BAB I PENDAHULUAN. keterampilan memiliki keterikatan dengan lainnya. Kaitan dengan penelitian yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Sadiman

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa digunakan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fitri Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi baik yang sudah lalu maupun yang terbaru. Teks berita adalah naskah

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam pengajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan bahasa yang digunakan dalam kelompok terebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia selalu ditandai dengan proses belajar. Proses belajar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. tentu diperlukan demi pembinaan manusia (siswa) yang cerdas, jujur, berdisiplin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hu-bungan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian , 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan guru yang menerapkan komponen-komponen pembelajaran seperti strategi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

I. PENDAHULUAN. timbulnya kalimat kedua, kalimat kedua menjadikan kalimat ketiga, dan seterusnya. Kalimatkalimat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa mencakup empat aspek keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berisi usaha-usaha yang dapat membawa serangkai keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Adapun alasannya, Yasir Burhan mengemukakannya sebagai berikut;

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis argumentasi merupakan salah satu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB 1 PENDAHULUAN. terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa itu mencakup empat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

2015 KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, sebagai alat komunikasi mencakup empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan berbicara, menulis, membaca, dan menyimak. Keempat keterampilan berbahasa tersebut, dapat dikatakan catur tunggal, karena setiap keterampilan memiliki keterikatan dengan lainnya. Kaitan dengan penelitian yang akan penulis lakukan, yakni mengenai keterampilan menulis, mengingat penguasaan terhadap keterampilan menulis masih belum memadai. Menulis merupakan keterampilan yang mensyaratkan penguasaan bahasa yang baik. Dalam belajar bahasa, menulis merupakan kemahiran tingkat lanjut. Penulis sendiri berpandangan bahwa untuk menulis, pembelajar harus menguasai kaidah tata tulis, yakni ejaan, dan kaidah tata bahasa, morfologi dan sintaksis. Di samping itu, penguasaan kosakata yang banyak diperlukan pula. Pembelajaran menulis di kelas memang menuntut guru untuk terampil menulis serta mampu mengajarkannya. Oleh karena itu, sedapat mungkin guru memiliki kreatifitas yang memadai agar mampu mengembangkan teknik serta memilih media yang menarik untuk meningkatkan minat menulis siswa. Perlu disadari, sebelum menuntut siswa mampu menulis dengan baik serta mampu menghasilkan tulisan yang berbobot, guru harus membidik minat siswa untuk mau menulis terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pengamatan penulis terhadap lingkungan pembelajaran di SMA Negeri 5 Bandung, motivasi guru terhadap peningkatan mutu siswanya

cukup tinggi, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia. SMAN 5 Bandung yang notabene sebagai salah satu sekolah unggulan di Bandung, memang telah membuktikan statusnya tersebut dengan menghasilkan siswa-siswi berkualitas serta banyak meraih prestasi dalam berbagai kompetisi. SMAN 5 Bandung merupakan salah satu SMA Negeri yang ditunjuk Depdiknas sebagai sekolah penyelenggara R-SMA-BI, dan harus melaksanakan/menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO 9001-2008). Para Guru Bahasa Indonesia di SMAN 5 Bandung, yang tergabung dalam MGMP Bahasa Indonesia, sering kali melakukan pertemuan untuk membicarakan berbagai permasalahan dalam KBM Bahasa Indonesia. Selain mengenai karakteristik guru, penulis juga mengamati karakteristik siswa-siswi SMAN 5 Bandung, khususnya kelas yang menjadi objek penelitian. Sesuai dengan dugaan peneliti, karena sekolah yang dijadikan objek penelitian adalah sekolah unggulan, siswa-siswi yang berada di sekolah itu pun merupakan siswa-siswi unggulan. Hal tersebut terbukti dari keaktifan siswa-siswi dalam KBM Bahasa Indonesia di kelas, guru dapat menjalankan perannya sebagai mediator dan fasilitator materi saja sedangkan proses pembelajaran yang aktif lebih tertuju pada siswa. Selain itu, seleksi yang dilakukan dalam menerima siswa-siswinya memang tergolong ketat, kita dapat lihat dari kedudukan SMAN 5 Bandung yang berada di kluster 1, ini berarti hanya siswa-siswi yang memiliki NEM besar yang masuk ke SMAN 5 Bandung. Hal lain yang penulis sorot dari siswa-siswi SMAN 5 Bandung, yakni mengenai kehidupan/pergaulan sehari-hari mereka. Penulis menggolongkan

siswa-siswi SMAN 5 Bandung sebagai siswa yang berasal dari keluarga menengah ke atas, hal ini ditunjang dari hasil wawancara bersama Guru BK serta guru-guru lainnya di SMAN 5 Bandung. Fasilitas yang diberikan pihak SMAN 5 Bandung tergolong sudah memadai, semakin ditunjang fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh orang tua mereka masing-masing. Banyak pengaruh yang ditimbulkan dari tersedianya fasilitas-fasilitas yang dimaksudkan untuk menunjang kegiatan pembelajaran siswa-siswi tersebut. Pengaruh positif, ketika ada pembelajaran yang membutuhkan media elektronik seperti infokus, yang masih jarang tersedia SMA lainnya, pihak SMAN 5 Bandung justru telah menyediakannya dengan jumlah yang memadai. Begitu pula dalam hal mengerjakan tugas, siswa-siswi yang sudah dibekali handphone dengan kualitas canggih serta notebook oleh orang tuanya itu, tidak lagi mengalami kendala. Namun, tersedianya faslitas-fasilitas yang dimiliki siswa-siswi SMAN 5 Bandung terkadang malah menimbulkan masalah. Ketika KBM berlangsung, siswa-siswi yang kurang memiliki kesadaran dan tanggung jawab malah terlena oleh fasilitas yang mereka miliki itu. Penulis pernah melihat, seorang siswa malah asyik bermain handphone ketika seorang guru memberikan materi. Bukti lain, ketika penulis mengajar di salah satu kelas, ketika itu materi yang diajarkan yakni menulis paragraf argumentatif. Penulis sengaja mengangkat tema Pengaruh Kemajuan Elektronik Terhadap Motivasi Belajar Siswa, ternyata para siswa menyadari, bahwa jika fasilitas yang ada tidak dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya, KBM akan terganggu.

Sebelum ini, penelitian untuk meningkatkan kemampuan menulis wacana eksposisi pernah dilakukan oleh Hani Nuraeni dalam skripsinya yang berjudul PENGGUNAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI (2008). Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa media alam cukup efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis wacana eskposisi. Penelitian lain mengenai peningkatan kemampuan menulis wacana eksposisi pernah dilakukan oleh Dwi Widia Indriyati yang terdapat dalam skripsinya yang berjudul PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI DENGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI (2009). Selain itu, penulis pernah membaca blog milik Wijaya Kusumah, beliau adalah seorang Guru TIK SMP Labschool Jakarta. Wijaya Kusumah mencoba meningkatkan minat siswa untuk menulis melalui blog. Hasilnya sungguh membanggakan, karena keberhasilannya meningkatkan minat siswa didikannya agar mau menulis, beliau berhasil menjadi finalis dalam lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran (LKGDP) 2008 yang diselenggrakan rutin tiap tahun oleh direktorat profesi guru depdiknas RI. Berdasarkan kedua penelitian tersebut dan pengalaman seorang Guru TIK SMP Labschool Jakarta tersebut serta keinginan besar penulis untuk melibatkan siswa dengan media internet, maka penulis menganggap bahwa penggunaan blog dalam pembelajaran menulis dapat dijadikan sebagai salah satu media yang cukup efektif dalam pembelajaran menulis. Maka, berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian berjudul PENGGUNAAN MEDIA BLOG

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 BANDUNG). 1.2 Identifikasi Masalah Masalah utama yang akan dicari pemecahannya dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan menulis wacana eksposisi. Kemampuan ini perlu ditingkatkan, karena merupakan kompetensi dasar menulis sesuai dengan kurikulum KTSP. Tindakan yang diambil untuk meningkatkan kemampuan menulis wacana eksposisi tersebut adalah penggunaan media blog sebagai media pembelajarannya Berdasarkan uraian sebelumnya penulis mengidentifikasi penelitian sebagai berikut : a. keterampilan menulis akan berjalan dengan efektif dan optimal jika didukung dengan metode dan media yang tepat; b. media blog merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis wacana eksposisi siswa. 1.3 Batasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian terhadap objek yang akan diteliti, penulis mencoba membatasi permasalahan dengan garapan yang lebih operasional, yaitu kemampuan menulis wacana eksposisi berdasarkan media blog. Penulis memilih bahan pembelajaran yaitu media blog. Kelebihan dari penggunaan media blog, (1) meningkatkan minat siswa dalam menulis wacana, karena jika sebuah tulisan diposting ke dalam blog dan berhasil menarik minat pembaca dengan baik, dapat

menghasilkan keuntungan, (2) meningkatkan keseriusan dan tanggung jawab siswa dalam menulis wacana, karena karyanya akan dikonsumsi oleh orang lain, dan (3) memudahkan siswa untuk saling mengomentari wacana dengan sesama temannya, sehingga koreksi dapat dilakukan tidak hanya oleh guru saja. Diharapkan proses belajar-mengajar menulis wacana eksposisi dengan penggunaan media blog ini, dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, secara umum masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah penggunaan blog sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menulis wacana eksposisi siswa kelas kelas X.I SMA Negeri 5 Bandung? Secara khusus permasalahan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis wacana eksposisi menggunakan media blog? b. Bagaimana proses pembelajaran menulis wacana eksposisi menggunakan media blog? c. Bagaimana hasil media blog dalam meningkatkan kemampuan menulis wacana eksposisi siswa? 1.5 Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai yaitu ingin memperoleh gambaran umum mengenai: perencanaan

pembelajaran menulis wacana eksposisi dengan media blog, proses pembelajaran menulis wacana eksposisi dengan media blog, dan peningkatan kemampuan menulis wacana eksposisi siswa dengan media blog. 1.6 Manfaat Penelitian Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai, penelitian ini akan memberikan manfaat teoretis dan praktis. 1.6.1 Manfaat Teoretis Proses pembelajaran menulis saat ini cenderung monoton dan membosankan. Jika dalam penelitian ini terbukti efektif dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis wacana eksposisi, maka penelitian ini akan memperkuat dan mendukung teori sekait dengan media blog. Penguatan dan dukungan terhadap teori tersebut dapat dijadikan dasar mengembangkan penelitian lanjutan dan penelitian dalam bidang lainnya. 1.6.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah: a. Manfaat bagi siswa Penelitian ini diharapkan menghadirkan pengalaman baru dalam proses pembelajaran yang mampu merangsang minat dan motivasi siswa untuk lebih giat menulis, khusunya menulis wacana

eksposisi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat membekali siswa untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan eksposisi sehingga dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari. b. Manfaat bagi guru Penelitian ini dapat berguna bagi para guru karena memberikan modal pembelajaran khusunya pembelajaran menulis karangan eksposisi dengan menggnakan media blog. c. Manfaat bagi pengajar bahasa (sastra) Melalui penelitian ini dan penelitian serupa, pengajar bahasa (sastra) menjadi lebih kaya dengan berbagai model pembelajaran yang handal karena proses dan hasilnya yang akan diujicobakan dalam penelitian ini. 1.7 Anggapan Dasar Anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya, untuk memperjelas pemaparan dikemukakan data dan fakta. (Kosasih, 2006 : 26) b. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah pembelajaran. (Kosadi Hidayat, 1999 : 133)

c. Media blog, merupakan salah satu media pembelajaran dalam menulis wacana eksposisi. 1.8 Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah Dengan menggunakan media blog dalam pembelajaran menulis wacana eksposisi, maka keterampilan menulis siswa akan meningkat. 1.9 Definisi Operasional Agar terjalin penafsiran dan pemahaman yang utuh dan menyeluruh terhadap penelitian, penulis akan menguraikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya : a. Pengembangan pembelajaran menulis wacana eksposisi dengan menggunakan media blog adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran menulis wacana eksposisi, yaitu dengan cara guru mengajarkan siswa terlebih dahulu membuat blog. Setelah itu, siswa melampirkan atau memposting wacana eksposisinya di blog, lalu antara siswa satu dengan lainnya saling member komentar. b. Kemampuan menulis wacana eksposisi adalah kemampuan siswa untuk menulis suatu wacana. Wacana tersebut untuk memaparkan atau menerangkan suatu gagasan dengan menggunakan bahasa berita dan hanya menjelaskan dan memberikan keterangan belaka tanpa adanya paksaan kepada

pembaca untuk mengikuti apa yang telah dipaparkan oleh penulis. c. Media yang digunakan dalam pembelajaran menulis wacana eksposisi adalah media blog. Penggunaan media blog ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam menulis wacana, sehingga siswa lebih memiliki tanggung jawab serta keseriusan dalam menuangkan idenya ke dalam wacana. d. Media pembelajaran adalah suatu perantara yang dapat digunakan mengantarkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perhatian serta kemampuan siswa dalam mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.