3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan



dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA)

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

TKS 4406 Material Technology I

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

Gambar XI-1, Pintu dan Jendela Pada Suatu Bangunan. Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-X

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

Konstruksi Atap. Pengertian, fungsi dan komponen konstruksi atap

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter

KONSTRUKSI ATAP RANGKA BAJA RINGAN

Oleh : A.A.M PERTEMUAN XIII

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB XII DINDING KAYU DAN PLAFON

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG JILID 2

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

PETA KEDUDUKAN MODUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

Cara menghitung Volume pekerjaan : I. Pekerjaan Awal

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT.

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

Kata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

KONSTRUKSI PLAFON ATAU LANGIT-LANGIT

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

Rumah Tahan Gempa (Bagian 2) Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT.

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

EBOOK PROPERTI POPULER

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

RENCANA ANGGARAN BIAYA

DAFTAR ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm tinggi30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8 10 cm.

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

Penyelesaian : Penentuan beban kerja (Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983) : Penutup atap (genteng) = 50 kg/m2

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

ANALISA HARGA SATUAN BAHAN DAN UPAH TAHUN 2009 NO. URAIAN KEGIATAN KOEFISIEN SATUAN HARGA SATUAN HARGA

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RING BALK. Pondasi. 2. Sloof

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

BILL OF QUANTITY (BQ)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN BENTUK DESAIN RUMAH TAHAN GEMPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MACAM-MACAM PROFIL BAJA

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

Transkripsi:

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horizontal. Gording meneruskan beban dari penutup atap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhul kudakuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda-kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Bahan-bahan untuk gording, terbuat dari kayu, baja profil canal atau profil WF. Pada gording dari baja, gording satu dengan lainnya akan dihubungkan dengan sagrod untuk memperkuat dan mencegah dari Teknik Konstruksi Bangunan Gedung Sederhana-XI terjadinya pergerakan. Posisi sagrod diletakkan sedemikian rupa sehingga mengurangi momen maksimal yang terjadi pada gording. Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antargording kayu sekitar 1,5 sampai dengan 2,5 m. Gording dari baja profil canal (Iight lip channel) umumnya akan mempunyai dimensi; panjang satu batang sekitar 6 atau 12 meter, tinggi antara 10 sampai dengan 12 cm dan tebal sekitar 2,5 mm. Profil WF akan memiliki panjang 6 sampai dengan 12 meter, dengan tinggi sekitar 10 sampai dengan 12 cm dan tebal sekitar 0,5 cm. b. Jurai Pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. c. Sagrod Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser (diperpanjang/diperpendek). d. Usuk/kaso Usuk berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7 cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 sampai dengan 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. 151

e. Reng Reng berupa batang kayu berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan meneruskannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. Reng akan digunakan pada atap dengan penutup dari genteng. Reng akan dipasang pada arah tegak lurus usuk dengan jarak menyesuaikan dengan panjang dari penutup atapnya (genteng) f. Penutup Atap Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat beton, dan lain-lain. 1) Genteng Menurut bahan material terdapat genteng beton dan genteng tanah liat (keramik). Sedangkan menurut bentuknya, genteng terdiri atas genteng biasa (genteng S), genteng kodok, genteng pres silang. Sedangkan untuk bentuk genteng karpus terdiri atas genteng setengah lingkaran, genteng segitiga, dan genteng sudut patah. Gambar XI-32, Genteng Biasa (Genteng S) Gambar XI-33, Genteng Kodok Gambar XI-34, Genteng Pres Silang 152

Segitiga 1 2 lingkaran Sudut Patah Gambar XI-35, Macam Bentuk Genteng Bubungan 2) Pemasangan Genteng n 25 8 + 19 23) ±7 cm 19 23 25 8 Reng 2/3 Gambar XI-36, Potongan Pemasangan Genteng S Gambar XI-37, Tampak Muka Pemasangan Genteng S 153

Jengger 2/15 1 kp : 2 ps + Pecahan genting Serong Balok bubungan 24 2 3 Adukan pc + air Gambar XI-38, Pemasangan Genteng Bubungan (Karpus) 3) Penutup Atap Kayu (Sirap) Bahan yang banyak digunakan pada rumah tradisional Indonesia berbahan dasar kayu. Sirap yang terbentuk dari potongan-potongan kayu tipis yang disusun 3 atau 4. Potongan kayu ini kemudian dipaku ke multiplek yang melapisi rangka atap. Gambar XI-39, Penutup Atap Sirap 154

4. Jenis Rangka Atap Berdasarkan Bahan Material a. Rangka Atap Bambu Gambar XI-40, Rangka Atap Bambu b. Rangka Atap Kayu Gambar XI-41, Rangka Atap Kayu 155

c. Rangka Atap Baja Gambar XI-42, Rangka Atap Baja d. Rangka Atap Baja Ringan Rangka atap baja ringan terbuat dari campuran zinc dan aluminium. Atap baja ringan terdiri dari beberapa elemen seperti kuda-kuda sebagai struktur utama (biasanya berbentuk U), reng sebagai pengikat kuda-kuda biasanya berbentuk V, sekrup dan lempengan reng yang berfungsi untuk pengatur jarak genteng agar terlihat rapi dan kokoh. Meskipun dari baja, beratnya hanya 10 kg/m 2, jauh lebih ringan daripada rangka atap atau kusen dari kayu. Hal ini karena bahannya terbuat dari campuran seng (zinc) dan aluminium alloy (zincalume) dengan komposisi 45 persen seng dan 55 persen aluminium. Selain lebih ringan, produk ini antikarat, antirayap, antikorosi, tidak menjalarkan api, tidak memuai, tahan lama (sampai 30 tahun) dan mudah dibersihkan. Bila terjadi kebakaran dengan suhu di bawah 600 derajat celcius, rangka tidak memuai dan runtuh. 156

Rangka baja ini terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil) yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur rangka atap. Untuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini biasanya berbentuk I atau U terbalik dan memiliki ukuran yang lebih besar. Sedangkan reng ialah pengikat kuda-kuda dan gording yang posisinya melintang di atas kuda-kuda dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu kerangka yang kokoh. Lempengan reng adalah profil yang paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih mencengkeram. Kelebihan dari material atap ini ialah bobot beratnya yang demikian kecil dibandingkan dengan material rangka atap lainnya. Dengan daya tahan terhadap tekanan dan tarikan yang lebih unggul daripada material rangka kayu serta bobot materialnya sendiri yang demikian ringan. Gambar XI-43, Rangka Atap Baja Ringan (A) 157

Gambar XI-44, Rangka Atap Baja Ringan (B) Gambar XI-45, Rangka Atap Baja Ringan (C) 158