BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diartikan sebagai prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggunakan rancangan penelitian tindakan (action research) yang terfokus

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (PTK) sebenarnya diawali dari istilah action research atau penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan suatu metode yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri 6 Sindurejo, Kecamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Berdasarkan pengalaman PPL selama 4 bulan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. (classroom action research). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan mixemethod,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas dapat didefinisikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang siswa. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ruang sisi datar, maka dengan demikian data yang akan dikumpulkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mc Taggart, yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Suyadi (2011: 22-23), PTK adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif dengan desain PTK. Peneliti memilih penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang. dikembangkan oleh Kemmis & Taggart 1988, menurutnya Perencanaan

BAB III METODE PENELITIAN. e) Indikator Keberhasilan, f) Tahap-tahap Penelitian. ini, karena penelitian diadakan dalam kelas dan lebih difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto jenis penelitian ada 3, diantaranya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang implementasi strategi pembelajaran langsung dengan media audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi salat fardu di kelas V dilaksanakan di SD No. 091679 Bosar Maligas yang terletak di Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, yang di dalamnya berinteraksi Kepala Sekolah, guru, staf tata usaha, siswa, penjaga sekolah, dan steakholder. Di SD No. 091679 Bosar Maligas inilah penulis menemukan berbagai informasi yang bersumber pada subjek penelitian yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan peserta didik. Penentuan lokasi ini berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain pertimbangan biaya dalam memperoleh data yang dibutuhkan, karena lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juni 2014 dimulai dari kegiatan persiapan sampai pelaksanaan tindakan, dan analisis data. No Kegiatan Tabel 1 Jadwal Penelitian Waktu. 1 Penulisan proposal Januari 2014 2 Seminar dan bimbingan proposal Pebruari s/d April 2014 3 Penelitian dan tindakan Mei s/d Juni 2014 4 Analisis dan bimbingan hasil penelitian Juli s/d Agustus 2014 5 Ujian tesis September 2014 B. Pendekatan dan Metode Penelitian research), Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action yang terbagi dalam beberapa siklus dengan empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang, dengan pendekatan didaktis. 57

58 Pendekatan didaktis merupakan pendekatan yang berusaha menemukan dan memahami gagasan, tanggapan evalusai, maupun sikap. Pelaksanaan pendekatan didaktis dapat diawali dengan pemahaman baik yang berupa tuturan ekspresi maupun deskripsi. 1 Untuk melaksanakan perencanaan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah, analisis dan perumusan masalah. Setelah maslah teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang terkait. Berdasarkan hasil analisis dipilih masalah yang paling pokok dan yang mungkin dipecahkan oleh guru. Masalah tersebut kemudian dijabarkan secara oprasional agar dapat memandu usaha untuk perbaikan. Selanjutnya adalah mengembangkan cara perbaikan atau tiadakan yang dilakukan dengan kemampuan dan komitmen guru, sarana dan fasilitas serta iklim kerja sekolah. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan scenario tindakan, termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, alat pendukung lain yang diperlukan serta melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan. Maka dalam melaksanakan suatu tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi dilakukan secara simultan. Aktor utamanya adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau teman sejawat sebagai pengamat. 2 C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD No. 091679 Bosar Maligas Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara sebanyak 22 orang siswa, yang terdiri siswa laki-laki sebanyak 6 orang siswa dan perempuan sebanyak 16 orang siswa. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pembelajaran dengan strategi pembelajaran langsung dengan media audio visual dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada materi salat fardu di kelas V SD No. 091679 Bosar 1 Zainal Aqib, et.al, Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: Yrama Widya, 2011), h. 141 2 Ibid, h. 7

59 Maligas Kecamatan Bosar Maligas Tahun Pelajaran 2013/2014. D. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Untuk setiap akhir siklus diberikan tes untuk melihat sejauh mana peningkatan kemampuan siswa. Menurut Kemmis dan Mc Taggart model penelitian tindakan kelas menggambarkan adanya empat langkah dan pengulangannya, adapun empat langkah yang prosesnya dimaksudkan sebagaimana disajikan dalam bagan berikut ini: 3 Gambar 1 Penelitian Tindakan Kelas dalam buku Suharsimi Arikunto, Tahun 2006 hal 97 Secara rinci, prosedur penelitian yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian dijabarkan sebagai berikut: 4 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 97 4 Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 115

60 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan merupakan yang menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan itu dilakukan. Perencanaan tindakan pada siklus pertama harus berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada tahap pra Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap perencanaan adalah: a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah dengan melakukan wawancara terhadap guru Pendidikan Agama Islam mengenai kesulitan yang sering dialami siswa. b. Pembelajaran dengan strategi ekspositori. c. Menentukan materi pelajaran yaitu salat fardu. d. Menelaah materi salat fardu. e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). f. Menyusun tes hasil belajar sebagai alat untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa. g. Membuat lembar observasi untuk melihat kondisi proses belajar mengajar berlangsung di kelas ketika strategi pembelajaran diaplikasikan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi (pelaksanaan) dari semua rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan ini dilakukan melalui pembelajaran dengan strategi ekspositori berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. 3. Pengamatan atau Observasi Tindakan Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data. Pentingnya observasi ini untuk perbaikan tahap berikutnya. 4. Refleksi Terhadap Tindakan

61 Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengkaji dan memproses data yang didapat saat dilakukakan pengamatan / observasi tindakan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan dicari eksplanasinya, dianalisi dan disintesis. Refleksi dilakukan terhadap hal-hal yang diperoleh baik dari hasil observasi dan evaluasi dikumpul kemudian dianalisis. Kekurangan-kekurangan yang telah terjadi pada siklus 1 diperbaiki pada siklus berikutnya. Berikut ini rincian kegiatan tiap tahapan penelitian per siklus: Tabel 2 Rincian Tahapan Penelitian Siklus I Perencanaan: Identifikasi masalah dan penetapan alternative - Mengidentifikasi masalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan penebaran angket pada peserta didik. Pemecahan masalah - Merencanakan pembelajaran dengan Implementasi strategi pembelajaran langsung dengan media audio visual - Menyusun format tes - Memberikan tes awal pada peserta didik sebelum tindakan Refleksi - Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, dengan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan dari langkah yang telah

62 ditentukan. Siklus II Perencanaan - Melakukan wawancara Tindakan Refleksi E. Teknik Pengumpulan Data terhadap peserta didik yang memiliki hasil tes rendah, untuk mengetahui kesulitan yang dialaminya. - Menyusun perbaikan rencana pembelajaran dengan melihat hasil refleksi pada siklus I - Menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. - Memberi tes kepada peserta didik pada akhir tindakan. - Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, dengan menganalisis data, dan mengambil kesimpulan dari langkah yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi shalat fardhu dengan strategi ekspositori adalah dengan tes, observasi, wawancara dan studi dokumen. 1. Tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi shalat fardhu disusun dalam bentuk soal uraian yang akan

63 dilaksanakan pada akhir pembelajaran dan tes sebelum diberikan kepada siswa akan divalidkan dengan validator yaitu guru Pendidikan Agama Islam di SD tersebut dengan cara mengajukan lembar validitas tes dan hasil validitas tersebut yang akan diberikan pada siswa untuk dijawab sesuai dengan kemampuannya. Tes uraian adalah tes tertulis yang menuntut siswa untuk menguraikan atau menjabarkan jawaban dari soal yang diberikan. Alasan peneliti memilih menggunakan tes uraian karena memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Mudah dalam penyusunannya, terutama untuk mengukur ingatan / pengetahuan. b. Sedikit kesempatan untuk menduga-duga jawaban c. Sesuai untuk siswa kelas / tingkat rendah 2. Lembar observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap siswa dan guru dengan memperhatikan tingkah lakunya. Dalam observasi, guru mengamati pelaksanaan shalat fardhu secara berjamaah yang dilakukan oleh peserta didi. Observasi terhadap subjek penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui aktifitas selama proses pembelajaran. Pengamatan di lakukan oleh observer yang berasal dari guru Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format pengamatan sebagai instrumen. Dari penelitian berpengalaman telah diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat. 5 3. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penalaran siswa terhadap materi shalat fardhu. Pertanyaanpertanyaan yang dapat diberikan melalui wawancara diarahkan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesiakan soal-soal terutama 5 Arikunto, Prosedur, h. 229

64 tentang gerakan dan bacaan shlat, wawancara kepada guru Pendidikan Agama Islam. 4. Studi dokumen Studi dokumen adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, jadwal kegiatan, pembelajaran dan sebagainya yang serisikan tentang penjelasan data yang berkaitan dengan pembelajaran materi shalat fardhu. Penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan oleh peneliti baik gambar, suara, tulisan, atau lain-lain, seperti bentuk rekaman biasa dikenal dengan penelitian dokumen atau analisis dokumen (content analsys). 6 Studi dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan pembelajaran agama Islam pada materi shalat fardhu. Maka metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa gambar, nama siswa dalam materi salat fardu. F. Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penelitian tindakan ini data yang diperoleh harus mendukung kesimpulan penelitian, artinya data harus dapat dipercaya keabsahannya. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kepastian. Data yang terkumpul diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data kuantitatif yang berbentuk angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dengan kata-kata atau simbol. Data harus benar-benar realibilitas yang menunjukkan pada suatu pengertian bahwa data cukup dapat dipercaya, dilaksanakan dengan ketekunan pengamatan dengan konsisten interpretasi berbagai cara. G. Analisis Data Data kuantitatif diambil berdasarkan hasil tes untuk melihat hasil belajar siswa yang kemudian dianalisis secara statistik dengan menghitung rata-rata hasil belajar, persentase keberhasilan belajar dan lain-lain. 6Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Renika Cipta, 2007), h. 244

65 Untuk mengukur tingkat atau persentase penguasaan materi pelajaran dapat di hitung dengan ketentuan sebagai berikut: P = Skorangka yang diperoleh siswa jumlah skor maksimum x100% Keterangan: P = Persentase ketercapaian Dengan Kriteria: 0% P 65% 65% P 100% siswa belum tuntas siswa tuntas. Dari perhitungan diatas dapat diketahui siswa yang tuntas dan tidak tuntas dalam belajar. Selanjutnya untuk menentukan persentase siswa yang sudah tuntas belajar secara klasikal yang telah mencapai 65% dapat dirumuskan sebagai berikut: 7 D = X x 100% N Keterangan: D = Siswa yang tuntas belajar X = Jumlah siswa yang tuntas belajar N = Jumlah siswa subjek penelitian Pada penelitian ini target yang ingin dicapai adalah persentase ketuntasan klasikal minimal 85%. Jika target telah tercapai, maka penelitian dinyatakan sudah berhasil dan tidak perlu lagi dilanjutkan kembali kesiklus berikutnya, dan sebaliknya jika target belum tercapai, penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. Tabel 3 Kategori Tingkat Ketuntasan Belajar 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 118

66 No 1. Persentase Ketuntasan Belajar 90-100% Kategori Sangat Tinggi Tingkat Ketuntasan Tuntas 2. 80-89% Tinggi Tuntas 3. 70-79% Cukup Tuntas 4. 60-69% Rendah Tidak Tuntas 5. <59% Sangat Rendah Tidak Tuntas Untuk mengukur hasil observasi dapat dihitung dengan cara: a. Hasil observasi aktifitas mengajar guru: Nilai yang diperoleh: x 100% jumlah yang diperoleh jumlah maksimum b. Hasil observasi respon belajar siswa: Nilai yang diperoleh: jumlah yang diperoleh banyaknya kategori Analisis data dengan cara kualitatif yaitu data berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gagasan tentang respon pada belajar siswa dan lainlain. Untuk mengukur hasil observasi dapat menggunakan teknik analisa data model alur, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. 8 1. Reduksi Reduksi data adalah suatu kegiatan menyeleksi dan mengolah data mentah menjadi suatu informasi yang bermakna dari tes observasi yang telah dilakukan. Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar, baik individu maupun klasikal. Setelah data penelitian yang diperlukan dikumpulkan, maka untuk lebih memudahkan dalam mengelempokkan data dan menyimpulkannya perlu diadakan reduksi data sebagai suatu proses pemilihan memfokuskan, dan menyederhanakan data. Reduksi data merupakan bentuk dari analisis yang manajamkan, mengungkapkan hal-hal yang penting, 8 Iskandar, Penelitian, h. 75

67 menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak dibutuhkan dan mengorganisasikan agar lebih sistematis, agar dapat dibuat suatu kesimpulan yang bermakna. 2. Penyajian Data Penyajian data adalah analisa dan penyusunan atau penggabungan dari sekumpulan informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Dimana setelah data diolah, maka data disajikan dalam bentuk paparan naratif. Data kesalahan jawaban siswa yag telah direduksi kemudian disajikan dalam bentuk paparan kesalahan jawaban peserta didik. Kegiatan analisis berupa paparan data adalah sebagai kumpulan informasi yang terorganisir dan terkategorikan sehingga memungkinkan adanya kesimpulan. Data yang dianalisi untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar peserta didik yaitu data yang diperoleh dari nilai akhir dari tiap siklus. Hasil belajar peserta didik dianalisis dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan, yakni peserta didik dinyatakan tuntas belajar secara individual bila telah memperoleh skor akhir 70 % dari skor total, dan ketuntasan klasikal tercapai bila di kelas tersebut terdapat 85 % perserta didik tuntas belajar. Untuk mengukur tingkat atau persentase penguasaan materi pelajaran digunakan rumus berikut: 9 DS = Skor yang diperoleh Skor maksimum x 100% Keterangan: DS = Daya Serap (dalam %) Maka 0 % DS < 70 siswa belum tuntas belajar 70 DS 100 % siswa telah tuntas dalam belajar. 3. Penarikan Kesimpulan h. 156 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

68 Dimana setelah reduksi data dan penyajian data, kemudian dari hasil data tersebut ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus berikutnya. Maka penarikan kesimpulan dari sajian data tersebut berupa keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan tindak kerja yang telah dilakukan.