BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru adalah pelaku utama dalam pendidikan, karena guru yang berinteraksi

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Oleh karenanya, mengingat begitu pentingnya peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. seperti model pembelajaran, hasil-hasil penelitian, produk-produk lulusan dan

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia mengalami perubahan dengan begitu cepatnya. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuh kembangkan melalui

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas.salah satu wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

Newsletter is a medium of exchange of information from the school to parents. Please contact us at: Phone:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian yang akan dilakukan, meliputi : latar belakang masalah, fokus penelitian, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta penegasan istilah. Bab ini juga akan menguraikan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang berkaitan dengan pelaksanaan implementasi Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Penjurusan Program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistim pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk membudayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dijelaskan : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Penyelenggaraan pendidikan dalam upaya mengembangkan potensi diri peserta didik secara optimal, maka dilakukan pengelolaan oleh setiap jenjang pendidikan dengan berdasar pada standar nasional pendidikan yang memungkinkan setiap jenjang pendidikan melakukan pengelolalan mengembangkan pendidikan secara optimal sesuai karakteristik dan kehkasan 1

programnya. Standar pengelolaan secara yuridis formal tercantum pada PP No. 19 tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan pasal 49 ayat (1) bahwa Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipati, keterbukaan, dan akuntabilitas, dan pasal 54 ayat (1) Pengelolaan satuan pendidikan dilaksanakan secara mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel. Apabila ditelaah lebih mendalam bahwa pengelolaan oleh satuan pendidikan harus memenuhi ke lima prinsip pokok standar pengelolaan pendidikan dalam mewujudkan pendidikan bermutu. Kelima pilar tersebut merupakan satu kesatuan sistim yang bersifat integral dalam menopang tegaknya citra kepercayaan satuan pendidikan mengemban visi misi sekolah menyelenggarakan dan mengelola pendidikan bermutu dilingkungan sekolah, dengan menyelaraskan antara muatan kurikulum dengan latar belakang bakat dan minat peserta didik, maka dilakukan program penjurusan, sebagaimana hakekat dan tujuan pendidikan nasional. Program penjurusan dilakukan dalam upaya menelusuri latar belakang bakat dan minat siswa melalui riwayat pendidikan, uji tes dan kecakapan yang dilakukan sekolah secara profesional, dan berpedoman pada standart yang baku pada jenjang satuan pendidikan SMA pada kelas XI, menurut kriteria masingmasing program, dan dibagi menjadi program penjurusan IPA, program penjurusan IPS, dan program penjurusan bahasa. Khusus untuk Aliyah terdapat program penjurusan Agama. Kriteria program penjurusan berdasar landasan: 1). PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, 2). Permen Diknas No.22 Tahun 2006 2

tentang Standar Isi, Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standart Kompetensi Kelulusan dan Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23, 3) Peraturan Dirjen Mendikdasmen No: 576/C/Kep/TU/2006 tentang Ketentuan Umum yang meliputi : kriteria kenaikan kelas, kriteria penjurusan serta kriteria kelulusan, 4) Pedoman penyelenggaraan Sistem Kredit Semester (SKS) untuk SMA/Aliyah. Peserta didik dapat mengikuti Program yang diminati dengan mempertimbangkan: (a) Tes penempatan (Placement test) mengacu pada mata pelajaran: yang ada keterkaitannya dengan program penjurusan yang diminati, Matematika, Fisika Kimia dan Biologi untuk program IPA, Ekonomi, Sosiologi dan bahasa Inggris untuk untuk program IPS, dan bahasa untuk program bahasa, (b) Jumlah Nilai Rapor Semester I untuk mata pelajaran terkait, (c) Jumlah SKHUN SMP untuk Mata pelajaran terkait, (d). Hasil komulatif dari (a), (b), dan (c). Akan dapat menetapkan seorang peserta didik mengikuti penjurusan program sebagaimana yang diminta. Ironisnya pada studi pendahuluan menunjukan fakta dilapangan pada beberapa SMA swasta dan negeri di Kabupaten Gresik menunjukan jumlah peserta didik yang menempati jurusan program IPS jauh lebih kecil dibanding peserta didik yang masuk program IPA, secara rata-rata berbanding 20-30 % : 70-80 % untuk klas program IPS dibanding klas program IPA, dan amat sedikit yang berminat pada penjurusan program bahasa. Hal ini mengindikasikan prosedur penjurusan yang meragukan akuransinya. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk mengkaji fenomena yang sebenarnya terjadi dilapangan. 3

Semestinya ada keseimbangan jumlah peserta didik yang berimbang antara program penjurusan IPA, IPS dan bahasa. Memperhatikan penjurusan program IPA yang menitik beratkan pada mata pelajaran inti Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, jumlah peminat peserta didik pada program penjurusan IPA mestinya lebih sedikit, namun fakta dilapangan menunjukan kenyataan yang sebaliknya. Berdasarkan uraian diatas, bahwa penetapan program penjurusan dilakukan, penetapannya berpedoman pada: a. Kebijakan perundang-undangan yang berlaku, b. Perlu adanya komitmen dan kesungguhan pelaku kebijakan dalam menerapkan kebijakan program penjurusan, c. Indikasi penetapan program penjurusan ditunjukan oleh adanya jumlah kelas program penjurusan yang relatif berimbang, nilai hasil belajar yang relevan, baik pada raport siswa, hasil UN, dan uji coba tryout, bukan perbedaan yang fantastis, dan peran serta masyarakat para orang tua. Karena dalam menetapkan program penjurusan, sekolah sangat mengharap partisipasinya, untuk memberikan tanggapan dan usulan pada proses program penjurusan, berkaitan dengan minat putra/putrinya. Dasar dan arahan kebijakan program penjurusan di SMA Muhammadiyah 8 Gresik dapat memperhatikan lingkup Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah sebagaimana secara yuridis formal dinyatakan dalam PP No. 19 tahun 2005 pasal 5 ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa: 1. Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 2. Standar isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban mengajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik. 4

Kerangka dasar kurikulum mencakup kelompok mata pelajaran: a). Agama dan akhlak mulia, b). Kewarga negaraan dan kepribadian, c). Ilmu pengetahuan dan tehnologi, d). Estetika, dan e). Jasmani, olah raga, dan kesehatan. Struktur Kurikulum dalam penelitian ini adalah struktur kurikulum SMA sebagaimana Permendiknas No. 22 tahun 2006 yang substansi pembelajarannya ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, mulai kelas X sampai dengan kelas XII, disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran, sedang program penjurusan dilakukan pada kelas XI dan kelas XII dengan memperhatikan perkembangan belajar siswa di kelas X, hasil uji psychotes, dan dokumen yang lain tentang prestasil belajar siswa. Jenjang satuan pendidikan SMA dikelas X, merupakan program umum yang diikuti seluruh peserta didik, dilanjutkan kelas XI dan kelas XII peserta didik dikelompokan sesuai program penjurusan masing-masing, yang terdiri dari penjurusan: 1) Program Ilmu Pengetahuan Alam, 2) Program Ilmu Pengetahuan Sosial, 3) Program Bahasa, dan 4) Program Keagamaan khusus untuk MA. Setiap program penjurusan memuat cakupan mata pelajaran yang relevan, sesuai dengan kekhasan programnya. Struktur kurikulum SMA program IPA cakupan kelompok mata pelajaran meliputi: 13 mata pelajaran dengan mata pelajaran inti: Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi, mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Struktur kurikulum SMA program IPS cakupan kelompok mata pelajaran meliputi: 13 mata pelajaran, mata pelajaran inti: Matematika IPS, Ekonomi, Sosiologi dan Geografi, mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Struktur kurikulum SMA program Bahasa cakupan 5

kelompok mata pelajaran meliputi: 13 mata pelajaran, mata pelajaran inti: matematika, Bahasa Indonesia, Sosiologi dan Bahasa Asing, mata pelajaran muatan lokal, dan pengembangan diri. Kondisi riil yang tampak pada hasil program penjurusan di SMA Muhammadiyah 08 Gresik untuk beberapa tahun terakhir menunjukan banyaknya kelas program IPA yang cukup dominan, mengindikasikan fenomena yang ironis, bahwa peserta didik tentunya banyak berasal dari input dengan kemampuan akademis yang rendah dan cenderung masuk klasifikasi program penjurusan non IPA, tetapi justru jumlah kelas program penjurusan IPA mendapatkan peminat yang jauh lebih banyak dibanding program penjurusan IPS. Pengkajian penjurusan program IPA dan IPS, dengan program penjurusan IPA yang banyak diminati peserta didik dan orang tua murid dan program IPS yang sedikit kurang diminati peserta didik dan orang tua murid tetapi masih eksis keberadaannya, merupakan fenomena menarik untuk diteliti. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Analisis Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Program Penjurusan IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Gresik. B. Fokus Penelitian (1). Bagaimana Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Penjurusan Program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik? 6

(2). Bagaimana Komitmen Sekolah dalam Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Penjurusan Program IPA danips di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik? (3). Bagaimana Kepuasan Stakeholder terhadap Implementasi Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Penjurusan Progam IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik? C. Batasan Masalah Pada peenelitian ini diberi batasan hanya menganalisis fenomena ini yang menjadi alasan kuat untuk mengkaji lebih jauh tentang permendiknas no. 22 tahun 2006 tentang penjurusan program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 8 Cerme, khususnya tentang penerapan, kepuasan orang tua siswa, serta dampak baik bagi sekolah, guru, siswa, maupun orang tua siswa. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : (1). Menganalisis implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang penjurusan program IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 8 Cerme Gresik. (2). Menjelaskan komitmen sekolah dalam implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang penjurusan program IPA danips di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik. (3) Mendiskripsikan kepuasan stakeholder terhadap implementasi permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang program penjurusan IPA dan IPS di SMA Muhammadiyah 08 di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik. 7

E. Manfaat penelitian 1. Secara Teori Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai acuan/referensi ilmiah bagi penelitian selanjutnya atau menjadi dasar pijakan bagi penelitian yang lebih mendalam berkenaan dengan implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Penjurusan Program IPA dan IPS di SMA. 2. Manfaat praktis. a. Bagi Peneliti Mengetahui dalam penentuan kebijakan penjurusan program IPA dan IPS dalam upaya meningkatkan pengelolaan pendidikan lebih baik dan bermutu. b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai dasar bagi SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik dalam menentukan kebijakan program penjurusan IPA dan IPS sehingga sekolah dapat berbenah diri serta dapat mengembangkan satuan pendidikan yang lebih baik. c. Bagi Dinas / Instansi Terkait Sebagai bahan informasi yang berguna untuk pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dengan penjurusan program IPA dan IPS di SMA. F. Penegasan Istilah Agar tidak menimbulkan persepsi berbeda, maka konsep masing-masing kata yang digunakan memiliki arti dengan kesepakatan sebagai berikut : 8

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya. Analisis dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mengetahui keadaan sebenarnya yaitu Implementasi Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang penjurusan program IPA dan IPS di SMA. 2. Implementasi adalah pelaksanaan sebuah kebijakan agar seluruh rangkaian kegiatan yang terencana dan terprogram dalam kebijakan mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. 3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 adalah merupakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 4. Penjurusan adalah upaya satuan pendidikan untuk mengklasifiksi peserta didik menurut kriteria tertentu dengan pendefinisian yang jelas, dalam hal penjurusan program di SMA khususnya yang ada di SMA Muhammadiyah 08 Cerme Gresik sesuai latar belakang bakat dan minat siswa yang dikorelasikan dengan NHB peserta didik relevan dengan mata pelajaran inti masing-masing. 5. Program IPA dan IPS adalah merupakan salah satu program yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran, dimana untuk program IPA ada mata pelajaran ciri khas yaitu matematika, fisika, biologi dan kimia. Sedangkan untuk IPS mata pelajaran ciri khasnya yaitu ekonomi, sosiologi dan geografi. 9