kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 5 KUTOSARI TAHUN AJARAN

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENDAHULUAN Pembelajaran sangat berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila proses

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN TIPE TAI DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 2 KRANDEGAN TAHUN 2015/2016

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

Keywords: problem solving, essay problem, fraction

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL INKUIRI DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN LUAS BANGUN DATAR PADA SISWA KELAS V SDN 5 KEBUMEN

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

Keywords: Pair Check, concrete media, fraction

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP

662 Aplikasi Model Sains...

PENERAPAN MODEL CIRC DENGAN MEDIA ULAR TANGGA DALAM PENINGKATAN PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: RME, paper folding media, fraction

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

706 Penerapan Pendekatan Saintifik...

PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

agar menjadi manusia yang beriman, cakap, aktif, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH DENGAN MEDIA FLANELGRAF DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DIAM DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JOGOPATEN TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA PHOTO STORY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA SISWA KELAS IV SD

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Kegagalan pendidikan berimplikasi pada gagalnya suatu bangsa

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN BAHAN BACAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SDN PENEKET TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENGGUNAAN MODEL AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODELCIRC DENGAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA DALAM PENINGKATANKETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016

454 Penerapan Model Pembelajaran

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Kata Kunci: Teams Games Tournament (TGT), Media Konkret, Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana, Matematika

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL ASSURE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 AMBALRESMI TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

Keywords: TTW, Two-dimensional shape, learning, Mathematics

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN BANYUURIP TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN KALIMAT PADA SISWA KELAS IV SDN 4 PANJER

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

Transkripsi:

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) DENGAN MEDIA BENDA KONKRET TENTANG BANGUN RUANG DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 7 KUTOSARI TAHUN AJARAN 2015/2016 Slamet Waryanto 1, Suripto 2, Joharman 3 PGSD FKIP UNS Surakarta Jl Kepodang 67 A Panjer Kebumen e-mail: slametwaryanto2@gmail.com 1 Mahasiswa, 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS Abstract: The Application of Problem Solving Learning (PSL) Model Using Concrete Media in Improving Mathematics Learning about Geometry for the Fifth Grade Students of SD Negeri 7 Kutosari in the Academic Year of 2015/2016. The objectives of this research to improve Mathematics learning through the application of PSL. This research is a collaborative Classroom Action Research (CAR) conducted within three cycles. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. Subjects of the research were teachers and students of the fifth grade of SD Negeri 7 Kutosari in the academic year of 2015/2016. The conclusion of this research is the application of PSL using concrete media can improve Mathematics learning for the fifth grade of SD Negeri 7 Kutosari in the academic year of 2015/2016. Keywords: Problem Solving Learning (PSL) method, concrete media, Mathematics learning Abstrak: Penerapan Metode Problem benda konkret tentang Bangun Ruang dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran Matematika. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif ini dilaksanakan dalam 3 siklus, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN 7 Kutosari tahun ajaran 2015/2016. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode PSL dengan media benda konkret dapat meningkatkan pembelajaran Matematika siswa kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016. Kata kunci: (PSL), media konkret, pembelajaran Matematika PENDAHULUAN kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan pendidikan berkualitas buruk, bisa mendasar untuk pembangunan dipastikan bahwa negara tersebut tidak bangsa. Maju tidaknya suatu bangsa akan mampu bersaing dengan negara tergantung pada kualitas pendidikan lainnya. Dalam pendidikan di yang ada pada bangsa tersebut. Jika Indonesia tentunya terdapat berbagai pendidikan berkualitas baik, maka macam masalah. Masalah pendidikan sangat besar kemungkinan bahwa adalah masalah yang tidak dapat negara tersebut akan mengalami dipisahkan dari kehidupan baik 82

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 1.1, hlm. 82 88 83 kehidupan keluarga, masyarakat, maupun kehidupan Bangsa dan Negara. Salah satu instrumen pendidikan di tingkat satuan sekolah adalah kurikulum. Kurikulum yang diterapkan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jihad (2008: 129) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur, dan muatan kurikulum. Menurut Himpunan Peraturan Perundang-undangan (2010: 4) Undang-Undang No 20 tahun 2003 bab 2 tentang dasar, tujuan, dan fungsi pendidikan pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan nasional, secara bertahap dan terus menerus dilakukan perbaikan, pengembangan kurikulum, dan kualitas pendidikan. Agar pembelajaran dapat berjalan optimal, tentunya semua perangkat yang ada di sekolah harus bekerja sama dengan baik. Salah satu pembelajaran yang harus mendapatkan perhatian dan kreatifitas yang cukup adalah pembelajaran Matematika. Karena mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit dipahami oleh kebanyakan siswa. Matematika menurut Kurikulum 2006 (KTSP) dikemukakan oleh Gie (2014: 1) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Media pembelajaran yang tepat akan membuat minat belajar dan hasil belajar siswa meningkat. Analisis hasil belajar siswa SD kelas V di SDN 7 Kutosari memperoleh hasil yang kurang memuaskan karena siswa masih kurang memperhatikan guru dan banyak yang bermain dengan teman sendiri ketika pembelajaran berlangsung. Di Kelas V SD Negeri 7 Kutosari terdapat 23 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Melihat hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 7 Kutosari pada mata pelajaran Matematika hasilnya kurang maksimal. Dari 23 siswa hanya ada 12 siswa atau sebanyak 52,17% yang memenuhi kriteria kelulusan minimal (KKM) dan siswa yang hasilnya kurang dari KKM yaitu ada 11 siswa atau sebanyak 47,82%, sedangkan untuk KKM siswa kelas V SDN 7 Kutosari yaitu 70. Jadi, siswa yang kurang memenuhi KKM masih banyak. Pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran akan berpengaruh bagi hasil belajar siswa. Dalam pembelajaran Matematika, metode yang sesuai digunakan dalam pembelajaran adalah metode pemecahan masalah atau Problem Solving Learning. Melalui metode ini, siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang. Menurut Hanlie Murray, Alwyn Olivier, dan Piet Human (Huda, 2013:

84 Penerapan Metode Problem Solving Learning... 273) menjelaskan bahwa Pembelajaran Penyelesaian Masalah (Problem Solving Learning/PSL) merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya, termasuk juga PBL (Problem- Based Learning) dan PPL (Problem- Posing Learning). Akan tetapi, dalam praktiknya, PSL lebih banyak diterapkan untuk pelajaran Matematika. Selain menggunakan metode yang sesuai, agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat menarik perhatian siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, perlu adanya media pembelajaran yang sesuai. Media pembelajaran yang sesuai dapat menjadikan pembelajaran menyenangkan dan membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran Matematika. Menurut Miarso (Susilana & Riyana, 2007: 5) Media pembelajaran dapat diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika yaitu benda konkret, karena dengan menggunakan benda konkret siswa akan lebih mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melaksanakan Penelitian Tindakan kelas kolaboratif dengan judul Penerapan Metode Problem Solving Learning (PSL) dengan Media Benda Konkret tentang Bangun Ruang dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana penerapan metode Problem benda konkret dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016? (2) Apakah penerapan metode Problem benda konkret dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016? (3) Apa kendala dan solusi penggunaan (PSL) dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016? Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mendeskripsikan langkahlangkah da-lam peningkatan metode Problem Solving Learning (PSL) dengan media benda konkret dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016. (2) Untuk meningkatkan pembelajaran Matematika tentang bangun ruang melalui metode Problem benda konkret pada siswa kelas V SD Negeri 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016. (3) Untuk mengetahui kendala yang dialami dan solusinya dalam peningkat-an pembelajaran Matematika tentang bangun ruang melalui metode Problem Solving Learning (PSL) dengan media benda konkret pada siswa kelas V SD Negeri 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti direncanakan di SD

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 1.1, hlm. 82 88 85 Negeri 7 Kutosari, sekolah ini berada di bawah pimpinan Dra. Sri Rejeki sebagai Kepala Sekolah. SDN 7 Kutosari terletak di Jalan Pahlawan nomor 207 Kebumen. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada semester II tahun ajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah guru kelas V SDN 7 Kutosari dan seluruh siswa kelas V SD Negeri 7 Kutosari tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 23 siswa. Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013: 172). Data dalam penelitian ini meliputi data hasil dan proses penerapan, serta kendala dan solusi pembelajaran Matematika. Validasi menurut Sugiyono (2013: 363) adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti, sehingga dapat dikatakan bahwa data yang valid adalah data yang tidak berbeda atau sama antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Validasi yang dilakukan menggunakan teknik triangulasi. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan dua macam teknik analisis data, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Masingmasing siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan metode Problem konkret jika dikelola dan dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang tepat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Langkah pembelajaran dengan media konkret terdiri dari: (1) tahap persiapan, (2) tahap identifikasi masalah, (3) tahap merancang rencana, (4) tahap menerapkan rencana, (5) tahap melihat kembali, (6) tahap penampilan hasil. Penerapan metode Problem Solving Learning dengan media konkret terhadap pembelajaran Matematika tentang bangun ruang dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan, dengan alokasi waktu 2x35 menit setiap pertemuan. Berikut adalah data rerata hasil observasi terhadap guru terkait penerapan metode Problem Solving Learning (PSL) dengan media konkret dalam pembelajaran Matematika pada siklus I, II, dan III: Tabel 1. Perbandingan Penerapan metode Problem Solving Learning dengan Media Konkret terhadap Guru Siklus Rerata % I 2,83 70,83 II 3,13 78,13 III 3,58 89,58 Berdasarkan tabel 1, pembelajaran menggunakan metode Problem Solving Learning yang dilaksanakan guru pada siklus I sebesar 70,83%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,3% menjadi 78,13%. Pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 11,45% menjadi 89,58%. Jumlah persentase pelaksanaan peng-

86 Penerapan Metode Problem Solving Learning... gunaan metode Problem Solving Learning oleh guru pada siklus I sampai siklus III sebesar 238,54% dengan rata-rata sebesar 79,51%. Langkah pembelajaran menggunakan yang dilakukan guru selalu meningkat pada setiap siklusnya. Analisis tindakan pada siklus I hingga III menerapkan metode PSL dengan media konkret yang dialami siswa dapat dilihat pada tabel 2 berikut Tabel 2 Perbandingan Penerapan metode Problem Solving Learning (PSL) dengan Media Konkret terhadap Siswa Siklus Rerata % I 2,85 71,35 II 3,23 80,73 III 3,49 87,24 Berdasarkan tabel 2 hasil observasi siswa mengalami peningkatan pada setiap tindakan yang dilaksanakan. Rata-rata hasil observasi pembelajaran menggunakan metode Problem Solving Learning yang dilaksanakan pada siklus I sebesar 71,35%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,38% menjadi 80,73%. Pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 6,51% menjadi 87,24%. Jumlah persentase pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Problem Solving Learning sebesar 239,32% dengan rata-rata sebesar 79,77%. Penelitian juga menggunakan data hasil belajar siswa. Berikut adalah data nilai hasil belajar pembelajaran Matematika tentang bangun ruang dengan menerapkan metde Problem konkret pada kondisi awal, siklus I, II, dan III: Tabel 3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, II, dan III Tindakan Rerata Tuntas (%) Tidak tuntas K. Awal 65,61 39,13 60,87 Siklus I 70,62 52,17 47,83 Siklus II 75,39 69,57 30,43 Siklus III 81,89 91,3 8,7 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes tertulis mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, siswa yang mencapai KKM ( 70) 39,13%. Kemudian mengalami peningkatan sebesar 13,04% pada siklus I menjadi 52,17%. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 17,40% menjadi 69,57%. Pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 21,73% menjadi 91,30%. Jumlah siswa yang belum tuntas mengalami penurunan pada setiap siklus. Pada kondisi awal, siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM ( 70) sebesar 60,87%. Pada siklus I mengalami penurunan sebesar 13,04% menjadi 47,83%. Pada siklus II mengalami penurunan lagi sebesar 17,40% menjadi 30,43%. Pada siklus III mengalami penurunan sebesar 21,73% menjadi 8,7%. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Berdasarkan deskripsi pelaksanaan penelitian selama tiga siklus dalam pembelajaran Matematika pada penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Problem Solving Learning (PSL) dengan Media Benda

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 1.1, hlm. 82 88 87 Konkret Tentang Bangun Ruang dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016 dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Penerapan metode Problem Solving Learning (PSL) dalam peningkatan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016 dilaksanakan dengan langkah-langkah yaitu: (a) persiapan, (b) identifikasi masalah, (c) merancang rencana, (d) menerapkan rencana, (e) melihat kembali, (f) penampilan hasil, siswa mempresentasikan hasil yang telah dikerjkan bersama kelompok. Langkah pembelajaran oleh guru diukur menggunakan lembar observasi. Pada siklus I sebesar 70,83%, siklus II sebesar 78,13%, dan siklus III sebesar 89,58%. Pembelajaran yang dilaksanakan siswa juga meningkat, yakni siklus I sebesar 71,35%, siklus II sebesar 80,73%, dan siklus III sebesar 87,24%. (2) Penerapan metode Problem Solving Learning (PSL) dapat meningkatkan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016, dibuktikan dengan adanya peningkatan pembelajaran pada tiap siklusnya. Hasil evaluasi siswa tentang pembelajaran Matematika juga mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 52,17%, siklus II sebesar 69,57%, dan siklus III mencapai 91,3%. (3) Kendala dalam penerapan metode Problem Solving Learning (PSL) dalam peningkatan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN 7 Kutosari Tahun Ajaran 2015/2016, yaitu: (a) beberapa langkah pembelajaran belum terlaksana dengan baik, (b) pada langkah kedua siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, (c) pada langkah ketiga siswa masih tergantung dengan guru untuk memecahkan masalah, (d) pada langkah kelima rasa ingin tahu siswa kurang, sehingga siswa masih malas untuk bertanya dan memberi tanggapan. Solusinya yaitu: (a) peneliti memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada guru tentang langkah-langkah pembelajaran metode Problem Solving Learning, (b) pada langkah kedua guru harus lebih pintar untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, (c) pada langkah ketiga guru memberi penjelasan dan bimbingan yang sejelas-jelasnya mengenai cara memecahkan masalah agar siswa lebih tertarik dalam kegiatan pembelajara, (d) pada langkah kelima guru harus lebih memotivasi siswa untuk percaya diri dan lebih memancing siswa untuk aktif memberikan tanggapan kepada kelompok lain. Penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan metode Problem Solving Learning (PSL) yang dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan skenario pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SDN 7 Kutosari tahun ajaran 2015/2016. Penerapan yang dilasanakan dengan baik dan rutin akan menjadikan siswa: (a) siswa lebih aktif berpikir memecahkan masalah secara terampil dalam proses pembelajaran, (b) siswa menjadi lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran yang bemacam-macam seperti buku, gambar, dan benda nyata, (c) siswa belajar dengan mengalami secara langsung proses belajar yang disertai bimbingan guru sehingga dengan begitu siswa akan dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang mereka dapat ketika belajar Matematika dengan me-

88 Penerapan Metode Problem Solving Learning... nerapkannya dalam kehidupan seharihari yang ada di sekitar siswa sehingga pembelajaran akan lebih menarik, mudah dipahami, dan lebih bermakna bagi siswa (d) siswa lebih berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi, karena metode PSL menyenangkan bagi siswa, (e) proses belajar menggunakan metode Problem Solving Learning lebih kondusif, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah disebutkan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: Bagi guru, metode Problem Solving Learning (PSL) hendaknya dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran Matematika di kelas V untuk meningkatkan pembelajaran Matematika, karena metode PSL tepat digunakan untuk memecahkan masalah dan melatih keterampilan siswa. Bagi siswa, siswa harus memperhatikan penjelasan guru setiap pembelajaran berlangsung, terutama saat penerapan langkah merancang rencana pada (PSL). Bagi sekolah. Bagi sekolah, sekolah hendaknya mendukung dan menfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif seperti penggunaan metode Problem Solving Learning (PSL), sehingga memberikan dampak positif bagi kemajuan siswa, guru, dan sekolah. Himpunan Peraturan Perundangundangan. (2010). Undangundang Sisdiknas Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokus Media. Jihad, A. (2008). Pengembangan Kurikulum Matematika. Bandung: Multi Pressindo. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Susilana, R & Riyana, C. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Gie, J. (2014). Pengertian Matematika Menurut Para Ahli dan Kurikulum. diperoleh pada 15 November 2015 dari http://www.rumusmatematikadas ar.com/2014/09/pengertianmatematika-menurut-pendapatahli-dan-kurikulum.html DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar.