ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL

dokumen-dokumen yang mirip
Endang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT

RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA

BAB II PERSYARATAN DAN TARGET RANCANG BANGUN SISTEM REKONSTRUKSI LINTAS TERBANG PESAWAT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70. Kata Kunci : rancang bangun, video surveillance, telemetri, roket.

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 250 LAPAN

LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

Sofyan, ST, MT. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional 2012

SIMULASI GERAK WAHANA PELUNCUR POLYOT

BAB II LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250

PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º

PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320

INTEGRASI POTENSI LAPAN DENGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEDIRGANTARAAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dan perkembangan sistem tracking antena pada komunikasi

BAB V EVALUASI HASIL RANCANG BANGUN SISTEM REKONSTRUKSI LINTAS TERBANG PESAWAT UDARA

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan satelit dan puluhan pesawat

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOTRACKING UNTUK ANTENA UNIDIRECTIONAL FREKUENSI 2.4GHZ DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTOLER ARDUINO

I. PENDAHULUAN. Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak

Diterima 14 Desember 2015; Direvisi 07 Juni 2016; Disetujui 29 Juni 2016 ABSTRACT

ANALISA KARAKTERISTIK AERODINAMIKA UNTUK KEBUTUHAN GAYA DORONG TAKE OFF DAN CRUISE PADA HIGH SPEED FLYING TEST BED (HSFTB) LAPAN

ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA

KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

ANALISA KARAKTERISTIK AERODINAMIKA UNTUK KEBUTUHAN GAYA DORONG TAKE OFF DAN CRUISE PADA HIGH SPEED FLYING TEST BED (HSFTB) LAPAN

Novi Andria Peneliti Pusat Teknologi Roket, Lapan ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET NASKAH PUBLIKASI

RANCANGAN DAN ANALISA ANTENA Dl PERMUKAAN BADAN ROKET

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia industri diperhadapkan pada suatu persaingan (kompetisi). Kompetisi dapat

ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET MULTI-STAGE RKN200

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI SISTEM TRACKING OBYEK BERGERAK UNTUK PENERAPATAN GROUND STATION ROKET/UAV

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA KONTROL GERAK SIRIP ELEVATOR

PERBANDINGAN SOLUSI MODEL GERAK ROKET DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN ADAM- BASHFORD

RANCANG-BANGUN SISTEM FLIGHT-RECORDER SEDERHANA UNTUK PELUNCURAN ROKET

PENGARUH KETIDAKLURUSAN DAN KETIDAKSIMETRISAN PEMASANGAN SIRIP PADA PRESTASI TERBANG ROKET RX-250-LPN

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang kecil sampai bagian yang besar sebelum semua. bagian tersebut dirangkai menjadi sebuah pesawat.

Memantau apa saja dengan GPS

PELUNCURAN ROKET LAPAN TAHUN 2006 DI PANDANWANGI - JATIM

BAB I PENDAHULUAN. aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai airfoil sayap. pesawat. Fenomena pada airfoil yaitu adanya gerakan fluida yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE KALIBRASI RADAR TRANSPONDER ROKET MENGGUNAKAN DATA GPS (CALIBRATION METHOD OF RADAR TRANSPONDER FOR ROCKET USING GPS DATA)

PERANCANGAN INSTRUMENT TELEMETRI UNTUK DIGUNAKAN PADA KEGIATAN TRACKING OBSERVASI PARAMETER ATMOSFER SECARA VERTIKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maritim seharusnya bisa menjadi prioritas. Pengembangan teknologi ini bisa

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MENYIAPKAN UJI STATIK MOTOR ROKET BAHAN BAKAR CAIR PADA TAHAP AWAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB li. STUDI PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

mengembangkan sebuah proyek akhir dengan judul Pengukur Ketinggian Level Cairan Pada Kolam Berbasis Mikrokontroller Atmega8.

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

LEMBAR PENGESAHAN REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

SISTEM KENDALI ROKET UNTUK GERAK UNPITCHING

Gambar 1.1 Skema kontrol helikopter (Sumber: Stepniewski dan Keys (1909: 36))

BEBERAPA MASALAH DALAM PROSES PEMBUATAN ROKET SERI RX/RKX-100 (PROBLEMS IN THE PRODUCTION PROCESS OF ROCKET RX/RKX-100 SERIES)

3.1 Pendahuluan. 3.2 Deskripsi Roket Polyot

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dibuat Oleh : Sinta Suciana Rahayu P / Dosen Pembimbing : Ir. Fitri Sjafrina, MM

BAB I PENDAHULUAN. Gambar Glider (salah satu pendekatan cara terbang burung)

BAB 1 PENDAHULUAN. disambungkan dengan sebuah tongkat panjang. hukum pergerakan Newton mulai mendapat pengaruh pada design-design roket.

ESTIMASI JARAK DAN KECEPATAN PADA ALAT UJI STATIS ROKET LATIH EXPERIMENT DENGAN PEDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

ANALISIS PRESTASI DAN LINTAS TERBANG WAHANA PELUNCUR POLYOT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

SISTEM KENDALI POSISI SUDUT ANGGUK UNTUK ROKET RKX-300 DENGAN METODE KENDALI LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) DAN POLE PLACEMENT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem pneumatik dengan aplikasi pada mobile robot untuk menaiki dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan teknologi mengubah setiap sendi kehidupan manusia

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

TAHAPAN PENGEMBANGAN DESAIN, DAN VERIFIKASI DAN VALIDASI SISTEM YANG PENTING UNTUK KESELAMATAN BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu misalnya bencana

Buku Petunjuk Nokia Treasure Tag Mini (WS-10)

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak saat itulah manusia mulai mengenal Iptek. Pada awalnya, Iptek berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENELITIAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA BOM LATIH PERCOBAAN BLP-500 DAN BLP 25

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Joy Amanda NIM:

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

REPUBLIK INDONESIA DEPARTMEN PERHUBUNGAN PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL (PKPS)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini, hampir

Transkripsi:

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL Astrid Wahyuni Pranata Humas RINGKASAN / Tulisan ini menyajikan beberapa aspek terkait dengan rancangan awal roket kendali RKX yang meliputi aerodinamika, stabiiisasi, propulsi, instrumentasi kendali, program terbang dan teknik operasi peluncuran dan pengamanan. Aspek ini merupakan tahapan awal sebelum dilakukan rancangan desain yang lebih rinci. 1 PENDAHULUAN Teknologi roket merupakan teknologi kunci dari suatu negara yang telah mengembangkannya, apalagi jika sudah ke teknologi kendali roket. Suatu negara maju akan menjadi sangat komersial atau "pelit" dalam melakukan "transfer of technology" pada bidang tersebut. LAPAN sebagai suatu Institusi riset yang mendalami hal tersebut, sangat mahfum dengan hal ini. Upaya penguasaan teknologi kendali roket telah mulai dilakukan sejak th 1976 dengan upaya mengetahui teknologi kendali roket dilakukan dengan berbagai cara antara lain melakukan "reverse engineering" melalui roketroket ex Rusia yang saat itu sudah kadaluarsa, tetapi hal tersebut cukup membantu untuk langkah lanjut dari pengembangan roket kendali. Dengan segala permasalahan yang ada, para tenaga ahli di LAPAN mulai melakukan pengembangan roket kendali secara mandiri pada tahun 1986, perangkat kendali yang dibuat dicoba dipasang pada roket-roket seri RX yang telah berhasil meluncur, sejak itu lahir beberapa ripe roket kendali seperti RKX-150, RKX-170, RKX-300, RKX-250 sayap X. RKX-150 sayap X dan RKX-100 sayap X. Sejauh ini telah beberapa kali dilakukan uji terbang roket kendali walaupun dengan kondisi belum sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini menuangkan aspek-aspek yang terkait dalam mengembangkan dan meluncurkan roket kendali, dengan harapan bahwa pemikiran-pemikiran yang tertuang dapat menjadi acuan atau tambahan pengetahuan dan menjadi bahan pertimbangan dari pembuat keputusan, peneliri, perekayasa, dan pelaksana program penguasaan teknologi kendali roket ini. Gambar 1-1: Roket RKX LAPAN siap diluncurkan dari Pusat peluncuran Roket LAPAN di Pameungpeuk-Jawa Barat 2 ASPEK-ASPEK PADA PENGEMBANGAN WAHANA ROKET KENDALI Beberapa aspek yang langsung terkait pada pengembangan wahana untuk roket kendali, adalah Penentuan Misi Desain Aerodinamik Pembuatan Struktur Instrumentasi Sistem Kendali Sistem Indera Dinamik dan Rekoveri Propulsi Uji Validasi 37

2.1 Penentuan misi Hal pertama yang harus dilakukan sebelum rancangan lanjut adalah misi terbang roket, seperti terbang jelajah, terbang dari darat ke udara, udara ke darat, atau Iainnya. Misi ini akan menentukan konfitpirasi dari roket, dengan begitu desain untuk tiap misi tentu berbeda. terbang, karena hal ini akan menentukan berapa ukuran roket tersebut Penentuan misi dilakukan oleh para pengarah program disesuaikan dengan kebutuhan, calon pengguna atau bagian dari program jangka panjang yang telah dicanangkan. 2.2 Desain Aerodinamik Benruk wahana akan dirancang sesuai dengan penentuan kecepatan, apakah subsonik, subsonik tinggi, transonik, supersonik, juga dimensi roket dan berat serta waktu terbang roket. Dari sini akan dilakukan perhitungan CP, Cg, penentuan bentuk sayap, posisi, dan hal-hal yang berkait dengan bentuk aerodinamik untuk menaikkan perfbrma roket Desain juga termasuk berapa besar defleksi sudut sirip kontrol yang dapat dibuka dan torsi yang diperlukan. Untuk hal ini diperlukan pembuatan model uji terlebih dahulu agar semua permasalahan aerodinamik dapat dipecahkan, model iiji dibuat untuk masingmasing rezim kecepatan yang akan dilalui, Des<iin roket kendali berbeda dengan roket balistik, terunat pada penempatan sirip kontrolnya. 2.3 Pembuatan Struktur Struktur roket akan dibuat sesuai dengan desain aerodinamik, konfigurasi, bentuk nose, sirip dan Iainnya, Pada pembuatannya dilakukan pemilihan material sesuai berat yang diinginkan, perhitungan konstruksi, vibrasi, penyambungan sayap, sepatu roket, mekanisme sirip kontrol, kompartemen payload, pengaturan distribusi berat sesuai batas/margin statik yang ditentukan. Fabrikasi dari struktur dituntut akurat, dan simetri untuk semua konstruksi yang menghasilkan drag, dan drag harus dibuat sekecil mungkin. 2.4 Instrumentasi Sistem Kendali 2.4.1 Perangkat keras Perangkat keras didesain sesuai dengan respon dan kecepatan gerak yang diperlukan dari hasil hitungan aerodinamik, sensor-sensor untuk dinamika disesuaikan dengan pola terbang, torsi penggerak sirip kontrol ditentukan apakah menggunakan servo motor atau pneumatik, sirip kontrol dibuat terpisah untuk tiap sumbu atau menyatu, semua tergantung pada desain yang diambil saat penentuan misi. Pemancar atau penerima untuk melakukan telekomando atau telemetri juga disesuaikan dengan jangkauan roket kendali tersebut 2.4.2 Perangkat Iunak Ada 2 bagian dari perangkat lunak yang dipisahkan, yaitu 2.4.2.1 Pola operasional Pola operasional terbang ditentukan oleh pemrogram terbang dengan masukan dari perencanaan trayektori atau masukan dari sensor Iain. Unit ini dapat disimpan dalam pemrogram terbang atau pemandu, akan berisi rangkaian manuver yang direncanakan, operasi lanjut seperti pembukaan manacle ring untuk separasi, pelepasan motor, penyalaan radio beakon, pembukaan parasut, pelampung dan Iainnya. 2.4.2.2 Strategi kendali Penentuan strategi kendali ini dibangun berdasarkan parameter-parameter yang ada di roket, seperti kecepatan, perubahan kecepatan, momen inersia, perubahan titik berat, respon stabilisasi, dan Iainnya. Semua itu diimplementasikan pada gain yang mengatur gerak sirip roket, ini hal yang sangat rumit karena banyak parameter yang sulit didapat, juga pembuatan fungsi alih dari dinamika wahana. Idealnya dinamika wahana diukur saat roket terbang. Tetapi dengan kemajuan teknologi inlormasi, simulasi dapat dilakukan sehingga penclekatan ke arah setting gain sesungguhnya dapat dilakukan. 38

2.4.2.3 Sumber energi dan torsi Kritikal point dari perangkat keras sistem kendali ada pada sumber daya listrik yang berasal dari baterai dan gas untuk pneumatik, jadi perlu perencanaan sumber daya yang cermat. 2.5 Sistem Indera Dinamik dan Rekoveri Sistem ini sangat penting pada saat roket masih dalam tahap uji, sistem ini akan mengirim data olah gerak roket dan operasioperasi yang terjadi, juga mengukur keringgian, kecepatan, dan waktu terbang. Melalui sistem ini perbaikan-perbaikan performa roket dapat dilakukan. Pada roket yang telah sempuma sistem ini digunakan untuk mengirim data misi yang dilakukan seperti data cuaca, data visual lewat kamera atau sebagai relay dari suatu jaringan informasi. Sistem rekoveri juga sangat penting dalam usaha mendapatkan roket itu kembali saat uji terbang, banyak hal yang bisa dihemat bila roket dapat ditemukan. Sistem rekoveri biasanya terdiri dari sistem pelepas/ pemisah roket, parasut, pelampung, generator asap, dan radio beakon yang dapat dilengkapi dengan GPS. propelan pada tahun 1979 tampaknya pada tahun 2006 ini dimulai pengembangan propelan dengan konfigurasi cigaret burning. Alternatif menggunakan propulsi lain seperti ram jet, pulse jet atau propelan cair dapat juga dijadikan citacita. 2.7 UjiValidasi Pada roket kendali akan terdapat banyak sekali instrumentasi yang dipasang, modul card, baterai, sensor, dan alat gerak lain. Untuk memastikan bahwa semua bekerja dengan baik, perlu dicoba dengan mengkondisikan semua peralatan mendapat perlakuan seperti saat roket terbang. Jadi perlu dilakukan uji secara terpisah maupun terintegrasi, seperti 2.6 Propulsi Untuk suatu roket kendali, motor roket yang dipersyaratkan adalah yang mempunyai waktu bakar yang lama dan gaya dorong yang tidak terlalu kuat. Selama phase pengendalian motor roket harus tetap memiliki gaya dorong, Jadi dalam hal ini diperlukan suatu motor roket yang mempunyai konfigurasi ganda, Pertama tipe star atau hollow yang memiliki daerah pembakaran yang luas sehingga menghasilkan gaya dorong kuat, tetapi waktu bakar pendek. Ini digunakan untuk menerbangkan roket. Setelah itu tipe kedua yaitu motor roket dengan pembakaran ujung atau cigaret burning, tipe ini mempunyai waktu bakar lama tetapi gaya dorong kecil, digunakan untuk tetap mendorong roket selama phase pengendalian. Propelan dapat dikemas dalam satu motor roket atau bertingkat. Sejak melakukan pengembangan Gambar 2-1 : Uji statik motor roket Dalam pelaksanaannya uji tersebut harus dilakukan menggunakan alat uji yang terkali- 39

brasi, sedang untuk uji keadaan khusus, alat ujinya harus dibuat lebih dulu, karena untuk alat-alat khusus sangat sulit dipasaran. Yang penting di sini adalah mengetahui filosofi desain dari pengujian maupun alat uji. 3 ASPEK-ASPEK PADA PELAKSANAAN UJI TERBANG Dari pengalaman dalam melaksanakan uji terbang roket kendali yang sangat minim, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, seperti 3.1 Sarana Penunjang Laboratorium bergerak, sebuah laboratorium mini, yang dapat bergerak untuk menempatkan komputer pemrogram, simulator aplikasi program, peralatan standar laboratorium, pemancar telekomando, penerima telemetri, pemeriksa kesehatan komponen, pengisi gas nitrogen, dan lainnya. Trailer atau troli untuk catu daya eksternal, unit penyala dengan kontrol jauh, indikator kerja sistem kendali, kamera mini pertgamat dan lainnya. Troli ini dibuat mobile dan akan diletakkan dekat dengan peluncur roket. Troli khusus, idealnya roket kendali yang akan diluncurkan, ditempatkan dulu pada troli ini, mempunyai supporting yang dapat menggerakkan roket pada 3 dimensi untuk melihat gerak ship kontrol pada uji gerak dan aplikasi program kendali serta pemeriksaan kelayakan uji komponen. 3.2 Prosedur peluncuran Prosedur peluncuran secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu prosedur adminisb-asi dan teknik. 3.2.1 Prosedur administrasi Pada prosedur ini yang paling penting adalah prosedur yang berkait dengan pihak luar, karena prosedur intern sudah merupakan standar. Prosedur yang harus ditempuh antara lain, Perizinan, seperti penggunaan lapangan uji terbang, pengaturan waktu dan lain lain. Notice to airman (NOTAM), pemberitahuan pada pihak sekitar lokasi peluncuran (polisi, koramil, pemda, nelayan) Pihak yang melakukan "supporting" adalah "Car rental", dan lain Iain. 3.2.2 Prosedur teknis Secara umum peluncuran roket telah mempunyai check list yang baku, hanya untuk roket kendali perlu ditambah phase-phase dari pengoperasian sistem kendali, seperti Waktu penyalaan sistem kendali, sampai ada indikasi sistem bekerja. Waktu untuk uji sistem telekomando. Akses untuk membatalkan peluncuran jika sistem tidak bekerja sempurna. 3.2.3 Prosedur pengamanan Mengingat kegagalan pengeadalian sangat mungkin terjadi, seperti yang pernah dialami saat RKX-150 F5 yang terbang molenceng di Pameungpeuk tahun 2002 dan RKX 100 di Pandan Wangi tahun 2005 diperlukan pengaturan-pengaturan sebagai berikut Sudut elevasi peluncuran roket kendali dibuat rendah, antara 45-65 derajat, agar penyimpangan lintasan terbang roket pada sumbu angguk dapat dipersempit, tetapi roket masih mempunyai sudut serang yang cukup untuk menghasilkan daya angkal Pengosongan daerah pada sudut azimuth peluncuran diperlebar, sedapat mungkin jaraknya sama dengan jarak capai roket, sehingga kegagalan pengendalian pada sumbu geleng dapat diantisipasi. Data meteorologi harus akurat, seperti kecepatan angin, arah angin, waktu-waktu di mana udara sangat cerah, hal ini sangat diperlukan untuk uji roket kendali jelajah. Pengambil-alihan kendali secara manual lewal telekomando jika kendali otomatis gagal sistem ini harus dikembangkan dan dicoba berulang-ulang. Pengendali hams di tempat- 40

kan pada daerah dimana secara visual terbang roket kendali dapat dipantau, jadi roket dapat diarahkan ketempat aman. Pengamatan dan pengamanan lokasi oleh petugas terkait yang lebih intensif, pemasangan bendera tanda bahaya, sirine, penyediaan pemadam kebakaran, ambulance dan petugas rekoveri darat dan laut. Jaminan asuransi, hal yang belum pernah dilakukan hingga saat ini, jaminan asuransi hams diberikan pada semua petugas pelaksana peluncuran, dan pihak lain bila terjadi korban akibat gagalnya pengendalian roket. 2.2.4 Dokumentasi Dokumentasi juga merupakan komponen penting dalam suatu uji terbang roket, keberhasilan pendokumentasian merupakan data untuk evaluasi hasil uji terbang, sukses atau gagal. Pengamatan dan pendokumentasian dapat dilakukan dengan cara berikut. Pengamatan dan pendokumentasian secara visual dengan menggunakan kamera video, kamera kecepatan tinggi, dan kamera photo yang saat ini mempunyai kemampuan yang sangat baik. Pengambilan gambar saat roket terbang sebaiknya dibuat dari banyak tempat, seperti dekat peluncur, pada bunker-bunker sekitar lintasan terbang, dan daerah-daerah lain seperti pada gunung-gunung sekitar daerah peluncuran, dan dari helicopter. Beberapa kamera diahii fixed sementara lainnya dibuat variabel mengikuti terbang roket. Beberapa kamera juga dapat dipasang pemancar untuk mengirim gambar ke ruang kontrol ataupun liputan ke media massa atau internet. Pengamatan dengan radar dan telemetri, cara ini mempunyai resiko yang lebih kecil, radar membutuhkan transponder untuk mengirim sinyal balik dan harga sebuah transponder tidak murah. Salah satu cara murah yang kini dikembangkan adalah memasang GPS pada roket tersebut, GPS akan mengirim koordinat selama roket terbang, sinyal koordinat dari GPS dapat diproses dengan software peta lokasi menjadi suatu displai posisi roket pada layar laptop. Cara lain adalah pemasangan kamera pada roket yang akan mengirim gambar ke bawah selama roket terbang. Semua cara di atas adalah cara murah yang dapat kita lakukan dalam litbang roket kendali secara mandiri mengingat kita belum memiliki fasilitas yang lebih modern dan mahal. 3.2.4 Operasi pencarian kembali Dalam masa pengembangan operasi ini sangat penting mengingat peralatan yang dibawa pada roket cukup mahal, juga dapat diketahui efek dari dinamika yang terjadi saat roket meluncur, rekaman pada memori ataupun kemungkinan terdapat alat yang dapat dipakai kembali. Gambar 3-1: Roket RKX LAPAN yang gagal meluncur ditemukan oleh team pengamanan lingkungan sekitar tempat peluncuran Dengan menggunakan GPS yang terpasang pada roket, dapat segera diketahui 41