WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QUR AN

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 19 TAHUN 2012 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 048 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR'AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

-23- BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL QUR'AN

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBIAYAAN OPERASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 8 TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT PANDAI BACA TULIS HURUF AL- QUR AN BAGI MURID SD, SISWA, SLTP, SLTA, DAN CALON PENGANTEN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

P E R A T U R A N D A E R A H

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2018

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN SEKOLAH SWASTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2017

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DAN PESANTREN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

RANCANGAN QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL QUR AN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223/PMK.011/2014 TENTANG

ALIKOTA YO GYAKARTYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2017

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR AN (TPA)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG TUNJANGAN BIAYA PENDIDIKAN DI KABUPATEN PASURUAN

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG SEKOLAH GRATIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN GUNUNG MAS

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

NOMOR : % TAHUN 2017

Transkripsi:

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH / SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG BERAGAMA ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang: a. bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah, pendidikan adalah program utama dalam membangun bangsa yang merupakan kewenangan daerah yang perlu terus diupayakan sampai terwujudnya kesempatan bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan yang bermutu, terjangkau dan berpedoman kepada ajaran agama, ideologi Pancasila, serta Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan; c. bahwa dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan Al Qur an merupakan sub sistem pendidikan untuk mendukung cita-cita mewujudkan insan kamil atau muslim paripurna yang mencerminkan ciri-ciri kualitas manusia seutuhnya; d. bahwa penguasaan kemampuan membaca dan menulis Al Qur an bagi peserta didik merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memiliki makna strategis untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya;

e. bahwa sesuai visi dan misi Kota Pekalongan adalah mewujudkan kota religius sehingga kemampuan membaca dan menulis Al Qur an merupakan pencerminan kota yang religius; f. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan huruf e, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Baca Tulis Al Qur an Bagi Peserta Didik Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah / Sekolah Menengah Kejuruan Yang Beragama Islam; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Djawa Timur, Djawa Tengah, Djawa Barat dan Daerah Istimewa Djogjakarta, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1954 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 dan 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dan Ketjil di Djawa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1954 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 551); 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4836); Dengan Persetujuan Bersama, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKALONGAN Menetapkan : dan WALIKOTA PEKALONGAN MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH TENTANG BACA TULIS AL- QURAN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH, DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH / SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG BERAGAMA ISLAM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Daerah adalah Kota Pekalongan. 4. Walikota adalah Walikota Pekalongan. 5. Dinas adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan. 6. Kantor Kementerian Agama yang selanjutnya disingkat Kemenag, adalah Kantor Kementerian Agama Kota Pekalongan. 7. Baca tulis adalah kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis huruf atau lambang, baik huruf arab, latin atau huruf lainnya. 8. Al Qur an adalah kitab suci agama Islam yang berisi wahyu Allah SWT.

9. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 10. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 11. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegitan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 12. Standar kompetensi adalah kemapuan yang diharapkan dapat di capai peserta didik dan warga belajar melalui proses pendidikan dalam satuan pendidikan tertentu. 13. Jam ke-0 adalah waktu pembelajaran BTQ sebelum pelaksanaan jam pembelajaran mata pelajaran reguler yaitu jam 06.30 s/d 07.15 WIB. 14. Layanan bermutu adalah layanan yang sesuai dengan standar pelayanan minimal. 15. Baca Tulis Al Qur an yang selanjutnya disingkat BTQ, adalah serangkaian proses pembelajaran untuk membentuk peserta didik mampu membaca dan menulis Al Qur an dengan baik dan benar. 16. Membaca Al Qur an dengan baik dan benar adalah kemampuan seseorang membaca Al Qur an dengan fasih dan lancar sesuai dengan ilmu tajwid. 17. Sekolah Dasar selanjutnya disingkat dengan SD, Madrasah Ibtidaiyah selanjutnya disingkat dengan MI, Sekolah Menengah Pertama selanjutnya disingkat dengan SMP, Madrasah Tsanawiyah selanjutnya disingkat dengan MTs, merupakan satuan pendidikan dasar, baik negeri maupun swasta di Kota Pekalongan. 18. Sekolah Menengah Atas selanjutnya disingkat dengan SMA, Madrasah Aliyah selanjutnya disingkat dengan MA, Sekolah Menengah Kejuruan selanjutnya disingkat dengan SMK, merupakan satuan pendidikan menengah, baik negeri maupun swasta di Kota Pekalongan. BAB II DASAR, MAKSUD, FUNGSI DAN TUJUAN Pasal 2 Dasar penyelenggaraan BTQ adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3

Maksud BTQ bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam adalah membentuk peserta didik yang mampu membaca, menulis, menterjemahkan dan memahami isi kandungan Al Qur an serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pasal 4 Fungsi BTQ dengan baik dan benar adalah untuk mengembangkan kemampuan sesuai standar kompetensi dan membentuk kepribadian dan keterampilan serta peradaban peserta didik yang religius dan bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penanaman nilai-nilai Al-Quran bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam. Pasal 5 Tujuan BTQ bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam adalah : a. mampu membaca dan menulis Al Qur an dengan baik dan benar; b. membiasakan diri membaca dan mencintai Al Qur an serta mengaplikasikan nilai-nilai Al Qur an dalam kehidupan sehari-hari; c. mampu menghafal surat-surat pendek dalam Al Qur an dan memahami isi kandungan Al Qur an sebagai bekal dalam kehidupan. BAB III KEWAJIBAN Bagian Kesatu Kewajiban Pemerintah Daerah Pasal 6 (1) Pemerintah Daerah wajib mengarahkan, membimbing, membantu, dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan BTQ bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam. (2) Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan yang bermutu dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya kegiatan BTQ bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam. (3) Pemerintah Daerah wajib menjamin tersedianya dana, fasilitas dan sumber daya lainnya guna terselenggaranya kegiatan BTQ bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam. (4) Pemerintah Daerah menyiapkan sumber daya manusia dengan menyeleksi dan menempatkan guru BTQ. (5) Pemerintah Daerah wajib melakukan penggantian tenaga guru pada satuan pendidikan apabila terjadi kekosongan guru.

(6) Pemerintah Daerah melalui Dinas dan Kemenag menjadi penanggung jawab secara teknis kegiatan BTQ bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK yang beragama Islam. Bagian Kedua Kewajiban Satuan Pendidikan Pasal 7 (1) Setiap satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK di Daerah wajib menyelenggarakan kegiatan proses belajar mengajar BTQ bagi para peserta didiknya yang beragama Islam dengan mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh instansi terkait. (2) Setiap satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Daerah wajib menambah jam pelajaran agama yang dipergunakan khusus untuk kegiatan BTQ bagi peserta didik yang beragama Islam melalui jam ke-0. (3) Setiap satuan pendidikan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Daerah mewajibkan kepada setiap peserta didik yang beragama Islam untuk mengikuti kegiatan BTQ. (4) Setiap satuan pendidikan wajib menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan BTQ. (5) Setiap satuan pendidikan wajib melaksanakan kegiatan evaluasi/ penilaian akhir bagi seluruh peserta didik yang beragama Islam pada jenjang akhir setelah mengikuti kegiatan BTQ untuk memperoleh Surat Tanda Lulus BTQ. (6) Surat Tanda Lulus BTQ sebagaimana dimaksud pada ayat 5, dikeluarkan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan rekomendasi dari satuan pendidikan yang bersangkutan. (7) Satuan pendidikan yang berciri khas agama tertentu selain Islam yang tidak dapat menyelenggarakan BTQ untuk bekerja sama dengan satuan pendidikan yang setingkat. Bagian Ketiga Kewajiban Peserta Didik Pasal 8 (1) Setiap peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Daerah yang beragama Islam wajib mengikuti proses kegiatan belajar mengajar BTQ. (2) Setiap peserta didik SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK di Daerah yang akan menamatkan jenjang pendidikan wajib memiliki kemampuan BTQ dengan baik dan benar. (3) Kemampuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuktikan dengan menunjukkan: a. Surat Tanda Lulus BTQ; atau b. Sertifikat/Syahadah Taman Pendidikan Al Qur an (TPQ).

(4) Peserta didik yang tidak dapat menunjukkan kemampuan sebagaimana dimaksud ayat (3) dapat diterima dengan menyatakan kesanggupan untuk mengikuti program khusus BTQ, baik yang diadakan di satuan pendidikan tersebut atau pada tempat lain. BAB IV STANDAR KOMPETENSI Pasal 9 (1) Standar kompetensi BTQ pada jenjang SD/MI adalah penentuan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan dasar yaitu mulai dari mengenal dan menulis huruf hijaiyah sampai dengan kemampuan membaca ayat Al-Quran. (2) Standar kompetensi BTQ pada jenjang pada SMP/MTs adalah penentuan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan menengah yaitu membaca Al Qur an dengan fasih dan tartil sesuai ilmu tajwid. (3) Standar kompetensi BTQ pada jenjang SMA/MA/SMK adalah penentuan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan lanjutan yaitu dari mulai membaca, menulis sampai dengan terjemah untuk memahami ayat-ayat suci Al Quran sesuai dengan kompetensinya. (4) Selain standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), standar kompetensi BTQ pada jenjang SMP/MTs dan SMA/MA/SMK ditambah dengan hafalan surat-surat pendek Al-Qur an. (5) Standar kompetensi hafalan surat-surat pendek Al-Qur an sebagaimana dimaksud ayat (4) disusun oleh Dinas berkoordinasi dengan Kemenag. BAB V PENYELENGGARAAN KEGIATAN Pasal 10 (1) Penyelenggaraan BTQ harus memenuhi standar kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. (2) Materi Pendidikan BTQ diselenggarakan melalui proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang beragama Islam. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan BTQ diatur dengan Peraturan Walikota. BAB VI PENGAWASAN DAN PEMBINAAN Pasal 11 (1) Pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Walikota atau pejabat lain yang ditunjuk.

(2) Pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah yang berhubungan dengan SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dilakukan oleh Dinas berkoordinasi dengan Kemenag. (3) Hasil pengawasan dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai bahan evaluasi penyelenggaran BTQ. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 12 Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan BTQ dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Pekalongan dan sumber pembiayaan lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 13 Satuan pendidikan yang tidak melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4) dan ayat (5) diberikan sanksi administratif berupa: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; dan c. sanksi administratif lain sesuai dengan ketentuan perundangundangan. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 (1) Kegiatan BTQ yang masih berlangsung tetap berlaku, dan wajib menyesuaikan Peraturan Daerah ini paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. (2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan BTQ yang sudah ada masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini. (3) Dalam hal terjadi perubahan pengaturan sebagai akibat pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, maka ketentuan penyelenggaraan BTQ untuk satuan pendidikan SMA/MA/SMK menyesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Peraturan Walikota sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pekalongan. Ditetapkan di Pekalongan pada tanggal 9 September 2015 Plt. WALIKOTA PEKALONGAN, Cap Ttd. Diundangkan di Pekalongan pada tanggal 9 September 2015 DWI ARIE PUTRANTO SEKRETARIS DAERAH, DWI ARIE PUTRANTO LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2015 NOMOR 12 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH : ( 12 / 2015)

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA / MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS / MADRASAH ALIYAH / SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN YANG BERAGAMA ISLAM I. UMUM Bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, yaitu insan Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Bahwa dalam sistem pendidikan nasional, pendidikan Al Qur an merupakan sub sistem pendidikan untuk mendukung citacita mewujudkan insan kamil atau muslim paripurna yang mencerminkan ciri-ciri kualitas manusia seutuhnya. Bahwa penguasaan kemampuan membaca dan menulis Al Qur an bagi peserta didik merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memiliki makna strategis untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Bahwa sesuai visi dan misi Kota Pekalongan adalah mewujudkan kota religius sehingga kemampuan membaca dan menulis Al Qur an merupakan pencerminan kota yang religius. Oleh karena itu, perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Baca Tulis Al Qur an Bagi Peserta Didik Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah / Sekolah Menengah Kejuruan Yang Beragama Islam. Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, diharapkan agar lebih memberikan dorongan bagi para peserta didik SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA/SMK yang beragama Islam untuk mempelajari Al Quran sehingga mereka dapat membacanya dan pada akhirnya dapat memahami dan mengamalkan isinya dengan benar. II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16