Analisis Pengenalan Motif Songket Palembang Menggunakan Algoritma Propagasi Balik

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian untuk pengenalan nama objek dua dimensi pada citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

Karakteristik Spesifikasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 merupakan desain penelitian yang akan digunakan pada

Oleh: Angger Gusti Zamzany( ) Dosen Pembimbing: Dr. Dwi Ratna Sulistyaningrum, S.Si, M.T.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Generalisasi =

Aplikasi yang dibuat adalah aplikasi untuk menghitung. prediksi jumlah dalam hal ini diambil studi kasus data balita

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

ANALISIS DEKOMPOSISI WAVELET PADA PENGENALAN POLA LURIK DENGAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

Perbandingan Metode Sobel, Metode Prewitt dan Metode Robert Untuk Deteksi Tepi Objek Pada Aplikasi Pengenalan Bentuk Berbasis Citra Digital

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

PERBANDINGAN ANALISIS PENGENALAN HURUF ARAB MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DAN K-NEAREST NEIGHBOR

Gambar 3.1 Desain Penelitian

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

Aplikasi Jaringan Saraf Tiruan Sebagai Penterjemah Karakter Braille Ke Bentuk Abjad

ANALISIS JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH RESERVASI KAMAR HOTEL DENGAN METODE BACKPROPAGATION (Studi Kasus Hotel Grand Zuri Padang)

Penggunaan Jaringan Syaraf Tiruanuntuk Membaca Karakter pada Formulir Nilai Mata Kuliah

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Oleh: Ulir Rohwana ( ) Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. M. Isa Irawan, M.T.

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK DALAM PREDIKSI PERSEDIAAN TERNAK SAPI POTONG ( STUDI KASUS DI WILAYAH SUMATERA BARAT )

Jl. Raya Dukuhwaluh Purwokerto )

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian penerapan metode Jaringan Syaraf Tiruan Learning Vector

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KLASIFIKASI POLA UKIR KAYU JEPARA BERDASARKAN DETEKSI TEPI BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan sejumlah pendekatan selama bertahun-tahun. Klasifikasi

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Digital Watermarking Untuk Melindungi Informasi Informasi Multimedia Dengan Metode Fast Fourier Transform (FFT)

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

1. Pendahuluan Perumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, masalah yang dapat dirumuskan adalah:

IDENTIFIKASI VARIETAS UNGGUL BENIH KEDELAI BERDASARKAN WARNA DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

HALAMAN SAMPUL SKRIPSI PENGENALAN POLA TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA BACK PROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian sistem biometrika adalah face recognition (pengenalan wajah). Sistem

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK PENGENALAN WAJAH METODE EKSTRAKSI FITUR Sigit Kusmaryanto Teknok Elektro FTUB,

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1-6 1

IDENTIFIKASI PEMBUAT TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN HAAR WAVELET DAN ALGORITMA PROPAGASI BALIK LEVENBERG MARQUARDT

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

PENGENALAN HURUF DAN ANGKA PADA CITRA BITMAP DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PROPAGASI BALIK

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1 : Ilustrasi jaringan syaraf manusia yang diadaptasi untuk ANN (Kriesel, 2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang revelan dengan penelitian yang akan. antara metode Kohonen Neural Network dengan metode Learning ng Vector

BAB III PERANCANGAN SISTEM

i. Perangkat Keras Prosesor Intel Pentium(R) Dual-Core CPU 2.20 GHz

SIMULASI PENGENALAN TULISAN MENGGUNAKAN LVQ (LEARNING VECTOR QUANTIZATION )

IDENTIFIKASI POLA IRIS MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

PREDIKSI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI PADA PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK

UJM 3 (1) (2014) UNNES Journal of Mathematics.

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENALAN POLA TANDA TANGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN INVARIAN DAN RADIAL BASIS FUNCTION (RBF)

IDENTIFIKASI KEASLIAN MATA UANG RUPIAH MELALUI INVISIBLE INK BERBASIS FOURIER TRANSFORM MENGGUNAKAN NEURAL LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

LAPORAN SKRIPSI DETEKSI KANKER OTAK PADA DATA MRI MELALUI JARINGAN SYARAF TIRUAN DENGAN EKSTRAKSI FITUR DISCRETE WAVELET TRANSFORM

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN METODE PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA NOTASI

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan deteksi penyakit pada daun rose dengan menggunakan metode ANN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengenalan kata merupakan salah satu fungsi dari

Transkripsi:

Analisis Pengenalan Motif Songket Palembang Menggunakan Algoritma Propagasi Balik Andra Riztyan (andra.riztyan@gmail.com), Rezi Berli Dariska (rezi.ezzy@gmail.com) Ir. Rusbandi, M.Eng (rusbandi@gmail.com), Willy, S.Kom (dominikuswilly@yahoo.com) Jurusan Teknik Informatika STMIK MDP Abstrak: Pengenalan pola (Pattern Recognition) dalam menganalisis motif Songket Palembang erat kaitannya dengan jaringan saraf tiruan. Metode untuk mendapatkan fitur yaitu dengan menggunakan Discrete Wavelet Transform yang merupakan tahap ekstraksi fitur, dan untuk mengidentifikasi motif diperlukan fitur energi berupa koefisien yang merupakan ciri dari bidang wavelet yang telah didekomposisi. Metodologi pengembangan system menggunakan pendekatan model iterative. Dalam analisis ini diimplementasikan dengan menggunakan jaringan saraf tiruan algoritma propagasi balik (Backpropagation). Sistem pengenalan motif Songket Palembang memperoleh kemampuan deteksinya dengan cara belajar dari data pelatihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi dari pengenalan motif Songket Palembang tergantung pada jenis motif Songket yang digunakan dalam pelatihan dan pengujian, serta nilai dari dekomposisi pada Wavelet dan arsitektur jaringan saraf tiruannya. Kata Kunci: Pengenalan pola, Discrete Wavelet Transform, Jaringan Saraf Tiruan, Propagasi Balik. Abstract: Pattern Recognition in analyzing the Pattern of Palembang s Songket closely related to Artificial Neural Network. The method to get feature by using the Discrete Wavelet Transform which is as a step of feature extraction, and to identify patterns need energy feature in the form of coefficient that is characteristic of the wavelet area that has been decomposed. Methodology of System Development using iterative modeling approach. In this analysis implemented Artificial Neural Network using Backpropagation algorithm. The system of Palembang s Songket pattern recognition acquire its detection capabilities by learning from training data. The result of research indicates that the accuracy of the Palembang s Songket pattern recognition depending on the type of songket patterns used in training and testing, as well as the value of the wavelet decomposition and the architecture of Artificial Neural Network Key Words: Pattern Recognition, Discrete Backpropagation. Wavelet Transform, Artificial Neural Network, 1 PENDAHULUAN Songket merupakan jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket ditenun menggunakan tangan dengan benang emas dan perak, serta pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Songket Palembang sendiri merupakan jenis songket yang terkenal dibandingkan kain tenunan sejenis dari daerah lainnya. Dalam satu jenis songket sendiri memiliki beberapa bagian, namun untuk mengenali satu songket dengan songket yang lain berdasarkan motifnya bisa dilihat pada kembang tengahnya. Oleh karenanya pada skripsi ini penulis akan mengembangkan aplikasi untuk menganalisis pengenalan motif songket Palembang menggunakan algoritma propagasi balik. 2 LANDASAN TEORI 2.1 Songket Yudhy Syarofie (2007), arti songket secara resmi hingga kini belum ada. Namun, beberapa sumber memberikan penjelasan yang mengarah kepada pengertian kertabahasa, Songket menurut sumber ini berasal dari kata disongsong dan diteket. Kata teket dalam bahasa Palembang lama berarti sulam. Kata itu mengacu pada proses penenunan yang Hal - 1

pemasukan benang dan peralatan pendukung lainnya ke longsen dilakukan dengan carai diterima atau disongsong. Secara garis besar, motif songket Palembang terdiri dari 7 (tujuh) bagian, yaitu secara berurutan dari motif terluar hingga terdalam dikelilingi tretes, umpak ujung, pengapit, tawur, umpak bangkot, ombak, dan kembang tengah atau motif inti. Pada analisis ini, penulis mengambil di motif inti untuk mengenali nama motif tersebut. Adapun motif songket yang diuji pada penelitian ini, yaitu : Tabel 1: Motif Berdasarkan Kembang Tengah dimensi) yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk visual kaya informasi. Meskipun sebuah citra kaya informasi namun seringkali citra mengalami penurunan mutu, misalnya mengandung cacat atau derau (noise), warnanya terlalu kontras, kurang tajam, dan sebagainya. Tentunya citra semacam ini menjadi sulit diinterpretasi karena informasi yang disampaikan oleh citra tersebut menjadi berkurang. Agar citra yang mengalami gangguan mudah diinterpretasi, maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra lain yang kualitasnya lebih baik. No Nama Songket 1 Bintang Berante 2 Cantik Manis 3 Kenango Makan Ulet Gambar 2.4 Jaringan Saraf Tiruan (Artifical Neural Network) Jaringan Saraf Tiruan (JST) merupakan suatu sistem pemrosesan informasi yang mempunya karakteristik menyerupai jaringan saraf biologi. Cara kerja JST seperti cara kerja manusia, yaitu belajar melalui contoh. 4 Nago Besaung 5 Nampan Perak 2.2 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan berasal dari bahasa Inggris Artificial Intelligence atau disingkat AI, yaitu intelligence berarti cerdas, sedangkan artificial berarti buatan. Menurut Winston dan Predergast (1984), tujuan dari kecerdasan buatan adalah : a. Membuat mesin menjadi lebih pintar b. Memahami apa itu kecerdasan c. Membuat mesin lebih bermanfaat. 2.3 Pengolahan Citra (Image Processing) Menurut Rinaldi Munir (2004), citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua Gambar 1: Arsitektur Jaringan Saraf Tiruan JST ditentukan oleh 3 (tiga) hal : a. Pola hubungan antar neuron b. Metode untuk menentukan bobot penghubung c. Fungsi aktivasi Fungsi aktivasi digunakan pada perhitungan input yang diterima neuron, setelah itu diteruskan ke neuron berikutnya. Fungsi aktivasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Sigmoid Biner, merupakan fungsi biner Hal - 2

yang memiliki rentang 0 s/d 1 dengan rumusan sebagai berikut : f(x) = f(x) 1 1 + exp ( x) 0 x Gambar 2. Fungsi aktivasi Sigmoid biner pada rentang 0 s/d 1 2.4.1 Taksonomi Jaringan Saraf Tiruan Hingga kini terdapat lebih dari 20 model JST. Masing-masing model menggunakan arsitektur, fungsi aktivasi, dan perhitungan yang berbeda-beda dalam prosesnya. Pembagian jaringan saraf tiruan dapat dibagi dalam 3 (tiga) kategori yaitu : a. Berdasarkan strategi pelatihan b. Berdasarkan arsitekturnya c. Berdasarkan aplikasi yang sudah ditemukan 2.5 Propagasi Balik (Backpropagation) Propagasi balik melatih jaringan untuk mendapatkan keseimbangan antara kemampuan jaringan untuk mengenali pola yang digunakan selama pelatihan serta kemampuan jaringan untuk memberikan respon yang benar terhadap pola masukan yang serupa (tapi tidak sama) dengan pola yang dipakai selama pelatihan Penggunaan propagasi balik terdiri dari 2 tahap : a. Tahap belajar atau pelatihan, di mana pada tahap ini pada propagasi balik diberikan sejumlah data pelatihan dan target b. Tahap pengujian atau penggunaan, pengujian dan penggunaan dilakukan setelah propagasi balik selesai belajar Pada intinya, pelatihan dengan metode propagasi balik terdiri dari tiga langkah, yaitu : a. Data dimasukkan ke input jaringan (feedforward) b. Perhitungan dan propagasi balik dari error yang bersangkutan c. Pembaharuan bobot dan bias 2.6 Transformasi Wavelet Diskrit Menurut Darma Putra (2010), wavelet diartikan sebagai small wave atau gelombang singkat. Transformasi Wavelet akan mengkonversikan suatu sinyal ke dalam sederetan wavelet. Transformasi Wavelet mampu memberikan informasi frekuensi yang muncul, juga dapat memberikan informasi tentang skala atau durasi. Proses transformasi wavelet secara konsep sederhana. Citra semula didekomposisi menjadi 4 (empat) sub-image baru. Setiap subimage berukuran ¼ kali dari citra asli. 3 (tiga) sub-image pada posisi kiri bawah, kanan bawah, dan kanan atas akan tampak seperti versi kasar dari citra asli karena berisi komponen frekuensi tinggi dari citra asli. sedangkan sub-image kiri atas tampak seperti citra asli dan tampak lebih halus karena berisi komponen frekuensi rendah dari citra asli. Proses demikian dapat diulang seterusnya sesuai dengan level transformasi yang diinginkan. 2.7 Metode Iterasi Gambar 3. Arsitektur Propagasi Balik Pada tahap ini akan dilakukan beberapa kegiatan yang meliputi pendefinisian dari permasalahan yang ada untuk menentukan ruang lingkup, menentukan metodologi yang Hal - 3

dipergunakan, serta membuat jadwal kegiatan dengan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara dan observasi. 1. Analisis Pada tahap ini menentukan tujuan umum yang meliputi mengumpulkan data berupa citra songket ataupun informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan aplikasi 2. Desain Setelah tahap analisis dilakukan, maka pemrogram mendesain secara terperinci sebuah rancangan aplikasi yang menggambarkan keseluruhan aplikasi dan resiko-resiko yang mungkin berpengaruh pada aplikasi. 3. Pengkodean Pada tahap ini akan mengimplementasikan kode program pada rancangan aplikasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya. 3.2.2 Kebutuhan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan pada pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut :. a. Windows 7 Ultimate sebagai sistem operasi b. MATLAB R2009a sebagai bahasa pemrograman c. Adobe Photoshop CS5 3.2 Perancangan Sistem 3.2.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 (lima) citra motif songket yaitu nampan perak, nago besaung, bintang berante, kenango makan ulet dan cantik manis. Masingmasing motif terdiri dari 40 data pelatihan dan 200 data pengujian. Masing-masing motif terdiri dari 2 (dua) varian dengan total 10 (sepuluh) motif. Data pelatihan dirotasi 0 o dan 45 o, sedangkan data pengujian dirotasi 0 0, 15 o, 30 o dan 45 o. 4. Testing Tahapan terakhir yang dilakukan adalah pengujian program. Hasil dari implementasi akan dievaluasi untuk menilai dan efisiensi dari aplikasi. Gambar 4. Data Pelatihan dengan Rotasi 0 o dan 45 o 3 RANCANGAN 3.1 Lingkungan Pengembangan Program Perancangan ini dibagi menjadi dua, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. 3.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan pada pembuatan aplikasi adalah sebagai berikut : a. I ntel Core 2 Duo Processor T5450 1.6 Ghz b. Memory DDR2 2GB c. 120 GB Harddisk d. Mobile Intel 965 Express 358MB Gambar 5. Data Pelatihan dengan Rotasi 0 o, 15 o, 30 o dan 45 o 3.2.2 Praproses Langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan grayscale image, lalu dismoothing untuk menghlangkan noise. Hal - 4

pengujian sebanyak 3(tiga) kali untuk diambil nilai yang terbaik. 4.1.1 Pengujian Fungsi Pelatihan terhadap Epoch Gambar 6 : Hasil Citra Setelah di- Grayscale dan di-smoothing 3.3.3 Ekstraksi Fitur Pada tahap ini, citra yang sudah diproses akan diambil ciri fiturnya menggunakan Wavelet Transform. Wavelet Family yang digunakan adalah Symlet order 4 (empat). 3.3.4 Klasifikasi Fitur Tentukan target dari tiap nilai keluaran yang diinginkan, missal : a. Untuk motif nampan perak = 111 b. Untuk motif nago besaung = 101 c. Untuk motif bintang berante = 100 d. Untuk motif kenango makan ulet = 110 e. Untuk motif cantik manis = 001 3.3.5 Pelatihan Seluruh dataset yang telah diambil ekstraksinya dan telah diklasifikasi dilanjutkan ke tahap pelatihan pada proses pelatihan, waktu yang dibutuhkan untuk pelatihan tergantung dengan jumlah input pada JSTnya. Sehingga semakin besar jumlah masukan semakin besar waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksinya. 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS PROGRAM 4.1 Pengujian dan Evaluasi Pada subbab ini akan dibahas evaluasi dari rangkaian hasil uji coba yang telah dilakukan, mulai dari fungsi pelatihan terhadap epoch sampai pada uji coba durasi waktu pengenalan motif songket. Agar mendapatkan nilai akurat, penulis melakukan Pengujian awal ini dimaksudkan untuk mencari fungsi pelatihan yang mampu berjalan optimal pada epoch maksimal bernilai 1000. Proses iterasi otomatis akan berhenti jika nilai MSE bernilai dibawah 1e-20 atau epoch menyentuh angka 1000. Fungsi pelatihan yang mencapai 1000 epoch namun tidak mencapai nilai dibawah MSE 1e-20, maka otomatis akan disingkirkan untuk pengujian selanjutnya. Tabel 2 memberikan rangkuman hasil uji fungsi pelatihan dimana hanya 6 (enam) fungsi yang memenuhi target yang diiinginkan. Tabel 2: Pengujian Fungsi Pelatihan terhadap Epoch Fungsi Jumlah epoch untuk Pelatihan mencapai toleransi 1e-20 Trainbfg Tidak selesai selama 1000 epoch. Pada epoch ke 1000, mse = 9,83e-14 Traincgp Selesai selama 115 epoch. Pada epoch ke 115, mse = 9,28e-21 Traindx Selesai selama 995 epoch. Pada epoch ke 995, mse = 9,60e-21 Trainrp Selesai selama 137 epoch. Pada epoch ke 137, mse = 8,53e-21 Traincgf Selesai selama 327 epoch. Pada epoch ke 327, mse = 9,23e-21 trainscg Selesai selama 288 epoch. Pada epoch ke 288, mse = 9,59e-21 4.1.2 Pengujian Komposisi Jumlah Node pada JST Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap pengaruh komposisi jumlah node pada jaringan saraf tiruan terhadap akurasi data uji. Tidak ada kepastian tentang berapa banyak jumlah node yang paling optimal. Hal - 5

Tabel 3 memberikan hasil bahwa komposisi node [240] [162] [3] memberikan hasil maksimal dengan akurasi 81,7%. Tabel 3: Pengujian Komposisi Jumlah Node Jumlah Node Persentase Akurasi Data Uji [220] [149] [3] 78,5% [240] [162] [3] 81,7% [300] [202] [3] 79,2% 4.1.3 Pengujian Learning Rate Pengujian ketiga ini memberikan penjelasan mengenai pengaruh laju pemahaman terhadap nilai akurasi. Pada tabel 4 memberikan rangkuman bahwa nilai optimal diperoleh oleh learning rate 0.01 dengan nilai akurasi rata-rata tertinggi 81,7 %. Tabel 4 : Pengujian Komposisi Jumlah Node Learning Rate Akurasi Data Uji 0, 9 62,3% 0,5 77,7% 0,01 81,7% 4.1.4 Pengujian Momentum Proses pembelajaran dengan variasi momentum digunakan untuk mempercepat proses pembelajaran. Pada tabel 5 memberikan rangkuman bahwa kombinasi learning rate yang sama namun dengan nilai momentum yang berbeda menunjukkan waktu pembelajaran dapat dilakukan lebih cepat dari sebelumnya. Namun persentase akurasi turun 1% menjadi 80,7 %, tetapi penurunan ini tidak terlalu jauh dari sebelumnya jadi masih bisa ditolerir. Tabel 5: Pengujian Momentum Momentum Akurasi Data Uji Waktu (detik) 1 78,7 % 8 9 80,7% 7 0,5 80,5 % 9 4.1.5 Pengujian MSE (Mean Squared Error) MSE digunakan sebagai parameter keakuratan nilai target keluaran. Semakin kecil MSE, tidak menjamin akurasi semakin tinggi, justru membuat algoritma menjadi tidak stabil dan proses pembelajaran semakin lama. Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai optimal MSE pada penelitian ini yang cocok adalah 1e-20 dengan nilai akurasi tetap pada 80,7%. Tabel 6: Pengujian MSE MSE Akurasi Data Uji 1,00E-10 79,5% 1,00E-15 80,0% 1,00E-20 80,7% 4.1.6 Pengujian Fungsi Pelatihan Terhadap Akurasi Setelah memperoleh nilai-nilai parameter yang optimal pada pengujian sebelumnya, maka pada pengujian kali ini ditekankan pada pengaruh pemilih algoritma fungsi pelatihan terhadap akurasi data uji. Pada tabel 7 memperlihatkan bahwa fungsi pelatihan traincgb mampu memberikan nilai akurasi tertinggi 80,7% disbanding dengan fungsi pelatihan lainnya. Tabel 7: Pengujian Fungsi Pelatihan Terhadap Akurasi Fungsi Akurasi Data Uji Pelatihan Traincgb 80,7% Traincgf 80,5% Traincgp 78,7% Traingdx 77,8% Trainrp 65,3% Trainscg 78,2% 4.1.7 Pengujian Wavelet Dekomposisi Pada tabel 8 memperlihatkan bahwa dekomposisi wavelet pada level 7 (tujuh) menghasilkan nilai akurasi rata-rata 89,8 % dengan akurasi tertinggi 90,5%. Hal - 6

Tabel 8: Pengujian Wavelet Dekomposisi Dekomposisi Rata-rata Akurasi Akurasi Tertinggi Level 5 80,7% 82,5% Level 6 85,2 % 86,0% Level 7 89,8% 90,5% Level 8 79.0% 79,0% 4.1.8 Pengujian Waktu Pengenalan Motif Pengujian terakhir, penulis melakukan pengukuran waktu pengenalan motif. Pengujian dilakukan pada masing-masing motif dengan mengambil 4 (empat) sampel dataset testing dengan total 20 (dua puluh) data. Pada tabel 9 memperlihatkan bahwa waktu pengenalan motif songket relative singkat dengan rata-rata memakan waktu 0,41 detik dengan waktu terlama 0,45 detik. Tabel 9: Waktu Pengenalan Motif No Motif Waktu (detik) 1 Nampan Perak 1 0,38 2 Nampan Perak 2 0,39 3 Nampan Perak 3 0,42 4 Nampan Perak 4 0,42 5 Nago Besaung 1 0,41 6 Nago Besaung 2 0,42 7 Nago Besaung 3 0,44 8 Nago Besaung 4 0,43 9 Bintang Berante 1 0,41 10 Bintang Berante 2 0,39 11 Bintang Berante 3 0,39 12 Bintang Berante 4 0,45 13 Kenango Makan Ulet 1 0,42 14 Kenango Makan Ulet 2 0,4 15 Kenango Makan Ulet 3 0,42 16 Kenango Makan Ulet 4 0,38 17 Cantik Manis 1 0,41 18 Cantik Manis 2 0,44 19 Cantik Manis 3 0,41 20 Cantik Manis 4 0,38 Total 8,21 Rata-rata 0,41 Maks 0,45 Min 0,38 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan a) Algoritma jaringan saraf tiruan propagasi balik dapat digunakan untuk pengenalan motif songket Palembamg. b) Penggunaan transformasi wavelet dengan dekomposisi level 7 (tujuh) terbukti lebih efektif dibandingkan level dibawahnya, serta jika memakai dekomposisi level 8 (delapan) maka nilai akurasi semakin berkurang. c) Dari hasil pengujian, maka didapatkan kombinasi parameter terbaik, yaitu menggunakan fungsi pelatihan traincgb; maksimal 1000 epoch; kompsisi node JST [240] [162] [3]; learning rate 0,01; momentum 0,9; MSE 1e-20; serta dekomposisi wavelet level 7 d) Pengujian yang telah dilakukan menghasilkan nilai akurasi tertinggi 90,5% dari 40 dataset training dengan 200 dataset testing dalam rata-rata waktu pengenalan 0,41 detik. 5.2 Saran a) Aplikasi ini dapat dikembangkan dengan cara real-time pada pengenalan citra motif songket Palembang. b) Untuk hasil yang lebih spesifik dapat ditambahkan proses segmentasi terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dan pengenalan motif songket Palembang. c) Selanjutnya pengembangan aplikasi dapat diarahkan ke sistem pengenalan jenis dan warna kain serta benang yang juga mempengaruhi penamaan motif songket Palembang. DAFTAR PUSTAKA [1] Anggreni Renni, Arifin Rudy. 2010, Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Hal - 7

Algoritma Propagasi Balik pada Aplikasi Penyelesaian Perhitungan Matematika Hasil Tulisan Tangan (jurnal). Palembang, STMIK GI MDP. [2] Arisandi Bernadus., Suciati Nanik., & Wijaya Arya Yudhi. 2011. Pengenalan Motif Batik dengan Rotated Wavelet Filter dan Neural Network (Makalah Sidang Tugas Akhir Periode 2011). Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November. [3] Desiani Anita. 2007. Kajian Pengenalan Wajah dengan Menggunakan Metode Face-ARG dan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation (Jurnal Media informatika). Palembang, Universitas Sriwijaya. [4] Dra. Sukandi, dkk 2000. Tenun Tradisional Sumatera Selatan. Departemen Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan, Palembang. [5] Eddins, Steven L., Woods, Richard E., & Gonzales, Rafael C. 2005.Digital Image Processing Using Matlab. Prentice, Hall. [6] Maharani Dessy Wuryandari, Irawan Afrianto. 2012. Perbandingan Metode Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Learning Vector Quantization Pada Pengenalan Wajah (Jurnal Komputer dan Informatika). Bandung, Universitas Komputer Indonesia. [7] Munir, Rinaldi. 2004, Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik, Graha Ilmu, Yogyakarta. [8] Pressman, Roger S. 2002, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Andi, Yogyakarta. [9] Puspasari, Shinta. 2010, Analisis Implementasi Algoritma Propagasi Balik Pada Aplikasi Identifikasi Wajah Secara Real Time (Jurnal). Palembang, STMIK GI MDP. [10] Siang, Jong Jek. 2004. Jaringan Syaraf Tiruan & Pemrogramannya menggunakan Matlab. Andi, Yogyakarta. [11] Yudhy Syarofie, 2007. Songket Palembang : Nilai Filosifis, Jejak Sejarah, dan Tradisi. Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Selatan, Palembang. Hal - 8