGAKERJAAN MELALUI PERADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL. Yati Nurhayati ABSTRAK

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Anda Stakeholders? Yuk, Pelajari Seluk- Beluk Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Hubungan Industrial

KONVENSI MENGENAI DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

Transkripsi:

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA Disampaikan pada acara : Pelatihan Teknis Calon Hakim Ad-Hoc Perselisihan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Hubungan Industrial dan Mahkamah Agung Hotel Bidakara, 3 s/d 20 Oktober 2005 Oleh : MYRA M. HANARTANI Kepala Biro Hukum Depnakertrans 1 TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP ILO perdamaian abadi hanya dapat diperoleh apabila dilandasi oleh keadilan sosial; buruh/pekerja bukanlah komoditas; kemerdekaan menyatakan pendapat dan berkumpul merupakan hal yang mendasar untuk kemajuan yang berkelanjutan; semua manusia, tanpa memandang ras, kepercayaan atau jenis kelamin mempunyai kesempatan yang sama untuk mewujudkan kesejahteraan jasmani maupun rohani. 2 1

Fungsi ILO sebagai : Lembaga yang membentuk standar perburuhan internasional. Lembaga yang memfasilitasi kerjasama internasional. Struktur ILO %& ' ()*! "# $ 2

INSTRUMEN ILO! " " # % %&% %!'!&'!!! "%!" (!) *** * +, -./01, -.2/3 %*+ +, -.421, -.563 %* +, -.5661, -.5553 -+, -.57/1, -.5/4. $ 3

PHILOSOFI ERA REFORMASI : Penghargaan terhadap hak-hak azasi manusia; Partisipasi masyarakat dalam mengambil keputusan. 7 1. Kebebasan berserikat dan perlindungan hak melakukan perundingan. Konvensi No. 87 (diratifikasi melalui Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998). Konvensi No. 98 (diratifikasi melalui Undang-undang No. 18 Tahun 1956). 4

ISU POKOK KONVENSI KEBEBASAN BERSERIKAT 1. Hak untuk mendirikan atau bergabung dengan organisasi pilihan sendiri. 2. Hak mengelola dan membuat anggaran dasar sendiri. 3. Tidak dapat dibubarkan atau dilarang oleh pemerintah. 4. Pengaturan tersendiri bagi polisi dan angkatan bersenjata. 5. Perlindungan dari tindakan anti serikat buruh. 9 2. Penghapusan segala bentuk kerja paksa atau kerja yang diharuskan. a. Konvensi No. 29 (diratifikasi pada jaman Belanda dengan Stbl. No. 26, 1933). b. Konvensi No. 105 (diratifikasi berdasarkan Undang-undang No. 19 Tahun 1999). 10 5

ISU POKOK KONVENSI KERJA PAKSA 1. Definisi kerja paksa adalah semua pekerjaan atau jasa dengan ancaman hukuman dan tidak secara sukarela. 2. Tidak termasuk kerja paksa : a. wajib militer dengan undang-undang. b. kewajiban yang biasa dilakukan warga negara c. pekerjaan atas perintah pengadilan. d. pekerjaan dalam keadaan darurat. e. tugas kemasyarakatan. 11 3. Bentuk kerja paksa atau wajib kerja : a. sebagai alat penekanan politik atau hukuman atau pengungkapan pandangan politik atau ideologi yang bertentangan dengan sistem politik, sosial dan ekonomi yang berlaku. b. penggunaan tenaga kerja untuk tujuan pembangunan ekonomi. c. sebagai cara mendisiplinkan pekerja. d. sebagai hukuman akibat pemogokan. e. sebagai perlakuan diskriminatif. 12 6

3. Larangan untuk mempekerjakan pekerja anak. a. Konvensi No. 138 (diratifikasi berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999). b. Konvensi No. 182 (diratifikasi berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000. 13 ISU POKOK KONVENSI PEKERJA ANAK Usia minimum untuk bekerja adalah 15 tahun. Pengecualian bagi anak usia 13-15 tahun dapat diperbolehkan bekerja dengan syarat tidak berbahaya bagi kesehatan dan perkembangannya serta tidak mengganggu proses belajar anak. Sedangkan bagi yang berusia 16 tahun keatas (orang muda) dapat diperbolehkan bekerja dengan syarat tidak berbahaya bagi kesehatan, keselamatan dan moral serta sesuai dengan kurikulum sekolah 14 7

PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK (untuk anak dibawah usia 18 tahun) : Segala bentuk perbudakan, perdagangan anak, kerja paksa,termasuk pengerahan anak yang dimanfaatkan dalam konflik bersenjata; Pemanfaatan anak untuk pelacuran, dan produksi serta pertunjukan pornografi; Pemanfaatan anak untuk kegiatan produksi dan perdagangan obat-obatan; Pekerjaan yang sifat dan lingkungannya membahayakan kesehatan, keselamatan dan moral anak. 15 4. Penghapusan segala bentuk diskriminasi tenaga kerja. a. Konvensi No. 100 (diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 80 Tahun 1957). b. Konvensi No. 111 (diratifikasi dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1999). 16 8

ISU POKOK KONVENSI DISKRIMINASI 1. Pengupahan yang sama bagi buruh lakilaki dan perempuan untuk jenis pekerjaan yang sama nilainya. 2. Pelaksanaan melalui : a.uu atau peraturan nasional b.badan penetapan upah. c.perjanjian kerja bersama. d.gabungan cara-cara tersebut di atas. 17 DISKRIMINASI : Setiap pembedaan, pengecualian, atau pengutamaan atas dasar ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, keyakinan politik, kebangsaan, atau asal usul sosial yang berakibat meniadakan atau mengurangi persamaan kesempatan atau perlakuan dalam pekerjaan atau jabatan. 18 9

PENERAPAN KONVENSI DASAR ILO DI INDONESIA. Paket reformasi hukum perburuhan : 1. UU No. 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. 2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. 3. UU No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. 19 HAL-HAL YANG PERLU DICERMATI : Perumusan yang sederhana; Pencerminan prinsip universalitas; Penerapan yang fleksibel. 20 10

21 11