MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA NATIONAL INSTITUTE OF ADVANCED INDUSTRIAL SCIENCE AND TECHNOLOGY OF JAPAN DAN

dokumen-dokumen yang mirip
MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA INSTITUT PENELITIAN EKONOMI UNTUK ASEAN DAN ASIA TIMUR DENGAN SADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TENTANG

REPDBLIK INDONESIA. bidang-bidang geosains atas dasar keinginan dan manfaat bersama para Pihak;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA TENTANG KERJASAMA Dl BIDANG PARIWISATA

REPUBLIK INDONESIA. Memorandum Saling Pengertian an tara. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia dan

PENYUSUNAN NASKAH PERJANJIAN INTERNASIONAL

~ ' REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

REPUBLIK INOONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA DAN KANTOR PEMILIHAN FIJI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERHA TIKAN kebutuhan untuk mengembangkan dan membina pengembangan sumber daya manusia perminyakan dan sumber daya energi;

REPUBLIK INDONESIA PASAL1 TUJUAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Parlemen Republik Fiji, yang selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

di bidang pengembangan sumber daya manusia khususnya perminyakan dan petrokimia; pengembangan sumber daya manusia penninyakan dan petrokimia;

KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG

MENGAKUI pentingnya peningkatan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia Indonesia;

REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANT ARA KEMENTERIAN PEROAGANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERKEINGINAN untuk tersedianya mekanisme dan komitmen Para pihak untuk melakukan sebuah penelitian dan pengembangan bersama, termasuk melakukan

REPUBl.JK INDONESIA. Pemerintah Kata Jayapura, Republik Indonesia dan Pemerintah Kata Wewak, Papua Nugini, selanjutnya disebut sebagai para "Pihak";

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Mempertimbangkan kepedulian bersama terhadap konservasi dan rehabilitasi lahan dan hutan tropis terdegradasi;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI RUSIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

MEMPERTIMBANGKAN kepentingan bersama dalam mengembangkan kerja sama energi baru terbarukan antara Republik Indonesia dan Republik Federal Austria.

Mengakui pentingnya asas-asas persamaan dan saling menguntungkan; Sesuai dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku di rnasingmasing

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOTA KESEPAHAMAN ANT ARA DAN JAPAN EXTERNAL TRADE ORGANIZATION TENT ANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

bidang penanggulangan bencana untuk kesejahteraan dan keselamatan rakyat di kedua negara;

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia, selanjutnya disebut 'Para Pihak';

REPUBLIK INDONESIA. PASALI Tujuan

BERHASRA T unruk meningkatkan hubungan baik berdasarkan kemitraan clan kerjasama antara penduduk kedua kota;

REPIJBl,IK INDONESIA

Pasal 1. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan dan saling tukar menukar pengalaman di bidang penerangan, mencakup :

REPUBLIKINDONESlA. BERKEINGINAN untuk menjalin dan meningkatkan hubungan kerjasama dibidang kepemudaan dan keolahragaan antara Para Pihak;

PASALI TUJUAN PASAL II RUANG LINGKUP KERJASAMA. Ruang lingkup kerjasama di bawah Memorandum Saling Pengertian ini adalah sebagai berikut:

"Pihak", dan secara bersama-sama disebut sebagai "Para Pihak";

PENGATURAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN SELANDIA BARU TENTANG KERJASAMA BIDANG PENDIDIKAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK MOZAMBIK MENGENAI KERJSAMA EKONOMI DAN TEKNIK

SOUTH CENTRE MENGENAI KERJA SAMA DALAM KEGIATAN PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

REPUBLIK INDONESIA. SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara; PASALI TUJUAN

NOTA KESEPAHAMAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DA YA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA. MEMPERCAYAI bahwa kerja sama yang dilakukan akan membawa manfaat bagi para Pihak;

~ - REPUBLIK. INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura (selanjutnya disebut "Para Pihak");

(selanjutnya masing-masing disebut sebagai "Pihak" dan secara bersama sebagai "Para Pihak"),

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di kedua negara. TELAH DICAPAI kesepahaman sebagai berikut: PASALI TUJUAN

Departemen Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Luar Negeri Romania (selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENGENAI. KERJASAMA Dl SEKTOR TRANSPORT AS!

EMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA DAN ARSIP NASIONAL PUSAT REPUBLIK YAMAN MENGENAI KERJASAMA KEARSIPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK DJIBOUTI MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Republik Indonesia (selanjutnya disebut sebagai "Para Pes ~ rta ");

SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DENGAN PEMERINTAH REPUBLIK DEMOKRASI MYANMAR

ANT ARA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DAN

PASAL1 "PASAL4 MITRA KERJA

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

REPUBLIK INDONESIA PASAL1

Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Denmark yang selanjutnya secara tunggal disebut "Pihak" dan secara bersama disebut "Para Pihak";

energi terbarukan, berdasarkan prinsip kesetaraan dan manfaat bersama;

Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Sudan, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak"

REPUBLIK INDONESIA. terjalin melalui peningkatan kerjasama antara Para Pihak; PASALI TUJUAN

BERKEINGINAN untuk memperkuat ikatan persahabatan dan kerja sama antara kedua pihak dan untuk meningkatkan arus perdagangan pada masingmasing

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH NEGARA PALESTINA

1. Perlukaran program radio dan berita mengenai sosial, pariwisata/tempat menarik, perdagangan, masalah seni dan budaya secara timbal balik.

-,"''.-., W 1 ' I ' B.EPUBLII IIIDONESIA

University di bidang pelatihan dan peningka.tan kapasitas para diplomat Indonesia dalam hal isu-isu terkait diplomasi;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH MALAYSIA TENTANG KERJASAMA PERTANIAN

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

llbpublik INDONESIA Pasal 1 Tujuan

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN TENTANG K.ERJA SAMA EKONOMI DAN TEKNIS ANTARA PEMERINTAH REPUBUK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

REPUBLIK INDONESIA. BERKEINGINAN untuk memajukan dan memperkuat hubungan persahabatan yang telah ada di antara kedua negara;

~ j.. ~~ REPUBLIK IIIDONBSIA MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN

''hd. pada kawasan yang dilanda konflik dan rawan konflik; manajemen konflik, serta mediasi kemanusiaan;

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN

Dalam rangka untuk lebih memperkuat dan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama yang telah ada antara Para Pihak;

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINT AH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH FEDERASI MIKRONESIA MENGENAI KERJASAMA EKONOMI DAN TEKNIK

~. -~ :~~ \ ) ) '../ft

PENGATURAN ANTARA. MENGINGAT hubungan dan kerjasama yang bersahabat yang telah ada antara Republik Indonesia dan Kerajaan Kamboja;

Paragraf 1 Tujuan. Paragraf 2 Ruang Lingkup Kerja Sama

REPUBLIK INDONESIA PEMBUKAAN

PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK ITALIA MENGENAI KERJASAMA ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA PERSETUJUAN

REPUBLIK INDONESIA. MENYADARI pentingnya prinsip kedaulatan, kemerdekaan nasional, kesetaraan, dan saling menguntungkan;

SESUAI dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara masing-masing; TELAH MENCAPAI KESEPAKATAN SEBAGAI BERIKUT;

REPUIP 1 ' 1 "J')(l FSL\

~~...-;-- ~ ' --;_~ ' - '_.. "'_ -:; REPUBLIK. INDONESIA

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dan Komisi Olahraga Filipina Republik Filipina, selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak";

TENT ANG KERJASAMA PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENGKAJIAN DI BIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan Kementerian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pasal 1 Tujuan Kerjasama

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REPUBLIK INDONESIA. Berkeinginan untuk memperkuat dan mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama;

Transkripsi:

REPUBLD[INDONESL& MEMORANDUM SALING PENGERTIAN ANTARA NATIONAL INSTITUTE OF ADVANCED INDUSTRIAL SCIENCE AND TECHNOLOGY OF JAPAN DAN BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DALAM BIDANG BENCANA GEOLOGI DAN ENERGI PANAS BUMI National Institute of Advanced Industrial Science And Technology of Japan (AIST) bertindak. melalui Geological Survey of Japan (GSJ), selanjutnya disebut sebagai "GSJ I AIST", dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, selanjutnya disebut sebagai "GA", (selanjutnya disebut sebagai "Pihak" dan secara kolektif disebut Para Pihak). BERKEINGINAN untuk bekerjasama dalam penyelidikan bersama dan pertukaran di bidang bencana geologi dan energi panas bumi yang dilandasi kepentingan bersama dan bermanfaat bagi Para Pihak; MEYAKINI bahwa saran a penting untuk mencapai kerja sam a terse but adalah keputusan dan penerapan sebuah pengertian; MERUJUK pada hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara serta kebijakan dan prosedur mengenai kerja sama internasional;

TELAH MENYEPAKA Tl sebagai berikut: Pasall TUJUAN Para Pihak sepakat untuk melakukan kegiatan kerja sama ilmiah dan teknis untuk tujuan damai di bidang ilmu kebumian atas dasar kesetaraan, timbal balik dan sa ling menguntungkan. Para Pihak akan mendapatkan keuntungan dengan kerja sama dan pertukaran informasi, keahlian dan tenaga teknis. Pasal II BENTUK KERJA SAMA Bentuk kerja sama dapat berupa: 1. Pertukaran informasi ilmiah dan teknis; 2. Pertukaran tenaga ahli dan anjang karya; 3. Penyelenggaraan bersama simposium, konferensi, lokakarya dan kolokium; dan 4. Bentuk lain dari kerja sama yang dapat disepakati bersama di antara para Pihak. Pasal Ill BIDANG KERJA SAMA Subyek-subyek yang potensial untuk dikerjasamakan meliputi kegiatan berikut: 1. Penelitian dan pengembangan bersama mengenai gunung api dan sumber daya panas bumi; 2. Kompilasi peta geologi; 3. Berbagi informasi dan data; 4. Bidang kerjasama lainnya yang menjadi kepentingan bersama Para Pihak.

PasaiiV PELAKSANAAN Para Pihak akan memutuskan setiap kegiatan yang dilakukan di bawah MOU ini secara tertulis terlebih dahulu. Apabila dimaksudkan untuk mengadakan kegiatan yang lebih dari pertukaran informasi teknis atau kunjungan individu, kegiatan tersebut wajib dijelaskan dalam sebuah pengaturan yang merujuk pada MOU ini, yang wajib menetapkan dengan tepat kegiatan, rencana kerja, kebutuhan staf, perkiraan biaya, sumber pendanaan dan usaha, kewajiban, atau kondisi lain yang tidak termasuk dalam MOU ini. PasaiV PIHAK KETIGA Apabila salah satu Pihak meminta kerja sama di luar kapasitas Pihak lainnya, Pihak dimaksud dapat melibatkan pihak ketiga dengan persetujuan tertulis Pihak lainnya. Pasal VI KERAHASIAAN INFORMASI DAN PUBLIKASI 1. Setiap Pihak harus menjaga keamanan dan kerahasiaan dokumen, informasi dan data lain yang diterima dari atau diberikan kepada Pihak laiq selama periode pelaksanaan MOU ini; 2. Apabila salah satu Pihak berkeinginan untuk. mengungkapkan data dan/atau informasi rahasia yang dihasilkan dari kegiatan kerja sama di bawah MOU ini kepada pihak ketiga atau apabila salah satu Pihak berkeinginan untuk mempublikasikan informasi atau hasil penelitian yang dihasilkan dari kegiatan di bawah MOU ini kepada publik melalui makalah penelitian dan artikel ilmiah, Pihak tersebut harus memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pihak lainnya; 3. Para Pihak sepakat bahwa ketentuan pasal ini wajib terus mengikat antara Para Pihak selama tiga (3) tahun setelah berakhirnya MOU ini, kecuali disepakati sebaliknya secara bersama oleh Para Pihak;

PasaiVII BATASAN PERSONIL Setiap orang yang terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan MOU ini harus menghormati kemerdekaan politik, kedaulatan, dan integritas wilayah negara tuan rumah, dan akan menghindari kegiatan yang tidak sejalan dengan maksud dan tujuan dari MOU ini. Pasal VIII HAK KEKA Y AAN INTELEKTUAL 1. "Hak Kekayaan lntelektual" yang digunakan dalam MOU ini bermakna sebagai berikut: a. Termasuk setiap dan semua hak kekayaan intelektual di seluruh dunia, namun tidak terbatas pada, hak paten, hak atas penemuan sederhana, hak desain, hak merek dagang, hak cipta, dan hak untuk memperoleh hak-hak tersebut; b. Termasuk kecakapan teknis, namun tidak terbatas pada, informasi teknis, data eksperimen, bahan sampel, dan gambar, yang dapat dirahasiakan dan bersifat eksklusif dan ditetapkan melalui konsultasi antara Para Pihak. 2. Para Pihak menyetujui kepemilikan atas Hak Kekayaan lntelektual sebagai berikut: a. Hak Kekayaan lntelektual yang terkait dengan penemuan yang dibuat secara mandiri oleh seorang peneliti dari salah satu Pihak wajib dimiliki sepenuhnya oleh Pihak tersebut. b. Hak Kekayaan lntelektual yang terkait dengan penemuan yang dibuat bersama oleh para peneliti dari kedua Pihak ("Hak Milik Bersama Kekayaan lntelektual") harus dimiliki bersama oleh Para Pihak dengan tingkat kepemilikan yang akan ditentukan melalui konsultasi antara Para Pihak, dengan mempertimbangkan kontribusi yang diberikan oleh masing-masing Pihak. 3. Para Pihak harus bertanggung jawab untuk penerapan dan biaya pemeliharaan dari Hak Milik Bersama Kekayaan lntelektual secara proporsional sesuai besaran kepemilikan masing-masing.

4. Kecuali disepakati sebaliknya oleh Para Pihak, pembayaran apapun, termasuk namun tidak terbatas pada royalti dan pembayaran awal atau pembayaran lump sum, yang dihasilkan dari Hak Milik Bersama Kekayaan lntelektual yang diciptakan atau dibuat selama penelitian bersama atau kegiatan kerja sama sesuai dengan MOU ini akan dibagi oleh Pihak sebanding dengan besaran kepemilikan. 5. Sebuah Pihak harus mengganti kerugian Pihak lain apabila terjadi pelanggaran hak-hak sah pihak ketiga yang dibawa Pihak dimaksud ke dalam wilayah Pihak lain dalam pelaksanaan kegiatan proyek terkait MoU ini. PasaiiX PENYELESAIAN PERSELISIHAN Perselisihan yang timbul dari penafsiran atau pelaksanaan MOU ini harus diselesaikan secara damai melalui musyawarah atau negosiasi antara Para Pihak. PasaiX AMENDEMEN Setiap amendemen MoU wajib dilakukan hanya setelah konsultasi dan ditulis dengan persetujuan bersama Para Pihak. Pasal XI MASA BERLAKU, JANGKA WAKTU, DAN PENGHENTIAN 1. MOU ini mulai berlaku pada tanggal penandatanganan dan akan tetap berlaku untuk jangka waktu lima (5) tahun. 2. Tanpa mengabaikan hal-hal dalam pasal ini ini, salah satu Pihak dapat mengakhiri MOU setiap saat dengan memberitahukan Pihak lainnya mengenai keinginannya untuk mengakhiri MOU ini dengan pemberitahuan secara tertulis paling lambat enam (6) bulan sebelumnya. Setelah pemberitahuan penghentian, Para Pihak akan mengadakan konsultasi untuk membahas pendekatan di masa depan dan masalah yang tersisa.

3. Penghentian MOU ini tidak ak:an mempengaruhi keabsahan dan berlakunya setiap pengaturan, kegiatan atau program yang telah disepakati sebelum tanggal pengakhiran MOU ini sampai selesainya pengaturan, kegiatan atau program tersebut, kecuali sebaliknya oleh Para Pihak. SEBAGAI BUKTI yang bertanda tangan dl bawah lnl telah menandatanganl Memorandum Saling Pengertian ini. DITANDATANGANI dalam dua salinan di Tsukuba, Jepang pada tanggal 15 Desember 2014 dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, semua naskah dimaksud berkekuatan sama. Apabila terdapat perbedaan penafsiran, naskah bahasa Inggris yang wajib berlaku. Untuk Badan Geologl, Kementerlan Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesi' Untuk National Institute of Advanced Industrial Science and Technology Signed Dr. Surqlto Kepala Bad~ Geologi Signed Dr.EI~chiTsukuda Direktur Geological SUrvey of Japan

I f_, REPUBLIK INDONESIA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING BETWEEN NATIONAL INSTITUTE OF ADVANCED INDUSTRIAL SCIENCE AND TECHNOLOGY OF JAPAN AND THE GEOLOGICAL AGENCY OF THE MINISTRY OF ENERGY AND MINERAL RESOURCES OF THE REPUBLIC OF INDONESIA CONCERNING COOPERATION IN GEOLOGICAL HAZARD AND GEOTHERMAL ENERGY National Institute of Advanced Industrial Science and Technology (AIST) acting through the Geological Survey of Japan (GSJ), hereinafter referred to as "GSJ/AIST",and The Geological Agency of the Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia, hereinafter referred to as "GA", (hereinafter referred to singularly as "the Party" and collectively as "the Parties"); DESIRING to cooperate in joint investigations and exchanges in the fields of geological hazard and geothermal energy that of mutual interest and beneficial to the Parties; CONVINCED that an essential means to achieve such cooperation is the conclusion and implementation of an understanding; PURSUANT to the prevailing laws and regulations of their respective countries as well as the policies and procedures concerning international cooperation; HAVE AGREED as follows:

I Article I OBJECTIVES The Parties agree to conduct scientific and technical cooperation activities for peaceful purpose in the field of geoscience on the basis of equality, reciprocity and mutual benefit. The Parties will benefit by cooperation and the exchange of information, scientific and technical personnel. Article II FORMS OF COOPERATION The cooperation may include the following: 1. Exchanges of scientific and technical information; 2. Exchange of study visits and scientists; 3. Joint organization of symposia, conferences, workshops and lectures; and 4. Other forms of cooperation as may be mutually agreed between the Parties. Article Ill AREAS OF COOPERATION Subjects initially identified as having potential for cooperation include the following activities: 1. Joint Research and development on volcanology and geothermal resources; 2. Geological maps compilation; 3. Information and data sharing; 4. Other areas of cooperation of mutual interest to the Parties.

\ Article IV IMPLEMENTATION The Parties shall decide in writing upon any activity carried out under this MOUin advance. Whenever more than the exchange of technical information or visits of individuals are contemplated, such activity shall be described in an agreed arrangement pursuant to this MOU, which shall set forth in terms appropriate to the activity, a work plan, staffing requirements, cost estimates, funding sources and other undertakings, obligations, or conditions not included in this MOU. Article V THIRD PARTIES Should any Party request cooperation beyond the capacity of the other Party, the Party may involve any third party by mutual written consent of the other Party. Article VI CONFIDENTIALITY OF INFORMATION AND PUBLICATION 1. Each Party shall undertake to observe the confidentiality and secrecy of documents, information and other data received from or supplied to the other Party during the period of the implementation of this MOU; 2. If either Party wishes to disclose confidential data and/or information resulted from the cooperation activities under this MOU to any third Party or if either Party wishes to disclose information or research results generated from the activities under this MOU to public through research papers and journal articles, the disclosing Party must obtain prior written consent from the other Party before any disclosure is made; 3. The Parties agree that the provision of this article shall continue to be binding between the Parties for three (3) years after the termination of this MOU unless otherwise mutually agreed to between the Parties; 4. The Provision of this article shall not prejudice the prevailing laws and regulations of the Parties.

Article VII LIMITATION OF THE PERSONNEL Any persons engaged in activities related to this MOUshall respect political independence, sovereignty, and territorial integrity of the host country, and will avoid any activities inconsistent with the purposes and objectives of this MOU. Article VIII INTELLECTUAL PROPERTY RIGHTS 1. "Intellectual Property Rights" as used in this MOU means the following: a. Any and all world-wide intellectual property rights, including but not limited to, patent right, utility model right, design right, trademark right, copyright, and right to obtain these rights; b. Know-how, including but not limited to, technical information, experimentation data, sample materials, and drawings, which is of concealable and proprietary nature and is designated through consultation between the Parties. 2. The Parties agrees the ownership over the Intellectual Property Rights as follows: a. The Intellectual Property Rights related to an invention made independently by a researcher of either Party shall be owned solely by such Party. b. The Intellectual Property Rights related to an invention made jointly by researchers of both Parties ("Jointly-Owned Intellectual Property Rights") shall be owned jointly by the Parties with the extent of the ownership to be determined through consultation between the Parties, taking into consideration the contributions made by each Party. 3. Parties shall be responsible for the application and maintenance expenses of the Jointly-Owned Intellectual Property Rights proportionate to their respective holdings. 4. Unless otherwise agreed to by the Parties, any payment, including but not limited to royalties and initial payment or lump sum payments, resulting from any Jointly-Owned Intellectual Property Rights invented or created during the joint research or cooperative activities pursuant to this MOU shall be shared by the Parties in proportion to the ownership.

I 5. A Party shall indemnify the other Party from any infringement of third party's legitimate rights that is brought by the Party into the territory of the other Party for the implementation of any project activities pursuant to this MOU. Article IX SETTLEMENT OF DIFFERENCES Differences arising out of the interpretation or implementation of this MOU shall be settled amicably by mutual consultation or negotiation between the Parties. Article X AMENDMENT Any amendment to this MOU shall be made only after consultation and be written with mutual consent of the Parties. Article XI DURATION, ENTRY INTO EFFECT AND TERMINATION 1. This MOU shall come into force on the date of signing and shall remain force for a period of five (5) years. 2. Notwithstanding anything in this Arcticle, either Party may terminate the MOU at any time by notifying the other Party of its intention to terminate this MOU by a notice in writing at least six (6) months prior to its intention to do so. Upon the notice of termination, the Parties shall enter into consultation to discuss the future approach and any remaining issues. 3. The termination of this MOU shall not affect the validity and duration of any arrangements, activities or programs which have been agreed upon prior to the date of termination of this MOU until the completion of such arrangements, activities or programs, unless the Parties agree otherwise.

IN WITNESS WHEREOF the undersigned have signed this Memorandum of Understanding. Done in duplicate at Tsukuba, Japan on the lsu' day of December 2014 in Bahasa and English, all texts being equally authentic. In case of any divergence of the interpretation of this Memorandum of Understanding, the English text shall prevail. For the Geological Agency of Ministry of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia For the National Institute of Advanced lndusbial Science and Technology Signed Dr. Suro..P Head of Geologi~l Agency Signed Dr. Eikichi Tsukuda Director Geological SurYey of Japan