2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan dan. Kemajuan teknologi yang terjadi belakangan ini telah mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. yang menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikanadalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemajuan suatu negara. Sebaliknya, terhambatnya atau merosotnya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Desnaeni Dyah Winastiti, Eko Setyadi Kurniawan, Arif Maftukhin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor pendukung, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Di dalam Undang-Undang Sistem

siswa yang memilih menyukai pelajaran fisika, sedangkan 21 siswa lagi lebih memilih pelajaran lain seperti bahasa Indonesia dan olahraga, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan produk kemajuan teknologi yang mampu. melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat saat. ini telah banyak memberikan banyak manfaat dan kemudahan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. berkembang sangat pesat terutama dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. menuntut peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang dilakukan saat ini biasanya sangat membosankan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan dasar memegang peran penting dalam usaha meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

1.6 Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini digunakan susunan bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong setiap manusia dapat merespon semua perkembangan tersebut. logis, kreatif dan kemauan berkerjasama secara efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu pondasi penting untuk kemajuan suatu Negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan perilaku siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebab pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi kegiatan pendidikan. Tantangan tersebut menjadi salah satu dasar pentingnya

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BIDANG BERHITUNG

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sholat dengan menggunakan adobe flash ini dapat. dan proses penyampaian pesan pembelajaran. Tambunan (2012), media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran peran guru tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) dari masa ke masa semakin pesat. Fenomena ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berlangsung sepanjang hayat, yang dimulai sejak lahir. Dalam proses perkembangannya, manusia memerlukan pendidikan, melalui proses ini manusia berkembang dengan pesat karena lingkungan memberikan bantuan dalam perkembangan manusia. Dengan demikian harus diciptakan lingkungan yang baik bagi pendidikan. Menyediakan lingkungan yang aman bagi perkembangan anak dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan baik. Pendidikan adalah suatu usaha menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan merupakan faktor utama yang menentukan kualitas suatu bangsa. Pendidikan bukanlah sesuatu yang bersifat statis melainkan sesuatu yang bersifat dinamis sehingga selalu menuntut adanya perbaikan yang dilangsungkan terus menerus. Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak, mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Jamaris, 2013, hlm. 3). Berkaitan dengan pendidikan, dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara Indonesia. Amanat tersebut diwujudkan dalam Undang-undang Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 tahun 2003).

2 Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan dan kemajuan suatu bangsa, termasuk negara kita Indonesia. Melalui pendidikan yang baik, Indonesia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, guna meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengentaskan kemiskinan dan kebodohan. Kemajuan teknologi yang terjadi belakangan ini telah mempengaruhi semua sektor kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan. Pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan dapat dipastikan juga mempengaruhi efisiensi dan efektifitas proses pembelajaran. Teknologi pembelajaran lahir sebagai akibat dari revolusi teknologi komunikasi yang digunakan untuk tujuan-tujuan pembelajaran disamping guru, buku, papan tulis dan lain-lain. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi komunikasi melalui pendekatan logis, sistematis dan ilmiah dalam kegiatan pendidikan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Perkembangan tersebut perlu disikapi positif dengan melakukan berbagai pengembangan komponen-komponen pembelajaran. Komponen-komponen pembelajaran yang dimaksud adalah guru, materi, metode, media, peserta didik dan lingkungan. Komponen yang cukup penting untuk dikembangkan adalah media, karena media merupakan sarana komunikasi kepada peserta didik yang dapat meningkatkan efektifitas peserta didik dalam menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Teknologi yang berkembang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan media pembelajaran yang interaktif sehingga dapat menarik minat dan motivasi peserta didik dalam belajar. Media pembelajaran memiliki manfaat khusus yang dapat kita jadikan pertimbangan sebagai subjek penelitian, diantaranya: (1) Penyampaian materi dapat diseragamkan, (2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (3) Proses belajar peserta didik, maka peserta didik lebih interaktif, (4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, (5) Kualitas belajar peserta didik, dapat ditingkatkan,

3 (6) Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, (6) Peran guru dapat berubah kearah yang lebih positif dan produktif. Kemajuan teknologi dan komputerisasi berdampak pada perkembangan media visual. Media visual yang hanya berupa gambar mati berevolusi dalam bentuk gambar bergerak (animasi) yang dapat ditambahkan suara (audio), audiovisual dan dapat menyajikan tampilan multidimensional. Penggunaan media pembelajaran yang berbasis multimedia jarang digunakan guru, sehingga peserta didik merasa kesulitan dalam memahami materi yang bersifat abstrak. Materi akan lebih mudah dipahami peserta didik jika menggunakan media pembelajaran seperti video animasi dibandingkan hanya dengan membaca buku dan mendengarkan penjelasan secara verbal. Menurut Ardianti (2012, hlm. 2) pembelajaran yang bersifat audio visual akan lebih membuat peserta didik termotivasi dibandingkan hanya dengan membaca buku teks maupun apabila guru mengajar hanya dengan metode ceramah. Sehingga digunakanlah media pembelajaran yang bersifat interaktif. Perkembangan perangkat lunak (software) juga memberikan dampak positif, diantaranya, animasi lebih jelas, simulasi dapat dikembangkan dan media lebih bersifat interaktif. Media pembelajaran tidak akan mendapatkan perhatian dari peserta didik ketika media yang dibuat tidak bersifat menarik, menantang dan menyenangkan. Interaktif, menarik, menantang dan menyenangkan merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam pengembangan media. Interaktif memberikan kesan apa yang dapat dilakukan peserta didik terhadap media, menarik berkaitan dengan visualisasi dari media dan menantang memberikan makna konflik kognitif dan rasa keingintahuan peserta didik, menyenangkan mengubah situasi belajar jadi lebih hidup dan bermakna. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain. Informasi itu mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet, film, mikrofilm dan sebagainya. Banyak media yang bisa membantu dalam proses pembelajaran. Software-software presentasi juga sudah familiar di masyarakat.

4 Namun kebanyakan software presentasi sekarang baru sanggup menampilkan materi pelajaran secara statis. Dia menampilkan video, gambar, ataupun tulisan tetapi belum bisa menyimulasikan dari suatu rumus tertentu supaya lebih mudah dipahami. Salah satu yang bisa menjadi alternatif adalah educational animation, yang kalau kita ambil pengertian sempit adalah visualisasi materi pelajaran dalam bentuk animasi untuk digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Software pendukung untuk pengembangan media pembelajaran visual yang interaktif, menantang dan menyenangkan adalah Macromedia Flash. Flash adalah alat untuk membuat web site yang interaktif dan web site yang dianimasikan. Animasi flash adalah gambar bergerak yang dibuat dengan menggunakan alat untuk membuat web site yang interaktif dan web yang dianimasikan (Hidayatullah, 2011, hlm. 2). Software animasi Adobe Flash dapat membantu dalam memvisualisasikan materi pelajaran dalam bentuk animasi materi pelajaran secara interaktif. Flash adalah salah satu software yang merupakan produk unggulan pembuat animasi gambar vektor, sehingga sangat membantu guru dalam membuat instrumen pembelajaran. Cara kerja macromedia flash ini berupa penyajian animasi secara visual dalam bentuk tulisan, gambar dan lain-lain yang dapat digerakkan sesuai yang diinginkan berdasarkan konsep yang dipakai. Keunggulan ini mengindikasikan media pembelajaran dihasilkan akan lebih menarik dan riil. Action script dalam macromedia flash memberikan kemudahan bagi pengguna untuk membuat simulasi ataupun kuis interaktif. Media pembelajaran merupakan perangkat yang berfungsi untuk menyampaikan informasi (pengetahuan) dari sumber ke penerima informasi. Media pembelajaran memegang peranan penting dalam pembelajaran selain metode mengajar. Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Media pembelajaran berbantuan komputer dengaan software Adobe Flash merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru.

5 Media ini dibuat dengan tujuan untuk mengembangkan potensi dan meningkatkan minat belajar peserta didik, serta membantu guru dalam membuat suatu media pembelajaran. Peserta didik diharapkan dapat belajar secara aktif dengan bantuan media pembelajaran flash, sehingga mampu memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Bagi guru, penggunaan media pembelajaran dapat memberikan kemudahan guru untuk menyampaikan dan mendalami suatu materi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara menarik dan interaktif antara guru dengan peserta didik. Selain itu juga merujuk pada hasil penelitian De Porter (dalam Hidayatullah 2011, hlm. 3), manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%. Dengan demikian, maka dengan bantuan media flash diharapkan peserta didik akan lebih banyak menyerap materi pelajaran yang di dipelajarinya. Selain manfaat di atas, Sudjana (2007, hlm. 2) menyebutkan manfaat media pembelajaran sebagai berikut: a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian anak didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh anak didik dan memungkinkan anak didik menguasai tujuan pengajaran lebih baik. c) Metode pengajar akan lebih bervariasi sehingga anak didik tidak bosan. d) Anak didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Motivasi dapat menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Peserta didik yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ini berarti, motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar peserta didik. Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Lebih lanjut lagi Uno (2013, hlm. 3) mengungkapkan bahwa motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.

6 Sedangkan menurut Sardiman (2006, hlm. 73) motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Untuk merangsang motivasi belajar dapat dilakukan melalui pemberian penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar merupakan dorongan untuk mencapai hasil yang baik, dan biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar atau menunjukkan usaha-usaha untuk mencapai tujuan belajar. Semangat atau motivasi belajar peserta didik dewasa ini semakin mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah materi pelajaran dan cara mengajar guru yang membosankan dan monoton. Penurunan motivasi belajar peserta didik memberikan tantangan bagi proses pembelajaran geografi untuk lebih inovatif dengan memanfaatkan media pembelajaran yang memiliki kualitas baik. Menurut Rohani dan Ahmadi (2007, hlm. 10), motivasi pada peserta didik dapat tumbuh melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik menyalurkan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang menarik perhatian peserta didik, seperti gambar, foto, video, dan lain sebagainya. Motivasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Berdasarkan hasil penelitian Sudjana (2002, hlm. 42) menunjukkan bahwa : 76,6% hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%,

7 penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran geografi juga sangat dibutuhkan terutama dalam membahas materi pelajaran yang bersifat abstrak, dan materi yang tidak memungkinkan membawa media aslinya ke dalam kelas. Materi pelajaran yang membutuhkan media pembelajaran itu terutama pada materi geografi fisik. Materi geografi fisik menuntut tersedianya sumber belajar yang berupa media yang dapat menggambarkan proses dinamika dan perubahan alam. Media yang dapat menggambarkan fenomena alam dapat berupa model, ilustrasi/gambar dapat ditampilkan dalam bentuk lembaran lepas atau transparansi. Namun jenis-jenis media tersebut sulit menampilkan gerak yang dapat menggambarkan suatu proses. Sebuah media animasi flash dapat menampilkan obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah yang sesuai dapat memberinya daya tarik tersendiri. Sehingga dengan bantuan media ini diharapkan akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di MA Daarul Uluum PUI Majalengka motivasi belajar peserta didik terlihat masih rendah terutama pada mata pelajaran geografi. Hal ini terlihat dari indikasi bahwa masih banyak peserta didik yang datang terlambat ke kelas, katika mengerjakan tugas dari guru terlihat asal-asalan dan tidak tepat waktu, pada saat mengerjakan tugas tidak ada usaha untuk mencari tahu baik itu dari sumber yang relevan, dari teman ataupun dari guru, peserta didik terlihat tidak bersemangat tidak menujukan rasa senang dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Dalam Pembelajaran Geografi Pada Materi Pokok Siklus Air Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik sebagai Studi Eksperimen Di Madrasah. Penggunaan media pembelajaran dengan aplikasi flash belum banyak dilakukan oleh guru mata pelajaran geografi. Termasuk oleh guru yang mengjar di MA Daarul Uluum PUI Majalengka. Media ini dapat digunakan sebagai media

8 pembelajaran di kelas maupun mandiri, dan diharapkan mampu meningkatkan keingintahuan serta minat belajar untuk mempercepat kemajuan peserta didik. B. Identifikasi Masalah Penelitian Penelitian ini diidentifikasi dari minimnya prestasi belajar terutama dalam sub pokok bahasan yang tergolong dalam geografi fisik. Materi ini untuk sebagian peserta didik sulit untuk dapat dipahami dan juga banyaknya istilah asing yang hampir sama yang sulit dihafalkan oleh peserta didik tanpa disertai dengan pemahaman. Materi tersebut merupakan salah satu materi pelajaran yang menuntut tersedianya sumber belajar yang berupa media yang dapat menggambarkan proses dinamika dan perubahan alam. Hal ini disebabkan karena minimnya kemauan guru untuk memanfaatkan potensi yang ada di sekolah maupun potensi lingkungannya yang dapat mendukung proses pembelajaran. Padahal potensi tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru sebagai alat bantu dalam pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta didik. Selain itu juga masih dominannya proses pembelajaran dengan media konvensional atau bahkan pembelajaran tanpa media yang cenderung kurang menarik minat peserta didik, sehingga peserta didik kurang terangsang dan termotivasi dalam kegiatan belajar dan kurang termotivasi untuk berprestasi. Minimnya keterampilan guru dalam mempergunakan media audiovisual flash merupakan cermin dari keengganan guru untuk mengikuti arus perkembangan komunikasi, telekomunikasi dan kemajuan teknologi. Padahal perkembangan masyarakat dan lingkungan seharusnya senantiasa diikuti oleh guru yang memiliki peran utama dalam bidang pendidikan. Belum banyak guru geografi yang memanfaatkan media pembelajaran animasi flash pada materi geografi fisik. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, telah dikemukakan bahwa masih minimnya guru geografi yang menggunakan media dalam pembelajaran, terutama pada materi geografi fisik yang membutuhkan

9 gambaran proses dinamika dan perubahan alam, karena dalam pembelajaran geografi fisik seorang guru tidak memungkinkan membawa media aslinya ke dalam kelas. Dengan demikian dibutuhkan suatu media yang dapat memperlihatkan proses dinamika dan perubahan alam tersebut. Media yang dapat digunakan adalah media flash, yang diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Agar penelitian ini lebih terarah, maka rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitin sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 atau kelas yang menggunakan media flash dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 2 atau kelas yang menggunakan media powerpoint? 2. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 atau kelas yang menggunakan media flash dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak mendapatkan perlakuan? 3. Apakah terdapat perbedaan motivasi peserta belajar didik pada kelas eksperimen 2 atau kelas yang menggunakan media powerpoint dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak mendapatkan perlakuan? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menganalisis perbedaan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 atau kelas yang menggunakan media flash dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 2 atau kelas yang menggunakan media powerpoint. 2. Menganalisis perbedaan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 atau kelas yang menggunakan media flash dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak mendapatkan perlakuan.

10 3. Menganalisis perbedaan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 2 atau kelas yang menggunakan media powerpoint dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak mendapatkan perlakuan. E. Manfaat Penelitian Diharapkan hasil penelitian ini akan dapat memberikan manfaat untuk : 1. Diperoleh data motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 atau kelas yang menggunakan media flash dan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 2 atau kelas yang menggunakan media powerpoint. 2. Diperoleh data motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 1 atau kelas yang menggunakan media flash dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak mendapatkan perlakuan. 3. Diperoleh data motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen 2 atau kelas yang menggunakan media powerpoint dengan motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol atau kelas yang tidak mendapatkan perlakuan. F. Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi dalam penulisan tesis ini disusun sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah Penelitian C. Rumusan Masalah Penelitian D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi Tesis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran 2. Jenis Media Pembelajaran 3. Landasan Penggunaan Media dalam Pembelajaran

11 4. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media 5. Kriteria Pemilihan Media 6. Manfaat Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar 7. Flash sebagai Alat Produksi Media a. Pengertian Flash sebagai Alat produksi Media b. Pemilihan Flash sebagai Alat Produksi Media c. Pemanfaatan Flash sebagai Alat Produksi Media d. Penggunaan Media Flash dalam Pembelajaran B. Motivasi Belajar Peserta didik 1. Pengertian Motivasi Belajar 2. Pentingnya Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran 3. Teori-teori Motivasi 4. Indikator Motivasi Belajar BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/sampel Penelitian B. Desain Penelitian C. Metode Penelitian D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian G. Teknik Pengumpulan Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MA Daarul Uluum PUI Majalengka B. Deskripsi Data Hasil Penelitian C. Analisis Data Hasil Penelitian D. Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran

12