S-1 Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Unit Phonska Departemen Produksi II A PT. Petrokimia Gresik, I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Departemen Produksi II B PT PT. Petrokimia Gresik

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BAB IV PEMBAHASAN. PT Petrokima Gresik merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan produsen pupuk terlengkap di Indonesia yang memproduksi berbagai

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Perkembangan PT. PETROKIMIA GRESIK. ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Perkembangan PT PETROKIMIA GRESIK. ditetapkan sebagai hari jadi PT Petrokimia Gresik.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA. 1. Gambaran Umum PT Petrokimia Gresik. a. Profil PT Petrokimia Gresik

BAB III PENYAJIAN DATA A. DESKRIPSI SUBYEK, OBYEK DAN LOKASI PENELITIAN. fokus penelitian sebagai sumber data penelitian. Adapun deskripsi mengenai

LiS" Laporan Kelja Praktek

TATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas suatu perusahaan biasanya diakui sebagai faktor kesuksesan

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Nabila Dyah Anggraini (11/312797/TK/37649) 1 Devi Swasti Prabasiwi (11/319052/TK/38187)

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

Desember 1959, dengan Akte Notaris Eliza Pondang No.177 dengan status hukum

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

GAMBARAN UMUM. antara/sampingan amonia, oksigen, dan nitrogen. Badan hukum pabrik ini

Menentukan Keandalan Komponen Mesin Produksi Pada Model Stress Strength yang Berdistribusi Gamma

PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI

VII. TATA LETAK PABRIK

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. pabrik, karena harus dapat memberikan keuntungan jangka panjang dan

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang memproduksi berbagai macam pupuk, seperti: Urea, ZA, SP-

menambatkan kapal untuk melakukan bongkar-muat bahan baku, batu bara, pupuk impact, dan pupuk curah. Selain untuk kegiatan impor bahan baku, dermaga

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

Disusun oleh : Rahmawati Sagita.W Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Niniek Fajar Puspita, M.Eng NIP

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. Pemilihan lokasi pabrik merupakan hal yang sangat penting dalam

Menentukan Keandalan Komponen Mesin Produksi Pada Model Stress Strength yang Berdistribusi Gamma

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2014

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CANDAL PRODUKSI DEPARTEMEN PRODUKSI II B PT. PETROKIMIA GRESIK LAPORAN KERJA PRAKTEK

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tidak bisa dipungkiri bahwa dari tahun ke tahun penerapan ilmu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 505/Kpts/SR.130/12/2005 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Herbisida Glifosat dari NPMIDA dan Hidrogen Peroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun A.

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

LAPORAN KERJA PRAKTIK PT PETROKIMIA GRESIK DEPARTEMEN PROSES DAN PENGELOLAAN ENERGI

BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 133 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU EMISI BAGI KEGIATAN INDUSTRI PUPUK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANTAR. Muhrizal Sarwani

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN PUPUK TANAMAN. Perhitungan Kebutuhan Pupuk

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS BERAT PUPUK UREA UKURAN KEMASAN 50KG PADA PT PUPUK KUJANG CIKAMPEK

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 42/Permentan/OT.140/09/2008 TENTANG

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN PROFIL PT. PUPUK KUJANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produsen tepung terigu pertama dan terbesar di dunia, pabrik ini berada

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/M-DAG/PER/6/2011 TENTANG PENGADAAN DAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

LAPORAN KERJA PRAKTEK DEPARTEMEN PRODUKSI I PT. PETROKIMIA GRESIK. Periode 4 Januari Februari 2010

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN AD WIKA DAN USULAN AD WIKA ANGGARAN DASAR PADA SAAT INI PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR REFERENSI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

2015, No ruang wilayah Kabupaten Manggarai Barat sebagaimana yang direkomedasikan oleh Bupati Manggarai Barat melalui surat Nomor BU.005/74/IV

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I-1

Transkripsi:

PT Petrokimia Gresik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, dimana pupuk merupakan salah satu penunjang agar ketersediaannya tetap terjaga. Oleh sebab itu, salah satu perusahaan pupuk yang bernama PT. Petrokimia Gresik didirikan di Indonesia. PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu anak perusahaan yang berada di bawah Holding Company PT. Pupuk Indonesia, dimana PT. Pupuk Indonesia merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Petrokimia Gresik merupakan pabrik pupuk terlengkap di Indonesia, yang pada awal berdirinya disebut Proyek Petrokimia Surabaya serta bergerak dalam bidang produksi bahan-bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan engineering. Jenis pupuk yang diproduksi, yaitu Zwavelzuur Ammonium (ZA), urea, pupuk fosfat (SP-36), pupuk majemuk (NPK dengan merek dagang Phonska), pupuk ZK, dan petroganik. Produk non-pupuk antara lain CO 2 cair, CO 2 padat (dry ice), NH 3 (Amoniak), H 2 SO 4 (Asam Sulfat), H 3 PO 4 (Asam Fosfat), HCl (Asam Klorida), H 2 SiF 6 (Asam Fluosilikat), AlF 3 (Aluminium Fluoride), H 2 (Hidrogen), N 2 (Nitrogen), O 2 (Oksigen), dan gypsum. Pada mulanya perusahaan ini berada di bawah Direktorat Industri Kimia Dasar, tetapi sejak tahun 1992 berada di bawah Departemen Perindustrian, dan pada awal tahun 1997 PT. Petrokimia Gresik berada di bawah naungan Departemen Keuangan. Akan tetapi, krisis moneter yang dialami bangsa Indonesia menyebabkan PT. Petrokimia Gresik berada di bawah Holding Company PT. Pupuk Sriwijaya (sekarang PT. Pupuk Indonesia) tepatnya mulai tahun 1997 hingga sekarang. Secara kronologis, sejarah singkat perkembangan PT. Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut: Tahun 1960 Berdasarkan Ketetapan MPRS No II/MPRS/1960 dan Keputusan Presiden No.260 tahun 1960 direncanakan pendirian Proyek Petrokimia Surabaya. Proyek ini merupakan proyek prioritas dalam Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahap I (1961-1969). 1

PT Petrokimia Gresik 2 Tahun 1962 Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I) yang bernaung di bawah Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan melakukan survei lokasi untuk proyek di Jawa Timur yaitu di daerah Tuban, Pasuruan, dan Gresik. Daerah Gresik akhirnya ditetapkan sebagai lokasi yang paling sesuai. Tahun 1964 Pembangunan pabrik dilaksanakan berdasarkan Instruksi Presiden No. 01/Instr/1963 dan diatur dalam Keputusan Presiden No. 225 tanggal 4 November 1964. Pelaksanaan pembangunan dilaksanakan oleh Cosindit SpA dari Italia yang ditunjuk sebagai kontraktor utama. Tahun 1968 Pada masa ini kegiatan berhenti karena krisis ekonomi yang berkepanjangan, sehingga jalannya produksi harus berhenti. Dampak dari krisis tersebut menyebabkan perusahaan mengalami krisis juga. Biaya operasi yang tinggi (impor) yang tidak sesuai dengan penjualan menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan suntikan dana dari kantor pusat. Tahun 1971 Status badan usaha dari Proyek Petrokimia Surabaya diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1971. Tahun 1972 Perusahaan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Juli 1972. Selanjutnya, tanggal tersebut diperingati sebagai hari jadi PT. Petrokimia Gresik. Tahun 1975 Status badan usaha PT. Petrokimia Gresik diubah menjadi Perusahaan Perseroan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14 tahun 1975. Tahun 1999 PT. Petrokimia Gresik melakukan holding dengan PT. Pupuk Sriwijaya (Persero) sebagai induknya berdasarkan PP No.28 tahun 1997. Tahun 2000 Pendirian Pabrik Pupuk Majemuk PHONSKA dengan teknologi Spanyol INCRO dimana konstruksinya ditangani oleh PT. Rekayasa Industri dengan kapasitas produksi 3000

PT Petrokimia Gresik 3 ton/tahun. Pabrik diresmikan oleh Presiden Abdurrachman Wachid pada tanggal 25 Agustus 2000. Tahun 2003 ton/tahun. Pada Bulan Oktober dibangun pabrik NPK blending dengan kapasitas produksi 60.000 Tahun 2004 Penerapan Rehabilitation Flexible Operation (RFO) ditujukan agar Pabrik Fosfat I (PF I) dapat memproduksi pupuk PHONSKA selain memproduksi SP-36 dengan harapan dapat memenuhi permintaan pasar akan PHONSKA yang tinggi sewaktu-waktu. Tahun 2005 Bulan Maret memproduksi pupuk Kalium Sulfat (ZK) dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun. Bulan Desember memproduksi/mengkomersialkan pupuk petroganik dengan kapasitas produksi 3.000 ton/tahun. Pada bulan Desember pula pupuk NPK Granulation dikomersialkan dengan kapasitas produksi 100.000 ton/tahun. Pada saat ini PT. Petrokimia Gresik mempunyai beberapa bidang usaha antara lain: industri pupuk, industri pestisida, industri kimia, industri peralatan pabrik, jasa rancang bangun serta perekayasaan maupun jasa lainnya. I.2. Lokasi dan tata Letak Pabrik Gambar I. 1 Peta Lokasi PT. Petrokimia Gresik

PT Petrokimia Gresik 4 PT Petrokimia Gresik mempunyai area tanah seluas 450 Ha tetapi yang sudah digunakan sebesar 300 ha. Area tanah yang ditempati berada dalam 10 desa di tiga kecamatan yaitu : Kecamatan Gresik, meliputi Desa Ngipik, Karangturi, Sukorame, dan Tlogo Pojok. Kecamatan Kebomas, meliputi Desa Kebomas, Tlogo Patut, dan Randu Agung. Kecamatan Manyar, meliputi Desa Romo Meduran, Pojok Pesisir, serta Desa Tepen. Kawasan-kawasan di atas dipilih sebagai lokasi pabrik PT Petrokimia Gresik karena merupakan hasil studi kelayakan pada tahun 1962 oleh Badan Persiapan Proyek Industri (BP31) yang dikoordinir oleh Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan dengan pertimbangan keuntungan teknis dan ekonomis yang optimal, diantaranya: Tersedia lahan yang kurang produktif. Tersedia sumber air dari aliran sungai Brantas dan sungai Bengawan Solo. Dekat dengan daerah konsumen pupuk, yaitu perkebunan dan petani tebu. Dekat dengan pelabuhan sehingga memudahkan pengangkutan peralatan pabrik selama masa konstruksi, pengadaan bahan baku, maupun pendistribusian hasil produksi melalui angkatan laut. Dekat dengan pusat pembangkit tenaga listrik. PT. Petrokimia Gresik mempunyai dua kantor pusat, yaitu Kantor Pusat yang terletak di Jalan Ahmad Yani Gresik 61119 dan Kantor Cabang yang terletak di Jalan Tanah Abang III No.16 Jakarta Pusat 10160. I.3. Logo Perusahaan dan Arti Logo perusahaan PT Petrokimia Gresik disajikan pada Gambar I.2 berikut ini. I.3.1. Dasar Pemilihan Logo Kerbau Penghormatan kepada daerah Kebomas. Gambar I. 2 Logo PT Petrokimia Gresik Mempunyai sikap bekerja keras, loyalitas, dan jujur.

PT Petrokimia Gresik 5 Dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan merupakan sahabat petani. I.3.2. Arti Logo Logo PT. Petrokimia Gresik mempunyai tiga unsur utama, yaitu: 1. Kerbau dengan warna kuning emas yang mempunyai arti: Penghormatan terhadap daerah tempat perusahaan berada, yaitu Kecamatan Kebomas Sifat positif kerbau, yaitu dikenal bvekerja keras, ulet dan loyal. Warna kuning emas melambangkan keagungan. 2. Daun hijau berujung lima : Daun hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan. Berujung lima melambangkan kelima sila dari Pancasila. 3. Huruf PG berwarna putih yang mempunyai arti: PG merupakan kepanjangan dari Petrokimia Gresik Warna putih melambangkan kesucian. Arti dari Keseluruhan Logo Perusahaan adalah: Dengan hati yang bersih dan suci berdasarkan sila kelima Pancasila, PT Petrokimia Gresik berusaha mencapai masyarakat yang adil dan makmur untuk menuju keagungan bangsa I.4. Visi, Misi, dan Nilai Dasar PT. Petrokimia Gresik I.4.1. Visi PT. Petrokimia Gresik bertekad untuk menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati konsumen. I.4.2. Misi Mendukung penyediaan pupuk nasional demi tercapainya program swasembada pangan. Meningkatkan hasil usaha guna menunjang kelancaran kegiatan operasional dan pengembangan usaha perusahaan. Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung industri kimia nasional dan berperan aktif dalam community development. I.4.3. Nilai-nilai Dasar PT. Petrokimia Gresik Meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan dalam setiap kegiatan operasionalnya. Memanfaatkan profesionalisme untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.

PT Petrokimia Gresik 6 Meningkatkan inovasi untuk memenangkan bisnis. Meningkatkan integritas diatas segala hal. Berupaya membangun semangat kelompok yang sinergistik. I.5. Unit-unit Produksi dan Prasarana PT. Petrokima Gresik I.5.1. Unit Produksi PT. Petrokimia Gresik memiliki tiga unit produksi. Ketiga unit tersebut, antara lain: 1. Unit Produksi I, yang terdiri dari: Pabrik Ammonia Kapasitas produksi 445.000 ton / tahun Pabrik Pupuk ZA Pabrik pupuk ZA mempunyai kapasitas 700.000 ton/tahun dengan perincian sebagai berikut : a. Pabrik Pupuk ZA I (1972) Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton/tahun. Bahan baku berupa asam sulfat dan ammonia. b. Pabrik Pupuk ZA III Kapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun. Bahan baku berupa asam sulfat dan amoniak. Pabrik Pupuk Urea (1994) Kapasitas produksi sebesar 460.000 ton/tahun. Bahan baku berupa CO 2 dan amoniak. Selain pabrik Ammonia, pabrik ZA, dan pabrik pupuk urea terdapat produk samping, antara lain : a. CO 2 cair dengan kapasitas sebesar 23.200 ton/tahun. b. CO 2 padat (dry ice) dengan kapasitas 4.000 ton/tahun. c. Nitrogen (gas) mempunyai kapasitas sebesar 500.000 ton/tahun. d. Nitrogen (cair) berkapasitas sebasar 8.000 ton/tahun. e. Oksigen (gas) dengan kapasitas sebesar 600.000 ton/tahun. f. Oksigen (cair) dengan kapasitas sebesar 7.500 ton/tahun. 2. Unit Produksi II, yang terdiri dari: Pabrik Pupuk Fosfat I (SP-36) Kapasitas produksi sebesar 500.000 ton/tahun.

PT Petrokimia Gresik 7 Pabrik Pupuk Phonska (2000) Pabrik Pupuk Phonska berkapasitas produksi sebesar 2.250.000 ton/tahun dengan perincian sebagai berikut: a. Pabrik Pupuk Phonska I dengan kapasitas produksi 450.000 ton/tahun. b. Pabrik Pupuk Phonska II dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun. c. Pabrik Pupuk Phonska III dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun. d. Pabrik Pupuk Phonska IV dengan kapasitas produksi 600.000 ton/tahun. Pabrik Pupuk ZK dan Asam Klorida Kapasitas produksi sebesar 10.000 ton/tahun. Menghasilkan produk samping berupa asam klorida sebesar 12.000 ton/tahun. Pabrik Pupuk NPK Kebomas Kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun 3. Unit Produksi III, yang terdiri dari: Pabrik Asam Fosfat Kapasitas produksi sebesar 200.000 ton/tahun dan digunakan untuk pembuatan pupuk SP-36 serta produk samping gypsum sebagai bahan baku Unit Cement Retarder serta pupuk ZA II dan Asam Fluosilikat (H 2 SiF 6 ) guna bahan baku Unit Aluminium Fluorida. Pabrik Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) Kapasitas produksi sebesar 550.000 ton/tahun dan digunakan sebagai bahan baku Unit Asam Fosfat dan Pupuk Fosfat. Pabrik ZA II Kapasitas produksi 250.000 ton/tahun. Bahan bakunya berupa gypsum dan amoniak cair. Gypsum diperoleh dari limbah proses pembuatan asam fosfat. Pabrik Aluminium Fluorida (AlF 3 ) Kapasitas produksi 12.600 ton/tahun yang diperlukan sebagai bahan penurun titik lebur pada industri peleburan bijih aluminium, serta hasil samping berupa silika (SiO 2 ) untuk bahan kimia tambahan Unit Asam Fosfat. I.5.2. Unit Prasarana Unit unit prasarana berfungsi untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Unit unit prasarana yang dimiliki PT. Petrokimia Gresik, antara lain:

PT Petrokimia Gresik 8 1. Dermaga Khusus Dermaga Khusus ini berfungsi sebagai penunjang kegiatan transportasi bahan baku dan hasil produksi. Dermaga ini dibangun menjorok ke laut sepanjang 1 km yang berbentuk T dengan ukuran panjang 625 m, lebar 36 m dan 25 m dengan kedalaman air laut 15 17 m. a. Kapasitas Dermaga Kapasitas bongkar muat 3.000.000 5.000.000 ton/tahun. Kapasitas sandar 6 kapal sekaligus, terdiri dari 3 kapal berbobot mati 40.000 60.000 DWT (sisi laut) dan 3 kapal berbobot mati 10.000 DWT (sisi darat) b. Fasilitas Bongkar Muat Dua crane bongkar curah dengan kapasitas masing masing 350 ton/jam. Satu crane muat terpadu dengan kapasitas muat curah 120 ton/jam dan dalam kantong kemasan @ 50 kg dengan kapasitas 120 ton/jam. c. Continuous ship unloader untuk membongkar bahan curah dengan kapasitas 1000 ton/jam. d. Tiga jalur belt conveyor yang terdiri dari: Satu buah belt conveyor yang berguna untuk mengangkut bahan baku dari kapal ke unit. Satu buah belt conveyor yang berguna untuk mengangkut produksi berupa kantong seberat 50 kg. Satu buah belt conveyor yang berguna untuk mengangkut produksi yang berupa produk curah. e. Fasilitas perpipaan untuk mengangkut bahan cair. 2. Unit Pengolahan Air Kebersihan air bersih untuk keperluan air proses produksi dan keperluan lainnya dipenuhi oleh dua unit pengolahan air, yaitu : a. Pengolahan Air Gunung Sari Surabaya. Dari Sungai Brantas dialirkan melalui pipa sepanjang 22 km dengan diameter 14 in dengan kapasitas sebesar 720 m 3 /jam. b. Pengolahan Air Babat Lamongan Dari Sungai Bengawan Solo dialirkan ke Gresik dengan pipa berdiameter 28 in sepanjang 60 km dengan kapasitas sebesar 1500 2500 m 3 /jam.

PT Petrokimia Gresik 9 3. Pembangkit Tenaga Listrik Di PT. Petrokimia Gresik terdapat 2 unit pembangkit tenaga listrik, antara lain: a. Gas Turbin Generator untuk unit produk pupuk nitrogen dengan kapasitas sebesar 33 MW. b. Steam Turbin Generator untuk unit produk asam fosfat dengan kapasitas sebesar 22 MW. Pembangkit listrik untuk keperluan penerangan pabrik dan perumahan dinas Petrokimia Gresik menggunakan jasa PLN sebesar 15 MW. 4. Unit Industri Peralatan Pabrik Unit ini untuk menunjang pemeliharaan pabrik yang telah ada serta digunakan untuk fabrikasi peralatan pabrik dan permesinan atas pesanan perusahaan lain. 5. Belt Conveyor Belt conveyor merupakan sarana penunjang transportasi bahan baku dan hasil produksi yang menghubungkan antara unit pabrik I, II dan III dengan dermaga sepanjang 25 km. 6. Kereta Api Kereta api merupakan sarana transportasi yang digunakan untuk menyalurkan hasil produksi dari PT. Petrokimia Gresik ke kota lainnya agar penyaluran lebih lancar dan tepat waktu. 7. Unit Pengolahan Limbah Pengolah limbah di PT Petrokimia Gresik memiliki kemampuan menampung dan mengolah limbah cair (total sebanyak 240 m 3 /jam), limpah padat (berupa debu), dan limbah gas.