II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

BAB I PENDAHULUAN Rumusan Masalah Apakah media tanam berupa pasir, tanah humus, tanah liat, dan serbuk sisa

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Morfologi Kacang Tanah

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

Makalah Percobaan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai memiliki biji berbentuk polong, setiap polong berisi 1-4 biji.

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani Tanaman Jagung Manis. Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. Tinjauan Pustaka. dikonsumsi oleh setengah dari penduduk yang ada di bumi ini. Menurut Chevalier

II. TINJAUAN PUSTAKA. (tumbuhan), Divisi: Tracheophyta, Kelas: Magnoliophyta, Ordo: Leguminales,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung Manis. Tanaman jagung manis diklasifikasikan ke dalam Kingdom Plantae (Tumbuhan),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Ekologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Akar kait atau penyangga adalah akar adventif yang muncul pada dua atau tiga buku di atas permukaan tanah. Fungsi dari akar penyangga adalah menjaga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

MORFOLOGI TANAMAN KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

A : JHONI ILMU PENGETAHUAN ALAM IV IPA SD KELAS IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Jagung Manis 1. Klasifikasi Tanaman Jagung Manis (Zea mayssaccharata Sturt.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika dari tanaman jagung manis dalam (Purwono dan Hartono, 2007) adalah

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi dan Syarat Tumbuh Jagung

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jagung Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk kedalam famili Poaceae, subfamili Panicoidae, dan genus Zea. Tanaman jagung memiliki jenis akar serabut dengan tiga tipe akar, yaitu akar seminal yang tumbuh dari embrio dan radikula, akar adventif yang tumbuh dari buku terbawah pada batang, dan akar udara (brace root). Pada batang jagung memiliki bentuk silindris dan terdiri dari sejumlah ruas dan buku, dengan panjang berbeda-beda tergantung dari varietas yang ditanam dan lingkungan tempat tumbuh tanaman jagung (Izzah, 2009). Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi yang biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Daun jagung adalah daun sempurna dengan bentuknya memanjang dan seperti pita. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula dengan tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun (Irfanda dkk., 2010).

11 Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya (protandri). Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut. Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik (Irfanda dkk., 2010). Tongkol pada jagung merupakan bagian dalam organ betina tempat bulir jagung menempel. Tongkol terbungkus oleh kulit buah jagung yang biasa disebut klobot. Secara morfologi, tongkol jagung adalah tangkai utama malai yang termodifikasi tempat menempelnya biji. Biji jagung terdiri dari dua bagian, yaitu embrio dan endosperm. Embrio terbentuk melalui proses pembuahan yang merupakan cikal bakal tanaman baru dari bersatunya gamet jantan dan betina. Embrio yang berkembang sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut: epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun), dan radikula (calon akar) (Sutopo, 2002). Secara umum tanaman jagung mempunyai pola pertumbuhan yang sama, namun interval waktu antartahap pertumbuhan dan jumlah daun yang berkembang dapat

12 berbeda. Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga fase pertumbuhan yaitu: (1) fase perkecambahan, yaitu saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama; (2) fase pertumbuhan vegetatif, yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk; dan (3) fase reproduktif, yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis (Subekti dkk., 2010). 2.2 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau leguminase. Tanaman ini merupakan herba monocious, menjalar sampai tegak dengan tinggi berkisar antara 15-70 cm. Batang utama berasal dari epikotil yang berisi keping biji di kedua sisi pada dua buku pertama. Percabangan dimorfik dengan cabang-cabang vegetatif dan cabang-cabang reproduktif yang memendek. Semua cabang vegetatif mempunyai daun sisik yang disebut katafil dan letaknya berhadapan dengan buku kedua dari cabang itu. Cabang-cabang vegetatif sekunder atau tersier akan muncul dari cabang-cabang vegetatif primer. Daundaun yang berada pada batang utama tersusun spiral dengan filotaksis 2/5, daundaun tersebut akan beranak daun empat helai (tetrafoliet) terdiri atas dua pasang yang saling berhadapan, berbentuk bulat telur terbalik (Irfanda dkk., 2010). Kacang tanah mempunyai susunan perakaran seperti berikut: yang pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar-akar cabang yang lurus. Akar cabang

13 mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penghisap. Kacang tanah memiliki akar serabut yang tumbuh ke bawah sepanjang ± 20 cm. Selain itu, tanaman ini memiliki akar-akar lateral (cabang) yang tumbuh ke samping sepanjang 5-25 cm. Pada akar lateral terdapat akar serabut, fungsinya untuk menghisap air dan unsur hara. Pada akar lateral terdapat bintil akar (nodule) yang bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium, sehingga dapat mengikat N bebas dari udara (Deptan, 2006 dikutip Irwanto, 2011). Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur 80 hari setelah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu (papilionaceus), berukuran kecil dan terdiri atas lima daun tajuk. Dua di antara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu. Disebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan bendera (vexillum), sementara di kanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang disebut sayap (ala). Setiap bunga bertangkai berwarna putih. Tangkai bunga adalah sebenarnya tabung kelopak. Mahkota bunga berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga bergaris-garis merah pada pangkalnya (Pitojo, 2005). Buah kacang tanah berbentuk polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Buah kacang tanah berada di dalam tanah setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang dan nantinya akan menjadi polong. Mula-mula ujung ginofor yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah ke bawah, dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. Pada waktu menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofor terhenti. Panjang ginofor ada yang mencapai 18 cm. Tempat berhentinya ginofor masuk ke dalam tanah

14 tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofor yang terbentuk di cabang bagian atas dan tidak masuk ke dalam tanah akan gagal membentuk polong (Deptan, 2006 dikutip Irwanto, 2011). 2.3 Sistem Tumpangsari Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hasil total tanaman tumpangsari umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan pola monokultur, namun hasil individu tanaman menurun. Menurunnya hasil tanaman yang dikombinasikan tersebut terutama karena adanya kompetisi (yakni suatu proses partisi sumberdaya lingkungan yang terdapat dalam keadaan kurang yang disebabkan oleh kebutuhan yang serentak dari individu-individu yang mengurangi pertumbuhan dan kapasitas produksinya) diantara bagian tanaman atau diantara spesies tanaman. Untuk itu teknologi budidaya tumpangsari yang dikembangkan harus selalu mengacu kepada minimalisasi kompetisi terhadap berbagai faktor tumbuh, baik kompetisi antara spesies tanaman yang sama (intra-spesific competition), kompetisi antara bagian tanaman (inter-plant competition), dan kompetisi antara spesies tanaman yang berbeda (inter-spesific competition) (Kadekoh, 2007). Salah satu contoh sistem tumpangsari dengan pola annual adalah kombinasi tanaman jagung dan kacang tanah. Kacang tanah dan jagung merupakan dua komoditas yang biasa ditanam petani secara tumpangsari. Kedua jenis tanaman tersebut sesuai untuk ditumpangsarikan karena habitus kedua tanaman berbeda, sehingga kemampuan memanfaatkan faktor-faktor tumbuh berbeda pula. Kacang tanah merupakan tanaman leguminosae yang mempunyai sifat dapat memperbaiki

15 kesuburan tanah karena adanya kerjasama akar tersebut dengan bakteri Rhizobium sp. (Kadekoh, 2007). Akar tanaman kacang tanah bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium. Bakteri ini terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar tanaman kacang tanah dan hidup bersimbiosis saling menguntungkan. Tanaman kacang tanah tidak dapat menambat nitrogen bebas (N 2 ) dari udara tanpa bakteri Rhizobium. Sebaliknya, bakteri Rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen tanpa bantuan tanaman kacang tanah. Pada bintil-bintil akar terdapat unsur nitrogen yang berguna untuk pertumbuhan tanaman dan ketersediaan unsur N didalam tanah (Rukmana, 1998). Untuk tumpangsari jagung dan kacang tanah dengan perlakuan waktu tanam kacang tanah bersamaan dengan jagung dan populasi kacang tanah 190.476 rumpun/ha memberikan hasil terbaik yaitu diperoleh hasil jagung sebesar 7,72 t/ha dan kacang tanah sebesar 1,59 t/ha serta mempunyai nilai rata-rata NKL (Nilai Kesetaraan Lahan) dan ATER tertinggi yaitu 1,62 dan 1,58 diperoleh pada perlakuan waktu tanam kacang tanah bersamaan dengan jagung (Pinem, Syarif, dan Chaniago, 2011). Ketika dua atau lebih jenis tanaman tumbuh bersamaan akan terjadi interaksi, masing-masing tanaman harus memiliki ruang yang cukup untuk memaksimumkan kerjasama dan meminimumkan kompetisi. Dengan demikian dalam tumpangsari perlu dipertimbangkan berbagai hal seperti pengaturan jarak tanam, populasi tanaman, umur panen tiap-tiap tanaman, dan bentuk arsitektur tanaman (Suwarto dkk., 2005).

16 Jagung dan kacang tanah sangat cocok untuk ditanam secara tumpangsari karena kacang tanah termasuk golongan tanaman C3, dan jagung tergolong tanaman C4 sehingga sangat cocok untuk ditanam secara tumpangsari. Jagung tergolong tanaman C4 dan mampu beradaptasi baik pada faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah satu sifat jagung sebagai tanaman C4, adalah daun jagung mempunyai laju fotosintesis lebih tinggi dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi dan transpirasi tanaman jagung rendah, serta tanaman jagung efisien dalam penggunaan air (Salisbury dan Ross, 1992). 2.4 Jarak Tanam Menurut Purwono dan Hartono (2005), semakin dalam umur tanaman jagung maka tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat atau ruang tumbuh yang lebih luas. Dengan demikian, untuk tanaman jagung berumur sedang, jarak tanamnya adalah 75 x 25 cm dengan satu tanaman per lubang. Sedangkan untuk jagung berumur genjah, jarak tanamnya 50 x 20 cm dengan satu tanaman per lubang. Jarak tanam jagung untuk produksi biji biasanya menggunakan jarak tanam konvensional yaitu 75x25 cm (1 tanaman) atau 75x40 cm (2 tanaman). Berdasarkan hasil penelitian Subiksa (2011) menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap ukuran tongkol jagung. Panjang tongkol jagung lebih pendek pada jarak tanaman rapat (60x20 cm) dibandingkan dengan jarak tanam rekomendasi (75x25 cm). Diameter tongkol dan berat tongkol juga mengalami penurunan yang nyata pada jarak tanam 60x20 cm. Menurunnya panjang,

17 diameter, dan berat tongkol diduga disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena proses fotosintesis tidak optimal, tanaman tidak tumbuh normal karena etiolasi, kompetisi mendapatkan unsur hara yang lebih tinggi, dan kemungkinan karena kegagalan penyerbukan akibat terhalang daun yang terlalu lebat. 2.5 Peran Pupuk Nitrogen Kacang tanah termasuk tanaman leguminosae yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Namun, kemampuannya dalam mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15-20 hari setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya dilakukan sehari sebelum tanam atau bersamaan dengan saat tanam. Dosisnya 15-20 kg N/ha dan dimasukkan kedalam tanah sedalam 5 cm dari lubang tanaman (Marzuki, 2007). Lingga dan Marsono (2008) mengemukakan bahwa pupuk urea termasuk kedalam pupuk yang higrokopis (menarik uap air) pada kelembapan 73% sehingga urea mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman. Jika diaplikasikan kedalam tanah, pupuk ini akan berubah menjadi amoniak dan karbondioksida yang sangat mudah menguap. Sifat lainnya dari pupuk urea adalah mudah tercuci oleh air sehingga pada lahan kering pupuk yang mengandung nitrogen akan hilang karena erosi. Oleh sebab itu, pemberian pupuk urea secara bertahap perlu dilakukan agar unsur nitrogen tersedia bagi tanaman jagung. Pemberian pupuk urea secara bertahap dapat menghasilkan bobot tongkol dan bobot pipilan kering lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Pemberian pupuk urea 3x menunjukan perbedaan yang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan

18 frekuensi pemberian urea yang lain terhadap bobot tongkol per petak. Frekuensi pemberian pupuk urea 3x dapat meningkatkan bobot tongkol sebesar 91,7% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (Bara dan Chozin, 2009). Unsur hara nitrogen yang terkandung dalam pupuk urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, fungsi nitrogen bagi tanaman adalah membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai arti penting dalam proses fotosintesis, mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang, dan lain-lain), dan menambah kandungan protein tanaman. Sehingga terlihat jelas bahwa tanaman jagung memanfaatkan N untuk pertumbuhan maupun produksinya serta N berperan dalam proses fotosintesis pada jagung (Dewanto dkk., 2013). Hasil penelitian Sirappa, Razak, dan Tabrang (2002) menunjukkan bahwa pemupukan nitrogen dengan dosis 120 kg N/ha atau setara dengan 260 kg urea/ha pada lahan kering dengan kadar N total sangat rendah sampai sedang dan jenis tanahnya adalah inceptisols, mampu memberikan hasil pipilan jagung sebesar 6-7 t/ha.