BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan peningkatan jumah lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 (10 november 2016)

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda (create new and different) melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan banyak sekali pengangguran khususnya di Kota Denpasar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan setiap peluang untuk sukses. Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengamalkan ilmu pengetahuan, keterampilan yang telah didapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarjana dan keinginan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tidak diimbangi dengan lapangan kerja yang banyak akibatnya banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN yang akan diberlakukan mulai tahun ini, tidak hanya membuka arus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB I PENDAHULUAN WIB.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

IRRA MAYASARI F

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

BAB I PENDAHULUAN. Namun di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. dari kesadaran manusia akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. kompetisi yang berdimensi global. Di antara kemajuan-kemajuan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurursan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri (Prakerin) terhadap Minat Berwisata Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

2016 PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN MATA KULIAH KEAHLIAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DI BIDANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pegawai atau karyawan perusahaan swasta. Setiap lulusan Perguruan Tinggi sudah tentu

BAB I PENDAHULUAN. Minat terhadap profesi wirausaha (entrepreneur) pada masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya. pasar dengan produk-produk yang inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek kehidupan menjadi masalah nasional. Tidak hanya bidang sosial

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dimana jumlah masyarakat yang terdidik senantiasa mengalami peningkatan, akan tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan jumah lapangan pekerjaan yang tersedia. Sehingga menyebabkan peningkatan jumlah pengangguran dan merupakan masalah yang sangat mendesak untuk diselesaikan. Tingkat pengangguran di dunia dan di Indonesia sangat tinggi. Per akhir tahun 2005, di Indonesia angka itu sudah mencapai puluhan juta orang usia produktif. Hal ini mengakibatkan para lulusan perguruan tinggi merasa sulit mencari kerja, sehingga ini menarik perhatian para pengelola perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Situasi persaingan dunia kerja diperberat oleh lulusan yang setiap tahunnya (sekitar 2,5 juta lulusan per tahun di Indonesia) menjadi pesaing baru untuk memperebutkan kesempatan yang sama. Tentu saja, jika kita dihadapkan dengan satu pilihan saja, yaitu mencari pekerjaan, maka hal itu terasa sangat berat. 1 Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik, angka pengangguran di Indonesia pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun 2012. Pada 1 Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan: Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011, hlm. 12

bulan Agustus 2012, jumlah pengangguran mencapai 7.244.956 orang, sedangkan pada bulan yang sama di tahun 2013 jumlah pengangguran naik menjadi 7.388.737 orang. Dimana angka pengangguran lulusan perguruan tinggi berjumlah 438.210 orang pada tahun 2012 dan mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 441.048 orang. Seperti data yang ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) seperti tabel yang tertera di bawah ini : Tabel 1.1 Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan tahun 2012-2013 No Pendidikan Tertinggi 2012 2013 Yang Ditamatkan Februari Agustus Februari Agustus 1 Tidak/belum pernah 123.213 82.411 109.865 77.450 sekolah 2 Belum/tidak tamat SD 590.719 503.379 513.534 477.156 3 SD 1.415.111 1.449.508 1.421.653 1.339.072 4 SLTP 1.716.450 1.701.294 1.822.395 1.681.945 5 SLTA Umum 1.983.591 1.832.109 1.841.545 1.925.563 6 SLTA Kejuruan 990.325 1.041.265 847.052 1.259.444 7 Diploma I,II,III/Akademi 252.877 196.780 192.762 187.059 8 Universitas 541.955 438.210 421.717 441.048 Total 7.614.241 7.244.956 7.170.523 7.388.737 Sumber: Badan Pusat Statistik Fenomena di atas merupakan suatu indikasi bahwa orientasi pendidikan meluluskan peserta didik (mahasiswa) lebih mandiri belum tercapai, artinya masih ada permasalahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.Dan menjadi pekerjaan bersama untuk bisa mencetak Sumber Daya Manusia yang lebih berkualitas dan mampu untuk bersaing di dunia kerja.

Saat ini, pertumbuhan lapangan kerja lamban dan arus modal dari luar negeri rendah. Fakta ini menuntut para lulusan SMA dan PT (Perguruan Tinggi) membekali diri dengan ilmu untuk menciptakan lapangan kerja. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu kewirausahaan. Dengan ilmu kewirausahaan ini tercipta mindset di dalam diri para lulusan Perguruan Tinggi untuk tidak hanya berorientasi pada mencari kerja saja, tetapi menyadarkan bahwa ada pilihan menarik lainnya selain mencari kerja, yaitu menciptakan lapangan kerja. Dalam kurun waktu yang sama, pilihan menciptakan lapangan kerja terbukti menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pilihan berkarir, mencari kerja, atau menjadi karyawan. Tentu saja hal itu bisa tercapai apabila mahasiswa dibekali dengan pengetahuan, wawasan, keterampilan, pola pikir, strategi, dan taktik yang mumpuni, yaitu kewirausahaan yang cerdas (smart entrepreneurship), bukan hanya kerja keras semata. 2 Perkembangan prosentase jumlah wirausahawan di Indonesia tidak begitu pesat, padahal jumlah wirausahawan di Indonesia yang mandiri dan sukses akan menjadi lokomotif ekonomi Indonesia yang mampu mengatasi tingkat pengangguran pasif maupun aktif dan pada akhirnya mampu mengatasi tingkat kemiskinan yang absolute atau permanen. 3 Di negara maju sendiri umumnya memiliki wirausahawan lebih banyak dibandingkan dengan negara berkembang. Hal ini memberikan dampak yang positif dengan meningkatkan perekonomian 2 Ibid, hlm. 5 3 Ibid.

negara, dan mengurangi jumlah pengangguran dengan menyediakan lapangan pekerjaan. Seperti yang disampaikan oleh Heidjrahman Ranu P. bahwa keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata didukung oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang, berwirausaha kecil 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan negara Jepang. 4 Namun masih saja orang kurang berminat menekuni profesi wirausaha. Penyebab dari kurang minat ini mempunyai latar belakang pandangan negatif dalam masyarakat terhadap profesi tersebut. Mereka tidak menginginkan anakanaknya menekuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila anaknya sudah bertitel lulus perguruan tinggi. 5 Entrepreneurship itu seharusnya menjadi tulang punggung keterampilan bagi lulusan-lulusan universitas di Indonesia. Sayangnya, rata-rata berbagai universitas yang ada di Indonesia lebih cenderung memilih jurusan yang membentuk para lulusannya kearah yang lebih spesialis dan tidak mengintegrasikan ilmu-ilmu lain serta fokus pada satu ilmu saja seperti marketing, produksi, SDM, dan keuangan untuk kemudian diarahkan menjadi pegawai dan pencari kerja (employee atau job seeker). Seharusnya, hlm. 5 4 Buchori Alma, Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum, Bandung : Alfabeta, 2011, 5 Ibid, hlm. 2

entrepreneurship haruslah menjadi mata kuliah wajib yang diutamakan dan dijadikan sebagai anchor utama bagi setiap lulusan atau jurusan. Misalnya, entrepreneurship, technopreneur, creativepreneur, dan lain-lain. 6 Kecilnya minat berwirausaha di kalangan lulusan perguruan tinggi sangat disayangkan. Harusnya, melihat kenyataan bahwa lapangan kerja yang ada tidak memungkinkan untuk menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi di Indonesia, para lulusan perguruan tinggi mulai memilih berwirausaha sebagai pilihan karirnya. Upaya untuk mendorong hal ini mulai terlihat dilakukan oleh kalangan institusi pendidikan, termasuk perguruan tinggi. Kurikulum yang telah memasukkan pelajaran atau mata kuliah kewirausahaan telah marak. Namun demikian, hasilnya masih belum terlihat. Para lulusan perguruan tinggi masih saja enggan untuk langsung terjun sebagai wirausahawan, dibuktikan dengan angka pengangguran terdidik yang ternyata malah makin meningkat. Pada awalnya kewirausahaan dipandang sebagai kemampuan yang dilahirkan dari pengalaman langsung di lapangan dan merupakan bakat yang dibawa sejak lahir sehingga kewirausahaan tidak dapat dipelajari dan diajarkan. Tetapi sekarang ini, kewirausahaan juga merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. 7 Dimana pengetahuan kewirausahaan sudah mulai di ajarkan di sekolah dasar, sekolah menengah maupun perguruan tinggi. hlm.2 6 Hendro, Dasar-dasar,,, hlm.10-11 7 Suryana, Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses, Jakarta: Salemba Empat, 2013,

Kini banyak sekali angkatan muda yang berminat menerjuni bidang kewirausahaan, mulai dari usaha berskala kecil maupun yang telah berskala besar dengan cabang yang tersebar diberbagai kota di Indonesia. Perkembangan kewirausahaan di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup baik, meskipun belum memenuhi target yang ditentukan. Seperti yang disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk Witjaksono, jumlah pengusaha di Indonesia masih jauh di bawah angka ideal. Saat ini rasio pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,6 persen saja. Padahal idealnya sebuah negara maju haruslah memiliki rasio pegusaha di atas 5 persen. Dari 1,6 persen itu jumlah pengusaha yang berusia di bawah 40 tahun hanya 0,8 persen. 8 Oleh sebab itu perlu adanya peran dari semua pihak untuk mencetak generasi muda yang mempunyai semangat berwirausaha, dengan pedidikan kewirausahaan, baik di sekolah formal maupun non formal seperti kursus kewirausahaan. Mata kuliah kewirausahaan merupakan suatu konsep pembelajaran yang terpadu yang dirancang khusus bagi mahasiswa untuk mempelajari konsep, strategi, taktik, dan pengetahuan mengenai cara memulai usaha, serta mengubah pola pikir dan paradigma mengenai kewirausahaan. Pengaruh pendidikan kewirausahaan selama ini telah dipertimbangkan sebagai salah satu faktor penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan hasrat, jiwa dan perilaku berwirausaha di kalangan generasi muda. 8 http://m.okezone.com diakses pada tanggal 02 Desember 2014

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapinya. Kewirausahaan bukan bakat bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman lapangan, tetapi juga dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. 9 Islam sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan wirausaha, salah satu ayat yang menjelaskan hal tersebut terdapat dalam Surat al-jumu ah ayat 10, Allah SWT berfirman bahwa : Artinya: Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung. 10 (QS. Al-Jumu ah ayat 10). Pada ayat diatas, Allah berfirman: Apabila kalian selesai menunaikan shalat, maka bertebarlah kalian di muka bumi untuk berniaga dan memenuhi kebutuhan. 11 9 Suryana, Kewirausahaan., hlm. 5 10 Departemen Agama RI 11 Abu Ja far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, terj. Anshari Taslim, dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, hlm. 238

Begitu juga dengan hadits yang diriwayatkan oleh ath-thabrani di dalam al-mu jam al-kabir dan al-mu jam al-ausath, dan para perawinya tsiqah. Dari Ibnu Umar, dia berkata: سئم ر سو ل ا هلل صهي ا هلل عهييه و سهم. ا ي ا نكسب ا طيب قب ل : عمم ا نر جم بيد ه, و كم كسب مبر و ر. Artinya : Rasulullah SAW pernah ditanya, Pekerjaan apakah yang paling utama? Beliau menjawab, Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri, dan semua perniagaan yang baik. 12 Dari hadits di atas dijelaskan, bahwa pekerjaan yang paling baik yaitu dengan berusaha sendiri, dan semua jenis perdagangan adalah baik asal jalan yang ditempuh itu halal tanpa unsur kecurangan didalamnya. Konsep kewirausahaan telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum beliau menjadi Rasul. Rasulullah telah memulai bisnis kecil-kecilan pada usia kurang dari 12 tahun dengan cara membeli barang dari suatu pasar, kemudian menjualnya kepada orang lain untuk mendapatkan keuntungan agar dapat meringankan beban pamannya. Bersama pamannya, Rasulullah melakukan perjalanan dagang ke Syiria. Bisnis Rasulullah terus berkembang sampai kemudian Khadijah menawarkan kemitraan bisnis dengan sistem profit sharing. 13 12 Syaikh Muhammad Nashiruddin al-albani, Shahih At-Targhib Wa At-Tarhib terj. Izzudin Karimi, dkk, Jakarta: Pustaka Sahifa, hlm. 5 13 Http://Kompasiana.com, Islamic Entrepreneurship (Kewirausahaan Islam), diakses pada tanggal 26 Agustus 2014

Rasulullah telah meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi bisnis secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Rasulullah dalam melakukan perdagangan merupakan teladan bagi seorang pengusaha generasi selanjutnya. Sejak muda, beliau selalu memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah salah satu sikap yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional yang dimiliki oleh Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan. Ada dua prinsip utama yang patut dicontoh dari perjalanan bisnis Rasulullah saw. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin), money is not number one capital in business, the number one capital is trust. Kedua, kompetensi dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui seluk beluk aktifitas perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan jual beli dan menghapuskan sistem riba. 14 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang sebagai salah satu wadah pendidikan yang berlandaskan agama Islam telah memasukkan mata kuliah kewirausahaan dalam program mata kuliah yang wajib diambil khususnya mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam untuk memperoleh gelar sarjananya. Dengan tujuan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaannya. 14 http://m.kompasiana.com, Etika Berbisnis Rasulullah, diakses pada tanggal 3 Desember 2014

Jika mata kuliah kewirausahaan diberikan dengan tehnik yang baik dan tidak semata-mata hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja, pengajar terampil dalam memberikan motivasi kepada mahasiswa, maka pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dapat membentuk pola pikir, sikap, perilaku pada mahasiswa menjadi seorang wirausahawan, sehingga mendorong mereka untuk memilih berwirausaha sebagai pilihan berkarir. Namun, pengaruh tersebut perlu dikaji lebih lanjut apakah dengan adanya mata kuliah kewirausahaan dapat melahirkan minat berwirausaha bagi mahasiswa. Sehubungan dengan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis merasa perlu adanya penelitian yang mendalam untuk mencari tahu apakah mata kuliah kewirausahaan memang efektif untuk menghasilkan wirausahawan baru. Maka peneliti merasa tertarik untuk malakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Berwirausaha (Studi Kasus Pada Mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam Angkatan Tahun 2011 UIN Walisongo Semarang). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pembelajaran mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa untuk

berwirausaha pada mahasiswa Program Studi Ekonomi Islam angkatan tahun 2011 UIN Walisongo Semarang? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran mata kuliah kewirausahaan terhadap minat mahasiswa untuk berwirausaha pada Program Studi Ekonomi Islam angkatan tahun 2011 UIN Walisongo Semarang. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk penulis Untuk memberikan wawasan baru dan pengetahuan baru mengenai minat mahasiswa Prodi Ekonomi Islam UIN Walisongo Semarang untuk berwirausaha dan memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang wirausaha dan pentingnya berwirausaha 2. Untuk UIN Walisongo Semarang Diharapkan dengan adanya penelitian ini maka pihak Universitas akan mendapatkan informasi tentang apakah dengan adanya mata kuliah Kewirausahaan telah mampu meningkatkan minat mahasiswa untuk berwirausaha. 3. Untuk Pembaca

Sebagai salah satu sumber informasi dan pembaca akan mendapatkan gambaran tentang pentingnya berwirausaha dan bagaimana minat mahasiswa untuk menjadi seorang wirausahawan. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pemahaman mengenai penelitian ini, maka penulis akan memaparkan sistematika penulisan laporan penelitian ini sebagai berikut BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang memuat mengenai landasan teori yaitu: pengertian kewirausahaan, karakteristik kewirausahaan, wirausaha, pembelajaran kewirausahaan, pengertian minat, minat berwirausaha. Kerangka pikir dan hipotesis penelitian. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang memuat mengenai lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran, teknik analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang penyajian data dan analisis data dan interprestasi data. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saransaran dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnya yang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.