PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 5 WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI GUNUNG MAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 09 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 98 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b, c, dan d perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR : 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU PADA TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 08 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 29 TAHUN 2011 T E N T A N G SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN GUNUNG MAS

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan minimal pendidikan menegah yang bermutu bagi setiap warga masyarakat guna hidup mandiri atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, pemerintah daerah perlu merealisasikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah gratis; b. bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah gratis sebagai wujud penyelenggaraan program wajib belajar dalam kerangka Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perlu dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah Gratis; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755); 2. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 7. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonsia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 9. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2005 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 11. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan dasar dan menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3412) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan dasar dan menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3763); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3484) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3974); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3485); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

3 16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 11); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dan BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH GRATIS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 3. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Barat. 4. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 5. Penyelenggaraan Pendidikan dasar dan menengah Gratis adalah kegiatan pelaksanaan program penyelenggaraan pendidikan minimal yang harus diikuti oleh peserta didik dengan tanpa dipungut biaya atas tanggung jawab Pemerintah Daerah. 6. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau Paket A serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau Paket B. 7. Pendidikan Menengah adalah jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau Paket C. 8. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. 9. Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya disebut MI adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar, di dalam pembinaan Menteri Agama.

4 10. Sekolah Menengah Pertama yang selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI atau Paket A. 11. Madrasah Tsanawiyah yang selanjutnya disebut MTs adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI atau Paket A di dalam pembinaan Menteri Agama. 12. Program Paket A adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SD. 13. Program Paket B adalah program pendidikan dasar jalur nonformal yang setara SMP. 14. Sekolah Menengah Atas yang selanjutnya disebut SMA adalah Satuan Pendidikan Menengah pada jalur pendidikan formal yang diselenggarakan bagi lulusan dasar yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan keterampilan siswa yang bertujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. 15. Madrasah Aliyah yang selanjutnya disebut MA adalah Satuan Pendidikan Menengah pada jalur pendidikan formal yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar yang mengutamakan penguasaan pengetahuan siswa khusus tentang ajaran Agama Islam dan mengamalkan agama Islam, yang bertujuan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 16. Sekolah Menengah Kejuruan yang selanjutnya disebut SMK adalah Satuan Pendidkan Menengah pada jalur pendidikan formal yang diselenggarakan bagi lulusan pendidkan dasar yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu yang bertujuan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. 17. Madrasah Aliyah Kejuruan yang selanjutnya disebut MAK adalalah Satuan Pendidikan Menengah pada jalur pendidikan formal yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar yang mengutamakan pengetahuan siswa khusus tentang ajaran Agama Islam seta memiliki kemampuan/kecakapan untuk memasuki dunia kerja. 18. Program Paket C adalah Pendidikan pada jalur non formal yang ditujukan bagi warga masyarakat yang karena keterbatasan sosial, ekonomi, waktu, kesempatan dan geografis tidak dapat mengikuti pendidikan di Sekolah Madrasah Atas atau yang sederajat. 19. Wajib Belajar adalah program pendidikan dasar dan menengah yang harus diikuti oleh peserta didik yang telah berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 18 (delapan belas) tahun atas tanggung jawab Pemerintah Daerah. 20. Peserta Didik adalah anak didik yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur pendidikan dasar dan menengah. 21. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah. 22. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru atau sebutan lain pada pendidikan dasar dan menengah yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah. 23. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. 24. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar dan menengah. 25. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal dan nonformal. 26. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang pada pendidikan dasar.

5 27. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan dasar dan menengah di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. 28. Pendidikan Anak Usia Dini yang selanjutnya disebut PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan pada jalur formal dan nonformal. 29. Badan Hukum Penyelenggara Satuan Pendidikan adalah yayasan atau badan hukum lainnya yang didirikan oleh masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah. 30. Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan dasar dan menengah. 31. Komite Sekolah/Madrasah Dasar atau sebutan lain adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan dasar dan menengah. BAB II FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Pendidikan dasar dan menengah berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga masyarakat daerah. (2) Pendidikan dasar dan menengah bertujuan memberikan pendidikan minimal pendidikan menengah bagi warga masyarakat daerah untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan tanpa dipungut biaya. BAB III BENTUK PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Pasal 3 (1) Pendidikan dasar dan menengah berbentuk pendidikan formal dan pendidikan nonformal. (2) Bentuk Pendidikan dasar pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan dasar yang meliputi SD, MI, SMP, MTs. (3) Bentuk Pendidikan menengah pada jalur formal dilaksanakan minimal pada jenjang pendidikan menengah yang meliputi Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. (4) Pendidikan dasar pada jalur pendidikan nonformal dilaksanakan melalui Program Paket A, Program Paket B. (5) Pendidikan menengah pada jalur pendidikan nonformal dilaksanakan melalui Program Paket C. (6) Ketentuan mengenai penyetaraan pendidikan nonformal penyelenggara program terhadap pendidikan dasar dan menengah diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang penyelenggaraan pendidikan.

6 BAB IV PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Pasal 4 (1) Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. (2) Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah pada tingkat satuan pendidikan menjadi tanggung jawab pimpinan satuan pendidikan dasar dan menengah. (3) Masyarakat berkewajiban mendukung penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah. Pasal 5 Penyelenggaraan Pendidikan dasar dan menengah oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) meliputi: a. penuntasan program wajib belajar; b. penuntasan program pemberantasan buta aksara; c. pengembangan satuan pendidikan berbasis keungggulan lokal; d. koordinasi dan mensupervisi pengembangan kurikulum untuk pendidikan dasar dan menengah; e. supervisi satuan pendidikan dalam melakukan penjaminan mutu; f. fasilitasi akreditasi satuan pendidikan dasar dan menengah; g. melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pengelola dan satuan pendidikan; h. jaminan kecukupan jumlah layanan pendidikan dasar dan menengah bagi warga negara usia wajib belajar di daerah; dan i. usaha agar peserta didik program pendidikan dasar dan menengah yang putus sekolah bisa bersekolah kembali hingga menyelesaikan program wajib belajarnya. Pasal 6 (1) Satuan pendidikan penyelenggara program pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) berkewajiban: a. menjaga keberlangsungan pelaksanaan program pendidikan dasar dan menengah yang bermutu dan memenuhi Standar Nasional Pendidikan. b. menerima peserta didik program pendidikan dasar dan menengah dari lingkungan sekitarnya tanpa diskriminasi sesuai daya tampung satuan pendidikan yang bersangkutan. (2) Penerimaan peserta didik Program pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pada SD/MI atau yang sederajat tidak mempersyaratkan bahwa calon peserta didik yang bersangkutan telah menyelesaikan pendidikan anak usia dini. (3) Satuan pendidikan melakukan pembinaan berkelanjutan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan dalam rangka menghasilkan peserta didik yang mencapai prestasi puncak di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, dan/atau olahraga. Pasal 7 (1) Dukungan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) meliputi peranserta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan dasar dan menengah.

7 (2) Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan dasar dan menengah. (3) Peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penyelenggaraan pendidikan berbasis masyarakat. (4) Peranserta masyarakat dalam pengendalian mutu pelayanan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup partisipasi dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan dasar dan menengah yang dilaksanakan melalui: a. dewan pendidikan daerah dan komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar dan menengah; b. dewan pendidikan daerah dan komite pendidikan dasar dan menengah pada jalur pendidikan nonformal. Pasal 8 (1) Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada Program Kerja dan Anggaran Tahunan yang disusun sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana Strategis Daerah Bidang Pendidikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. BAB V PENJAMINAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH GRATIS Pasal 9 (1) Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah tanpa memungut biaya. (2) Peserta didik yang berusia 6 (enam) tahun keatas dapat mengikuti program pendidikan dasar dan menengah gratis apabila daya tampung satuan pendidikan masih memungkinkan. (3) Peserta didik yang berusia di atas 18 (delapan belas) tahun dan belum lulus pendidikan dasar dan menengah dapat menyelesaikan pendidikannya sampai lulus atas biaya Pemerintah Daerah. (4) Peserta didik usia wajib belajar yang orang tua/walinya tidak mampu membiayai pendidikan dasar, Pemerintah Daerah wajib memberikan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa sesuai dengan kemampuan daerah. Pasal 10 (1) Setiap peserta didik usia wajib belajar wajib mengikuti program pendidikan dasar dan menengah. (2) Setiap orang tua yang memiliki anak berusia 7 (tujuh) tahun sampai dengan 18 (delapan belasa) tahun wajib mengikuti program pendidikan dasar dan menengah. (3) Setiap orang tua yang memiliki anak usia wajib belajar bertanggung jawab memberikan pendidikan dasar dan menengah kepada anaknya. (4) Pemerintah Daerah wajib mengupayakan agar setiap peserta didik usia wajib belajar mengikuti program pendidikan dasar dan menengah.

8 Pasal 11 (1) Pendidik dan tenaga kependidikan, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang menjual buku pelajaran, pakaian seragam atau bahan pakaian seragam di satuan pendidikan dasar dan menengah, kecuali melalui koperasi satuan pendidikan yang : a. tidak mewajibkan peserta didik untuk membelinya; dan b. harganya lebih murah dari harga di pasaran. (2) Pendidik dan tenaga kependidikan, baik perseorangan maupun kolektif dilarang memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didiknya dengan memungut biaya. (3) Pendidik dan tenaga kependidikan, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang melakukan pungutan kepada peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. (4) Pendidik dan tenaga kependidikan, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang melakukan segala sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang menciderai integritas evaluasi hasil belajar peserta didik. Pasal 12 (1) Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang menjual buku pelajaran, pakaian seragam atau bahan pakaian seragam di satuan pendidikan dasar dan menengah baik secara langsung maupun tidak langsung. (2) Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis, baik secara perseorangan maupun kolektif dilarang memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didik baik secara langsung maupun tidak dengan memungut biaya. (3) Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang mengintervensi seleksi calon peserta didik dan proses pembelajaran, serta tidak membebani atau mengambil keuntungan dari satuan pendidikan dasar. (4) Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang melakukan pungutan kepada peserta didik baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan. (5) Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang melakukan segala sesuatu baik secara langsung maupun tidak langsung yang menciderai integritas evaluasi hasil belajar. BAB VI INVESTASI DAN BIAYA OPERASIONAL Pasal 13 (1) Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah. (2) Investasi pada lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh masyarakat menjadi tanggung jawab badan hukum penyelenggara satuan pendidikan. (3) Biaya operasional pada satuan pendidikan dasar dan menengah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

9 (4) Ketentuan mengenai investasi dan biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan. Pasal 14 (1) Pemerintah Daerah menjamin tersedianya lahan, sarana, dan prasarana selain lahan pendidikan untuk setiap satuan pendidikan pelaksana program pendidikan dasar dan menengah yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya masingmasing, dengan pembagian beban tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku tentang pendanaan pendidikan. (2) Pemerintah Daerah menjamin tersedianya pendidik, tenaga kependidikan, dan biaya operasional untuk satuan pendidikan penyelenggara program pendidikan dasar dan menengah dengan pembagian beban tanggung jawab sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan yang mengatur tentang pendanaan pendidikan. (1) Masyarakat berhak: BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT Pasal 15 a. berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah; serta b. mendapat data dan informasi tentang penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah. (2) Masyarakat berkewajiban mendukung penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah. (3) Hak dan kewajiban masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pendidikan. BAB VIII EVALUASI Pasal 16 (1) Pemerintah Daerah membentuk tim untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan dasar dan menengah secara berkala yang dikoordinasikan Dinas Pendidikan. (2) Evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi: a. tingkat pencapaian program pendidikan dasar dan menengah; b. pelaksanaan kurikulum pendidikan dasar dan menengah; c. hasil belajar peserta didik; dan d. realisasi anggaran. (3) Hasil evaluasi tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Bupati. (4) Atas dasar hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Bupati melakukan evaluasi komprehensif untuk menilai: a. ketercapaian program pendidikan dasar dan menengah; b. kemajuan program pendidikan dasar dan menengah; dan

10 c. hambatan penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah. (5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikoordinasikan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. (6) Evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidikan dasar dan menengah dapat dilakukan oleh lembaga evaluasi mandiri yang didirikan masyarakat sesuai Standar Nasional Pendidikan. BAB IX PENGAWASAN Pasal 17 Pemerintah Daerah, dewan pendidikan, dan komite sekolah/madrasah melakukan pengawasan atas penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah sesuai kewenangan masingmasing. Pasal 18 (1) Pengawasan atas penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan dengan cara: a. memeriksa, menguji, menilai, mengusut, mengevaluasi, memantau, dan/atau melakukan inspeksi mendadak terhadap objek yang diawasi. b. meneliti, menguji, memeriksa, dan/atau menilai informasi aduan masyarakat tentang hambatan, penyimpangan, dan/atau penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan dan pegelolaan pendidikan dasar dan menengah. (2) Objek pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah: a. unit kerja di bawah bupati; b. program pendidikan dasar dan menengah pada satuan pendidikan; c. penyelenggara pendidikan dasar dan menengah; d. badan hukum penyelenggara satuan pendidikan yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah; e. dewan pendidikan tingkat kabupaten; f. komite sekolah/madrasah; g. pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pegelolaan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan kewenangan Pemerintah Daerah. (3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dan b dapat berbentuk pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, pemeriksaan tematik, pemeriksaan investigatif, dan/atau pemeriksaan terpadu. (4) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilaporkan kepada Bupati dan objek yang diawasi. Pasal 19 (1) Pengawasan atas penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah oleh dewan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan dengan cara: a. menilai, mengevaluasi, dan/atau memantau terhadap objek yang diawasi sesuai dengan kewenangannya.

11 b. meneliti dan/atau menilai informasi aduan masyarakat tentang hambatan, penyimpangan, dan/atau penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan dan pegelolaan pendidikan dasar dan menengah. (2) Objek pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah: a. program pendidikan pada satuan pendidikan dasar dan menengah; b. penyelenggara pendidikan dasar dan menengah; c. badan hukum penyelenggara satuan pendidikan dasar dan menengah; d. komite sekolah/madrasah; e. pihak lain yang terlibat dalam penyelenggaraan dan pegelolaan pendidikan dasar. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Bupati dan objek yang diawasi. Pasal 20 (1) Pengawasan atas penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah oleh komite sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan dengan cara: a. menilai, mengevaluasi, dan/atau memantau terhadap objek yang diawasi. b. meneliti dan/atau menilai informasi aduan masyarakat tentang hambatan, penyimpangan, dan/atau penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan dan pegelolaan pendidikan dasar dan menengah. (2) Objek pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a adalah: a. satuan pendidikan dasar dan menengah yang bersangkutan; dan/atau b. program pendidikan dasar dan menengah pada satuan pendidikan yang bersangkutan. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada: a. dinas pendidikan yang menangani urusan pendidikan di kabupaten; b. badan hukum penyelenggara satuan pendidikan dasar dan menengah; dan c. objek yang diawasi. BAB X KETENTUAN SANKSI Pasal 21 (1) Satuan pendidikan penyelenggara program pendidikan dasar dan menengah yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa teguran, penghentian pemberian bantuan hingga penutupan satuan pendidikan yang bersangkutan. (2) Setiap peserta didik usia wajib belajar yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dikenakan sanksi administratif berupa tindakan paksa agar anaknya mengikuti program wajib belajar. (3) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) dikenakan sanksi administrasi berupa teguran hingga penundaan pelayanan urusan pemerintahan. (4) Pendidik dan tenaga kependidikan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) sampai dengan ayat (4) dikenakan sanksi administrasi berupa teguran, skorsing, pemberhentian dari jabatan, penundaan pelayanan urusan pemerintahan, hingga penutupan satuan pendidikan.

12 (5) Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) sampai dengan ayat (5) dikenakan sanksi administrasi berupa teguran, skorsing, pemberhentian dari jabatan, hingga penundaan pelayanan urusan pemerintahan. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Gratis dinyatakan tidak berlaku. Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Ditetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal 24 April 2009 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto SAFRIAL Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal 24 April 2009 Peltu. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT dto A Z W A R LEMBARAN DAERAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2009 NOMOR 5

13 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH GRATIS I. UMUM Pasal 34 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya program pendidikan dasar dan menengah tanpa memungut biaya. Penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia dalam mencapai pendidikan untuk semua (education for all). Program pendidikan dasar dan menengah diselenggarakan untuk memberikan pelayanan pendidikan dasar dan menengah seluas-luasnya kepada warga negara Indonesia tanpa membedakan latar belakang agama, suku, sosial, budaya, dan ekonomi. Setiap warga negara usia wajib belajar berhak mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu dan orang tua/walinya berkewajiban memberi kesempatan kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan dasar dan menengah. Program pendidikan dasar dan menengah diselenggarakan pada satuan pendidikan dasar dan menengah pada jalur pendidikan formal dan nonformal harus dapat menampung anak yang normal maupun yang berkelainan dan mempunyai hambatan. Peraturan tentang program pendidikan dasar dan menengah mencakup hak dan kewajiban warga negara, tanggung jawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah. Penyelenggaraan program pendidikan dasar dan menengah perlu dievaluasi pencapaiannya minimal setiap tiga tahun. Sebagai bentuk dari akuntabilitas publik, masyarakat berhak mendapat data dan informasi tentang hasil evaluasi penyelenggaraan program pendidikan dasar. Program pendidikan dasar dan menengah merupakan gerakan nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah, dan masyarakat di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2) Yang dimaksud SD termasuk SDLB. Yang dimaksud SMP termasuk SMPLB. Bentuk lain yang sederajat dengan SD dan MI antara lain Paket A, pendidikan diniyah dasar, dan Adi Vidyalaya (AV), sedangkan bentuk lain yang sederajat dengan SMP dan MTs antara lain Paket B, pendidikan diniyah menengah pertama, dan Madyama Vidyalaya.

14 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Ayat (3) Bentuk lain yang sederajat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), aadalah Paket C. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Ayat (1) Bentuk pelaksanaan hak masyarakat, antara lain: a. Ikut memberikan masukan untuk pelaksanaan program. b. Mengikutsertakan anaknya yang berusia 7 sampai dengan 18 tahun untuk mengikuti program pendidikan dasar dan menengah. c. Ikut memantau, mengawasi pelaksanaan pendidikan dasar, memantau anak usia wajar yang belum ikut pendidikan dasar dan menengah, menyelenggarakan program pendidikan dasar dan menengah di sekitar tempat tinggalnya.

15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Ayat (2) Ayat (3) Cukup jelas d. Ikut memberi penilaian tentang keterlaksanaan program pendidikan dasar dan menengah, mendata anak usia wajib belajar, ikut serta dalam proses pembelajaran dan penilaian, serta keberlangsungan program pendidikan dasar dan menengah. Bentuk pelaksanaan kewajiban masyarakat, antara lain: a. Sebagai orangtua memberikan pendidikan dasar dan menengah bagi anaknya yang sesuai program wajib belajar. b. Berperanserta dalam bentuk pemberian dukungan sumberdaya (dana, sarana dan prasarana, tenaga, penyelenggaraan, manajemen) menjadi orang tua asuh.