Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus.

dokumen-dokumen yang mirip
Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma (1)

Pendahuluan. Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien. Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efektif dan efisien.

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma

AnalisisFramework. Mengukur ukuran atau jumlah input Mengukur waktu eksekusi Tingkat pertumbuhan Efiesiensi worst-case, best-case dan average-case

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma

Matematika Diskrit Kompleksitas Algoritma. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

ANALISIS ALGORITMA. Disusun Oleh: Analisis Masalah dan Running Time. Adam Mukharil Bachtiar Teknik Informatika UNIKOM

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN

PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING)

Algoritma dan Kompleksitas Algoritma

Algoritma Brute Force

Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir

Pendahuluan. Ukuran input (input s size)

Pencarian pada Array. Tim PHKI Modul Dasar Pemrograman Fakultas Ilmu Komputer UDINUS Semarang

AlgoritmaBrute Force. Desain dan Analisis Algoritma (CS3024)

BAB VI SEARCHING (PENCARIAN)

Analisis Algoritm. Fundamentals of the Anlysis of Algorithm Efficiency

STRATEGI DIVIDE AND CONQUER

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

SEQUENTIAL SEARCH 11/11/2010. Sequential Search (Tanpa Variabel Logika) untuk kondisi data tidak terurut

ALGORITMA PENGURUTAN & PENCARIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian. Versi 1 (Pembandingan elemen dilakukan sebagai kondisi pengulangan)

Design and Analysis Algorithm

BAB VII ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Struktur Data Kode : TIS3213 Semester : III Waktu : 2 x 3 x 50 Menit Pertemuan : 14 & 15

MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN

Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem /11/3 TW/KU1071 1

KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENGURUTAN (SORTING ALGORITHM)

Algoritma Brute Force (lanjutan)

Algoritma Brute Force

DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF

Soal hari Selasa (13/10) Latihan 7 AN

JARINGAN UNTUK MERGING

Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman

BAB III ANALISIS KOMPLEKSITAS ALGORITMA

Algoritma Brute Force(lanjutan) Lecture 6 CS3024

Algoritma dan Pemrograman Searching/Pencarian

Algoritma Brute Force (Bagian 2) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi :

Kompleksitas Algoritma Quick Sort

1. Inggriani Liem Catatan Kuliah Algoritma & Pemrograman, Jurusan Teknik Informatika ITB

Algoritma dan Struktur Data

Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan

Algoritma Brute Force Oleh: Rinaldi Munir

Algoritma Shell Sort Ascending Dan Binary Sequential Search Menggunakan C

Array. Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam

BAB 2 LANDASAN TEORI

1. Kompetensi Mengenal dan memahami algoritma percabangan yang komplek.

Kuliah ke : 4 Algoritma & Stuktur Data. Pengurutan (Sorting)

Divide and Conqueradalah strategi militer yang dikenal dengan nama divide ut imperes.

Kompleksitas Algoritma Pengurutan Selection Sort dan Insertion Sort

Pengurutan (Sorting) Keuntungan Data Terurut. Pengurutan Terbagi Dua Kelompok:

SORTING. Hartanto Tantriawan, S.Kom., M.Kom

Soal hari Jumat (16/10) Latihan 10 MS

STRUKTUR DASAR ALGORITMA

Algoritma Divide and Conquer. (Bagian 2)

MODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN

Algoritma Divide and Conquer (Bagian 2)

PERTEMUAN 11 TEHNIK SEARCHING

Logika dan Algoritma Yuni Dwi Astuti, ST 2

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera

Pembuatan Musik Tanpa Pola Dengan Menggunakan Algoritma Runut Balik

SEARCHING. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 1

METODE DEVIDE AND CONQUER (DANDC)

Kompleksitas Algoritma untuk Penyelesaian Persoalan Penukaran Koin dengan Algoritma Greedy

*** SELAMAT MENGERJAKAN

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Dasar Algoritma. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

Algoritma dan Pemrograman 2 PENCARIAN

SORTING. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi. Tim Pengajar KU1071 Sem

UNIVERSITAS GUNADARMA

Pertemuan XII ALGORITMA. Algoritma & Pemrograman Ken Kinanti P 1. {Pencarian Beruntun / Sequential Search}

Penerapan Algoritma Runut-Balik (Backtracking) pada Permainan Nurikabe

NASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016

ANALISIS ALGORITMA BINARY SEARCH

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR

Decrease and Conquer

FUNGSI MINGGU KE: 4 TUJUAN: Mahasiswa dapat memahami definisi fungsi. Mahasiswa dapat mendefinisikan fungsi. Mahasiswa dapat menggunakan fungsi.

Algoritma Brute Force

Aturan Untuk Menentukan Kompleksitas Waktu Asimptotik. Penjelasannya adalah sebagai berikut: T(n) = (n + 2) log(n 2 + 1) + 5n 2

Algoritma Pemrograman

STRUKTUR DASAR ALGORITMA

Algoritma Pemrograman

Bubble Sort (Pengurutan Gelembung / Pemberatan)

Penerapan Rekursif dan Analisa Kompleksitas Algoritma Pada Brute Force Login

Analisa dan Perancangan Algoritma. Ahmad Sabri, Dr Sesi 1: 9 Mei 2016

Analisa Algoritma. Konsep Algoritma

Pencarian. 1. Memahami konsep pencarian 2. Mengenal beberapa algoritma pencarian 3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program

PENGANTAR ALGORITMA & PEMROGRAMAN C/C++ Analisis Algoritma dan Struktur Data (TKE 670)

Algoritma dan Struktur Data

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan

PENGGUNAAN ALGORITMA DIVIDE AND CONQUER UNTUK OPTIMASI KONVERSI BILANGAN DESIMAL KE BINER

Aturan Penulisan Algoritma Setiap Algoritma akan selalu terdiri dari tiga bagian yaitu : Judul (Header) Kamus Algoritma

Strategi Algoritma Penyelesaian Puzzle Hanjie

LATIHAN UTS Tim Pengajar KU1071 Sem

Transkripsi:

Waktu komputasi (dalam detik) Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah waktu dan ruang (space) memori yang dibutuhkan untuk menjalankannya. Algoritma yang mangkus ialah algoritma yang meminimumkan kebutuhan waktu dan ruang. Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung pada ukuran masukan (n), yang menyatakan jumlah data yang diproses. Kemangkusan algoritma dapat digunakan untuk menilai algoritma yang bagus. 10-4 x 2 n 10 5 1 hari 10-6 x 2 n 10 4 10 3 10 2 1 jam 1 menit 10-4 x n 3 10 1 10-1 1 detik 10-6 x n 3 5 10 15 20 25 30 35 40 Ukuran masukan

Contoh 1. Menghitung rerata a 1 a 2 a 3 a n Model Perhitungan Kebutuhan Waktu/Ruang Larik bilangan bulat Kita dapat mengukur waktu yang diperlukan oleh sebuah algoritma dengan menghitung banyaknya operasi/instruksi yang dieksekusi. procedure HitungRerata(input a 1, a 2,..., a n : integer, output r : real) { Menghitung nilai rata-rata dari sekumpulan elemen larik integer a 1, a 2,..., a n. Nilai Jika rata-rata kita mengetahui akan besaran disimpan waktu di (dalam dalam satuan peubah detik) r. untuk melaksanakan sebuah Masukan: a operasi 1, a tertentu, 2,..., a maka kita n Keluaran: r (nilai rata-rata) dapat menghitung berapa waktu sesungguhnya untuk } melaksanakan algoritma tersebut. jumlah : real Algoritma jumlah 0 k 1 while k n do jumlah jumlah + a k k k+1 { k > n } r jumlah/n { nilai rata-rata } (i) Operasi pengisian nilai (jumlah 0, k 1, jumlah jumlah+a k, k k+1, dan r jumlah/n) Jumlah seluruh operasi pengisian nilai adalah t 1 = 1 + 1 + n + n + 1 = 3 + 2n (ii) Operasi penjumlahan (jumlah+a k, dan k+1) Jumlah seluruh operasi penjumlahan adalah t 2 = n + n = 2n (iii) Operasi pembagian (jumlah/n)

Jumlah seluruh operasi pembagian adalah t 3 = 1 Total kebutuhan waktu algoritma HitungRerata: t = t 1 + t 2 + t 3 = (3 + 2n)a + 2nb + c detik Model perhitungan kebutuhan waktu seperti di atas kurang berguna, karena: 1. Dalam praktek kita tidak mempunyai informasi berapa waktu sesungguhnya untuk melaksanakan suatu operasi tertentu 2. Komputer dengan arsitektur yang berbeda akan berbeda pula lama waktu untuk setiap jenis operasinya. Model abstrak pengukuran waktu/ruang harus independen dari pertimbangan mesin dan compiler apapun. Besaran yang dipakai untuk menerangkan model abstrak pengukuran waktu/ruang ini adalah kompleksitas algoritma. Ada dua macam kompleksitas algoritma, yaitu: kompleksitas waktu dan kompleksitas ruang.

Kompleksitas waktu CariElemenTerbesar : T(n) = n 1. Kompleksitas waktu, T(n), diukur dari jumlah tahapan komputasi yang dibutuhkan untuk menjalankan algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan n. Kompleksitas ruang, S(n), diukur dari memori yang digunakan oleh struktur data yang terdapat di dalam algoritma sebagai fungsi dari ukuran masukan n. Dengan menggunakan besaran kompleksitas waktu/ruang algoritma, kita dapat menentukan laju peningkatan waktu (ruang) yang diperlukan algoritma dengan meningkatnya ukuran masukan n. Kompleksitas Waktu Dalam praktek, kompleksitas waktu dihitung berdasarkan jumlah operasi abstrak yang mendasari suatu algoritma, dan memisahkan analisisnya dari implementasi. Contoh 2. Tinjau algoritma menghitung rerata pada Contoh 1. Operasi yang mendasar pada algoritma tersebut adalah operasi penjumlahan elemen-elemen a k (yaitu jumlah jumlah+a k ), Kompleksitas waktu HitungRerata adalah T(n) = n. Contoh 3. Algoritma untuk mencari elemen terbesar di dalam sebuah larik (array) yang berukuran n elemen. procedure CariElemenTerbesar(input a 1, a 2,..., a n : integer, output maks : integer) { Mencari elemen terbesar dari sekumpulan elemen larik integer a 1, a 2,..., a n. Elemen terbesar akan disimpan di dalam maks. Masukan: a 1, a 2,..., a n Keluaran: maks (nilai terbesar) } Algoritma maks a 1 k 2 while k n do if a k > maks then maks a k i i+1 { k > n } Kompleksitas waktu algoritma dihitung berdasarkan jumlah operasi perbandingan elemen larik (A[i] > maks).

Kompleksitas waktu dibedakan atas tiga macam : 1. T max (n) : kompleksitas waktu untuk kasus terburuk (worst case), kebutuhan waktu maksimum. 2. T min (n) : kompleksitas waktu untuk kasus terbaik (best case), kebutuhan waktu minimum. 3. T avg (n): kompleksitas waktu untuk kasus rata-rata (average case) kebutuhan waktu secara rata-rata Contoh 4. Algoritma sequential search. procedure PencarianBeruntun(input a 1, a 2,..., a n : integer, x : integer, output idx : integer) ketemu : boolean { bernilai true jika x ditemukan atau false jika x tidak ditemukan } Algoritma: k 1 ketemu false while (k n) and (not ketemu) do if a k = x then ketemu true else k k + 1 { k > n or ketemu } if ketemu then { x ditemukan } idx k else idx 0 { x tidak ditemukan } Jumlah operasi perbandingan elemen tabel: 1. Kasus terbaik: ini terjadi bila a 1 = x. T min (n) = 1 2. Kasus terburuk: bila a n = x atau x tidak ditemukan.