BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS BUPATI BADUNG,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 76 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

KAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR BALI,

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 28 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 28 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KEHUTANAN Nomor.: P.3/II-KEU/2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 46 TAHUN : 2000 SERI : D NO.40 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 191 TAHUN 2000

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 17 TAHUN 2018 TENTANG

TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 48 TAHUN 2007 TENTANG PERJALANAN DINAS

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

B U P A T I B U N G O

WALIKOTA TASIKMALAYA,

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI POLEWALI MANDAR

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 91/PMK.02/2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PERJALANAN DINAS

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

BERITA NEGARA. No.1193, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Visa. Saat Kedatangan. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA OPERASIONAL GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR BANTEN TAHUN 2016

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.825, 2015 KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Saat Kedatangan. Ketujuh. Perubahan.

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI. NOMOR 01 Tahun 2011 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Anggaran Belanja Daerah dan terwujudnya tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah dipandang perlu mengadakan pengaturan terhadap pelaksanaan perjalanan dinas ; b. bahwa ketentuan pelaksanaan Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati Badung Nomor 48 Tahun 2007 perlu diadakan penyempurnaan karena tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perjalanan Dinas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655 ); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;

- 2-4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389) ; 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028 ) ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 211, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4417) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2005 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Luar Negeri bagi Pejabat Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Daerah dan Pimpinan serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

- 3-11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERJALANAN DINAS BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Badung : 2. Bupati adalah Bupati Badung. 3. Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Badung yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Badung. 4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak tetap adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. 6. Perjalanan Dinas adalah segala biaya yang timbul sebagai akibat dari perjalanan dinas yang dilaksanakan oleh Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap yang melakukan Perjalanan Dinas di tempat kedudukan Kantor ketempat tujuan dan kembali ketempat kedudukan semula untuk kepentingan Pemerintah daerah atas perintah Pejabat yang berwenang. 7. Perjalanan dinas dalam daerah Kabupaten Badung adalah perjalanan dinas di wilayah Kabupaten Badung dalam radius lebih dari 6 (enam) kilometer dari tempat kedudukan kantor untuk kepentingan Pemerintahan Kabupaten Badung atas perintah pejabat yang berwenang.

- 4-8. Perjalanan Dinas Dalam Daerah Propinsi Bali adalah Perjalanan Dinas luar Kabupaten Badung dalam Wilayah Provinsi Bali. 9. Perjalanan dinas luar daerah adalah perjalanan dinas keluar Wilayah Provinsi Bali, atas perintah pejabat yang berwenang. 10. Perjalanan dinas luar negeri adalah perjalanan dinas yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan hubungan dan kerjasama luar negeri. 11. Perhitungan SPPD Rampung adalah perhitungan kembali terhadap pelaksanaan perjalanan dinas dari yang telah dibayarkan semula berdasarkan perhitungan hari pelaksanaan tugas. 12. Lumsum adalah uang yang dibayarkan sekaligus untuk semua biaya yang bersifat sebagai uang muka. 13. Biaya Perjalanan Dinas adalah segala biaya yang timbul sebagai akibat dari perjalanan dinas. 14. Surat Permohonan Ijin Perjalanan Dinas Luar Negeri yang selanjutnya disebut Surat Permohonan adalah Surat Permohonan Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. 15. Surat Perintah Tugas yang selajutnya disebut SPT adalah Surat Tugas yang diberikan kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung oleh pejabat berwenang dalam rangka melaksanakan perjalanan dinas untuk kepentingan Pemerintahan Kabupaten Badung. 16. Surat Perintah Perjalanan Dinas yang selanjutnya disebut SPPD adalah Surat Perintah Perjalanan Dinas kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap untuk melaksanakan perjalanan dinas. 17. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/barang. 18. Pejabat yang berwenang adalah atasan dari Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap yang akan melaksanakan perjalanan dinas.

- 5 - BAB II JENIS PERJALANAN DINAS Pasal 2 Perjalanan Dinas terdiri dari : a. Perjalanan dinas jabatan; b. Perjalanan dinas pindah. Pasal 3 (1) Perjalanan dinas jabatan sebagimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a merupakan perjalanan dinas untuk kepentingan Pemerintah Kabupaten Badung dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju dan kembali ke tempat kedudukan semula. (2) Perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pula perjalanan yang dilakukan dalam hal: a. ditugaskerjakan (didetasir) di luar tempat kedudukan/tempat tinggal dalam batas waktu paling lambat 3 (tiga) bulan; b. ditugaskan untuk menempuh ujian dinas/ujian jabatan yang diadakan di luar tempat kedudukan; c. diharuskan menghadap majelis penguji kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk yang berada di luar Tempat Kedudukan, untuk mendapat surat keterangan dokter tentang kesehatan guna kepentingan jabatan; d. untuk mendapat pengobatan di luar Tempat Kedudukan berdasarkan Keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri; e. diharuskan memperoleh pengobatan di luar tempat kedudukan/tempat berada, berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas; f. ditugaskan mengikuti pendidikan dinas di luar Tempat Kedudukan; g. menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenasah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas;

- 6 - h. menjemput/mengantarkan ke tempat pemakan jenasah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. Pasal 4 (1) Perjalanan dinas pindah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b merupakan perjalanan dinas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan surat keputusan pindah bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil beserta keluarganya yang sah, kecuali perjalanan pindah atas dasar permohonan sendiri. (2) Keluarga yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari : a. istri/suami yang sah menurut ketentuan Undang-Undang perkawinan yang berlaku; b. anak kandung, anak tiri dan anak angkat yang sah menurut hukum yang berumur tidak lebih dari 25 tahun pada waktu berangkat, belum pernah menikah dan tidak mempunyai penghasilan sendiri; c. anak kandung, anak tiri dan anak angkat yang sah yang menurut hukum yang berumur lebih dari 25 tahun, yang menurut surat keterangan dokter mempunyai cacat yang menjadi sebab ia tidak dapat mempunyai penghasilan sendiri; atau d. anak kandung, anak tiri dan anak angkat yang sah menurut hukum yang berumur lebih dari 25 tahun yang tidak bersuami dan tidak mempunyai penghasilan sendiri. (3) Dalam perjalanan dinas pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk pula perjalanan dinas yang dilakukan dalam hal : a. pemulangan dari tempat kedudukan yang terakhir ke tempat hendak menetap bagi Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun atau mendapat uang tunggu; b. pemulangan keluarga yang sah dari Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dari tempat tugas terakhir ke tempat tujuan menetap.

- 7 - (4) Perjalanan dinas pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berlaku untuk jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak pemberhentian / meninggal dunia. BAB III BIAYA PERJALANAN DINAS Pasal 5 (1) Biaya perjalanan dinas terdiri dari : a. Uang harian terdiri dari uang makan, uang saku, dan transport lokal. b. Biaya penginapan; c. biaya transport pegawai; d. uang representasi bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pegawai Negeri Sipil Eselon II, III dan IV; e. biaya transportasi keluarga; f. biaya pengepakan, dan biaya angkutan barang-barang; g. biaya pemetian dan angkutan jenazah; (2) Biaya biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dibayarkan secara lumsum sesuai dengan yang ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Bupati ini; (3) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan untuk menginap dalam melaksanakan perjalanan dinas sesuai jumlah hari menginap. (4) Biaya transport pegawai dan biaya transport keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan huruf e merupakan biaya yang diperlukan untuk transport dari Terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan tempat keberangkatan sampai ke Terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan ke tempat tujuan dan kembali ke terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan keberangkatan serta transport dari/ke Terminal Bis/Stasiun/Bandara/Pelabuhan. Pasal 6 (1) Biaya perjalanan dinas dibebankan pada anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah bersangkutan;

- 8 - (2) Pejabat yang berwenang memberi surat perintah harus memperhatikan ketersediaan dana dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan dinas. Pasal 7 Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap dilarang menerima biaya perjalanan dinas rangkap untuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam waktu yang sama. Pasal 8 (1) Biaya perjalanan dinas digolongkan dalam 5 (lima) tingkat, yaitu : a. tingkat A untuk Pejabat Negara ( Bupati / Wakil Bupati ); b. tingkat B untuk pegawai yang digaji menurut Eselon II (Ketua DPRD / Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD ); c. tingkat C untuk pegawai yang digaji menurut Eselon III / Gol. IV; d. tingkat D untuk pegawai yang digaji menurut Eselon IV / Gol. III; e. tingkat E untuk pegawai yang digaji menurut golongan II dan Golongan I ( THL / Honorer Sarjana dan / THL / Honorer SMU serta Sederajat Kebawah ). (2) Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan / atau keluarganya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4) digolongan menurut tingkat golongan gaji terakhir pegawai bersangkutan. (3) Pegawai Tidak Tetap, yang melakukan perjalanan dinas untuk kepentingan Pemerintah Kabupaten Badung, dapat dilakukan setelah mendapat ijin Bupati Badung dan golongannya ditentukan berdasarkan pendidikan atau dengan perlakuan disamakan dengan Pegawai Negeri yaitu Untuk THL/Honorer Sarjana dan THL/Honorer SMU/Sederajat kebawah dipersamakan dengan Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Pegawai Negeri Sipil Golongan I. (4) Orang Pribadi selain pasal 3 yang melakukan perjalanan dinas untuk kepentingan Pemerintah Kabupaten Badung, ditentukan

- 9 - oleh Bupati Badung dan golongannya ditentukan berdasarkan pendidikan / kepatutan / tugas yang bersangkutan. Pasal 9 (1) Perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diberikan biaya-biaya sebagai berikut : a. biaya angkutan pegawai dan uang harian untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat ( 2 ) huruf a, huruf b dan huruf c; b. biaya angkutan pegawai dan bantuan biaya pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d ; c. biaya angkutan pegawai dengan 1 (satu) orang keluarga yang mengantar dari tempat kedudukan ke tempat berobat untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e ; d. biaya angkutan pegawai/keluarga dan uang harian sebanyakbanyaknya 4 (empat) orang, serta biaya pemetian dan angkutan jenazah untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f ; e. untuk perjalanan dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD serta Pegawai Negeri Sipil Eselon II, III dan IV diberikan pula uang representasi. (2) Untuk perjalanan dinas pindah sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, diberikan : a. biaya angkutan pegawai; b. angkutan keluarga; c. biaya Pengepakan; dan d. angkutan barang. Pasal 10 (1) Biaya perjalanan dinas ditetapkan berdasarkan satuan biaya untuk masing-masing jenis biaya sebagai berikut : a. biaya angkutan Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap dengan jenis dan kelas angkutan yang digunakan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini;

- 10 - b. uang harian terdiri dari penginapan dan makan, angkutan setempat dan uang saku, angkutan dari / ke Bandara sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini; c. biaya pemetian dan angkutan jenazah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan ini; d. uang representasi bagi Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil Eselon II, III dan IV ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan ini; e. biaya pengepakan barang dalam rangka perpindahan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan ini. (2) Lampiran I sampai dengan Lampiran V merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (3) Jumlah yang tertera dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran V Peraturan Bupati ini, merupakan dasar perhitungan untuk menetapkan biaya yang dibayarkan secara lumsum kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap yang melakukan perjalanan dinas menurut tingkatnya masing-masing. Pasal 11 (1) Dalam hal perjalanan dinas harus segera dilaksanakan, sementara biaya perjalanan dinas belum dapat dibayarkan, maka biaya perjalanan dinas dibayarkan setelah perjalanan dinas selesai dilaksanakan. (2) Perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan penuh rasa tanggungjawab. BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS DAN PERTANGGUNGJAWABANNYA Pasal 12 (1) Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta Pegawai Tidak Tetap yang akan melaksanakan perjalanan dinas wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan/perintah dari pejabat yang berwenang.

- 11 - (2) Persetujuan perintah dari pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat SPT dan SPPD dari pejabat yang berwenang dengan format SPT dan SPPD sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dan Lampiran VII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (3) Pertanggungjawaban biaya lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (4), cukup dengan kwitansi dan perincian penggunaan. Pasal 13 (1) Pejabat yang berwenang memberikan Surat Perintah Tugas (SPT) dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah sebagai berikut : a. Bupati Badung bagi : 1. Bupati Badung; 2. Wakil Bupati Badung; 3. Sekretaris Daerah Kabupaten Badung. b. Ketua DPRD bagi : 1. Ketua DPRD; 2. Wakil Ketua DPRD; 3. Anggota DPRD; 4. Sekretaris DPRD. c. Sekretaris Daerah Kabupaten Badung atau yang dikuasakan bagi : 1. Staf Ahli; 2. Para Asisten Sekretaris Daerah; 3. Inspektur; 4. Kepala Badan; 5. Kepala Dinas; 6. Kepala Kantor; 7. Kepala Satuan; 8. Kepala Lembaga Lainnya. d. Asisten bagi Para Kepala Bagian dan Staf bawahannya dilingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Badung ; e. Inspektur/Kepala Badan/Kepala Dinas/Kepala Satuan/ Kepala Kantor dan Sekretaris DPRD bagi Pegawai bawahannya yang ada dilingkungan masing-masing. (2) Surat Perintah Tugas (SPT) kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sebelum diterbitkan harus mendapat pertimbangan dari sekretaris DPRD.

- 12 - Pasal 14 Penandatanganan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) tiba kembali dilaksanakan sebagai berikut : a. Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kab. Badung bagi Bupat/Wakil Bupati Kabupaten Badung; b. Sekretaris DPRD bagi Ketua, Wakil Ketua dan Anggota DPRD; c. Para Asisten dan Para Kepala Bagian dilaksanakan oleh Kepala Bagian Umum sedangkan staf oleh Kepala Bagian Masingmasing; d. untuk Badan, Dinas dan Sekretaris DPRD dilaksanakan oleh Sekretaris atau Kepala Bagian Tata Usaha masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah; e. untuk kantor dilaksanakan oleh Kasubag. T U masing-masing; f. untuk orang pribadi dilaksanakan oleh Sekretaris / Kepala Bagian T U / Ka. Sub Bag. TU di SKPD yang melaksanakan kegiatan tersebut. Pasal 15 (1) Surat Perintah Tugas (SPT), Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) dan Laporan pelaksanaan perjalanan dinas merupakan bukti pertanggung-jawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Dalam SPPD tidak boleh ada penghapusan-penghapusan atau cacat-cacat dalam tulisan, dalam hal ada perubahan-perubahan dilakukan dengan coretan dan dibubuhi paraf dari pejabat yang berwenang. (3) Penghitungan besar jumlah biaya perjalanan dinas dicatat secara terperinci dalam lampiran SPPD. (4) Pembebanan pembayaran biaya perjalanan dinas dicantumkan pada SPPD, bukti tanda terima uang perjalanan dinas dalam bentuk kwitansi dibubuhi tanda tangan bendahara pengeluaran bersangkutan serta tanda tangan yang akan melakukan perjalanan dinas. (5) Dalam SPPD dicantumkan : a. tanggal berangkat dari tempat kedudukan/tempat berada dan ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang/pejabat lain yang ditunjuk; b. tanggal tiba dan berangkat di/dari tempat tujuan dan ditandatangani oleh Pejabat di tempat yang didatangi; c. tanggal tiba kembali di tempat kedudukan dan ditandatangani Pejabat yang berwenang/pejabat lain yang ditunjuk.

- 13 - (6) Paling lama 1 (satu) minggu setelah perjalanan dinas berakhir, SPPD yang telah dibubuhi catatan tanggal tiba kembali dan tanda tangan pejabat yang berwenang/pejabat lain yang ditunjuk diserahkan kepada bendahara pengeluaran, untuk segera dipertanggung jawabkan. (7) Pada saat penyerahan SPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diadakan perhitungan SPPD Rampung dan penyelesaian apabila ternyata terdapat kekurangan/kelebihan biaya perjalanan dinas dari yang telah dibayarkan semula, perhitungan kembali dituangkan dalam Perhitungan SPPD Rampung. (8) Perhitungan SPPD Rampung sebagaimana dimaksud ayat (7) adalah meliputi lamanya perjalanan yang dibuktikan dengan boarding pass. (9) Biaya perjalanan dinas dibayarkan secara lumsum untuk komponen biaya uang harian Perjalanan Dinas sedangkan biaya angkutan dibayarkan secara riil ( at cost ). Pasal 16 (1) Pejabat yang bertanggung jawab atas ekonomis, efektifitas dan efisiensi perjalanan dinas adalah Pejabat yang memberikan / menandatangani Surat Perintah Tugas. (2) Pejabat yang berwenang memberikan SPT dan SPPD serta Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil, serta Pegawai Tidak Tetap yang melakukan perjalanan dinas bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Badung sebagai akibat dari kesalahan, kelalaian atau kealpaan. (3) Terhadap kesalahan, kelalaian dan kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat dikenakan sanksi berupa : a. Tuntutan ganti kerugian daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Hukuman administrasi dan sanksi lainnya menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

- 14 - BAB V PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 17 (1) Perjalanan dinas luar negeri dilakukan dalam rangka : a. Pendidikan dan pelatihan ( Training ); b. Studi Banding; c. Seminar/Lokarkarya/Konferensi atau sejenisnya; d. promosi potensi daerah; e. kerjasama Daerah dengan pihak luar negeri; f. Kunjungan persahabatan / kebudayaan. (2) Setiap perjalanan dinas keluar negeri bagi Pejabat Negara, Pimpinan, Anggota DPRD dan Pegawai Negeri Sipil harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Gubernur Bali. BAB VI DOKUMEN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 18 (1) Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil, serta pihak swasta yang melakukan perjalanan dinas luar negeri untuk kepentingan pemerintahan harus memiliki dokumen perjalanan dinas luar negeri. (2) Pihak swasta yang akan melakukan perjalanan dinas untuk kepentingan pemerintah daerah dapat dilakukan setelah mendapat ijin Bupati Badung. (3) Dokumen perjalanan dinas luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. surat Ijin Pemerintah; b. paspor Dinas (Service Passport) yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; c. exit Permit; dan d. visa sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

- 15 - BAB VII TATA CARA ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI Pasal 19 (1) Bupati mengajukan Surat Permohonan kepada Gubernur Bali bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil, serta pihak swasta yang akan melakukan perjalanan dinas luar negeri. (2) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat : a. nama, NIP dan jabatan PNS; b. nama dan profesi bagi pihak swasta; c. tujuan perjalanan dinas luar negeri; d. negara dan kota yang dituju; e. waktu pelaksanaan; dan f. sumber pembiayaan. Pasal 20 (1) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dilengkapi dengan dokumen pendukung sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII Peraturan ini. (2) Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta pihak swasta yang melakukan perjalanan dinas luar negeri bertanggung jawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh daerah, sebagai akibat dari kesalahan/kelalaian atau kealpaan yang bersangkutan dalam hubungan dengan perjalanan dinas luar negeri. Pasal 21 (1) Surat Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 diterima oleh Gubernur paling lama 14 (empat belas) hari sebelum keberangkatan kecuali untuk hal-hal yang sangat mendesak, untuk mendapat rekomendasi perjalanan dinas luar negeri. (2) Rekomendasi perjalanan dinas luar negeri sebagaimanan dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai pertimbangan untuk memperoleh ijin Pemerintah.

- 16 - Pasal 22 Perjalanan Dinas Luar Negeri yang dilakukan secara rombongan dalam hal tertentu jumlahnya disesuaikan dengan jumlah yang tercantum dalam dokumen pendukung. Pasal 23 Jangka waktu pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri paling lama 7 (tujuh) hari kalender atau sesuai dengan dokumen pendukung. BAB VIII PEMBIAYAAN Pasal 24 (1) Biaya Perjalanan Dinas Luar Negeri bersumber dari : a. anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; b. anggaran Pendapatan Belanja Daerah; c. sumber-sumber lain yang sah. (2). Biaya Perjalanan dinas luar negeri terdiri dari : a. biaya angkutan / transportasi; b. biaya airport Tax; c. biaya passport dan/atau biaya visa; d. biaya fiskal; e. uang harian di Negara yang dituju. Pasal 25 Biaya perjalanan dinas luar negeri yang pembiayaannya sepenuhnya menjadi beban pemerintah pusat dan /atau instansi/lembaga lainnya, maka pejabat yang diperintahkan melakukan perjalanan dinas luar negeri tidak dapat diberikan biaya perjalanan dinas luar negeri dari pemerintah daerah. Pasal 26 Biaya perjalanan dinas luar negeri tidak dapat dibiayai oleh pihak swasta, kecuali ditetapkan dalam dokumen pendukung.

- 17 - Pasal 27 Biaya perjalanan dinas luar negeri sebagaimana tercantum dalam lampiran IX yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. BAB IX PELAPORAN Pasal 28 (1) Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta pihak swasta yang telah melakukan perjalanan dinas luar negeri, paling lama 15 (lima belas) hari sejak kedatangan di Indonesia wajib membuat laporan tertulis hasil perjalanan dinas luar negeri. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pegawai Negeri Sipil serta pihak swasta kepada Gubernur Bali melalui Bupati Badung dan Pengguna Anggaran. BAB X PENUTUP Pasal 29 Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini, maka Peraturan Bupati Badung Nomor 48 Tahun 2007 tentang Perjalanan Dinas dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

- 18 - Pasal 30 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Badung. Ditetapkan di Mangupura pada tanggal 9 Juli 2010 BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG Diundangkan di Mangupura pada tanggal 9 Juli 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG, ttd. KOMPYANG R. SWANDIKA BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2010 NOMOR

- 19 - LAMPIRAN I PERATURAN BUAPTI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS Jenis dan Kelas Angkutan Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil NO URAIAN KAPAL KAPAL KERETA BUS UDARA LAUT API Pejabat Negara 1 Bupati Bisnis Kelas satu Eksekutif Eksekutif 2 Wakil Buapti Bisnis Kelas satu Eksekutif Eksekutif Pimpinan dan Anggota DPRD 1 Ketua DPRD Bisnis Kelas satu Eksekutif Eksekutif 2 Wakil Ketua DPRD Bisnis Kelas satu Eksekutif Eksekutif 3 Anggota DPRD Ekonomi Kelas satu Eksekutif Eksekutif Pegawai Negeri Sipil 1 Pejabat Eselon II Ekonomi Kelas satu Eksekutif Eksekutif 2 Pejabat Eselon III Ekonomi Kelas dua Eksekutif Eksekutif 3 Pejabat Eselon IV / Staf dan atau Ekonomi Kelas dua Eksekutif Eksekutif Pegawai pegawai tidak tetap Ekonomi Kelas dua Eksekutif Eksekutif BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 20 - LAMPIRAN II PERATURAN BUAPTI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS A. KETENTUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH BALI I. PENGINAPAN Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 900.000,00 Rp 850.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 825.000,00 Rp 800.000,00 Rp 770.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 825.000,00 Rp 770.000,00 Rp 750.000,00 Rp 700.000,00 Rp 600.000,00 II. MAKAN Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 300.000,00 Rp 290.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 285.000,00 Rp 275.000,00 Rp 250.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 285.000,00 Rp 250.000,00 Rp 240.000,00 Rp 225.000,00 Rp 200.000,00

- 21 - III. ANGKUTAN SETEMPAT Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 300.000,00 Rp 290.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 285.000,00 Rp 275.000,00 Rp 260.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 285.000,00 Rp 260.000,00 Rp 250.000,00 Rp 200.000,00 Rp 200.000,00 IV.UANG SAKU Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 450.000,00 Rp 440.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 435.000,00 Rp 425.000,00 Rp 400.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 435.000,00 Rp 400.000,00 Rp 375.000,00 Rp 325.000,00 Rp 225.000,00

- 22 - V.ANGKUTAN DARI / KE BANDARA Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 400.000,00 Rp 380.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 370.000,00 Rp 350.000,00 Rp 325.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 370.000,00 Rp 325.000,00 Rp 300.000,00 Rp 250.000,00 Rp 200.000,00 VI.ANGKUTAN DARI / KE TERMINAL BUS Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 200.000,00 Rp 190.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 185.000,00 Rp 175.000,00 Rp 160.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 185.000,00 Rp 160.000,00 Rp 150.000,00 Rp 125.000,00 Rp 100.000,00 Keterangan : 1. Angkutan dari / ke Bandara dibayar 1 (satu) kali perjalanan 2. Angkutan dari / ke Terminal Bus dibayar 1 (satu) kali perjalanan bila naik bus

- 23 - KETENTUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH BALI I. PENGINAPAN Tingkat Uraian Orang / Hari A B A B C D E PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD PEGAWAI NEGERI SIPIL Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 300.000,00 Rp 290.000,00 Rp 285.000,00 Rp 275.000,00 Rp 250.000,00 Rp 285.000,00 Rp 250.000,00 Rp 200.000,00 Rp 150.000,00 Rp 125.000,00 II. MAKAN Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 150.000,00 Rp 140.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 135.000,00 Rp 125.000,00 Rp 100.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 135.000,00 Rp 100.000,00 Rp 75.000,00 Rp 50.000,00 Rp 45.000,00 III. UANG SAKU Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Rp 200.000,00 Wakil Bupati Rp 190.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Rp 185.000,00 Wakil Ketua DPRD Rp 175.000,00 Anggota DPRD Rp 150.000,00

- 24 - A B C D E PEGAWAI NEGERI SIPIL Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 185.000,00 Rp 150.000,00 Rp 125.000,00 Rp 100.000,00 Rp 75.000,00 IV. PERJALANAN PULANG PERGI Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 100.000,00 Rp 90.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 85.000,00 Rp 80.000,00 Rp 75.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 85.000,00 Rp 75.000,00 Rp 70.000,00 Rp 60.000,00 Rp 50.000,00 BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 25 - LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS B. Satuan Biaya Pemetian dan Angkutan Jenazah NO URAIAN TINGKAT PEGAWAI A B C D E 1 Biaya Pemetian Rp. 1.000.000,00 Rp. 900.000,00 Rp. 800.000,00 Rp. 700.000,00 Rp. 600.000,00 2 Pengangkutan Menurut Tarif yang berlaku dan alat angkut yang digunakan BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 26 - LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS UANG REPRESENTATIF BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN ANGGOTA DPRD SERTA PEJABAT PEGAWAI NEGERI SIPIL Perjalanan Dinas Luar Daerah Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 200.000,00 Rp 190.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 185.000,00 Rp 175.000,00 Rp 150.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 185.000,00 Rp 150.000,00 Rp 125.000,00 Rp 100.000,00 Rp 75.000,00 Perjalanan Dinas Dalam Daerah dengan menginap Tingkat Uraian Orang / Hari A PEJABAT NEGARA Bupati Wakil Bupati Rp 100.000,00 Rp 90.000,00 B PIMPINAN DAN ANGGOTA DPRD Ketua DPRD Wakil Ketua DPRD Anggota DPRD Rp 85.000,00 Rp 80.000,00 Rp 75.000,00 PEGAWAI NEGERI SIPIL A B C D E Pejabat Eselon II A Pejabat Eselon II B Pejabat Eselon III / GOL. IV Pejabat Eselon IV / GOL. III Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan I (THL / Honorer Sarjana dan THL / SMU serta Ssederajat Kebawah) Rp 85.000,00 Rp 75.000,00 Rp 70.000,00 Rp 60.000,00 Rp 50.000,00 BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 27 - LAMPIRAN V PERATURAN BUPATI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS Satuan Biaya Pengepakan Barang dalam rangka Perpindahan NO URAIAN TINGKAT PEGAWAI A B C D E I Jumlah barang yang dipergunakan sebagai dasar perhitungan : 1. Pegawai yang Berkeluarga tanpa 25 M 3 20 M 3 15 M 3 10 M 3 10 M 3 Anak 2. Pegawai yang Bekeluarga dengan 15 M 3 12 M 3 9 M 3 6 M 3 6 M 3 Anak 3. Pegawai yang tidak Berkeluarga 5 M 3 4 M 3 3 M 3 2 M 3 2 M 3 II Dasar Perhitungan Biaya : Truk : a.jawa - Pengempakan dan Pergudangan Per M 3 - Angkutan per M 3 / KM Rp.52.000,00 210 Rp.52.000,00 210 Rp.52.000,00 210 Rp.52.000,00 210 Rp.52.000,00 210 b.luar Jawa - Pengempakan dan Pergudangan Per M 3 -Angkutan per M 3 /KM Rp.52.000,00 330 Rp.52.000,00 330 Rp.52.000,00 330 Rp.52.000,00 330 Rp.52.000,00 330 BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 28 - LAMPIRAN VI PERATURAN BUAPTI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS KOP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Nomor : Lembar Ke : SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS ( S P PD ) NOMOR : 1 Pejabat berwenang yang memberi perintah : 2 Nama/Nip Pegawai yang diperintahkan : mengadakan perjalanan dinas : 3 Jabatan, Pangkat dan Golongan dari : yang diperintahkan : 4 Perjalanan Dinas yang diperintahkan : Dari : Ke : Transportasi menggunakan : 5 Perjalanan Dinas direncanakan : Selama ( ) hari 6 Maksud mengadakan perjalanan : dari tanggal 7 Perhitungan Biaya Perjalanan : Atas Beban : Pasal Anggaran : 8 Keterangan : Lihat Sebelah Dikeluarkan di : Tanggal : ( Pejabat Yang Berwenang ) (..) NIP

- 29 - KETERANGAN : DARI PEJABAT MEMBERI PERINTAH JALAN : Tempat Kedudukan Pegawai Berangkat Kembali yang diberikan perintah Tanggal Tanda tangan Tanggal Tanda tangan DARI PEJABAT DI DAERAH PENUGASAN YANG DIKUNJUNGI : Tempat Kedudukan Pegawai Tiba Kembali yang diberikan perintah Tanggal Tanda tangan Tanggal Tanda tangan BUPATI BADUNG ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 30 - LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS SURAT PERINTAH TUGAS KOP SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Nama : Pangkat / Gol. Ruang : Jabatan : Menugaskan kepada : Nama : NIP : Pangkat / Gol. Ruang : Jabatan : SURAT PERINTAH TUGAS NOMOR :. Yang Bertanda Tangan di bawah ini : Untuk Tujuan : 1.. 2.. 3.. Selama : 1. Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya Badung... Penjabat Yang Berwenang (...) BUPATI BADUNG ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 31 - LAMPIRAN VIII PERATURAN BUAPTI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS DOKUMEN PENDUKUNG SURAT PERMOHONAN PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI I. Pendidikan dan Pelatihan / Training 1. Dokumen a. Dokumen surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama pendidikan, antara DPA / DIPA, Surat Jaminan dari sponsor atau MOU / Kontrak / Perjanjian. b. Surat konfirmasi dari negara yang dituju antara lain surat dari perguruan tinggi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah diterima untuk melaksanakan pendidikan di lembaga tersebut. c. Surat pernyatan yang ditandatangani di atas materai untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan diluar yang diberikan. d. MOU kerjasama daerah dengan pihak Luar Negeri seperti : Sister City / Sister Provice. 2. Dokumen program pelatihan (training) meliputi : a. Dokumen / surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama pelatihan (training), antara lain Rencana DPA / DIPA Surat Jaminan dari sponsor, atau MOU / Kontrak / Perjanjian. b. Surat konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan / atau surat dari lembaga pendidikan / perguruan tinggi luar negeri yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah diterima untuk mengikuti pelatihan (training) di lembaga tersebut. c. Surat pernyataan yang ditandatangani diatas meterai untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan diluar ijin yang diberikan. d. MOU kerjasama Daerah dengan pihak Luar Negeri. e. Proposal / Kerangka Acuan Kerja. II. Studi Banding Dokumen Studi Banding meliputi : 1. Dokumen / Surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama studi banding, antara lain DPA /DIPA, Surat Jaminan dari sponsor, atau MOU / Kontrak / Perjanjian.

- 32-2. Surat konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan surat dari lembaga pendidikan / perguruan tinggi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah diterima untuk melakukan studi banding. 3. MOU kerjasama Daerah dengan pihak Luar Negeri. 4. Proposal / Kerangka Acuan Kerja. III. Seminar / Lokakarya Konferensi Dokumen seminar / Lokakarya / Konferensi atau sejenisnya meliputi : 1. Surat Undangan dari penyelenggara seminar / lokakarya / konferensi atau sejenisnya diluar negeri kepada yang bersangkutan. 2. Dokumen / surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama seminar / lokakrya / konferensi atau sejenisnya, antara lain DPA /DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MOU / Kontrak / Perjanjian. IV. Promosi Potensi Daerah Dokumen Promosi Potensi daerah meliputi : 1. Dokumen / Surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama promosi, antara lain DPA /DIPA, Surat Jaminan dari sponsor, atau MOU / Kontrak / Perjanjian. 2. Surat Undangan dari penyelenggara promosi diluar negeri kepada Pemerintah Daerah. 3. Surat konfirmasi dari kedutaan Besar Republik Indonesia di Negera yang dituju dan / atau surat dari pihak penyelenggara promosi di Luar Negeri yang menyatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah diterima untuk dapat melaksanakan promosi. 4. Proposal / Kerangka Acuan Kerja. 5. Rekomendasi instansi terkait dipusat dan / atau pihak penyelenggara Promosi di luar negeri tentang keikutsertaan daerah. V. Kerjasama daerah dengan Pihak Luar Negeri Dokumen kerjasama daerah dengan pihak luar negeri meliputi : 1. Dokumen / surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan antara lain DPA / DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MOU / Kontrak / Perjanjian. 2. Surat undangan dari mitra kerjasama diluar negeri bila ada. 3. Surat konfirmasi dari kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan / atau Surat dari pihak luar negeri yang menyatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah diterima untuk dapat melaksanakan kerjasam. 4. Rencana kerjasama / Kerangka Acuan Kerja.

- 33 - VI. Kunjungan Persahabatan / Kebudayaan Dokumen kunjungan persahabatan / Kebudayaan meliputi : 1. Dokumen / surat yang memberikan keterangan sumber pembiayaan selama kunjungan persahabatan / Kebudayaan, antara lain DPA / DIPA, surat jaminan dari sponsor, atau MOU / Kontrak / Perjanjian. 2. Surat undangan dari pihak / lembaga / badan di luar negeri. 3. Surat konfirmasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Negara yang dituju dan surat dari pihak luar negeri yang menyatakan bahwa pihak Pemerintah Daerah telah diterima untuk dapat melaksanakan kunjungan kebudayaan. BUPATI BADUNG ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 34 - LAMPIRAN IX PERATURAN BUAPTI BADUNG TANGGAL : 9 JULI 2010 NOMOR : 33 TAHUN 2010 TENTANG : PERJALANAN DINAS BIAYA PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI WILAYAH / NEGARA IBU KOTA / KOTA TEMPAT PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA JUMLAH UANG HARIAN ( $ US ) KETERANGAN A B C 1 2 3 4 5 6 I. AMERIKA 1. Amerika Serikat Washinton 452 385 342 Tingkat A : 2. Kanada Ottawa 335 285 250 Bupati, Wakil Bupati 3. Meksiko Meksiko City 370 315 280 Pimpinan DPRD, 4. Kuba Havana 295 250 220 Pegawai Negeri 5. Venezuela Caracas 380 320 285 Gol. IV / c Keatas. 6. Argentina Buenos Aires 320 270 240 7. Brazil Barazilia 295 260 240 8. Suriname Paramaribo 295 250 220 9. Chili Santiago 295 250 220 10. Columbia Columbia 295 250 220 11. Peru Limma 295 250 220 II. EROPA BARAT DAN Tingkat B : SCANDINAVIA Anggota DPRD, Pegawai Negeri 1. Inggris London 490 455 430 Gol. III / c s/d IV / b 2. Norwegia Osio 380 320 285 3. Perancis Paris / Marseilles 429 400 380 4. Belgia Brussel 360 305 270 5. Belanda Den Haag 360 305 270 6. Swiss Bern / Geneva 405 340 320 7. swedia Stockholm 384 360 340 8. Austria Wina 424 361 316 9. Finlandia Helsinki 335 285 250 10. Denmark Konpenhagen 320 270 240 11. Italia Roma 451 394 370 12. Jerman Berlin / Hamburg 327 300 280 13. Spanyol Madrid 358 310 285 III. EROPA TIMUR DAN RUSIA Tingkat C : Pegawai Negeri 1. Rusia Moscow 482 435 405 Lainnya 2. Bulgaria Sofia 295 250 220 3. Chekoslovakia Praha 316 260 236 4. Hongaria Budapest 295 250 220

- 35 - BIAYA PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI WILAYAH / NEGARA IBU KOTA / KOTA TEMPAT PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA JUMLAH UANG HARIAN ( $ US ) KETERANGAN A B C 1 2 3 4 5 6 5. Polandia Warsawa 295 250 220 6. Rumania Bukharest 326 290 260 7. Yogoslavia Beograd 295 250 220 IV. AFRIKA 1. Algeria Aljazair 332 305 285 2. Mesir Cairo 230 195 175 3. Maroko Rabat 234 205 190 4. Tunisia Tunis 243 208 185 5. nigeria Lagos 349 310 290 6. Senegal Dakar 252 225 200 7. Ethiopia Addis Ababa 210 180 160 8. Kenya Nairobi 238 215 195 9. Madagaskar Tananarivo 224 210 180 10. Tanzania Dar Es Salam 237 203 181 11. Zimbanwe Harare 281 241 214 12. Namibia Windhoek 210 180 160 V. TIMUR TENGAH 1. Irak Bagdad 270 195 175 2. Saudi Arabia Riyadh 240 220 195 3. Persatuan Arab Emirat Abu Dhabi 359 320 300 4. Kuwait Kuwait 312 280 255 5. Yordania Amman 260 220 195 6. Turki Anraka 230 195 175 7. Iran Teheran 220 185 165 8. Libanon Beirut 220 185 185 VI. ASIA SELATAN 1. India New Delhi 280 260 240 2. Bangladesh Dacca 220 185 165 3. Pakistan Islamabad 228 200 180 4. Sri Langka Colombo 220 185 165

- 36 - BIAYA PERJALANAN DINAS LUAR NEGERI WILAYAH / NEGARA IBU KOTA / KOTA TEMPAT PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA UANG JUMLAH HARIAN ( $ US ) KETERANGAN A B C 1 2 3 4 5 6 VII. ASIA UTARA 1. Hongkong Hongkong 370 317 285 2. Jepang Tokyo 350 300 260 3. Philipina Manila 295 250 220 4. Korea Selatan Seoul 381 323 295 5. Rep. Rakyat Cina Pyong Yang 275 235 205 6. Rep. Rakyat China Beijing 275 235 205 VIII. ASIA TENGGARA 1. Singapore Singapore 295 250 220 2. Malaysia Kualalumpur 280 240 210 3. Thailand Bangkok 260 220 200 4. Myanmar Rangoon 260 220 195 5. Laos Vientiane 260 220 195 6. Vietnam Ho Chi Minh 260 220 195 7. Brunei Darussalam Badar Seri Begawan 260 220 195 195 IX. ASIA PASIFIK DAN AUSTRALIA 1. Australia Sidney / Canber 324 290 270 2. Selandia Baru Wellington 289 243 220 3. Kaledonia Baru Noumea 220 185 165 4.Papua Nugini Port Moresby 228 200 180 5. Timor Leste Dilli 260 220 195 6. Fiji Suva 220 185 165 BUPATI BADUNG, ttd. ANAK AGUNG GDE AGUNG

- 37 - PROSEDUR PENANDATANGANAN DOKUMEN PERJALANAN DINAS NO. URAIAN YANG MENDATANGANI DOKUMEN SURAT TUGAS DAN SPPD TIBA KEMBALI PASAL 14 PASAL 13 (1) 1 Bupati Bupati Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda. Kab. Badung 2 Wakil Bupati wakil Bupati Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda. Kab. Badung 3 Sekretaris DPRD Sekretaris Daerah Kepala Bagian Umum Setda. Kab. Badung 4 Ketua DPRD Ketua DPRD Sekretaris DPRD 5 Wakil Ketua DPRD Ketua DPRD Sekretaris DPRD 6 Anggota DPRD Ketua DPRD Sekretaris DPRD 7 Sekretaris Dewan Ketua DPRD Sekretaris DPRD - Pejabat Eselon III Sektretaris DPRD Sekretaris DPRD - Pejabat Fungsional dan Sektretaris DPRD Sekretaris DPRD Orang Pribadi - Pejabat eselon IV dan Staf Sektretaris DPRD Kasubag. Tata Usaha pada Sekretaris DPRD 8 Asisten Sekretaris Daerah Kepala Bagian Umum Setda. Kab. Badung 9 Staf Ahli Sekretaris Daerah Kepala Bagian Umum Setda. Kab. Badung 10 Kepala bagian Asisten Kepala Bagian Umum Setda. Kab. Badung - Pejabat Eselon III Kepala Bagian Kepala Bagian Umum Setda. Kab. Badung

- 38 - NO. URAIAN YANG MENDATANGANI DOKUMEN SURAT TUGAS DAN SPPD TIBA KEMBALI PASAL 14 PASAL 13 (1) - Pejabat Fungsional dan Kepala Bagian Kepala Bagian Umum Setda. Orang Pribadi Kab. Badung - Pejabat Eselon IV dan Staf Asisten Kepala Bagian Masing-masing 11 Inspektur Sekretaris Daerah Sekretaris SKPD - Pejabat Eselon III Inspektur Sekretaris SKPD - Pejabat Fungsional dan Inspektur Sekretaris SKPD Orang Pribadi - Pejabat Eselon IV dan Staf Inspektur Sekretaris SKPD 12 Kepala Bappeda Sekretaris Daerah Sekretaris SKPD - Pejabat Eselon III Kepala Bappeda Sekretaris SKPD - Pejabat Fungsional dan Kepala Bappeda Sekretaris SKPD Orang Pribadi - Pejabat Eselon IV dan Staf Kepala Bappeda Sekretaris SKPD 13 Kepala Dinas Sekretaris Daerah Sekretaris SKPD - Pejabat Eselon III Kepala Dinas Sekretaris SKPD - Pejabat Fungsional dan Kepala Dinas Sekretaris SKPD Orang Pribadi - Pejabat Eselon IV dan Staf Kepala Dinas Sekretaris SKPD 14 LembagaTeknis Daerah a. Badan - Badan - Kepala badan Sekretaris Daerah Sekretaris SKPD - Pejabat Eselon III Kepala Badan Sekretaris SKPD - Pejabat Fungsional dan Kepala Badan Sekretaris SKPD Orang Pribadi

- 39 - NO. URAIAN YANG MENDATANGANI DOKUMEN SURAT TUGAS DAN SPPD TIBA KEMBALI PASAL 14 PASAL 13 (1) - Pejabat Eselon IV dan staf Kepala Badan Sekretaris SKPD b. Polisi Pamong Praja - Kepala Satuan Sekretaris Daerah Kepala Bagian TU - Pejabat Eselon III Kepala Satuan Sekretaris SKPD - Pejabat Fungsional dan Kepala Satuan Sekretaris SKPD Orang Pribadi - Pejabat Eselon IV dan Staf Kepala Satuan Sekretaris SKPD c. Rumah Sakit Umum Daerah - Direktur RSUD Sekretaris Daerah Kepala Bagian TU - Pejabat Eselon III Direktur RSUD Kepala Bagian TU - Pejabat Fungsional dan Direktur RSUD Kepala Bagian TU Orang Pribadi - Pejabat Eselon IV dan Staf Direktur RSUD Kepala Bagian TU d. Kantor- Kantor - Kepala kantor Sekretaris Daerah Ka. Sub. Bag TU - Pejabat Fungsional dan Kepala Kantor Ka. Sub. Bag TU Orang Pribadi - Pejabat Eselon IV dan Staf Kepala Kantor Ka. Sub. Bag TU 15 Orang Pribadi Pengguna Anggaran Sekretaris / Kepala Bagian TU / Ka. Sub. Bag TU di SKPD