BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. kepada Kospin Jasa Syariah sebagai agunan atas pembiayaan yang di terima

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

1. Analisis Praktek Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Karangayu. akad rahn sebagai produk pelengkap yang berarti sebagi akad tambahan

A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Gadai. emas BSM adalah penyerahan hak penguasaan secara fisik atas

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

Analisis Pelaksanaan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomer : 26/DSN- MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cimahi

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN GADAI EMAS DI KOSPIN JASA SYARIAH DIPANDANG FATWA DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN EMAS.

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV TINJAUAN FATWA NO /DSN-MUI/III/2002 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD IJA>RAH PADA SEWA TEMPAT PRODUK GADAI EMAS BANK BRI SYARIAH KC SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti menemukan beberapa hal penting yang bisa dicermati dan dijadikan acuan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

BAB IV ANALISA A. PELAKSANAAN IB RAHN EMAS DI BANK JATENG SYARIAH KANTOR CABANG SEMARANG

ABSTRAKSI. Kata Kunci : Akuntansi Pendapatan, Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia modern, peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB III PRINSIP KEADILAN TERHADAP AKAD RAHN EMAS DI BMT. transaksi yang menggunakan dua akad, yaitu akad rahn dan akad ijarah.

BAB I PENDAHULUAN. barang yang digadaikan tersebut masih sayang untuk dijual. Pengertian gadai

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir, perekonomian yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nadhifatul Kholifah, Topowijono & Devi Farah Azizah (2013) Bank BNI Syariah. Hasil Penelitian dari penelitian ini, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

BAB IV ANALISA KONSEPTUAL DAN APLIKATIF GADAI EMAS (AR-RAHN) PT. BPRS BHAKTI SUMEKAR SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Sruktur Organisasi BNI Syariah Cabang Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan kegiatan ekonomi saat ini, kebutuhan akan pendanaan pun

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai syariah dalam operasional kegiatan usahanya. Hal ini terutama didorong

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rahn /Gadai Akad penyerahan barang / harta (marhun) dari nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang

BAB IV ANALISIS HYBRID CONTRACT PADA PRODUK GADAI ib EMAS DI PT. BRI SYARIAH KCP GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 2002), 8. 1 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Alvabet,

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama yang sempurna dengan Al-Qur an sebagai sumber

PENENTUAN BIAYA PEMELIHARAAN BARANG GADAI MENURUT FATWA DSN MUI NO 26 TAHUN 2002 ( STUDI KASUS PEGADAIAN SYARIAH CABANG KOTA LANGSA) SKRIPSI

BAB III PROFIL PEGADAIAN SYARIAH DI PEKALONGAN. A. Gambaran Umum Objek Penelitian (Pegadaian Syari ah Di

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. hubungan horizontal antar makhluk (mu amalah). Manusia memiliki kebutuhan

TANGGUNG JAWAB MURTAHIN (PENERIMA GADAI SYARIAH) TERHADAP MARHUN (BARANG JAMINAN) DI PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG SYARIAH UJUNG GURUN PADANG

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

BAB V PEMBAHASAN. Dari semua teori dan data yang diperoleh penulis serta telah dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

ANALISIS PENENTUAN TARIF POTONGAN IJARAH DAN PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PEMBIAYAAN IJARAH OLEH PERUM PEGADAIAN SYARIAH CABANG MALANG.

BAB III LAPORAN PENELITIAN. A. Gambaran Umum Perum Pegadaian Syari ah Cabang Bandar Lampung

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

MAPPING PERBANDINGAN KHES FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah berawal pada tahun 1950an.

No. 14/ 7 /DPbS Jakarta, 29 Februari 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berkaitan untuk menambah fungsi dari bank selain fungsi bank yaitu

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH KENDAL

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

Aplikasi Gadai Emas Syari ah: Studi Kasus Pada BRI Syari ah Cabang Pekanbaru

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

NASKAH PUBLIKASI. PELAKSANAAN GADAI EMAS DENGAN SISTEM SYARIAH (Studi di Bank Syariah Mandiri Cabang Surakarta) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini BMT memiliki peluang cukup besar dalam perannya mengembangkan ekonomi yang berbasis pada ekonomi kerakyatan. Hal ini disebabkan karena BMT ditegakkan di atas prinsip syariah yang lebih memberikan kesejukan dan ketenangan baik bagi para pemilik dana maupun kepada para pengguna dana. BMT (Baitul Ma>l Wat Tamwil) merupakan lembaga keuangan mikro (LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. 1 Sampai saat ini BMT sudah mulai terlihat terus mengalami perkembangan, akan tetapi BMT masih membutuhkan kerja keras dalam mengembangkan BMT agar lebih baik lagi. Dalam rangka pengembangan BMT perlu memperhatiakan tingkat keuntungan yang diperoleh BMT karena tingkat keunungan merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang dijalankan agar tetap dapat tumbuh dan semakin berkembang. Peningkatan keuntungan diperoleh dari produk yang dimiliki BMT, sehingga produktivitas BMT perlu lebih ditingkatkan lagi karena semakin banyak produk yang ditawarkan maka akan menghasilkan pendapatan yang dapat mempengaruhi peningkatan keuntungan BMT. Apalagi peranan BMT di sini sangat penting 1 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah,I (Jakarta: Kencana, 2009), 451. 1

2 bagi kesejahteraan perekonomian masyarakat kecil dan bawah maka perlu lebih ditingkatkan lagi kinerja BMT agar tetap sehat dan efisien. Ada salah satu BMT yang tergolong baru di Jawa Timur yang memiliki produk pembiayaan dan penyaluran dana yang bermacam-macam yaitu BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. BMT ini mempunyai beragam produk yang ditawarkan pada anggota BMT dan masyarkat umum, akan tetapi memiliki batasan yang dianggapnya aman dan profitable bagi BMT ini. Karena beragamnya produk yang ditawarkan diharapkan bisa lebih meningkatkan keuntungan pada BMT Al- Rifa ie dan dapat mensejahterakan anggota dan masyarakat khususnya pada masyarakat kecil kebawah. 2 Di antara beragamnya produk yang ada pada BMT Al-Rifa ie ada salah satu produk yang perlu diketahui perkembangan kinerjanya yaitu produk pembiayaan Ar-Rahn. Hal ini dikarenakan saat ini salah satu bentuk jasa pelayanan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan Ar- Rahn yaitu menahan barang sebagai jaminan atas utang. Banyak terlihat sekarang beberapa lembaga keuangan syariah baik bank maupun non bank merespon kebutuhan masyarakat dengan mengeluarkan produk pembiayaan berupa gadai emas syariah (Ar-Rahn). Dimana masyarakat pada umumnya telah lazim menjadikan emas sebagai barang berharga yang disimpan dan menjadikannya objek Ar-Rahn sebagai jaminan utang untuk mendapatkan pinjaman uang. Investasi emas dengan cukup prospektif dan menguntungkan 2 t.p., Dokumen Company Profile BMT Al-Rifa ie (t.tp.,2007).

3 hal ini dikarenakan harga emas selalu naik. Harga emas cenderung tumbuh 25% sampai 30% setiap tahun. Pada 2006, 1 gram seharga Rp.180.000-an, sekarang Rp.380.000-an. Bahkan prediksi pada 2015 harga emas per gram akan mencapai 1,057 jutaan. Itulah sebabnya kenapa gadai emas banyak diminati masyarakat pada saat ini. 3 Gadai emas (Ar-Rahn) merupakan skim pinjaman (pembiayaan) untuk kebutuhan dana bagi masyarakat dengan gadai yang sesuai syariah Islam dengan agunan berupa perhiasan emas. Di sini anggota hanya akan dibebani biaya administrasi dan biaya sewa tempat. 4 Pembiayaan Ar-Rahn dengan membebankan biaya administrasi serta biaya sewa tempat kepada penggadai (rahin) diperbolehkan, sebab memiliki dasar hukum yang tercantum dalam DSN-MUI dari Bank Syariah Mandiri No 3/303/DPM tanggal 23 Oktober 2001 tentang permohonan Fatwa Produk Gadai Emas. Dan hasil rapat pleno Dewan Syari ah Nasional pada hari kamis, 14 Muharam 1423 H/28 Maret 2002 M memutuskan fatwa DSN-MUI Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Ar-Rahn emas. Dalam keputusan tersebut gadai emas dibolehkan berdasarkan prinsip Ar-Rahn yang sudah diatur (dalam fatwa DSN nomor:25/dsn-mui/iii/2002 tentang Ar-Rahn) dimana murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua utang rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi. Marhun dan pemanfaatanya tetap menjadi milik rahin yang pada prinsipnya marhun tidak boleh di manfaatkan oleh murtahin kecuali seizin rahin, dengan 3 Minikmatin Lutfiyah, Analisi Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Fatwa DSN NOMOR: 26/DSN-MUI/III/2002 Tentang Rahn Emas (Studi di Bank Syari ah Mandiri Cabang Karangayu Semarang) (Skripsi - - Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2010). 4 Ari Pradhanawati, Potensi dan Preferensi terhadap perilaku Memilih Pegadaian Syariah, Jurnal, 52 (2011), 1.

4 tidak mengurangi nilai marhun dan pemanfaatanya itu sekedar pengganti pemeliharaan dan perawatannya. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh penggadai (rahin). Besarnya ongkos didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan atas dasar akad ija>rah. 5 Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang gadai emas, tentang Ar-Rahn emas menyebutkan bahwa besarnya biaya atau ongkos yang ditanggung oleh nasabah penggadai harus didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan. Dengan kata lain, nasabah penggadai juga harus diberitahu besarnya rincian biaya administrasi atau pengeluaran apa saja yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan syariah dalam melaksanakan akad gadai. Biaya administrasi mencakup biaya materai, jasa penaksiran, formulir akad, fotokopi, print out, dan lain-lain. Biaya administrasi gadai syariah harus dibayarkan di muka karena biaya tersebut bukan termasuk dalam komponen dana yang dipinjamkan. Selain ada biaya administrasi, ada pula biaya pemeliharaan atau penyimpanan. Biaya pemeliharaan adalah biaya yang dibutuhkan untuk merawat barang jaminan gadai selama jangka waktu yang ditetapkan pada akad gadai. Sesuai dengan pendapat mayoritas ulama (Jumhur Ulama ), biaya pemeliharaan atau penyimpanan menjadi tanggungan nasabah (rahin), sebab pada dasarnya penggadai (rahin) masih menjadi pemilik sah dari barang gadai sehingga dia bertanggung jawab atas seluruh biaya yang 5 DSN-MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syari ah Nasional, Cet Ke-3 (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006), 158-159.

5 dikeluarkan untuk menyimpan dan memelihara barang gadai. Akad yang digunakan dalam penerapan biaya pemeliharaan atau penyimpanan adalah akad ija>rah (sewa). Artinya nasabah penggadai (rahin) menyewa tempat di lembaga keuangan syariah untuk menyimpan atau menitipkan barang gadai, kemudian lembaga keuangan syariah menetapkan biaya sewa tempat. Atau dengan kata lain, penggadai menggunakan jasa lembaga untuk menyimpan atau memelihara barang gadai hingga jangka waktu gadai berakhir. Biaya pemeliharaan dan penyimpanan atau biaya sewa tersebut diizinkan oleh para ulama dengan merujuk pada diperbolehkan menerapkan akad ija>rah (sewa). Biaya pemilaharaan atau penyimpanan atau sewa dapat berupa biaya sewa tempat safe Deposit Box (SDB), biaya pemeliharaan, biaya keamanan, biaya asuransi dan biaya lain yang diperlukan untuk memelihara atau menyimpan barang jaminan gadai. Dengan menerapkan akad ija>rah (sewa) dalam pemeliharaan atau penyimpanan barang gadai, lembaga keuangan syariah dapat memperoleh pendapatan yang sah dan halal. Lembaga keuangan syariah akan mendapatkan upah (fee) atas jasa yang diberikan kepada nasabah penggadai. Pada prinsipnya pihak lembaga tidak diperbolehkan mengambil keuntungan dari akad gadai syariah. Dengan kata lain, lembaga keuangan syariah tidak boleh memungut imbal hasil atau pemberian dana pinjaman, sebab pemberian pinjaman gadai emas syariah didasari niat menolong orang yang sedang kesulitan keuangan jangka pendek. Akad gadai syariah adalah transaksi pinjam meminjam yang bersifat tabarru yang berarti kebaikan

6 atau tolong menolong. 6 Sehingga produk pembiayaan Ar-Rahn dianggap mudah oleh masyarakat yang membutuhkan dana untuk mendapatkan pinjaman dana karena tidak memberatkan peminjam. Gadai Emas Syariah (pembiayaan Ar-Rahn) memang sangat bermanfaat bagi nasabah penggadai yang membutuhkan dana tunai dengan cepat sekaligus bermanfaat bagi lembaga keuangan syariah yang menyediakan produk pembiayaan Ar-Rahn (Gadai Emas Syariah), karena lembaga keuangan syariah akan mendapatkan keuntungan dari jasa penitipan barang gadai dan bukan dari kegiatan gadai itu sendiri. Setidaknya ada tiga keuntungan yang dapat diperoleh lembaga keuangan syariah dari produk gadai emas syariah (Ar-Rahn), yaitu: 1. Profitabilitas dari gadai emas syariah tinggi dan margin keuntungannya tinggi karena masyarakat kecil mau membayar mahal. 2. Bagi lembaga keuangan aman karena produk gadai emas syariah ini ibarat Kredit Tanpa Agunan (KTA), tetapi kalau Kredit Tanpa Agunan ada jaminan, sedangkan Gadai emas syariah ada jaminan dan likuid. 3. Emas tidak ada Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Beberapa keuntungan yang dapat diberikan Gadai Emas Syariah bagi masyarakat maupun lembaga keuangan syariah menjadikan produk 6 Puput, Pengertian dan Dasar Hukum Emas Syari ah, dalam http://www.bisnisemas1.com/gadai-emas-syariah.htm (diakses Minggu, 15 September 2014 pukul 10.58)

7 pembiayaan ini memiliki prospek yang bagus untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam aktivitas ekonomi Islam terlebih dalam memperluas penerapan ekonomi Islam di Indonesia. Hal ini sesuai dengan keadaan di BMT Al-Rifa ie, dimana pembiayaan Ar-Rahn sangat menguntungkan bagi BMT Al-Rifa ie dan masyarakat. Sebagaimana data pembiayaan Ar-Rahn yang diperoleh dari BMT Al-Rifa ie terus mengalami peningkatan setiap tahunnya sehingga BMT akan mendapatkan pendapatan yang akan memberikan kontribusi keuntungan pada BMT Al-Rifa ie. Keadaan tersebut dapat dibuktikan oleh data laporan keuangan yang diperoleh dari BMT Al-Rifa ie yang berjumlah 36 (tiga puluh enam) bulan mulai dari bulan Januari tahun 2011 hingga bulan Desember tahun 2014 menunjukkan bahwa produk pembiayaan Ar-Rahn pada BMT Al-Rifa ie terus mengalami peningkatan setiap tahunnya (lihat lampiran 1), di mulai dari tahun 2011 yang berjumlah 1.832.946.000 rupiah terus mengalami peningkatan hingga menjadi 2.089.954.500 rupiah pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terus mengalami peningkatan hingga menjadi 3.232.711.800 rupiah. Dari data tersebut secara otomatis akan berdampak pada peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie karena dari pembiayaan Ar- Rahn akan memperoleh pendapatan dari biaya administrasi dan biaya sewa dari setiap orang yang melakukan pembiayaan Ar-Rahn. Keadaan pembiayaan Ar-Rahn yang terus mengalami peningkatan berpengaruh terhadap peningkatan keuntungan pada BMT Al-Rifa ie dalam perkembangannya data yang berjumlah 36 (tiga puluh enam) bulan mulai dari

8 bulan Januari tahun 2011 hingga bulan Desember tahun 2014 (lihat lampiran 1) menunjukkan bahwa perkembangan keuntungan pada BMT Al-Rifa ie mengalami fluktuasi. Pada periode 2011 BMT mangalami kerugian sebesar 7.860.642 rupiah, kerugian ini disebabkan BMT Al-Rifa ie menanggung beban anggotanya ke bank, karena dana yang ada pada BMT terus berputar untuk operasional BMT sehingga harus menanggungnya terlebih dahulu. Akan tetapi keuntungan yang diperoleh pada periode 2012 BMT mengalami peningkatan sebesar 31.986.281 rupiah dan terus mengalami peningkatan pada tahun 2013 mencapai 75.736.938 rupiah. Dengan demikian meningkatanya produk pembiayaan Ar-Rahn dapat meningkatkan keuntungan BMT Al-Rifa ie. Selain itu, penelitian Marini Fransisca (2008) dapat menguatkan hasil dari penelitian ini, dengan judul Pengaruh jumlah kredit gadai yang disalurkan terhadap laba perum pegadaian Cabang Padang Bulan Medan, membuktikan bahwa kredit gadai yang disalurkan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap laba yang diperoleh perum pegadaian cabang padang bulan Medan. 7 Kemudian hasil penelitian Revita Sari (2012), dengan judul analisis pengaruh tingkat simpanan dan pinjaman anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Kopsyah BMT Al-Amin Pekanbaru, membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara simpanan dan pinjaman terhadap SHU Kopsyah BMT Al-Amin Pekanbaru. Variabel yang dominan dalam mempengaruhi SHU Kopsyah BMT Al-Amin Pekanbaru bukanlah variabel 7 Marini Fransisca, Pengaruh Jumlah Kredit Gadai yang Disalurkan terhadap Laba Perum Pegadaian Cabang Padang Bulan Medan (Skripsi - - Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008), 67.

9 simpanan dan pinjaman anggota, melainkan pendapatan pembiayaan murabah{ah (jual beli kredit), biaya operasional atau biaya mud{harabah (bagi hasil) dan tingkat pinjaman DPK (Dana Pihak Ketiga) dan lain sebagainya. 8 Berdasarkan latar belakang tersebut penulis berpendapat bahwa nampaknya pembiayaan Ar-Rahn merupakan salah satu unsur yang dapat mempengaruhi peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang serta ingin menguji kembali dari penelitian terdahulu, apakah pembiayaan Ar-Rahn akan berpengaruh positif dan signifikan juga terhadap peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. Maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh, dengan mengangkat judul Pengaruh Pembiayaan Ar-Rahn terhadap Peningkatan Keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang (Studi terhadap Laporan Keuangan Pembiayaan Ar-Rahn Periode 2011-2013). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagaimana berikut: 1. Adakah pengaruh pembiayaan Ar-Rahn terhadap peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang? 8 Revita Sari, Analisis Pengaruh Tingkat Simpanan dan Pinjaman Anggota terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) kopsyah BMT Al-Amin Pekanbaru, Jurnal (2012), 9.

10 2. Bagaimana pengaruh pembiayaan Ar-Rahn terhadap peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk membuktikan dan mengetahui adanya pengaruh pembiayaan Ar- Rahn terhadap peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. 2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan Ar-Rahn terhadap peningkatan keuntungan BMT Al-Rifa ie Desa Ketawang Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang. D. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan berdaya guna sebagai berikut: 1. Secara teoritis (keilmuan) Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan informasi dalam bidang analisis laporan keuangan khususnya mengenai pembiayaan Ar-Rahn dalam meningkatkan keuntungan.

11 b. Bagi Lembaga Keuangan Syariah Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau sebagai bahan perbandingan khususnya manajer keuangan dalam merencanakan dan mengendalikan kinerja keuangan agar lebih efektif, sehingga lembaga dapat berjalan lebih baik lagi. c. Bagi pembaca Untuk menambah pengetahuan dan sebagai referensi bagi pihak lain untuk melakukan penelitian ataupun menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi: a. Bagi BMT Al-Rifa ie Ketawang Gondanglegi Sebagai bahan masukan bagi BMT Al-Rifa ie agar dapat memperoleh pendapatan dari pembiayaan Ar-Rahn yang tinggi sehingga dapat meningkatkan keuntungan BMT Al-Rifa ie. b. Bagi pihak terkait Dapat memberikan tambahan informasi dalam mempelajari pengelolaan pembiayaan Ar-Rahn sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal.