LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

BAB III LANDASAN TEORI

Struktur dan Konstruksi II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN MUATAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1.0 Pengertian muatan 1. Muatan mati (muatan tetap) ialah semua muatan yang berasal dari berat bangunan

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

DINDING DINDING BATU BUATAN

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Teori Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Didalam sebuah bangunan pasti terdapat elemen-elemen struktur yang

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BETON OLEH: DR. V. LILIK HARIYANTO

STUDI KEGAGALAN STRUKTUR PRECAST PADA BEBERAPA BANGUNAN TINGKAT RENDAH AKIBAT GEMPA PADANG 30 SEPTEMBER

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam pelaksanaan suatu proyek baik proyek besar maupun proyek kecil selalu

PONDASI. Prinsip pondasi : 1. Harus sampai ke tanah keras. 2. Apabila tidak ada tanah keras harus ada pemadatan tanah/perbaikan tanah.

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

TINJAUAN PUSTAKA. menahan gaya angkat keatas. Pondasi tiang juga digunakan untuk mendukung

PERENCANAAN PLAT LANTAI BETON GRID DENGAN TULANGAN WIRE MESH MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

1.2. ELEMEN STRUKTUR UTAMA

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

KONSTRUKSI BANGUNAN TEKNIK

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

Panduan Praktis Perbaikan Kerusakan Rumah Pasca Gempa Bumi

Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKAN CITTA GRAHA KEDOYA SELATAN

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN STRUKTUR CHIMNEY (CEROBONG ASAP) DI PLTU KABUPATEN LAHAT SUMATERA SELATAN

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENGEMBANGAN DESAIN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SAMBUNGAN PADA RANGKA BATANG BETON PRACETAK

KELAYAKAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA (SETENGAH BATA) TERHADAP KERUSAKAN AKIBAT GEMPA INTISARI

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

BAGAIMANA MEMBANGUN RUMAH DUA LANTAI

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

KATA PENGANTAR. Dalam makalah ini saya membahas mengenai macam-macam Pondasi Dangkal beserta karakteristik Pondasi Dangkal.

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

MATERI KULIAH MEKANIKA TEKNIK OLEH : AGUNG SEDAYU TEKNIK PONDASI TEKNIK ARSITEKTUR UIN MALIKI MALANG

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

RSNI T C. Daftar isi

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

Laboratorium Pengujian Bidang Struktur dan Konstruksi Bangunan

BAB VII TATA LAKSANA LAPANGAN

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

Gambar IV-1, Pondasi Menciptakan Kestabilan dan Kekokohan

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

A. Pasangan Dinding Batu Bata

Transkripsi:

LAMPIRAN Sistem proteksi pasif terdiri dari : Ketahanan Api dan Stabilitas Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran sehingga pada saat terjadi kebakaran pengguna gedung punya cukup waktu untuk evakuasi secara aman. Selain itu juga dapat memberikan cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan api. Tipe Konstruksi Tahan Api Dikaitkan dengan ketahanannya terhadap api, terdapat 3 (tiga) tipe konstruksi yaitu: a. Tipe A, yaitu konstruksi yang unsur-unsur struktur pembentuknya adalah tahan api. b. Tipe B, yaitu konstruksi yang unsur-unsur struktur pembentuk kompartemen penahanan api. c. Tipe C, yaitu Konstruksi yang terbentuk dari unsur-unsur struktur yang dapat terbakar dan tidak dimaksudkan untuk mampu bertahan terhadap api. Tipe Konstruksi Tahan Api Minimum tipe konstruksi tahan api dari suatu bangunan harus sesuai dengan ketentuan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1Tipe Konstruksi yang Diwajibkan Ketinggian Kelas Bangunan (dalam jumlah lantai) 2, 3, 9 5, 6, 7, 8 4 atau lebih A A 287

3 A B 2 B C 1 C C (Sumber : Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan Umum) Kompartemenisasi dan Pemisahan Kompartemenisasi merupakan suatu usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran dengan cara membatasi api dengan dinding, lantai, kolom, balok dan elemen lainnya yang tahan terhadap api dalam waktu yang sesuai dengan kelas bangunan. Ukuran kompartemenisasi dan konstruksi pemisah harus dapat membatasi kobaran api yang potensial, perambatan api dan asap. Kompartemenisasi dan Pemisahan Seluruh bukaan harus dilindungi dan lubang utilitas harus diberi penyetop api untuk mencegah merambatnya api serta menjamin pemisahan dan kompartemenisasi bangunan. Bukaan vertical pada bangunan yang dipergunakan untuk shaft pipa, shaft ventilasi, dan shaft instalasi listrik harus sepenuhnya tertutup dengan dinding dari bawah sampai atas, dan tertutup pada setiap lantai. 0. Struktur di bawah permukaan tanah (pondasi) Pondasi merupakan bagian bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah, yang menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban berguna, dan gaya-gaya luar terhadap gedung seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Fungsi pondasi adalah: - Sebagai kaki bangunan atau alas bangunan 288

- Sebagai penahan bangunan dan meneruskan beban dari atas ke dasar tanah yang cukup kuat - Sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil (tetap). Perwujudan struktur dalam sistem fondasi dengan pertimbangan keadaan kekuatan tanah dasar (Heinz Frick & Pujo. L Setiawan 2001): Pondasi dangkal Pondasi dangkal merupakan sistem pondasi paling ekonomis dan berbentuk titik (setempat), garis (lajur), atau bidang (pelat beton). Pondasi dangkal Terdiri dari Pondasi lajur, pondasi setempat, pondasi kombinasi lajur dan setempat, pondasi rakit. Digunakan bila beban bangunan relatif ringan (1-2 lantai) dan kondisi tanah keras yang letaknya dangkal <2.5m. Pondasi dalam (http://sci-geoteknik.blogspot.com) Jenis- jenis pondasi dalam yaitu: 1. Pondasi tiang (pile) terdiri dari Cor dan Precast Digunakan bila beban bangunan sangat besar dan posisi tanah keras >5m. o Pondasi tiang pancang beton cor ditempat Proses pelaksanaannya pondasi tiang pancang beton cor di tempat sebagai berikut : a) Melakukan pemboran tanah sesuai kedalaman yang ditentukan dengan memasukkan besi tulangan beton. b) Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah. c) Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, dengan sistem dipompakan dan desakan/tekanan. 289

d) Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas permukaan tanah, e) Kemudian dipasang stek besi beton sesuai dengan aturan teknis yang telah ditentukan. Gambar 3.25: pondasi tiang pancang cor Sumber : http://sci-geoteknik.blogspot.com o Pondasi tiang pancang beton sistem fabrikasi Ukuran tiang pancang produksi pabrik dapat dilihat pada tabel berikut ini : Gambar 3.25: pondasi tiang pancang Sumber : http://sci-geoteknik.blogspot.com Pondasi pemasangan pondasi tiang pancang sistem fabrikasi, sebagai berikut : 290

a) Dilakukan pengeboran sambil memancangkan tiang pondasi bagian perbagian. Kedalaman pengeboran sampai dengan batas kedalaman tanah keras Gambar 3.24 Pondasi Tiang Pancang Beton Sumber : Sistem Bangunan Tinggi yang dapat dilihat secara otomatis dari mesin tiang pancang. b) Kemudian setiap bagian tertentu dilakukan penyambungan dengan plat baja yang telah dilengkapi dengan joint atau 2. Pondasi sumuran ulir penyambungan. Gambar 3.25: pondasi tiang pancang beton sistem fabrikasi Sumber : http://sci-geoteknik.blogspot.com Pondasi sumuran terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak. Pondasi sumuran diterapkan apabila letak lapisan tanah yang daya dukungnya 2-6m di bawah permukaan tanah. Jarak satu sama lain antara masing-masing pondasi sumuran adalah 4-7m. Syarat menggunakan pondasi sumuran adalah: Bila tanah keras terletak lebih dari 3 m, pondasi plat kaki atau jenis 291

pondasi langsung lainnya akan menjadi tidak hemat (galian tanahnya terlalu dalam & lebar). Bila air permukaan tanah terletak agak tinggi, konstruksi plat beton akan sulit dilaksanakan karena air harus dipompa dan dibuang ke luar lubang galian. Pondasi sumuran menjadi pilihan tepat untuk konstruksi yang tanah kerasnya terletak 3-5 m. Gambar 3.25: pondasi sumuran Sumber : http://www.mediaproyek.com Pemilihan jenis pondasi berhubungan dengan daya dukung tanah dasar (Heinz Frick & Pujo. L Setiawan 2001) Pondasi terletak Bentuk pondasi keterangan pada terpilih Tanh kering: daya Pondasi setempat, dukung tanah cukup pondasi lajur tinggi Daya dukung tanah tidak mengizinkan Pondasi pelat beton bertulang, Pondasi tiang (paku bumi) beton <14.0 m bertulang, Pondasi tiang (paku bumi) berkelompok <14.0 m 292

Tanah basah Pondasi pelat beton Pelaku bumi dari bertulang, pondasi kayu hanya boleh tiang (paku bumi) digunakan di bawah beton bertulang permukaan terendah, air karena bahaya pembusukan Di dalam air Pondasi tiang (paku bumi)beton bertulang, sumuran pondasi (caison) terbuka atau tertutup 1. Struktur di atas permukaan tanah (dinding dan kolom) Macam struktur tengah ada tiga antara lain : 1. Struktur Dinding Masif Ruang dibentuk oleh bagian bangunan yang menerima beban. Pada tipe struktur ini seluruh bagian bangunan berfungsi menyalurkan beban 2. Struktur Plat Dinding Sejajar Hanya dinding yang berdiri sejajar saja yang menerima beban, selebihnya merupakan rangka pengisi 3. Struktur Rangka Bahan bangunan dinding dan pelapis dinding 293

0. Batu alam Tekanan yang diperkenankan pada batu alam yaitu: Batu cadas Batu paras Kapur kerang 10 N/mm² 50 N/mm² 100 N/mm² 30 N/mm² 90 N/mm² Batu kapur(marmer dan sebagainya) 130 N/mm² 250 N/mm² Granit/batu pejal 200 N/mm²- 270 N/mm² 1. Bata merah 25 Bata merah yang digunakan sebagai bahan bangunan harus mempunyai rusuk rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisi datar, tidak menunjukkan retak-retak, tidak mudah hancur atau patah, dan tidak mudah mengalami perubahan bentuk yang berlebuhan. Standar ukuran panjang, lebar, dan tebal batu merah adalah sebagai berikut: Ukuran Jenis besar Jenis kecil Toleransi Panjang 240 mm 230 mm ± 3%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil maksismum 10mm Lebar 115 mm 110 mm ± 4%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil maksismum 5mm 25 (Heinz Frick & Pujo. L Setiawan 2001 dari Bdk: NI-10 edisi ke-2. Bandung 1973) 294

tebal 52 mm 50 mm ± 5%. Selisih ukuran terbesar dan terkecil maksismum 4mm Kuat tekan batu merah Mutu bata merah Kuat tekan rata-rata Tingkat I (satu) >10 N/mm² Tidak ada yang menyimpang Tingkat II (dua) 8-10 N/mm² Satu buah dari sepuluh benda percobaan Tingkat III(tiga) 6-8 N/mm² Dua buah dari sepuluh benda percobaan o Beton ringan berpori Keuntungan beton ringan berpori adalah bobotnya yang ringan (400-600 kg/m³), dapat dipotong dengan gergaji biasa, sambungansambungan dapat dilem dengan lepa khusus sehingga hasil dinding dangat rata dan teratur, daya dalam menanggulangi bising dan panas cukup tinggi serta tahan terhadap api. Ukuran batu ringan berpori untuk dinding yang menerima beban: 295

Ukuran batu (berat jenis 500 kg³) Bobot batu Kuat tekan Lebar (mm) Panjang(mm) Tinggi (mm) (kg/batu) (N/mm²) 100 625 250 7.8 5 125 625 250 9.8 5 150 625 250 11.7 5 175 625 250 13.7 5 200 625 250 15.6 5 Ukuran bata ringan berpori untuk dinding pembagi ruang: Ukuran batu (berat jenis 500 kg³) Bobot batu Kuat tekan Lebar (mm) Panjang(mm) Tinggi (mm) (kg/batu) (N/mm²) 50 625 500 7.8 5 75 625 500 11.7 5 100 625 500 15.6 5 125 625 500 19.5 5 o Batako dan conblock 296

Keuntungan penggunaan batako maupun conblock bila dibandingkan dengan batu merah, mengurangi jumlah batu yang dibutuhkan per m² luas dinding secara kuantitatif. Penghematan dalam pemakaian mortar <75%, semen <60%, dan bobotnya <50% lebih ringan sehingga mengurangi beban pada pondasi. Dapat diperoleh lewat cara pemadatan saja dan peralatan sederhana, dapat menghemat energy <80%, digolongkan seagai bahan bangunan ekologis. Ukuran-ukuran batako dan conblock Ukuran nominal (mm) Tebal kelompok minimum (mm) Jenis Panjang Lebar Tebal Dinding Luar Dinding pemisah lubang Tipis 390 ±3 190 ±3 100 ±3 20 15 Sedang 390 ±3 190 ±3 150 ±3 20 15 Tebal 390 ±3 190 ±3 200 ±3 25 20 Kuat tekan batako Batako Kuat tekan minimum (N/mm²) Mengandung air berlubang Rata-rata Masing-masing maksimal 297

A1 2.0 1.7 - A2 3.5 3.0 - A3 5.0 4.5 35% A4 7.0 6.5 25% Kuat tekan conblock Mutu conblock Kuat tekan (havern)minimal Mengandung maksimal air Mutu I: untuk dinding 6.5 N/mm² 25% yang dibebani dan yang tidak terlindungi Mutu II: untuk dinding 4.5 N/mm² 35% yang dibebani dan terlindung Mutu III: untuk dinding 3.0 N/mm² - yang tidak dibebani dan tidak terlindung Mutu IV: untuk dinding 1.7 N/mm² - yang tidak dibebani dan yang terlindung 298

o Beton Campuran yang terdiri dari perekat, bahan tambahan (agregat), dan air. Kelas dan mutu beton berikut 26 kelas Mutu N/mm² N/mm² Tujuan Pengawasan terhadap mutu minimum rata-rata pemakaian agregat kekuatan tekan I Bo - - nonstruktural Ringan Tanpa II B1 - - Struktural Sedang Tanpa K-125 12.5 20 Struktural Ketat Kontinu K-175 17.5 25 Struktural Ketat Kontinu K-225 22.5 30 Struktural Ketat Kontinu III K>225 >22.5 >30 Struktural Ketat Kontinu o Ubin semen Portland, ubin teraso, dan lempengan batu alam o Ukuran ubin dalam perdagangan Ubin semen Ubin teraso Tebal minimal 150x150 mm - 14 mm 200x200 mm 200x200 mm 20-25 mm 300x300 mm 300x300 mm 30 mm 26 (Frick Heinz & Pujo. L Setiawan 2001 dalam NI-2. Peraturan beton bertulang Indonesia. Edisi ke-5. Bandung 1977) 299

- 400x400 mm 35 mm o Lempeng batu granit, berstruktur padat dengan dibelah menjadi lempengan atau digergaji setebal 3-5 cm. o Lempeng batu marmer, berstruktur padat, agak halus, dan tidak mengandung lapisan-lapisan yang berstruktur seperti mika. Digunakan ukuran berukuran segiempat ±2cm o Lepeng batu andesit atau ubin gunung, berstruktur padat mempunyai tebal >1cm 300