BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

dokumen-dokumen yang mirip
KORELASI NILAI CPT DAN SPT PADA LOKASI RING ROAD UTARA YOGYAKARTA

XVIII. SONDIR (Cone Penetration Test)

ANALISIS DAYA DUKUNG TIANG PANCANG MENGGUNAKAN DATA INSITU TEST, PARAMETER LABORATORIUM TERHADAP LOADING TEST KANTLEDGE

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

S O N D I R TUGAS GEOTEKNIK OLEH : KAFRIZALDY D

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

EVALUASI PERKIRAAN DAYA DUKUNG TEORITIS TERHADAP DAYA DUKUNG AKTUAL TIANG BERDASARKAN DATA SONDIR DAN LOADING TEST

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

BAB III DATA PERENCANAAN

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

Daya Dukung Pondasi Dalam

BAB III LANDASAN TEORI

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Dalam perencanaan pondasi ini akan dihitung menggunakan dua tipe pondasi

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

No. Dokumen Tanggal P L P. Revisi. Disetujui

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN. lapisan tanah dan menentukan jenis pondasi yang paling memadai untuk mendukung

Evaluasi Data Uji Lapangan dan Laboratorium Terhadap Daya Dukung Fondasi Tiang Bor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

Ahmad Marzuki (1), Muhammad Firdaus (1), Ilhami (1) dan Sidik Sutiasno (2)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menara, dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG KELOMPOK PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD SUMATERA UTARA MEDAN

BAB V HASIL ANALISA DATA

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN DAYA DUKUNG TANAH PADA PONDASI V PILE (Studi Kasus di Rumah Sakit Haji Medan)

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di bawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi (K.Nakazawa).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tanah dan suatu bagian dari konstruksi yang berfungsi menahan gaya

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. paling bawah dari suatu konstruksi yang kuat dan stabil (solid).

ANALISA KUAT DUKUNG PONDASI BORED PILE BERDASARKAN DATA PENGUJIAN LAPANGAN (CONE DAN N-STANDARD PENETRATION TEST)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

KAJIAN POTENSI KEMBANG SUSUT TANAH AKIBAT VARIASI KADAR AIR (STUDI KASUS LOKASI PEMBANGUNAN GEDUNG LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur bangunan yang

KAJIAN KEMAMPUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA ABUTMENT JEMBATAN BERDASAR BEDAH BUKU BOWLES

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DENGAN SISTEM HIDROLIS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya beban diatasnya. Pondasi dibuat menjadi satu kesatuan dasar

STUDI PERBANDINGAN KAPASITAS DUKUNG VERTIKAL MINI PILE UKURAN 20X20 CM MENGGUNAKAN BERBAGAI FORMULA DINAMIK BERDASARKAN DATA PEMANCANGAN TIANG

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5

KAPASITAS DUKUNG TIANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI. Judul DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN 2

BAB XI PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG

KORELASI NILAI MACKINTOSH PROBE DENGAN N-SPT DAN CPT PADA TANAH LEMPUNG

PEMETAAN KONSISTENSI TANAH BERDASARKAN NILAI SONDIR DI KOTA PONTIANAK

KAJIAN PEMILIHAN PONDASI SUMURAN SEBAGAI ALTERNATIF PERANCANGAN PONDASI

ANALISIS SISTEM PONDASI PILE RAFT PADA PEMBANGUNAN PROYEK SILOAM HOSPITAL MEDAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

EVALUASI DAYA DUKUNG PONDASI BORED PILE TERHADAP UJI PEMBEBANAN LANGSUNG PADA PROYEK PEMBANGUNAN AEON MALL MIXED USE SENTUL CITY BOGOR

VII. Penurunan. Pertemuan XI, XII, XIII. VII.1 Pendahuluan

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo seperti Gambar 3.1.

LAPORAN. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. oleh: NIM NIM.

BAB I PENDAHULUAN. langsung kebutuhan akan lahan sebagai penunjang kehidupan pun semakin besar.

ALAT UJI SONDIR. Bangun Rekaprima Vol.03/2/Oktober/ Ukiman ¹), Setio Utomo ¹), Yusetyowati ¹) ¹)

TUGAS AKHIR ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI KELOMPOK MINI PILE PABRIK PKO PTPN III SEI MANGKEI DISUSUN OLEH DEBORA NAINGGOLAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DAN SPT. Gati Sri Utami Jurusan Teknik Sipil ITATS ABSTRAK

Rekayasa Pondasi. Achmad Muchtar.,ST.,MT UnNar

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL TIANG PANCANG TUNGGAL BERDASARKAN DATA SONDIR DAN DATA STANDARD PENETRATION TEST

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG ULTIMIT TIANG PANCANG ANTARA METODE TEORETIS DAN METODE AKTUAL DENGAN KONFIGURASI TIANG DAN KEDALAMAN

3.4.1 Fondasi Tiang Pancang Menurut Pemakaian Bahan dan Karakteristik Strukturnya Alat Pancang Tiang Tiang Pancang dalam Tanah

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

ABSTRAK. Kata kunci : pondasi, daya dukung, Florida Pier.

Oleh : DWI DEDY ARIYANTO ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Untung

struktur pondasi. Berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik

BAB IV PERENCANAAN PONDASI. Berdasarkan hasil data pengujian di lapangan dan di laboratorium, maka

2.5.1 Pengujian Lapangan Pengujian Laboratorium... 24

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pondasi tiang adalah salah satu bagian dari struktur yang digunakan untuk

KONTRIBUSI DAYA DUKUNG FRIKSI DAN DAYA DUKUNG LACI PADA PONDASI TIANG TONGKAT

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

BAB I PENDAHULUAN. Pondasi merupakan bagian dari struktur bawah kontruksi yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan taraf pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan melaksanakan survey penelitian tanah (Soil investigation). Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Hal yang sangat diperhitungkan dalam pembangunan sebuah bangunan konstruksi adalah daya dukung tanah. Analisis daya dukung langsung dengan data lapangan adalah perhitungan daya dukung tanpa melakukan korelasi parameterparameter metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress analysis (ESA). Braja M. Das mengungkapkan keuntungan dari pengujian langung yaitu daya dukung dapat langsung diketahui setelah pengujian dilapangan. Pengujian langsung di lapangan yang banyak digunakan dan tersebar di Indonesia adalah : Standart Penetration Test (SPT), Cone Penetration Test (CPT) atau banyak dikenal dengan Sondir, uji baling-baling (Vane Shear Test) dan Uji Presumeter (PMT). Di Indonesia, metode yang lazim dilakukan adalah SPT dan Sondir. 2.2. Standart Penertation Test (SPT) Joseph E. Bowles mengungkapkan bahwa Standart Penetration Test (SPT) merupakan pengujian penembusan tanah yang paling ekonomis dan popular untuk mendapatkan informasi di bawah permukaan tanah. Standart Penetration Test (SPT) juga merupakan salah satu pengujian lapangan yang cukup popular di Indonesia. Pertama kali digunakan pada tahun 1927, setelah itu alat ini rutin digunakan dilapangan. Pengujian SPT ini dilakukan dengan cukup sederhana dan mudah sehingga tidak memerlukan keterampilan khusus dalam pengoperasiannya.

I.S Dunn, L.R. Andersom, F.W. Kiefer dalam bukunya yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia Dasar-Dasar Analisis Geoteknik mengungkapkan bahwa pengujian penetrasi standar paling sering digunakan untuk mengukur kepadatan relatif tanah-tanah granular. Meskipun pengujian ini kadang-kadang digunakan ukuran kuat geser tanah-tanah kohesif, tetapi korelasinya tidak begitu meyakinkan untuk tanah-tanah kohesif. Berbagai faktor dapat mempengaruhi hitungan pukulan yang diperoleh, sehingga perlu sangat berhati-hati dalam mengevaluasi hasil pengujian. Berikut ini gambar dari alat uji SPT. Gambar 2.1. Alat uji Standart Penetration Test

Alat uji SPT merupakan sebuah tabung yang dapat dibelah (split tube, split spoon) yang dilengkapi dengan driving shoe agar tidak mudah rusak pada saat penetrasi. Driving Shoe ini bisa dilepas dan diganti. Pada bagian ujung dilengkapi dengan pengambilan contoh (sampler insert) yang dipasang dibagian untuk mengambil contoh tanah. Prosedur pengujian SPT adalah sebagai berikut : 1. Lubang Bor disiapkan sampai kedalaman uji yang diinginkan. 2. Memasukkan alat split sampler secara tegak lurus. 3. Menumbuk dengan pemukul (berat = 63,5 kgr/140 Ibs, tinggi jatuh = 760 mm) dan mencatat jumlah tumbukan setiap penetrasi 15 cm. hal ini dilakukan 3 kali ( I : 0 15 cm jumlah pukulan No, II : 15 30 cm jumlah pukulan N1, III : 30 45 cm jumlah pukulan N2). Nilai N-SPT merupakan jumlah pukulan ke II dan ke III, sehingga N = N1 + N2. 4. Spilt sampler dingakat keatas kemudian dibuka. Perlu diperhatikan bahwa sampel yang diperoleh dengan ini dalam keadaan terganggu. 5. Sampel yang diperoleh dimasukkan kedalam plastik untuk diuji dilaboratorium. Pada plastik tersebut harus dicantumkan : nama proyek dan lokasi, kedalaman, dan nilai N. Persamaan umum yang diterapkan pada analisis daya dukung tiang berdasarkan SPT adalah sebagai berikut :

Qult = μ b x N b x A b + μ s x N x A s (Ton) (2.1) Dimana A b : Luas penampang ujung tiang A s : Luas selimut tiang N b : Harga SPT pada ujung tiang. μ b, s N : Harga koefisien perlawanan ujung dan selimut tiang. : Harga rerata SPT sepanjang tiang. Pada penerapannya didalam perencanaan, nilai N biasanya dikoreksi sebagai berikut : N b = 0,5(N1 + N2)...(2.2) N1 N2 : Nilai SPT pada ujung tiang : Nilai SPT rerata dari ujung tiang hingga 4D diatas ujung tiang. Untuk tanah pasir yang sangat halus ( fine sand ) atau tanah pasir kelanauan (silty sand ) yang terletak dibawah muka air tanah, nilai SPT cenderung lebih tinggi disebabkan oleh rendahnya permeabilitas. Oleh sebab itu, nilai N SPT dikoreksi sebagai berikut : N* = 15 + 1 / 2 (N 15).(2.3)

Dimana : N* : Nilai SPT terkoreksi N : Nilai SPT asli dilapangan Beberapa peneliti merekomendasikan besarnya harga koefisien gesek untuk persamaan 2.1 dapat kita lihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Koefisien μ b dan μ s Peneliti Jenis Tanah Jenis Tiang μ b μ s Batasan Meyerhof (1976) Pasir 40 0,2 - Berlaku umum Lempung - 0,5 - Okahara (1992) Pasir Kohesif Tiang Pancang 40 0,2 <10 t/m 2 Cor ditempat 12 0,5 <20 t/m 2 Tiang pacang - 1 <15 t/m 2 Cor ditempat - 1 <15 t/m 2 Takahashi (1992) Pasir Tiang pacang 30 0,2 - Sumber : Schemertmann (1967) Disamping itu, Schmertmann (1967) menggunakan nilai N-SPT dengan tahanan konus untuk menentukan daya dukung ujung dan tahanan selimut tiang. Tabel 2.2 menunjukkan nilai gesekan untuk desain tiang pancang.

Tabel 2.2 Nilai gesekan untuk perencanaan tiang pancang Jenis Tanah Keterangan Gesekan selimut (Kgr/cm 2 ) Tahanan ujung (Kgr/cm 2 ) Pasir bersih ( untuk N>60, diambil N = 60). GW,GP,GM,SW,SP,SM 0,019 N 3,2 N 0,04 N Lempung kelanauan bercampur pasir, pasir kelanauan, lanau. GC, SC, ML, CL (dianjurkan direduksi untuk lempung kaku dan lempung 1,6 N kepasiran) 0,05 N (dianjurkan Lempung plastis CH, OH direduksi untuk lempung kaku 0,7 N dan lempung kepasiran) Batu gamping rapuh, pasir berkarang 3,6 N Sumber : Schemertmann (1967)

2.3. Cone Pentrationn Test (CPT) Percobaan Sondir atau Cone Penetration Test (CPT) adalah suatu pengujian tanah yang cukup banyak digunakan di Indonesia. Metode pengujian ini dikembangkan oleh para insinyur Belanda dan digunakan pertama kali tahun 1935. Bagian utama alat ini adalah sebuah kerucut terbalik atau konus yan terbuat dari logam dengan ujung bersudut 60 0 luas dasar 10 cm 2. Prinsip kerjanya adalah alat ini didorong masuk kedalam tanah dengan kecepatan konstan, gaya perlawanan tanah terhadap gerakan konus dicatat pada interval kedalaman tertentu. Nilai tahanan konus (qc) sama dengan gaya pengujian akan didapat perlawanan dibagi dengan luas dasar konus (10 cm 2 ). Dari profil nilai tahanan konus qc terhadap kedalaman. Data ini sangat berguna untuk menentukan pelapisan tanah, dan kompresibilitas, kedalaman tanah untuk mendukung pondasi. Gambar 2.2. Alat uji Cone Penetration Test

Schmertmann dan Nottingham (1975) mengembangkan metode ini dengan alasan bahwa cara statik membutuhkan parameter-parameter tanah yang pada umumnya tidak tersedia secara kontiniu dan konsisten sepanjang tiang yang beresiko karena menggunakan parameter yang mewakili suatu lapisan tanah yang memiliki kuat geser dengan suatu rentang tertentu. Metode berdasarkan data lapangan, sondir sebagai contoh, dapat memperoleh data yang kontiniu sepanjang tiang. Kegunaan dari data sondir ini salah satunya untuk menganalisis daya dukung tiang. Bentuk alat sondir ini mirip dengan tiang sehingga pola keruntuhan tanah pada saat alat sondir ini menembus tanah serupa dengan pola keruntuhan tanah akibat pemancangan tiang. Sampai sekarang masih diakui bahwa analisis daya dukung tiang pancang dengan menggunakan data sondir ini masih merupakan metode yang terbaik disbanding metode-metode lain.. Prosedur pengujian CPT adalah sebagai berikut : 1. Titik sondir ditentukan letaknya berdekatan dengan titik SPT dan diusahakan letaknya bebas dari gangguan seperti pohon, tiang listrik, dan bangunan lainnya, serta lokasi sekitar sondir harus dibersihkan dari rumput-rumputan dan batuan, sehingga didapat permukaan yang rata. 2. Angker dipasang dan diatur agar mesin sondir vertical ditempat yang akan diperiksa, kemudian dipasang manometer. 3. Mesin sondir diisi dengan oli, diusahakan sampai bebas dari gelembung udara. Conus dipasang pada pipa sondir, kemudian diatur sedemikan rupa

pada mesin sondir lalu pipa sondir ditekan sampai conus masuk kurang lebih 10 cm ke tanah sambil menyiapkan alat pencataan. 4. Kran penyalur tekanan dibuka pada manometer 0 60 kg/cm 2, dan kemudian mulailah penekanan. 5. Setelah mencapai kedalaman 20 cm, pasanglah kait friction sleeve kemudian lakukan pembacaan mula-mula untuk conus (q c ). Selanjutnya lanjutkan penekanan hingga +4 cm maka akan didapat pembacaan tekanan total (q t ) yaitu pada saat terjadi loncatan pada jarum manometer. 6. Lepaskan kait dan lakukan penekanan untuk kedalaman 20 cm berikutnya, kemudian ulangi lagi melakukan pembacaan tekanan conus dan pembacaan tekanan total. 7. Harus diperhatikan bila tanahnya makin keras dan pembacaan q t mendekati 60 kg/cm 2, maka harus dilakukan penggantian manometer dengan membuka kran manometer 0 250 kg/cm 2. 8. Pembacaan dilakukan beturut-turut hingga qt mencapai 450 kg/cm 2 atau sampai kedalaman 30 meter. Dalam metode yang dikembangakan oleh Schmertmann dan Nottingham ini daya dukung tiang (Qb) diambil dari nilai rerata perlawanan konus (q c ) 8D ( D : diameter/lebar tiang = 2,5 cm) atau 20 cm dan 0,7D sampai dengan 4D atau 4cm - 10 cm dibawah ujung tiang untuk q t.

Gambar 2.3. Analisi daya dukung ujung tiang (Schmertmann, 1978) Tahanan ujung tiang :..(2.4) Dimana : Qb : Tahanan ujung tiang/ daya dukung tiang q c : Nilai tahanan konus q t : Nilai tahanan total A b : Luas penampang tiang

Simon dan Menzies (1977), juga mengusulkan perkiraan daya dukung tiang dengan menggunakan data sondir adalah sebagai berikut : Dimana : Q ult = q c x A b + x q t x A b (2.5) Q ult : Tahanan ujung tiang/ daya dukung tiang q c : Nilai tahanan konus q t : Nilai tahanan total A b : Luas penampang tiang Dimana dalam persamaan ini nilai q c dan q t dinyatakan dalam kpa (kn/m 2 ).