PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN FISIKA. M. Gade* Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB. I. Pendahuluan. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan menyenangkan, diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. konstitusional ini menjiwai dan dijabarkan dalam semua aspek kehidupan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. lain perkembangan dibidang sains, teknologi, sosial, budaya dan perubahan

mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui

BAB I PENDAHULUAN. harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keterampilan proses, sikap ilmiah dan bukan cara menghafal konsep

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai krisis yang melanda, maka tantangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990 TENTANG AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BIOLOGI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah proses usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia,

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kewajibannya di dalam kehidupan, sesuai dengan hakikat asal- mula dan hakikat

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari zaman dahulu hingga sekarang, manusia akan selalu berhubungan dengan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena dengan pendidikan manusia dapat berguna dan mandiri. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I. PENDAHULUAN. GBHN dan UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam UU No. 20/2003

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan tersebut, salah satunya bekal kemampuan untuk berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan penciptaan-nya. Melalui Rasulullah kekasih-nya diturunkan

S, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. kelas dan ruang serbaguna yang memiliki luas 324 m 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN X. Musjin, Sarjan N. Husain, dan Ritman Ishak Paudi

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Fakta seperti pada Tabel 1.1. Apabila ingin terlepas. manusia melalui meningkatkan mutu pendidikan.

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PENDIDIKAN FISIKA M. Gade* Abstrak Sumber daya manusia merupakan suatu komponen dari lingkungan alam, karena manusia sebagai sumber daya alam. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas sumber daya alam dan lingkungan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat diupayakan melalui pembangunan pendidikan fisika, yang akan menghasilkan produk produk teknologi untuk mengelola sumber daya alam. Kata kunci : Fisika, kualitas sumber daya manusia. PENDAHULUAN Manusia lahir kedunia atas karunia Allah SWT. Yang tidak berdaya, tetapi dilengkapi dengan berbagai kemampuan dasar yang penuh kemungkinan, sebagai alat supaya dapat berbuat dan bekerja, cipta, rasa, karsa dan karya untuk kemudian mengabdikan diri kepada penciptanya ( Q.S. An Nahl : 78 dan Qs : Al Hajj : 5) Sumber daya manusia merupakan bahan pembicaraan yang ramai, terutama pada masa sekarang ini, bahkan sangat banyak mengarahkan pembicaraan tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, dengan arah dan sasaran menuju kemandirian. Berbicara tentang sumber daya manusia, maka sekaligus harus membicarakan tentang sumber daya alam, ataupun sumber daya lingkungan, karena manusia sebagai sumber daya, merupakan suatu komponen dari lingkungan alam sebagai juga sumber daya. Dengan demikian manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya. Disamping hewan, tumbuhan dan mikroba, sebagai penyusun lingkungan hidup, maka manusialah satu satunya ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang mempunyai alam pikiran atau nososfir. Dari itu manusialah yang mempunyai kemampuan untuk mengamati/meneliti dan menganalisis tentang fenomena fenomena alam, dan pada saat yang demikian manusia itu berada diluar lingkungan alamnya. Fisika merupakan salah satu pengetahuan yang tidak terlepas dari teknologi dan industri. Dengan pengetahuan fisika akan sendirinya belajar tentang gejala

gejala alam. Belajar fisika adalah untuk mengungkapkan berbagai hal interaksi antara fenomena dengan fenomena lainnya. Fisika adalah sebagai dasar program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada peserta didik serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa ( Depdiknas 2002 : 1). Dari itu semua negara di dunia, baik negara terbelakang maupun yang sedang berkembang, akan berupaya untuk meningkatkan pendapatan nasionalnya melalui pelaksanaan pembangunan, dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan sains didlam pembangunan dapat menunjang peningkatan kualitas sumberdaya manusia. PEMBAHASAN 1. Pendidikan Fisika Pembangunan yang kita laksanakan di negara kita meliputi semua bidang, dan salah satu diantaranya adalah bidang pendidikan. Pembangunan bidang pendidikan secara umum, dan pendidikan fisika secara khususnya, diharapkan akan dapat dengan segera meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, sekaligus menaikkan taraf produktivitas yang sasarannya adalah meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia itu. Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab dan mandiri. Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa kesetiakawanan sosial. Sehubungan dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan dan memperdalam rasa percaya diri serta sikap perilaku yang inovatif dan kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu menumbuhkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. ( GBHN, 1995). 2. Hakikat Pendidikan Fisika Umumnya sains dan khususnya fisika, salah satu cirinya adalah kerja sama antara eksperimen dan teori. Teori dalam fisika tidak lain adalah pemodelan matematis terhadap berbagai prinsip dasar, yang kebenarannya harus diuji dengan

eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama. Dengan menggunakan teori dari fisika, orang dapat membuat prediksi kuantitatif terhadap suatu peristiwa. Pada dasarnya eksperimen selain merupakan suatu proses induktif alam menemukan prinsip dasar yang baru, juga merupakan suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru. Dalam membuat interpretasi hasil eksperimen untuk pengambilan kesimpulan, diperlukan kemampuan menggunakan interferensi statistik. Ciri sains inilah yang kerapkali dikenal sebagai metoda ilmiah, suatu metoda yang juga digunakan ilmu ilmu lain. Kalau dalam sains ditekankan baik proses induktif maupun deduktif seperti diuraikan di atas, matematik terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksiomatik. Disamping itu, matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkis sifatnya, serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat di butuhkan oleh fisika. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ( MIPA ) merupakan pengetahuan yang sagat berstruktur, dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional yang erat. Karena itu konsep konsep dan prinsip prinsip MIPA akan lebih mudah dikuasai jika di sajikan dalam bentuk terkait suatu dengan yang lain dengan simbol simbol yang jelas. Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah Alamiah seringkali memerlukan keterpaduan komponen sains dengan matematika sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif dari fisika, kimia dan biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada. Hakeket pendidikan dan pendidikan MIPA, dimana pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perobahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan jati dirinya. GBHN menentukan bahwa Pendidikan Nasional kita adalah pendidikan berdasarkan pancasila dengan tujuan meningkatkan kualitas manusia. Sejalan dengan ketentuan ini, maka MIPA umumnya dan fisika khususnya, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai kumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu, tetapi pula dipandang sebagai alat pendidikan yang potensial yang dapat memberikan urutan nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh dan berkualitas tinggi. Sebagai implikasi dari ciri fisika yang telah dikemukakan lebih dulu, pendidikan fisika menghendaki pendekatan pendekatan tertentu dan metoda metoda yang sesuai, serta saran yang

mendukung sehingga membuat manusia Indonesia mampu berfikir kritis serta menggunakan nalar secara efektif dan efisien. Kemampuan kemampuan tersebut di atas adalah kemampuan indikator sumber daya manusia berkualitas tinggi, disamping peningkatan yang dimiliki dari segi fisik. Jika peningkatan dari segi fisik dan non fisik telah menunjukkan kenaikan pada sumber daya manusia itu, jelas di dalam pelaksanaan peran aktivitasnya pada lingkungan masing masing cenderung menunjukkan keterampilan keterampilan membangun masa kini, dan melestarikan Sumber Daya Alam ( SDA ) lainnya untuk pembangunan masa akan datang, bagi generasi penerus bangsa dan konsep yang demikianlah yang dinamakan dengan Pembangunan Terlanjutkan ( Sustainable Development ).( R.E. Soeryaatmadja, 1981). 3. Peranan Fisika Jika teknologi ingin menjadi bagian dari kehidupan budaya masyarakat Indonesia, maka wawasan manusia Indonesia terhadap sumber daya alam perlu berangsur angsur diubah. Lingkungan alam harus dilihat sebagai anugerah Tuhan yang diberikan kepada kita, tidak hanya untuk dinikmati keindahannya tetapi juga untuk digarap dan dimanfaatkan sebaik baiknya. Gejala gejala alam itu saling terkait dalam suatu pola sebab akibat yang dapat dipahami dengan penalaran yang seksama yang menjadi tugas teori dalam fisika. Jika diteliti sekelompok gejala dapat dirangkum dalam suatu wadah yang meletakkan masing masing gejala itu pada jalur jalur yang berkait mengikuti penalaran yang serasi dari aturan sebab akibat yang biasanya disebut hukum alam. Banyak teori dilukiskan dalam bahasa matematika. Hal ini diperlukan untuk memudahkan menguji konsistensi yang cermat baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Matematika memiliki keampuhan sebagai bahasa kuantitatif dan memungkinkan ditelusurinya mata rantai hubungan sebab akibat dengan jangkauan yang amat jauh. Ilmu yang hanya sanggup mengumpulkan informasi dan merangkaikannya, akan berupa yang pasif. Ilmu ilmu alamiah dituntut agar penelusuran penalaran teori ilmu alam sanggup melahirkan konsekuensi konsekuensi yang berupa ramalan gejala gejala alam yang baru, yang jika diamati kemudian ternyata benar. Sebagai contoh, puluhan tahun lamanya teori relavitas Enstein dirasa menyimpang dari cara berfikir yang lazim untuk ruang dan waktu.

Fisika merupakan pengetahuan yang sistematis dan dirumuskan tentang subjek yang luas biasanya berada di alam dan dunia fisik. Fisika bukanlah suatu katalog tentang fakta fakta, tetapi suatu cara berfikir dan bekerja metode ilmiah. 4. Pembangunan Pembangunan merupakan suatu upaya diri setiap negara termasuk negara kita Republik Indonesia, untuk meningkatkan kesejahteraan masing masing negara itu. Khusus bagi negara kita, pembangunan itu dilaksanakan tahap demi tahap, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945 di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka. Dengan tujuan pembangunan adalah, pembangunan bidang ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan bidang industri, serta terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. Dalam pelaksanaan pembangunan, sumber sumber alam Indonesia harus digunakan secara rasional. Penggalian sumber kekayaan alam tersebut harus diusahakan agar tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh dan dengan memperhitungkan kebutuhan generasi generasi yang akan datang. Pembangunan yang demikian membutuhkan manusia manusia berkualitas, yang tentu saja kualitas yang diperoleh dari bidang pendidikan secara umum dan pendidikan fisika secara khusus. Manusia berkualitas melalui pendidikan fisika adalah manusia kritis dan kreatif, dan dari kreativitas ini akan mampu menciptakan produk produk ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK), yang akan digunakan untuk melipatgandakan produksi melalui penggalian sumber kekayan alam kita. SIMPULAN Sumber daya alam manusia merupakan bagian dari sumber daya alam dan lingkungan, atau dengan kata lain bahwa sumber daya manusia sangat erat hubungannya dengan sumber daya alam. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh kualitas sumber daya alam dan lingkungan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia diupayakan melalui pembangunan, baik fisik maupun non-fisik. Pembangunan non-fisik meliputi pendidikan dan peningkatan kemauan dan kesadaran. Peningkatan pembangunan pendidikan umumnya, dan pendidikan fisika khususnya, akan menghasilkan produk produk teknologi untuk digunakan

mengelola sumber sumber alam lingkungan dalam rangka pembangunan fisik sumber daya manusia. DAFTAR PUSTAKA Ali Abdullah dan Rahma Eny.1999.Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara. Jakarta Departemen Agama Republik Indonesia. Al Quran dan Terjemahannya. CV. Gema Risalah Press. Bandung. Depdiknas. 2002. Alam Sekitar Kita. Rhineka Cipta. Jakarta. Emil Salim. 1983. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Mutiara. Jakarta Hisyam Zaini dkk. 2007. Strategi Pembelejaran Aktif. Center For Teaching Staff Develompent. Jogjakarta. Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Grafindo Media Pratama. Bandung. Purwoko dan Fendi. 2006. Fisika SMA. Yudhistira. Jakarta. Sarjani Muhammad. 1987. Lingkungan Sumber Daya Alam Dalam Pembangunan. UI. Jakarta. Soermantoro Gatot RM. 1991. Mengenal Lingkungan Indonesia. Sinar Grafika. Jakarta. Soeryaatmadja R.. 1981. Ilmu Lingkungan. Erlangga. Jakarta. Supianto. 2006. Fisika SMA. Erlangga. Jakarta.