PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER

dokumen-dokumen yang mirip
2 menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 133/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji K

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG

2015, No Kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perli

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsiona

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49/Permentan/KP.240/9/2015 TENTANG

2017, No Penyesuaian/Inpassing Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN.

PEDOMAN UJI KOMPETENSI BAGI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 68/Permentan/OT.110/12/2015 TENTANG

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2015, No Fungsional Pengantar Kerja didasarkan pada analisis beban kerja; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 89 TAHUN 2014 TENTANG

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

PERATURAN BERSAMA MENTERI PERTANIAN DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 54/Permentan/OT.210/11/2008 NOMOR 23 A TAHUN 2008

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

PERATURAN BERSAMA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 39 TAHUN 2014 NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 02/V/PB/2010 NOMOR 13 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

Peraturan...

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 03/V/PB/2010 NOMOR : 14 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhenti

PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/Permentan/KP.240/5/2015 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU PAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

2017, No Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun

2015, No.75 2 Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republ

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2015, No Indonesia Tahun 1975 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3058); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1980 tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

2017, No Indonesia Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286); 4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Ne

2016, No tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembara

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 3. Peraturan Pemerint

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

iv. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Tata Cara

2017, No Peraturan Menteri Pertanian tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor Jabatan Fungsional Bidang Pertanian; Mengingat :

2016, No atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyesuaian Penetapan Angka Kredit Guru Pegawai Negeri Sip

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05/Permentan/OT.140/2/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN BATAS USIA PENSIUN BAGI PEJABAT FUNGSIONAL SANDIMAN

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYESUAIAN/INPASSING JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI

2015, No Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang Jabatan Fungsional Perencana dan Angka K

2017, No Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 2. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PARAMEDIK VETERINER DAN ANGKA KREDITNYA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

Peraturan...

2 Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 3. Undang-Undang Nomo

2 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 132/Permentan/OT.140/12/2014 TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pasal 29 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya mengatur pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Medik Veteriner dapat dipertimbangkan dengan ketentuan salah satunya mengikuti dan lulus uji kompetensi dibidang pengendalian hama penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan. b. bahwa berdasarkan Pasal 31 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012, perlu mengatur lebih lanjut pelaksanaan uji kompetensi Medik Veteriner; c. bahwa untuk mewujudkan Medik Veteriner yang kompeten dan profesional perlu dilaksanakan uji kompetensi; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3482); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5619); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5121); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5258); 6. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 235); 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode 2014 2019; 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia; 10. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 940); 11. Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 17/Permentan/OT.140/ 3/2013 Nomor 11 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 613); 12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 112/Permentan/ OT.140/10/2013 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1234); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UJI KOMPETENSI PEJABAT FUNGSIONAL MEDIK VETERINER. 2

Pasal 1 Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. Pasal 2 Pedoman Uji Kompetensi Pejabat Fungsional Medik Veteriner merupakan panduan dalam melaksanakan uji kompetensi untuk pengangkatan dari jabatan lain dan kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi pejabat fungsional Medik Veteriner. Pasal 3 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juni 2015. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 4 Desember 2014 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMRAN SULAIMAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA HAMONANGAN LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 1928 3

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 132/Permentan/OT.140/12/2014 TANGGAL : 18 Desember 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka membangun kedaulatan pangan khususnya protein hewani diperlukan upaya pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan dan gangguan reproduksi serta mempertahankan dan memperluas status wilayah Indonesia bebas penyakit hewan terutama penyakit hewan menular dan zoonosis, maka diperlukan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional dalam melakukan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan, yaitu pejabat fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, pengembangan karir PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah. Disamping itu dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Angka Kreditnya pada Pasal 29 dan Pasal 31 mengamanatkan bahwa pengangkatan Medik Veteriner dari jabatan lain dan kenaikan jenjang jabatan Medik Veteriner mensyaratkan mengikuti dan lulus uji kompetensi. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Maksud ditetapkannya Peraturan Menteri ini sebagai dasar pelaksanaan uji kompetensi untuk pejabat fungsional Medik Veteriner. 2. Tujuan Tujuan ditetapkannya Peraturan Menteri ini untuk mewujudkan Medik Veteriner yang kompeten dan profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab jabatan. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi Jenjang Jabatan dan Pangkat, Persyaratan dan Tatacara Uji Kompetensi Medik Veteriner, dan Pelaksanaan Uji Kompetensi. D. PENGERTIAN Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Jabatan Fungsional Medik Veteriner adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. 2. Medik Veteriner Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Medik Veteriner adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tanggung jawab, wewenang dan 4

hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, dan pengembangan kesehatan hewan. 3. Pengangkatan Jabatan Lain adalah pengangkatan dalam jabatan fungsional yang dilakukan melalui perpindahan dari jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi, atau jabatan fungsional lain ke dalam jabatan fungsional tertentu. 4. Pengangkatan Pertama Kali adalah pengangkatan dalam jabatan fungsional untuk mengisi lowongan formasi melalui Calon Pegawai Negeri Sipil. 5. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Pengendalian Hama dan Penyakit Hewan dan Pengamanan Produk Hewan adalah pengendalian hama dan penyakit hewan dan pengamanan produk hewan yang kegiatannya meliputi persiapan dan pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit hewan dan pengamanan produk hewan. 7. Kesehatan Hewan adalah segala urusan yang berkaitan dengan pelindungan sumber daya hewan, kesehatan masyarakat, dan lingkungan serta penjaminan keamanan produk hewan, kesejahteraan hewan, dan peningkatan akses pasar untuk mendukung kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan asal hewan. 8. Kesehatan Masyarakat Veteriner adalah segala urusan yang berhubungan dengan hewan dan produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia. 9. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai tenaga profesional. 10. Uji Kompetensi adalah proses pengujian dan penilaian yang dilakukan oleh Tim Penguji, untuk mengukur tingkat kompetensi Medik Veteriner dalam rangka memenuhi syarat pengangkatan dari jabatan lain atau kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi. 11. Tim Penguji adalah tim yang bertugas melakukan pengujian dan melaporkan hasil uji kompetensi sebagai syarat pengangkatan dari jabatan lain dan kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi. 12. Sekretariat Tim Penguji adalah Sekretariat yang memfasilitasi pelaksanaan tugas dan pelayanan administrasi bagi Tim Penguji di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan atau Badan Karantina Pertanian. 13. Penetapan Angka Kredit yang selanjutnya disingkat PAK adalah formulir yang berisi keterangan perorangan Medik Veteriner dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang telah dicapai oleh Medik Veteriner dan telah ditetapkan oleh pejabat penetap angka kredit. 14. Hasil Penilaian Angka Kredit yang selanjutnya disingkat HAPAK adalah formulir yang berisi keterangan perorangan Medik Veteriner dan satuan nilai dari hasil penilaian butir kegiatan yang telah dicapai oleh Medik Veteriner, namun belum memenuhi syarat untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. 5

BAB II JENJANG JABATAN DAN PANGKAT, PERSYARATAN, DAN TATACARA UJI KOMPETENSI MEDIK VETERINER A. JENJANG JABATAN DAN PANGKAT MEDIK VETERINER Jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang Medik Veteriner, dari yang terendah sampai tertinggi terdiri atas: 1. Medik Veteriner Pertama, yaitu: Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. 2. Medik Veteriner Muda, yaitu: a. Penata, golongan ruang III/c; dan b. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. 3. Medik Veteriner Madya, yaitu: a. Pembina, golongan ruang IV/a; b. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan c. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. 4. Medik Veteriner Utama, yaitu: a. Pembina Utama Madya, golongan ruang IV/d; dan b. Pembina Utama, golongan ruang IV/e. B. PERSYARATAN UJI KOMPETENSI 1. Uji kompetensi untuk pengangkatan dari jabatan lain harus melampirkan: a. surat keputusan pangkat/golongan ruang terakhir yang dilegalisir oleh Pejabat yang Berwenang atau sesuai pendelegasian kewewenangan dibidang kepegawaian; b. surat keterangan pimpinan unit kerja bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan tugas di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan, serta pengembangan kesehatan hewan paling kurang 2 (dua) tahun; c. prestasi kerja paling kurang bernilai baik 1 (satu) tahun terakhir; dan d. surat pengantar dari pimpinan unit kerja yang merekomendasikan bahwa yang bersangkutan memenuhi syarat untuk mengikuti uji kompetensi dengan menggunakan Format 1. 2. Uji kompetensi untuk kenaikan jenjang jabatan harus melampirkan: a. surat keputusan pangkat/golongan ruang terakhir yang dilegalisir oleh Pejabat yang Berwenang atau sesuai pendelegasian kewewenangan dibidang kepegawaian; b. surat keputusan jabatan terakhir yang dilegalisir oleh Pejabat yang Berwenang atau sesuai pendelegasian kewewenangan dibidang kepegawaian; c. PAK terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang memperoleh pendelegasian wewenang dibidang kepegawaian; 6

d. HAPAK tahun terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yang memperoleh pendelegasian wewenang dibidang kepegawaian yang memuat paling kurang 80% (delapan puluh persen) angka kredit untuk kenaikan jabatan setingkat lebih tinggi; e. Prestasi kerja paling kurang bernilai baik 1 (satu) tahun terakhir; dan f. Surat pengantar dari pimpinan unit kerja yang merekomendasikan bahwa yang bersangkutan memenuhi syarat untuk mengikuti uji kompetensi dengan menggunakan Format 1. C. TATACARA UJI KOMPETENSI 1. Pimpinan unit kerja calon peserta uji kompetensi mengusulkan kepada: a. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk peserta yang berasal dari unit kerja bidang peternakan dan kesehatan hewan di pusat/upt pusat/provinsi/kabupaten/kota. b. Sekretaris Badan Karantina Pertanian untuk peserta yang berasal dari Badan Karantina Pertanian (Pusat dan UPT). 2. Usulan peserta uji kompetensi disampaikan paling lambat minggu pertama bulan Maret atau September dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam huruf B. 3. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/Sekretaris Badan Karantina Pertanian mendisposisi usulan kepada Sekretariat Tim Penguji di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/Badan Karantina Pertanian. 4. Sekretariat Tim Penguji melakukan verifikasi administrasi untuk menentukan peserta uji kompetensi dan menginformasikan hasil verifikasi paling lambat akhir minggu ketiga bulan Maret atau September; 5. Sekretariat Tim Penguji menetapkan lokasi dan jadwal uji kompetensi melalui website paling lambat minggu kedua bulan April atau Oktober serta membagi jadwal anggota Tim Penguji. 6. Tim Penguji melakukan pengujian dan rapat pleno untuk memutuskan hasil uji kompetensi, pada bulan Mei atau Nopember. 7. Tim penguji menyampaikan laporan hasil uji kompetensi kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/ Sekretaris Badan Karantina Pertanian. 8. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/ Sekretaris Badan Karantina Pertanian menyiapkan Surat keterangan lulus uji kompetensi untuk ditandatangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/Kepala Badan Karantina Pertanian dengan menggunakan Format 2. 9. Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/ Sekretaris Badan Karantina Pertanian menyampaikan Surat pemberitahuan tidak lulus uji kompetensi dengan menggunakan Format 3. 7

BAB III PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI A. PEMBOBOTAN PENILAIAN 1. Pembobotan penilaian uji kompetensi untuk kenaikan jenjang jabatan, sebagai berikut: a. Pembobotan penilaian untuk Medik Veteriner Pertama yang akan naik jenjang jabatan sebagai Medik Veteriner Muda, sebagai berikut: 1) Essai 40%; 2) Pemecahan masalah 40%; 3) Wawancara 20%. b. Pembobotan penilaian untuk Medik Veteriner Muda yang akan naik jenjang jabatan sebagai Medik Veteriner Madya, sebagai berikut: 1) Essai 20%; 2) Pemecahan masalah 30%; 3) Pemaparan pengembangan profesi 30%; 4) Diskusi pengembangan profesi 20%. c. Pembobotan penilaian bagi Medik Veteriner Madya yang akan naik jenjang jabatan sebagai Medik Veteriner Utama, sebagai berikut: 1) Pemecahan masalah 30%; 2) Pemaparan pengembangan metode/analisis kebijakan 40%; 3) Diskusi pengembangan metode/analisis kebijakan 30%. 2. Pembobotan penilaian uji kompetensi untuk pengangkatan dari jabatan lain pada jenjang jabatan pertama/muda/madya/utama, sebagai berikut: 1) Essai 35%; 2) Pemecahan masalah 35%; 3) Wawancara 30%. Keikutsertaan uji kompetensi untuk pengangkatan dari jabatan lain sesuai dengan kesetaraan jabatan pada pangkat/golongan ruang yang dimiliki atau paling kurang satu jenjang jabatan dibawahnya. Contoh: Drh. Heriyanto, MM pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, akan diangkat sebagai Medik Veteriner melalui pengangkatan dari jabatan lain. Yang bersangkutan harus mengikuti uji kompetensi untuk jenjang jabatan Medik Veteriner Madya sesuai jabatan yang setara dengan pangkat/golongan ruang yang dimiliki atau satu jenjang jabatan dibawahnya (Medik Veteriner Muda). Apabila yang bersangkutan tidak lulus uji kompetensi maka diberikan kesempatan 1 (satu) kali untuk mengulang uji kompetensi. B. MATERI UJI KOMPETENSI 1. Pelaksanaan Teknis dan pengembangan metode di bidang kesehatan hewan/kesehatan masyarakat veteriner/karantina hewan, meliputi: a. Kegiatan lapangan; dan/atau 8

b. Kegiatan laboratorium. 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014. 4. Peraturan perundangan di bidang kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner dan karantina hewan (Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Peraturan Menteri Pertanian, dan Peraturan Daerah). 5. Kegiatan penyusunan/analisis konsep kebijakan di bidang kesehatan hewan/kesehatan masyarakat veteriner/karantina hewan. C. KELULUSAN UJI KOMPETENSI 1. Peserta uji kompetensi dinyatakan lulus apabila memperoleh nilai kumulatif paling kurang 76 (tujuh puluh enam). 2. Hasil uji kompetensi ditetapkan melalui sidang pleno Tim Penguji paling lambat akhir bulan Mei dan Nopember. 3. Apabila dalam uji kompetensi dinyatakan tidak lulus, maka diberikan kesempatan 1 (satu) kali mengulang uji kompetensi. 4. Hasil uji kompetensi diumumkan melalui website Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/Badan Karantina Pertanian. 5. Surat keterangan lulus uji kompetensi disampaikan kepada Pimpinan unit kerja peserta uji kompetensi, dengan pengantar dari Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan/Sekretaris Badan Karantina Pertanian. D. LOKASI UJI KOMPETENSI 1. Lokasi uji kompetensi bidang peternakan dan kesehatan hewan, meliputi: a. UPT yang membidangi fungsi kesehatan hewan; b. UPT yang membidangi fungsi perbibitan. 2. Lokasi uji kompetensi bidang karantina hewan, meliputi: a. Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian Bekasi; b. Balai Besar Karantina Pertanian Belawan; c. Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya; d. Balai Besar Karantina Pertanian Makassar. E. TIM PENGUJI DAN SEKRETARIAT TIM PENGUJI 1. Tim Penguji lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan a. Tim Penguji dibentuk melalui Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk Medik Veteriner yang bertugas di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan unit kerja yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan di Provinsi/Kabupaten/Kota. 9

b. Susunan keanggotaan Tim Penguji sebagaimana dimaksud pada huruf a, terdiri atas: 1) Seorang Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh Direktur Kesehatan Hewan. 2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner. 3) Seorang Sekretaris merangkap anggota yang dijabat oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 4) Kepala Unit Pelaksana Teknis pada lokasi uji kompetensi. 5) Pejabat Struktural Eselon III yang membidangi kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. 6) Paling kurang 4 (empat) orang anggota pejabat fungsional Medik Veteriner yang memiliki jenjang jabatan lebih tinggi atau sama dengan Medik Veteriner yang diuji. c. Anggota Tim Penguji berjumlah ganjil. d. Sekretariat Tim Penguji 1) Sekretariat Tim Penguji lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2) Anggota Sekretariat Tim Penguji, terdiri atas pejabat fungsional dan pelaksana dibidang kepegawaian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan Hewan, dan Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner. 2. Tim Penguji lingkup Badan Karantina Pertanian a. Tim Penguji lingkup Badan Karantina Pertanian dibentuk melalui Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian untuk Medik Veteriner yang bertugas di lingkungan Badan Karantina Pertanian. b. Susunan keanggotaan Tim Penguji sebagaimana dimaksud pada huruf a, terdiri atas: 1) Seorang Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani. 2) Seorang Wakil Ketua merangkap anggota yang dijabat oleh Kepala Bidang Karantina Hewan Hidup. 3) Seorang Sekretaris merangkap anggota yang dijabat oleh Pejabat Eselon III yang membidangi kepegawaian pada Sekretariat Badan Karantina Pertanian. 4) Kepala Unit Pelaksana Teknis pada lokasi uji kompetensi. 5) Pejabat Struktural Eselon III yang membidangi karantina hewan di Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani. 6) Paling kurang 4 (empat) orang anggota pejabat fungsional Medik Veteriner yang memiliki jenjang jabatan lebih tinggi atau sama dengan Medik Veteriner yang diuji. 10

c. Anggota Tim Penguji berjumlah ganjil. d. Sekretariat Tim Penguji 1) Sekretariat Tim Penguji lingkup Badan Karantina Pertanian dipimpin oleh pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada Sekretariat Badan Karantina Pertanian. 2) Anggota Sekretariat Tim Penguji, terdiri atas pejabat fungsional dan pelaksana dibidang kepegawaian pada Sekretariat Badan Karantina Pertanian dan Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani. BAB IV PENUTUP Pedoman ini merupakan dasar untuk pemangku kepentingan di bidang pengendalian hama dan penyakit hewan, pengamanan produk hewan dan pengembangan kesehatan hewan yang berada di Kementerian Pertanian, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan uji kompetensi Medik Veteriner. Pedoman ini bersifat dinamis dan akan disempurnakan apabila terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang mengatur Medik Veteriner. MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd AMRAN SULAIMAN 11

FORMAT 1 SURAT REKOMENDASI MENGIKUTI UJI KOMPETENSI MEDIK VETERINER Yang bertandatangan dibawah ini: Nama :... NIP :... Unit Kerja :... Pangkat/Gol.Ruang/TMT :... Merekomendasikan Nama :... NIP :... Unit Kerja :... Jabatan/TMT :... Pangkat/Gol.Ruang/TMT :... Untuk mengikuti uji kompetensi dalam rangka pengangkatan dari jabatan lain /kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi *. Berdasarkan hasil penilaian, yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti uji kompetensi....,... Pimpinan Unit Kerja, (...) NIP.... Keterangan : * Sesuai kebutuhan 12

FORMAT 2 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN/ KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN * SURAT KETERANGAN Diberikan Kepada:... Yang bersangkutan dinyatakan telah mengikuti dan lulus Uji Kompetensi untuk pengangkatan dari jabatan lain/kenaikan jabatan fungsional ** Medik Veteriner yang dilaksanakan pada tanggal... Jakarta,... Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan / Kepala Badan Karantina Pertanian *, (...) NIP.... Keterangan: * Sesuai kebutuhan ** Pilih salah satu 13

FORMAT 3 SURAT PEMBERITAHUAN Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan/Sekretaris Badan Karantina Pertanian *, dengan ini memberitahukan bahwa: Nama :... NIP :... Unit Kerja :... Jabatan/TMT :... Pangkat/Gol.Ruang/TMT :... tidak lulus uji kompetensi untuk pengangkatan dari jabatan lain/kenaikan jenjang jabatan ** yang dilaksanakan pada tanggal... sehingga yang bersangkutan belum dapat diangkat dalam jabatan fungsional / memperoleh kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi. Sehubungan hal tersebut, yang bersangkutan masih diberikan kesempatan 1 (satu) kali untuk mengikuti uji kompetensi. Jakarta,... Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan / Sekretaris Badan Karantina Pertanian *, (...) NIP.... Keterangan: * Sesuai kebutuhan ** Pilih salah satu 14