I. PENDAHULUAN. masyarakat dan kader keluarga. Remaja selalu diidentifikasi dengan perubahan

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA USIA PRODUKTIF MELAKUKAN JUDI SABUNG AYAM. (Feri Aprian, Berchah Pitoewas, M.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

I. PENDAHULUAN. Pemuda adalah generasi penerus dari generasi terdahulu, beban moral yang

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Remaja adalah generasi penerus, dimana sosok remaja diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

I. PENDAHULUAN. sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya. membutuhkan pertolongan orang lain khususnya di bidang keamanan

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama dalam. terhadap pembentukan kepribadian dan perkembangan tingkah laku anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

III. METODOLOGI PENELITIAN. langkah-langkah pengkajian dengan menggunakan metode penelitian agar

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan kemajuan zaman banyak dampak yang dialami manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diartikan sebagai usaha atau kegiatan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dan semuanya dapat tercapai apabila berpedoman pada peraturan-peraturan yang

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI

I. PENDAHULUAN. perlindungan anak sesuai denagan amanat dalam Undang-Undang Dasar 1945

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda

BAB I PENDAHULUAN. dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan secara tertib dan terencana yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B A B PENDAHULUAN. Setiap manusia yang lahir ke dunia menginginkan sebuah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi. serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. maupun mentalnya. Dalam hal ini dia membutuhkan sekali orang yan mampu

BAB I PENDAHULUAN. karakter secara esensial, yaitu untuk mengembangkan kecerdasan moral (building

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya akan Sumber Daya Alamnya (SDA). Karena, kecendrungan negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. oleh tiap-tiap individu sebagai warga negara. Karena itu, apakah negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. beberapa bentuk dari interaksi. Bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapat

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di lingkungannya. hingga waktu tertentu. Seiring dengan berlalunya waktu dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat vital bagi sebuah Negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bila berbicara mengenai penyimpangan dimasyarakat, perhatian seseorang

Eka Rezeki Amalia A. ARTIKEL Sumber: Didownload tanggal 21 Maret 2008

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tergantung pada orangtua dan orang-orang disekitarnya hingga waktu tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nirma Shofia Nisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku, ras, adat istiadat, bahasa, budaya, agama, serta kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam teori domain menurut Benjamin S Blom dkk, diutarakan 3

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial budaya, ilmu dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu membersihkan ketimpangan ketimpangan sosial yang ada, juga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor penyebab terjadinya kenakalan pada anak-anak, yang dapat menyeret mereka

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

I. PENDAHULUAN. membawa anak didik pada tujuan pendidikan dan pada kedewasaan.

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan kader keluarga. Remaja selalu diidentifikasi dengan perubahan betapa tidak, peran remaja dalam membangun bangsa ini, peran remaja dalam menegakkan keadilan, peran remaja yang menolak kekuasaan. Seharusnya remaja dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran remaja sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda remaja kearah masyarakat madani. Reformasi tidak mungkin dilakukan oleh orang tua dan anak-anak. Bimbingan dan arahan terhadap remaja sangat diperlukan sebagai upaya agar remaja dapat memiliki kemandirian untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri. Kemampuan kemandirian seperti ini tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem nilai.

2 Pencapaian kemandirian bagi remaja merupakan sesuatu hal yang tidak mudah. Sebab pada masa remaja terjadi pergerakan perkembangan psikososial dari arah lingkungan keluarga menuju lingkungan luar keluarga. Mereka berusaha melakukan pelepasan-pelepasan atas keterikatan yang selama ini dialami pada masa kanak-kanak. Dimana segalanya serba diatur dan ditentukan oleh orang tua. Pemutusan ikatan yang telah berkembang dan dinikmati dengan penuh rasa nyaman selama masa kanak-kanak seringkali menimbulkan reaksi yang sulit dipahami bagi kedua belah pihak baik remaja maupun orang tua. Menurut Carbollo (1978: 250) ada 6 penyesuaian diri yang harus dilakukan remaja untuk mencapai kemandirian, yaitu : 1. Menerima dan mengintegrasikan pertumbuhan badannya dalam kepribadiannya. 2. Menentukkan peran dan fungsi seksualnya yang adekwat dalam kebudayaan di mana ia berada. 3. Mencapai kedewasaan dengan kemandirian, kepercayaan diri dan kemampuan untuk menghadapi kehidupan. 4. Mencapai posisi yang diterima oleh masyarakat. 5. Mengembangkan hati nurani, tanggung jawab, moralitas dan nilai-nilai yang sesuai dengan lingkungan dan kebudayaan. 6. Memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman sendiri dan dalam kaitannya dengan lingkungan. Menghadapi tuntutan kemajuan zaman sekarang ini, maka remaja berbakat sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dituntut untuk lebih mandiri dan kreatif dalam mengembangkan kemampuannya. Anak berbakat memiliki kemandirian yang tinggi dan dapat mencapai apa yang dicita-citakannya.

3 Untuk menentukan pilihannya, remaja memerlukan tingkat kemandirian yang tinggi, dan memerlukan informasi guna merealisasikan pengetahuannya dalam membuat keputusan yang sesuai dengan minat dan keberbakatannya. Lamb. 1996, Steinberg. 1993, mengemukakan tiga aspek kemandirian yaitu: 1. Emotional authonomy Emotional authonomy yang mengacu kepada tidak melihat orang dewasa sebagai orang yang serba tahu, tidak bergantung pada orang dewasa, individuated dengan pertimbangan sendiri, 2. Behavioural authonomy Behavioural authonomy perubahan kedekatan emosional, yaitu mampu membuat keputusan berdasarkan pertimbangan sendiri, mencapai keputusan yang bebas, berfikir semakin abstrak. 3. Value authonomy Value authonomy ditandai dengan mengemukakan pendapat benar-salah, penting dan tidak penting, keyakinan pada prinsip ideologi, keyakinan pada nilai-nilai sendiri. Remaja yang memiliki kemandirian akan dapat menentukan pilihannya sendiri tanpa dibingungkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar dirinya, dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya. Hal ini berarti dengan memiliki tingkat kemandirian yang tinggi dalam bidang vokasional remaja tidak akan bergantung pada orang lain. Mungkin mereka membutuhkan informasi dari orang lain, tetapi

4 sebagai pribadi mereka bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya. Sehingga mereka dapat mengambil peran dilingkungan masyarakat dengan baik. Peran remaja sekarang ini sungguh sangat memprihatinkan, banyak remaja sekarang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar padahal dari remajalah timbunyal semangat yang dapat membuat sebuah bangsa menjadi besar. Kurangnya sosialisasi di masyarakat juga tidak lepas dari pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan di dalam keluarga sangatlah penting untuk membentuk karakter remaja yang selalu berfikir maju dan lebih baik. Dengan melakukan kegiatan kegiatan positif didalam lingkungan masyarakatnya. Tetapi tidak sedikit remaja yang melakukan pelanggaran pelanggaran yang meresahkan masyarakat. Kenakalan yang dilakukan oleh remaja misalnya pencurian, kekerasan penipuan, pemerasan, bahkan perjudian juga sering dilakukan oleh remaja. Kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan yang melanggar hukum di dalam masyarakat yang dilakukan dikalangan remaja. Bukan hanya melanggar hukum semata akan tetapi juga termasuk di dalamnya perbuatan yang melanggar norma masyarakat di mana ia hidup. Oleh karena itu kenakalan remaja juga menjadi salah satu problem sosial. Perbuatan perbuatan remaja tersebut terkadang pula menimbulkan gangguan terhadap keamanan, dan ketertiban masyarakat. Karena perbuatan anak anak muda tersebut pada dasarnya tidak disukai oleh masyarakat, misalnya pencurian,

5 pembunuhan, penganiayaan, pemerasan, pemerkosaaan, penipuan, penggelapan, bahkan perjudian dapat dilakukan oleh remaja. Hal tersebut juga terjadi di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan salah satunya kenakalan remaja yang di lakukan di desa tersebut yaitu melakukan judi sabung ayam, yang sebagian besar dari mereka masih berusia produktif yang seharusnya lebih bisa mengerjakan hal-hal yang lebih baik. Akan tetapi, remaja-remaja tersebut lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan mengurus ayam aduan serta melakukan judi sabung ayam. Judi sabung ayam yang mereka lakukan secara berkelompok dan bukan lagi ditempattempat yang tersembunyi akan tetapi, mereka melakukan hal tersebut ditempat yang dapat dilihat oleh khalayak umum sehingga menimbulkan keresahan masyarakat lingkungan sekitarnya. Pada waktu penulis melakukan observasi di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan yang mayoritas bersuku jawa dan bermata pencaharian petani. Masyarakatnya berpendapatan berkisar Rp.600.000,-Rp. 900.00,. Banyak kegiatan kegiatan remaja yang memiliki jiwa sosial tinggi terhadap masyarakat dimana ia tinggal. Misalnya kerja bakti (gotong royong), acara keagamaan, acara olahraga adapun karang taruna yang terkelola dengan baik. Tetapi penulis juga mendapatkan data lain bahwa banyak remaja berusia produktif melakukan kenakalan atau kegiatan yang negatif. Dalam hasil observasi pada tanggal 2-5 Januari 2014 banyak remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam. Dari hasil observasi tersebut penulis mendapatkan data bahwa ada

6 59 remaja melakukan judi sabung ayam, baik sekedar hobi ataupun mencari uang didalam kegiatan sabung ayam tersebut. Judi sabung ayam dilakukan di area perladangan dengan luas arena sabung ayam sekitar 4 X 5 meter. Dari setiap perjudian sabung ayam jumlah penjudi rata-rata jumlah 17 orang. Dan jumlah ayam aduan yang dibawa oleh penjudi atau yang akan diadu berjumlah 6 ekor ayam jantan, serta dengan jumlah uang taruhan Rp. 50.000,- perorang. Dari hasil dana yang dikumpulkan akan diberikan kepada pemenang. Sularto (Kepala Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan) dari hasil wawancara yang dilakukan penulis terungkap bahwa Remaja desa Bandarejo ada yang melakukan sabung ayam dikarenakan mereka tidak ada kegiatan diluar waktu jam sekolah, dan tidak adanya lapangan kerja yang cocok untuk usia remaja mereka, dikarenakan sebagaian besar dari mereka juga masih pelajar sehingga mereka mengisi kekosongan waktu tersebut dengan melakukan sabung ayam. Dalam kegiatan tersebut tidak jarang juga remaja itu melakukan taruhan (perjudian). Penulis juga melakukan wawancara dengan warga Desa Bandarejo lainya seperti dengan bapak Awaludin. Dalam hasil wawancara, Awaludin warga Desa Bandarejo yang berusia 30 tahun mengatakan kenakalan remaja di sini (Desa Bandarejo) itu berawal dari kasih sayang orang tua yang kurang dan juga kondisi lingkungan masyarakatnya yang gemar melakukan sabung ayam.

7 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 5 Januari 2014, kepada Bapak Sularto dan Bapak Awaludin beserta 5 kepala keluarga yang memiliki remaja yang berusia produktif di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, diketahuai bahwa kehidupan keluarga yang sulit, tingkat pendidikan yang rendah, atau putus sekolah selain itu minimnya fasilitas fasilitas umum yang ada di desa tersebut diantaranya lapangan pekerjaan, sehingga sebagian besar remaja menjadi pengangguran. Untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari mereka menjadi buruh tani, dan kuli bangunan dan sebagainya. Oleh kerena itu para remaja pada umumnya beralasan dengan melakukan sabung ayam dapat mengisi waktu kosong mereka dan dapat menghasilkan uang. Mengingat remaja merupakan generasi penerus sebuah bangsa, kader bangsa, kader masyarakat dan serta kader keluarga. remaja selalu diidentikan dengan perubahan, serta memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat dan negara, maka masalah ini harus segera diatasi salah satunya dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada remaja dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu kebijakan dalam rangka membina dan menyelesaikan masalah remaja dengan baik. Berdasarkan dari uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam Di desa Bandarejo Kecamatan Natar Kababupaten Lampung Selatan.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dan pengamatan yang penulis lakukan dapat di identifikasi permasalahan sebagai berikut: 1. Banyaknya remaja yang berusia produktif melakukan Judi sabung ayam 2. Kehidupan ekonomi yang sulit, tidak mempunyai lahan pertanian, dan serta tingkat pendapatan yang masih jauh untuk mencukupi untuk kelangsungan hidup sehari-hari. 3. Lingkungan yang kurang kondusif sehingga mempengaruhi perilaku remaja dalam kehidupan sehari-hari. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar permasalahan yang akan diteliti tidak terlalu luas maka peneliti membatasi permasalahan pada masalah faktor-faktor yang mempengaruhi remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam identifikasi masalah di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

9 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoritis 1. Meningkatkan wawasan ilmiah yang berkaitan dengan pendidikan kewarganegaraan yang mengkaji partisipasi warga negara dalam memecahkan masalah sosial yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 2. Menumbuhkan sikap positif bagi remaja terhadap hasil-hasil pembangunan nasional dan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan kewarganegaraan. 3. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk mengembangankan konsepkonsep ilmu pendidikan yang berada dalam lingkup kajian pendidikan kewarganegaran yang mengkaji masalah hak dan kewajiban warganegara untuk mencapai hidup yang layak bagi kemanusiaan. b. Kegunaan Secara Praktis 1. Menumbuhkan kesadaran bela negara, bahwa desa perlu dibangun dan sebagai suplemen mata pelajaran PPKn khususnya hakikat bangsa dan negara. 2. Sebagai informasi dan memberi masukan kepada pemerintah dalam hal ini dinas yang menangani masalah-masalah sosial untuk dapat mengambil suatu

10 kebijakan dan langkah-langkah untuk dapat mengatasi masalah yang ada tersebut. 3. Sebagai salah satu referensi atau sumber pustaka bagi semua Pihak yang akan melakukan penelitian lanjut, baik dari praktisi pendidikan maupun dari non pendidikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. F. Ruang Lingkup 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan, dalam wilayah kajian tentang hal partisipasi memecahkan masalah sosial yang ada pada kehidupan masyarakat dan negara, khususnya pendidikan pancasila dan kewarganegaraan yang mengkaji masalah Pendidikan generasi muda. 2. Ruang Lingkup Objek Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi remaja usia produktif melakukan judi sabung ayam di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan..

11 3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah para remaja yang berusia produktif di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 4. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bandarejo Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 5. Ruang Lingkup Waktu Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sejak dikeluarkannya surat Izin Penelitian Pendahuluan pada tanggal 09 Januari 2014 oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan keluarnya surat keterangan yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Bandarejo tanggal 04 Juli 2014.