I. PENDAHULUAN. kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. tempat kerja yang tersedia saat ini, sehingga banyak orang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang sangat cepat pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tujuan pendidikan kejuruan, SMK Swasta Immanuel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. fantastis dan memiliki potensi yang strategis jika dipandang sebagai potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang berada di front line sebagian besar adalah tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Angka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi dan industrialisasi dewasa ini menimbulkan banyak permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

Oleh : Pengaruh kreatifitas siswa dan prestasi belajar mata diklat produktif terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja, dunia kerja yang semula menggunakan tenaga kerja manusia pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. tenaga kerja sebagai sumber daya manusianya. Standar dan kualitas tenaga. di pasar nasional, regional, maupun internasional.

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengangguran menjadi suatu permasalahan khususnya di negara

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. pencari kerja. Orang yang mencari kerja lebih banyak, sehingga banyak orang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. orang tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep secara holistic, bermakna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik agar siap untuk terjun dan bersaing di dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

OLEH: HAIDA SURYANI DALIMUNTHE A1A112006

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

2015 PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA D ALAM UNIT PROD UKSI TERHAD AP KESIAPAN KERJA SISWA TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN (THP) D I BID ANG AGROINDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENGARUH PERSEPSI, MINAT WIRAUSAHA DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengangguran merupakan masalah bangsa kita yang belum bisa dicari jalan keluarnya sampai saat ini. Dan ini bersumber pada ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan lapangan kerja yang tersedia disamping juga terjadi kesenjangan antara kualifikasi yang dibutuhkan permintaan pasar kerja dengan penawaran angkatan kerja yang tersedia. Salah satu jalan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah di atas adalah upaya menumbuhkembangkan kewiraswastaan kepada masyarakat luas dengan cara menambah perluasan kesempatan kerja, salah satu jalannya menciptakan Pencipta Lapangan Kerja itu sendiri yaitu para Wiraswastawan. Maka apabila semakin banyak orang yang menciptakan lapangan kerja sendiri (berwiraswasta) akan semakin banyak lapangan kerja yang tercipta, sebaliknya apabila sedikit orang yang tidak memiliki minat untuk menciptakan lapangan kerja (berwiraswasta) akan semakin terbatas lapangan kerja yang akan diciptakan dan menyebabkan semakin banyak pengangguran. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang memiliki minat untuk menciptakan lapangan kerja (berwiraswasta) mempunyai peran

2 sangat strategis dalam melaksanakan pembangunan. Dalam kaitannya dengan pembangunan nasional Indonesia, di dalam usaha memperluas kesempatan kerja dikalangan anak-anak muda yang menganggur. Manusia wiraswasta merupakan penunjang utama pembangunan, oleh karena mereka tidak saja mampu menciptakan kerja untuk dirinya sendiri, tidak bergantung pada kesempatan kerja yang akan diciptakan pemerintah (manusia pencari kerja) tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Salah satu caranya melalui salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Menengah Kejuruan yaitu Kewirausahaan. Pelajaran Kewirausahaan sangat penting mengingat salah satu misi dari SMK 2 MEI Bandar Lampung adalah untuk menciptakan lulusan yang mampu berwirausaha. Tujuan dari pelajaran kewirausahaan ialah penguasaan pengetahuan factual tentang pemahamannya terhadap konsep-konsep kewirausahaan. Pelajaran kewirausahaan memberikan banyak pengetahuan tentang karakteristik seorang wirausaha, cara berwirausaha yang baik, dan berbagai hal tentang kewirausahaan. Pelajaran kewirausahaan sangat memberikan masukan bagi siswa untuk bekerja secara mandiri. Oleh karena itu pemerintah menetapkan kewirausahaan sebagai mata pelajaran dalam pendidikan di SMK. SMK bertujuan untuk melahirkan lulusan siap kerja, diharapkan juga dapat melahirkan wirausahawanwirausahawan baru yang berbudi pekerti luhur, tentunya dengan dibekali keahlian sebagai pengembangan dari bakat.

3 Berdasarkan uraian di atas maka sudah seharusnya kita mengajak generasigenerasi muda supaya memahami secara realitas keadaan sekarang ini dalam hubungannya dengan masalah kesempatan kerja yang akan diperoleh dan perlu disadarkan bahwa masalah lapangan kerja itu merupakan tanggung jawab sepenuhnya dirinya sendiri. Pemikiran yang selalu menggantungkan sepenuhnya harapan pada pemerintah dan pihak lain untuk menyediakan lapangan kerja perlu disingkirkan. Salah satu kebijakan yang ditempuh untuk menumbuhkan minat berwiraswasta kepada generasi muda adalah melalui jalur pendidikan sekolah. Khususnya sekolah kejuruan yang dipersiapkan untuk menjadi tenaga kerja yang terampil, terlatih dan terdidik. Sesuai dengan tujuan institusional sekolah kejuruan, maka sekolah ini memberikan bekal bagi siswa-siswanya untuk memasuki lapangan kerja, baik bekerja sebagai pekerja maupun bekerja mandiri atau membuka usaha sendiri. Dengan demikian seharusnya tamatan sekolah kejuruan akan mampu memperoleh kesempatan kerja baik sebagai pekerja maupun usaha mandiri dibandingkan dengan tamatan SMA, namun dalam kenyataannya banyak lulusan sekolah menengah kejuruan yang lebih bersikap sebagai pencari kerja dan memilih menganggur menunggu tersedianya lapangan kerja. Masih terhitung sedikit jumlah lulusan yang menciptakan usaha sendiri setelah menamatkan sekolah.

4 Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini : Tabel 1. Jumlah lulusan SMK 2 Mei Bandar Lampung yang bekerja pada periode tahun 2006 2008 Lulusan Jumlah Profesi Lulusan Jumlah Presentase Tahun Alumni A B C 2006 417 68 70 19 157 37,65 % 2007 444 71 85 23 179 40,31 % 2008 378 70 80 25 175 46,29 % Sumber : Tata Usaha SMK 2 Mei Bandar Lampung Keterangan : A = Bekerja di Instansi Pemerintah B = Bekerja di Instansi Swasta/ Prusahaan C = Bekerja di Kepolisian /Militer Berdasarkan tabel di atas dilihat bahwa siswa tahun 2006 yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta sebanyak 157 siswa tahun 37,65 %, pada tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 2,66 % dari tahun 2006 yaitu sebanyak 179 siswa atau 40,31%, pada tahun 2008 juga terjadi peningkatan jumlah siswa yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta yaitu sebesar 5,98% dari tahun 2007 yaitu sebanyak 175 siswa atau 46,29%. Berdasarkan tabel di atas juga dapat terlihat bahwa masih banyak siswa lulusan SMK yang melanjutkan bekerja dan berwiraswasta karena tidak mencapai 50% dari jumlah seluruh siswa yang lulus melanjutkan bekerja dan berwiraswasta. Dengan melihat fenomena ini maka diduga banyaknya siswa lulusan SMK yang tidak melanjutkan bekerja dan berwiraswasta karena sempitnya lapangan kerja yang tersedia. Dengan kesempatan kerja yang minim merupakan penunjang untuk berkembangnya minat agar siswa lebih cenderung berusaha secara mandiri atau lebih dikenal dengan berwiraswasta. Untuk menambah minat siswa dalam berwiraswasta maka diperlukan adanya pendidikan khusus tentang

5 kewiraswastaan sejak dini. Dan pada sekolah kejuruan pendidikan tersebut diberikan dalam bentuk mata pelajaran kewirausahaan. Persepsi siswa tentang kewirausahaan mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan minat siswa untuk berwiraswasta. Persepsi merupakan kemampuan seseorang untuk menanggapi atau memandang dan menafsirkan sesuatu objek berdasarkan pengamatannya. Persepsi adalah proses pengamatan seseorang yang berasal dari komponen konisi. Komponen kognisi merupakan komponen perubahan karena informasi yang diterima menentukan perasaan dan kemampuan bakat. Kewirasahaan merupakan proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal dan resiko serta menerima balas jasa dan keputusan kebebasan pibadi. Melalui pembangunan kewirausahaan, masalah pengangguran diharapkan turut teratasi karena memungkinkan terciptanya lapangan kerja baru. Dengan persepsi tersebut diharapkan dapat mempengaruhi minat siswa untuk beriraswasta yang positif. Berdasarkan hasil wawancara pada saat penelitian pendahuluan dengan beberapa siswa SMK 2 MEI Bandar Lampung, diperoleh data bahwa sebagian besar siswa memiliki persepsi yang negatif tentang kewirausahaan, karena sebagian besar dari mereka menganggap bahwa kewirausahaan itu tidak terlalu penting untuk mereka pelajari sehingga berpengaruh pada rendahnya minat siswa untuk menjadi wirausahawan.

6 Selain persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan, hal penting yang dapat menunjang minat siswa dalam berwiraswasta adalah melalui pendidikan sistem ganda. Dengan adanya pendidikan sistem ganda merupakan ajang bagi siswa untuk berlatih dalam bidang kewiraswastaan sehingga mampu menumbuhkan minat berwiraswasta bagi siswa. Dari uraian di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji tentang PENGARUH PERSEPSI SIWA TENTANG MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) TERHADAP MINAT BERWIRASWASTA SISWA KELAS XI DI SMK 2 MEI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka beberapa masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Minat siswa untuk menjadi wirausahawan pada SMK 2 Mei Bandar Lampung tahun pelajaran 2009/2010 masih sangat kurang karena bsiswa lebih berminat bekerja pada perusahaan. 2. Keseriusan siswa dalam mengikuti mata pelajaran kewirausahaan karena siswa ada yang masih belum paham manfaat pelajaran kewirausahaan.

7 3. Keseriusan siswa dalam mengikuti pendidikan sistem ganda masih kurang maksimal karena siswa yang mengikuti pendidikan sistem ganda semata-mata hanya untuk nilai bukan manfaatnya. 4. Pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa masih rendah karena pemahaman siswa tentang kewirausahaan masih kurang. 5. Pengaruh pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa masih rendah karena siswa melaksanakan pendidikan sistem ganda hanya untuk mencari nilai saja. 6. Pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa masih kurang karena banyak siswa lebih menyukai bekerja di perusahaan daripada berwiraswasta. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI SMK 2 Mei Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/ 2010. Sesuai dengan kajian tersebut maka penelitian ini hanya dibatasi pada persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan di SMK (X 1 ), pendidikan sistem ganda (X 2 ), dan minat berwiraswasta siswa (Y).

8 D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Adakah terdapat pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa? 2. Adakah terdapat pengaruh pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa? 3. Adakah pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwiraswasta siswa SMK. 2. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa SMK. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan pendidikan sistem ganda terdapat minat bersiraswasta siswa. F. Manfaat Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

9 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu informasi tentang minat berwiraswasta di kalangan generasi muda pada umumnya dan pada siswa SMK 2 Mei Bandar Lampung pada khususnya. 2. Sebagai bahan masukan bagi penentu kebijakan dalam rangka perbaikan sistem pengajaran di SMK agar lulusannya diharapkan memiliki minat berwiraswasta yang positif sehingga tidak menggantungkan harapan bekerja pada pihak dan bersedia berusaha mandiri. 3. Memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan, khususnya pada bidang kewirausahaan. G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah : 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengaruh persepsi siswa tentang mata pelajaran kewirausahaan dan pendidikan sistem ganda terhadap minat berwiraswasta siswa kelas XI SMK 2 Mei Bandar Lampung. 2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 2 Mei Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/ 2010. 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah SMK 2 Mei Bandar Lampung. 4. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah Tahun Pelajaran 2009/ 2010.

10