Kaum Muslimin Harus Memenuhi Syarat-Syarat Yang Telah Mereka Sepakati

dokumen-dokumen yang mirip
Membatalkan Shalat Witir

Tata Cara Shalat Malam

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Apakah Asal dalam Dakwah Adalah Tauqifi?

Hukum Berobat Kepada Dukun Dan Peramal

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

Apakah Masjidil Haram Sama Dengan Masjid-Masjid Lainnya Di Tanah Haram?

Hukum Memakai Emas Dan Intan Bagi Laki-Laki

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

Waktu Shalat Malam. Dr. Muhammad bin Fahd al-furaih. Dinukil dari Buku Masalah-Masalah Shalat Malam. (hal )

Hukum Bersiwak Bagi Yang Puasa Setelah Gelincir Matahari

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Hadits-hadits Shohih Tentang

Lima Syarat Wajib Haji

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Shalat Isya Di Belakang Imam Yang Shalat Tarawih

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

MUZARA'AH dan MUSAQAH

Tata Cara Sujud Tilawah

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

Di Antara Kemungkaran Pakaian Wanita Dalam Pesta Perkawinan

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Salaf dan Berbakti Kepada Ibu

Hukum Mengubah Nazar

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Membalas Kebaikan Orang Lain

Kisah Nabi Sulaiman alaihissalam

Hukum Hadiah yang Diberikan Oleh Pusat-Pusat Perbelanjaan

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Apakah Membaca Iftitah Wajib di Setiap Raka at dalam Shalat Atau Cukup Di Awal Saja?

Mengatasi Problematika Remaja

Bacaan dalam Shalat Malam

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Menghormati dan Menghargai Ulama

Syarah Istighfar dan Taubat

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Seorang Bapak Tidak Boleh Memaksa Putrinya Menikah

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Dorongan Untuk Memanfaatkan Berbagai Sarana Informasi dengan Beberapa Syarat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

HUKUM WANITA BEKERJA SEBAGAI GUIDE WISATA ح م عمل ملرأة مرشدة سياحية

Warisan Untuk Janin, Wanita, Huntsa Musykil dan Yang Mati Bersamaan

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Pembunuh Sembilan Puluh Sembilan Nyawa

Bid ah Berkumpul Untuk Ta ziyah dan Menghidangkan Makanan Kepada yang Datang

Hukum Haid. Diambil dari kitab: "Masuliyatul Marah al Muslimah" Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim al-jarullah. Terjemah : Tim Islamhouse.

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

MEMBATALKAN PUASA. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan puasa ada enam perkara : 1. Makan dan minum Firman Allah SWT :

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Hukum Sodomi Terhadap Istri

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Hukum Memelihara Jenggot

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Doa dan Dzikir Seputar HUTANG Serta Syarahnya

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

JUAL-BELI SISTEM DROPSHIPPING

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

PENGERTIAN DIYAT. yang sering dikaitkan dengan lembah, seperti di dalam firman Allah Azza wa Jalla:

Peringatan Terhadap Sebagian Hadits Tentang Tetangga yang Dinisbatkan Kepada Nabi حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

Bersegera Memenuhi Seruan Allah dan Rasul-Nya

Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu Anhu Seorang Orator Ulung

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

ع ل ي ك م ب س ن ت ي و س ن ة ال خ ل ف اء الر اش د د الر د دي ي

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Hukum Poligami. Syaikh Abdul Aziz bin Baz -rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

Pemisah Antara Tarawih dan Qiyam

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Puasa Hari Asyura. Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

Pengobatan Dengan Ruqyah Untuk Penyakit Kejiwaan

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

Hukum Khitan. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'utsaimin - rahimahullah Dan Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmu Dan Fatwa

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Transkripsi:

Kaum Muslimin Harus Memenuhi Syarat-Syarat Yang Telah Mereka Sepakati ] إندوني [ Indonesia Indonesian QAWA'ID FIQHIYAH Diangkat dari kitab al-qawâ'id wal Ushûlul Jâmi'ah wal Furuq wat Taqâsîmil Badî'ah an-nâfi'ah. Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-sa'di. Terjemah: Tim Majalah as sunnah Editor : Tim Islamhouse.com 2013-1434

المسلون وطهم» باللغة الا ندونيسية «مقتبسة من كتاب القواعد وا صول ا امعة للشيخ نا بن عبد الر ن السعدي تر ة: فر ق لة السنة باللغة ا ندونيسية مراجعة: الفر ق ا ندوني 2013-1434

Muqodimah Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. ط ا إ ط ه م و قال رسول ا ص ا عليه وسلم:» ر م ل أ و ال م س ل م و ن ا «١] [ ح ر ام أ و ح Kaum Muslimin Harus Memenuhi Syarat-Syarat Yang Telah Mereka Sepakati Kecuali Syarat Yang Mengharamkan Suatu Yang Halal Atau Menghalalkan Suatu Yang Haram. Sebagaimana kaidah sebelumnya, kaidah yang mulia ini sesuai dengan lafadz hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam bersabda : ط ا إ قال رسول ا ص ا عليه وسلم:» ل أ ا» [٢] ر ام ح و ال م س ل م و ن و ط ه م ش ر أ و ح Dan kaum Muslimin harus memenuhi syarat-syarat yang telah mereka sepakati kecuali syarat yang mengharamkan suatu yang halal atau menghalalkan suatu yang haram. ر م 3

Kaidah ini menjelaskan bahwa hukum asal dari persyaratanpersyaratan yang telah disepakati oleh kaum Muslimin dalam berbagai akad yang dilaksanakan adalah diperbolehkan. Karena mengandung maslahat dan tidak ada larangan syari at tentang hal itu. Tentunya, selama syarat-syarat itu tidak menyeret pelakunya terjerumus kedalam suatu yang diharamkan Allah Azza wa Jalla dan Rasul -Nya. Apabila mengandung unsur haram sehingga bisa menyeret pelakunya terjerumus dalam perkara yang haram maka syarat-syarat tersebut tidak diperbolehkan. Syarat-syarat yang diperbolehkan sebagaimana hukum asalnya itu banyak, diantara contohnya: 1. Dalam akad jual beli. a. Seseorang menjual barangnya dan menetapkan syarat agar ia masih diberi hak untuk menggunakan barang tersebut dalam jangka waktu tertentu sebelum diserahkan kepada pembeli. Misalnya Ahmad menjual rumahnya kepada Zaid dengan harga tertentu. Ahmad mensyaratkan bahwa ia masih menempati rumah itu selama satu bulan sebelum diserahkan kepada Zaid. 4

b. Seseorang membeli barang dengan syarat pembayarannya ditunda sampai jangka waktu tertentu. Misalnya Ahmad membeli sebuah rumah dari Zaid dengan harga tertentu, dengan syarat setengah dari harga tersebut langsung dibayarkan ketika akad, sedangkan setengahnya dibayarkan sebulan kemudian. c. Pembeli mensyaratkan bahwa barang yang akan dibelinya harus memiliki sifat-sifat tertentu. Misalnya seseorang yang ingin membeli budak dan ia mensyaratkan bahwa budak yang akan ia beli tersebut harus mempunyai keahlian tertentu, seperti bisa membaca dan menulis atau keahlian lainnya. Demikian pula apabila seseorang ingin membeli hewan ternak dan ia mensyaratkan kepada si penjual bahwa hewan yang akan ia beli tersebut produksi susunya banyak atau selainnya. 2. Dalam akad hutang piutang, apabila orang yang menghutangi menetap syarat harus ada jaminan berupa barang tertentu kepada orang yang berhutang. Misalnya Ahmad ingin berhutang sejumlah uang kepada Zaid. Kemudian Zaid berkata, Saya mau meminjami uang kepadamu dengan syarat ada jaminan. 5

3. Berkaitan dengan akad wakaf, apabila seseorang mewakafkan suatu barang disertai dengan syarat tertentu. Maka dalam pemanfaatan barang wakaf itu harus disesuaikan dengan syarat yang telah ditentukan oleh si pewakaf, selama syarat tersebut tidak menyelisihi syari at. Misalnya seseorang mewakafkan sebidang tanah dengan syarat digunakan untuk pembangunan masjid. Maka pemanfaatan tanah tersebut harus disesuaikan dengan syarat yang telah ditentukan pewakaf. 4. Demikian pula syarat-syarat yang dibuat oleh pasangan suami isteri dalam ikatan pernikahannya. Misalnya, seorang wanita berkata kepada calon suaminya, Saya mau menjadi isterimu dengan syarat saya tetap tinggal di kampung kelahiran saya. Atau si wanita tersebut mensyaratkan supaya tidak dipoligami atau syarat-syarat semisalnya. Maka hukum asal dari persyaratan-persyaratan tersebut diperbolehkan, sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam: ق ط أ ن ت و ف و ا ب ه م ا أ و ال قال رسول ا ص ا عليه وسلم:» إ ن [ ٣] «ف ر و ج م ال ا س ت ح ل ل ت ب ه Sesungguhnya syarat yang paling wajib kalian tunaikan adalah syarat-syarat untuk menghalalkan pernikahan. 6

Adapun syarat-syarat yang menyebabkan pelakunya terjerumus dalam perkara yang diharamkan Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, maka syarat-syarat tersebut tidak boleh dipenuhi dan tidak boleh dilaksanakan. Di antara contohnya adalah dalam kasus jual beli budak. Apabila seseorang menjual budak miliknya dengan syarat kalau budak itu nantinya dimerdekakan oleh si pembeli (tuannya yang baru) maka wala nya [4] untuk si penjual tersebut. Syarat seperti ini tidak diperbolehkan karena bertentangan dengan sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam: [ ٥] «قال رسول ا ص ا عليه وسلم:» ا ء إ م ال و ن ل م ت ق أ Sesungguhnya wala itu adalah milik orang yang memerdekakan budak. Syarat-syarat yang diharamkan itu terbagi menjadi tiga : 1. Syarat-syarat yang haram dan menyebabkan akad tidak sah. Misalnya adalah syarat mut ah dalam pernikahan. Yaitu pernikahan yang dibatasi dengan jangka waktu tertentu. Jika jangka waktu tersebut selesai maka pasangan suami isteri tersebut bercerai. Misalnya, seorang laki-laki menikahi seorang 7

wanita dengan syarat pernikahan tersebut berlangsung selama satu bulan dan setelah itu pernikahan mereka berakhir. 2. Demikian pula syarat tahlil dalam pernikahan. Apabila seorang wanita telah ditalak sebanyak tiga kali oleh suaminya, maka si suami tidak bisa ruju bekas isterinya tersebut kecuali apabila wanita tersebut telah dinikahi laki-laki lain, telah berhubungan suami isteri dengan suaminya yang baru tersebut dan telah diceraikan lagi oleh suaminya yang baru itu, tanpa ada unsur rekayasa. Jika ada rekayasa, misalnya ada laki-laki lain yang melamar wanita tersebut, kemudian si wanita ini mau tapi dengan syarat setelah menikah dan berhubungan suami isteri, dia harus dicerai, supaya bisa menikah kembali dengan bekas suaminya yang pertama. Inilah yang dimaksud dengan syarat tahlil dalam perrnikahan. Syarat mut ah dan syarat tahlil adalah syarat yang fasad (rusak) yang menyebabkan pernikahan tersebut tidak sah. Karena syarat ini bertentangan dengan tujuan awal pernikahan disyari atkan. 3. Syarat-syarat yang haram tetapi tidak menyebabkan akadnya batal. Misalnya, pernikahan dengan syarat tanpa mahar. Apabila seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan syarat tanpa memberikan mahar kepada isterinya. Demikian pula apabila seorang laki-laki menikahi seorang wanita dengan 8

syarat tidak memberikan nafkah kepada isterinya, atau dengan syarat bahwa isterinya tersebut mendapatkan giliran lebih banyak atau lebih sedikit daripada isteri-isterinya yang lain. Maka syarat-syarat semacam ini termasuk syarat yang fasad (rusak) namun tidak sampai menyebabkan akad pernikahan itu batal. Karena syarat-syarat itu tidak bertentangan dengan tujuan awal pernikahan, baru sebatas menafikan hal-hal yang wajib ditunaikan dalam pernikahan berupa hak-hak isteri atas suaminya. Wallahu a lam. Footnote [1]. Diangkat dari al-qawâ id wal Ushûlul Jâmi ah wat Taqâsîm [2]. Hadits و ط ه م ( diriwayatkan oleh Imam Bukhâri 4/451 (ال م س ل م و ن secara mu'allaq dengan shighah jazm. Dan diriwayatkan secara maushûl oleh Imam Ahmad 2/366, Abu Dâwud no. 3594, Ibnu Jarud no. 637, Hakim 2/45, Ibnu 'Adiy no. 2088 dari Abu Hurairah lewat jalur periwayatan Katsîr bin Zaid dari Walîd bin Rabbâh. Dan diriwayatkan oleh Tirmidzi no. 1370 dari Katsîr bin Abdillâh bin 'Amr bin 'Auf al- Muzaniy dari bapaknya dari kakeknya bahwasannya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : 9

إ ص ل ح ا ح ر ا إ ط ط ه م و ا و ال م سل م و ن ل ر ام ص ل جا ز ال م سل م ام أ و أ ا ر ام أ و أ ل ح ر ر م Lafadz ini pula yang diriwayatkan oleh Thabrani dalam al-kabîr no. 30, Ibnu 'Adiy no. 2081, Dâruquthni 3/27, al-baihaqi 6/79, Ibnu Mâjah no. 2353 tanpa potongan kalimat terakhir. Hadits ini dikuatkan dengan hadits Aisyah, Anas, Abdullâh bin Umar, Rafi' bin Khadîj Radhiyallahu anhum, sehingga hadits ini menjadi sah dengan mengumpulkan seluruh jalur periwayatannya. [3]. HR. al-bukhâri dalam kitabun Nikâh, Bab as-syurûth fin Nikâh, no. 5151. Muslim dalam kitab an-nikâh, Bab al-wafâ fis syurûth, no. 1418 dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu anhu. [4]. Yang dimaksud dengan wala di sini adalah apabila seseorang memerdekakan budak, kemudian setelah merdeka budak itu meninggal dalam keadaan tidak mempunyai ahli waris, maka yang berhak mewarisi hartanya adalah orang yang memerdekakannya. Demikian pula apabila setelah merdeka, budak tersebut terbunuh sedangkan ia tidak memiliki ahli waris, maka orang yang memerdekakan itulah yang berhak menerima diyat (dendanya). (Pen) [5]. HR. al Bukhâri dalam Kitab al-mukâtab, Bab Isti ânatul Mukâtab, no. 2563. Muslim dalam Kitab al- Itqu, Bab Innamal Wallâ-u Liman A taqa, no. 1504 dari Aisyah Radhiyallahu anhuma. 10

11