HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGUNJUNG DI LINGKUNGAN RSUP Dr. KARIADI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I BAB 1 : PENDAHULUAN PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun Oleh karena itu,

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu (Kemenkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. dari TCSC (Tobacco Control Support Center) IAKMI (Ikatan Ahli. penyakit tidak menular antara lain kebiasaan merokok.

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 PONTIANAK ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

BAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB 1 PENDAHULUAN. merokok namun kurangnya kesadaran masyarakat untuk berhenti merokok masih

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sekarang sedang menanggung beban ganda dalam kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Kata kunci : tindakan merokok, pengetahuan, sikap,dan pelajar ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. individu yang sering dimulai saat remaja dan berlanjut hingga dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung ( perokok aktif ), sedangkan 600 ribu orang lebih meninggal

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. perokok mengalami peningkatan dari tahun ketahunnya (Sari, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. balita yang menderita ISPA adalah kelompok umur bulan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.

DAN BUKAN LARI MENDAPA. Disusun oleh : IKA J FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Deni Wahyudi Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

I. PENDAHULUAN. adalah perokok pasif. Bila tidak ditindaklanjuti, angka mortalitas dan morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti kanker, memperlambat pertumbuhan anak, kanker rahim dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah perubahan yang terus-menerus yang merupakan kemajuan dan

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

HASIL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN TEKANAN DARAH PADA NELAYAN DI KELURAHAN BITUNG KARANGRIA KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN JATI KOTA PADANG TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran pengetahuan..., Rowella Octaviani, FKM UI, 2009

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

ROKOK DAN IKLAN ROKOK

With the Actions of Smoking within Students of 9 State High School Manado.

Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA, PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTTENGGO

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

ANALISIS PENGETAHUAN TENTANG DAMPAK BURUK ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA LAKI-LAKI DI SMP TARUNA BHAKTI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG BAHAYA MEROKOK DENGAN TINDAKAN MEROKOK REMAJA DI PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Marsel V. Anto 1, Jootje.M.L. Umboh 2, Woodford Baren S. Joseph 3, Budi Ratag 4 Bidang Minat Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Tembakau atau rokok dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Negara Indonesia memiliki dampak terhadap kesehatan dan sosial ekonomi,yang sangat mempengaruhi pembangunan kesejahteraan penduduk. Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar 12,7 %, tahun 2004 meningkat menjadi 17,3 %. Remaja adalah suatu tahap dalam kehidupan perkembangan manusia, dan pada saat ini merokok adalah suatu gaya hidup oleh banyak remaja. Asap tembakau atau rokok berbahaya terhadap perokok dan orang di sekitarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok Remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah remaja yang berada di areal Pasar Bersehati Kota Manado, sampel yang diambil secara purposive sampling sebanyak 35 orang remaja. Pengambilan data menggunakan kuesioner baru yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan tindakan merokok remaja melalui uji statistik fisher s exact test (CI=95%, α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 32 remaja (91,4%) memiliki pengetahuan baik dan 3 remaja (8,6%) memiliki pengetahuan kurang baik. Sebanyak 12 remaja (34,3%) memiliki sikap baik, sedangkan 23 lainnya(65,7) memiliki sikap kurang baik. Sebanyak 12 remaja (34,3%) bukan perokok dan 23 remaja (65,7%) adalah perokok. Nilai probabilitas (p value) hubungan antara pengetahuan dan tindakan sebesar 0,266, sedangkan hubungan antara sikap dan tindakan sebesar 0,007. Sebagian besar remaja memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok yang baik (91,4%), namun sikap dan tindakan remaja sebagian besar dikategorikan kurang baik (65,7%). Hasil dari penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok dan ada hubungan antara sikap dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Saran yang dapat diberikan antara lain perlu diciptakan lingkungan yang mendukung perubahan sikap dan tindakan remaja misalnya adanya perhatian dari orang tua agar dapat melarang anak mereka untuk merokok. Selain itu mengingat peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan maka kawasan pasar Bersehati Kota Manado dapat menjadi kawasan bebas asap rokok. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Remaja, Merokok 1. PENDAHULUAN Tembakau atau rokok dengan tingkat konsumsi yang tinggi di Negara Indonesia memiliki dampak terhadap kesehatan dan sosial ekonomi, yang sangat mempengaruhi pembangunan kesejahteraan penduduk. Indonesia menduduki posisi ke tiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India (WHO, 2008). Dalam Survei Sosial Ekonomi Badan Pusat Statistik tahun 2001 dan 2004 menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi anak-anak usia 15-

19 tahun yang merokok. Tahun 2001 sebesar 12,7 %, tahun 2004 meningkat menjadi 17,3 %. Tembakau membunuh hampir enam juta orang setiap tahun, di antaranya lebih dari 5 juta pengguna rokok dan bekas perokok dan juga lebih dari 600.000 yang tidak merokok terkena dampak akibat rokok. Perkiraan jumlah korban meninggal bisa mencapai lebih dari delapan juta pada tahun 2030 (WHO, 2012). Rokok telah menjadi faktor risiko utama pada 6 dari 8 penyebab kematian di dunia yang mengancam miliyaran pria, wanita dan anak-anak dalam abad ini. Sekitar 80% kematian terkait rokok terjadi di negaranegara sedang berkembang. Di Indonesia, merokok meningkatkan resiko kematian 1,3-8,2 kali diantara penderita penyakit kronik. Merokok juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi orang yang berbeda di sekeliling perokok. Resiko yang akan ditanggung perokok pasif lebih berbahaya dari pada perokok aktif karena daya tahan terhadap zat-zat yang berbahaya sangat rendah (WHO, 2008). Data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007 memperlihatkan tingginya penduduk yang merokok. Jumlah perokok aktif penduduk umur > 15 tahun adalah 35.4% (65.3% lakilaki dan 5.6% wanita), berarti 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif. Lebih bahaya lagi 85,4 % perokok aktif merokok dalam rumah bersama anggota keluarga sehingga mengancam keselamatan kesehatan lingkungan. Masa remaja adalah masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Penggunaan rokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar pada penyakit tidak menular, karena itu kebijakan menerapkan kawasan tanpa rokok (KTR) telah diidentifikasi sebagai strategi intervensi utama pengendalian penyakit tidak menular. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 115 menyatakan Pemerintah Daerah wajib menerapkan Kawasan Tanpa Rokok di wilayahnya. Sekitar 22 kabupaten/kota sudah mulai melaksanakan kebijakan tersebut, walaupun program ini belum seragam di seluruh kabupaten/kota. Untuk itu diperlukan komitmen para pemegang kebijakan di tingkat Daerah untuk menerapkannya (DepKes, 2011). 2. METODOLOGI PENGETAHUAN Penelitian ini bersifat survei analitik dengan rancangan cross sectional study (studi potong lintang). Populasi adalah remaja yang berada di areal Pasar Bersehati Kota Manado, Sampel diambil secara purposive sampling. Karakteristik populasi diidentifikasi dengan

mengadakan studi pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan populasi, kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan sebagian anggota populasi menjadi sampel penelitian. Sampel yang diambil sebanyak 35 orang remaja. Kriteria inklusi: Berusia 10 20 tahun, minimal telah tinggal di Pasar Bersehati selama 1 tahun. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang bahaya merokok remaja di Pasar Bersehati memiliki karakteristik responden antara lain umur dan jenis kelamin. Karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik n % Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 29 6 82,9 17,1 Umur 10-14 thn 15-20 thn 16 19 45,7 54,3 ini dapat dikategorikan pada tahap belajar Tabel 1 menunjukan karakteristik atau pada tahap ini sudah bisa membaca, responden. Berdasarkan tabel ini dapat kita ketahui bahwa jumlah responden paling menulis, dan menghitung. Dapat dikatakan sudah bisa memahami informasi-informasi banyak berdasarkan jenis kelamin adalah yang diberikan, selain itu kondisi responden laki-laki yaitu sebesar 82,9% dan paling sedikit adalah responden perempuan yaitu sebesar 17,1%. Jumlah responden lingkungan yang mendukung mereka banyak mendapatkan informasi karena interaksi dengan banyak orang di pasar. berdasarkan umur yang paling banyak Pada tabel dibawah ini merupakan adalah umur 15-20 tahun yaitu sebesar pertanyaan yang diberikan kepada 54,3%, sedangkan yang umur 10-14 tahun sebesar 45,7. Dalam mengukur perilaku responden untuk mengukur pengetahuan tentang bahaya merokok, pertanyaan ini merokok seseorang harus mengukur berkaitan dengan bahaya merokok bagi pengetahuan orang tersebut. Pengetahuan yang didapat bisa berdasarkan informasi dari media komunikasi ataupun dari sumbersumber kesehatan, bahaya merokok bagi wanita hamil, perokok pasif dan bahaya rokok bagi lingkungan. yang lain. Pengetahuan merokok remaja sudah cukup baik karena pada usia

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok No. Pertanyaan Jawaban Benar Jawaban Salah n % n % 1. Merokok dapat merusak paru-paru 34 97,1 1 2,9 2. Merokok dapat merusak gigi dan mulut 29 82,9 6 17,1 3. Merokok dapat menyebabkan nafas bau dan 31 88,6 4 11,4 batuk berdahak 4. Merokok dapat menyebabkan kuku tangan 21 60,0 14 40,0 menjadi kuning 5. Zat-zat berbahaya dan beracun dapat masuk ke 33 94,3 2 5,7 dalam tubuh perokok 6. Wanita yang merokok dapat mengakibatkan 28 80,0 7 20,0 gangguan kesuburan sehingga tidak mendapatkan anak (keturunan) 7. Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan 26 74,3 9 25,7 bayi yang dikandungnya menjadi cacat 8. Orang yang tidak merokok tetapi sering 31 88,6 4 11,4 menghirup asap rokok dapat Mengidap penyakit 9. Penyakit jantung dapat diakibatkan oleh 29 82,9 6 17,1 kebiasaan merokok 10. Rokok dapat menyebabkan orang menjadi 17 48,6 18 51,4 pelupa 11. Rokok dapat menyebabkan kebakaran yang disebabkan oleh api pada rokok 31 88,6 4 11,4 12. Merokok dapat mengakibatkan seorang 29 82,9 6 17,1 terjerumus untuk menggunakan obat-obat terlarang pertanyaan merokok dapat menyebabkan Berdasarkan tabel 2 menunjukan kuku tangan menjadi kuning adalah sebesar pengetahuan responden mengenai merokok dapat merusak gigi dan mulut dan yang menjawab benar sebesar 82,9% responden 60,0% sedangkan yang menjawab salah ada 40,0%. Diketahui bahwa responden yang menjawab benar untuk pertanyaan zat-zat dan yang menjawab salah ada 17,1%. berbahaya dan beracun dapat masuk Pengetahuan responden bahwa merokok dapat menyebabkan nafas bau dan batuk berdahak ada 88,6% yang menjawab benar kedalam tubuh perokok adalah 94,3% dan yang menjawab salah 5,7%. Responden yang menjawab benar mengenai pertanyaan sedangkan 11,4% menjawab salah. wanita yang merokok dapat mengakibatkan Responden yang menjawab benar untuk gangguan kesuburan sehingga tidak

mendapatkan anak (keturunan) adalah 80,0% dan yang menjawab salah ada 20,0%. Responden yang menjawab benar untuk pertanyaan ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan bayi yang dikandungnya menjadi cacat adalah 74,3% dan yang menjawab salah ada 25,7%. Responden yang menjawab benar untuk pertanyaan orang yang tidak merokok tetapi sering menghirup asap rokok dapat mengidap penyakit adalah 88,6% sedangkan yang menjawab salah 11,4%. Responden yang menjawab benar untuk pertanyaan penyakit jantung dapat diakibatkan oleh kebiasaan merokok adalah 82,9% dan yang menjawab salah ada 17,1%. Responden yang menjawab benar untuk pertanyaan rokok dapat menyebabkan orang menjadi pelupa adalah 48,6% dan yang menjawab salah ada 51,4%. Responden yang menjawab benar untuk pertanyaan rokok dapat menyebabkan kebakaran yang disebabkan oleh api pada rokok adalah 88,6%, dan yang menjawab salah ada 11,4%. Responden yang menjawab benar pada pertanyaan merokok dapat mengakibatkan seseorang terjerumus untuk menggunakan obat-obat terlarang adalah 82,9% dan yang menjawab salah ada 17,1%. Tabel 3. Distribusi Gambaran Umum Pengetahuan Responden Tentang Bahaya Merokok Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok n % Baik Kurang Baik 32 3 91,4 8,6 Jumlah 35 100 Tabel 3 menunjukan gambaran umum pengetahuan responden tentang bahaya merokok. Berdasarkan tabel diatas bahwa sebesar 91,4% atau sebanyak 32 responden memiliki pengetahuan baik dan 8,6% responden atau sebanyak 3 responden memiliki pengetahuan kurang baik. Tabel 4. Distribusi Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan 10-14 thn 15-20 thn Pengetahuan Baik % Kurang baik % n % 27 77,1 2 5,7 29 82,9 5 14,3 1 2,9 6 17,1 15 42,9 1 2,9 16 45,7 17 48,6 2 5,7 19 54,3

sebanyak 1 responden. Responden yang Tabel 4 menunjukan pengetahuan tentang bahaya merokok berdasarkan karakteristik berumur 15-20 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 48,6% atau sebanyak 17 responden. Berdasarkan jenis kelamin responden dan yang memiliki pengetahuan responden laki-laki yang memiliki yang kurang baik sebesar 5,7% atau pengetahuan baik sebesar 77,1 % atau sebanyak 27 responden dan yang memiliki pengetahuan kurang baik sebesar 5,7% atau sebanyak 2 responden. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek tertentu. sebanyak 2 responden. Responden Sikap merupakan kesiapan bertindak dan perempuan yang memiliki pengetahuan baik sebesar 14,3% atau sebanyak 5 responden. Berdasarkan umur dapat responden yang berumur 10-14 tahun memiliki pengetahuan baik sebesar 42,9% atau sebanyak 15 responden dan yang memiliki pengetahuan yang kurang baik sebesar 2,9% atau belum terlaksana karena bisa saja berubah sewaktu-waktu atau dapat dikatakan sikap adalah kesiapan untuk bereaksi terhadap objek lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Pengetahuan yang baik belum tentu sikap juga baik, dapat kita lihat tabel 5. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Terhadap Bahaya Merokok No. Pertanyaan 1. Apabila kita berkumpul dengan teman yang merokok maka kita juga harus merokok 2. Menghisap rokok adalah hal yang biasa,karena penyakit hanya akan timbul kemudian dalam waktu yang sangat lama 3. Merokok tidak berbahaya jika hanya dilakukan sekali sehari 4. Seorang laki-laki yang sudah dewasa wajar jika diperbolehkan merokok 5. Bukan hal yang merugikan kalau kita menyisihkan uang untuk membeli rokok 6. Untuk menghindari penyakitpenyakit akibat rokok maka kita Setuju Tidak setuju n % n % 21 60,0 14 40,0 28 80,0 7 20,0 23 65,7 12 34,3 27 77,1 8 22,9 18 51,4 17 48,6 7 20,0 28 80,0

harus menghindari perilaku merokok 7. Tidak ada salahnya seorang remaja merokok apabila orang tuanya perokok 8. Merokok adalah salah satu hal yang baik untuk menghilangkan stres 9. Merokok tidak berbahaya karena yang berbahaya adalah obat-obat terlarang atau narkoba 10. Agar kita diterima dilingkungan kita, maka kita harus merokok 11. Apabila kita menjual rokok maka kita harus merokok Tabel 5 diatas menunjukan sikap responden terhadap bahaya merokok. Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa responden yang menjawab setuju untuk pertanyaan apabila kita berkumpul dengan teman yang merokok maka kita juga harus merokok adalah sebesar 60,0% atau sebanyak 21 responden dan yang menjawab tidak setuju sebesar 40,0% atau sebanyak 14 responden. Responden yang setuju bahwa menghisap rokok adalah hal yang biasa, karena penyakit hanya akan timbul kemudian dalam waktu yang sangat lama ada 28 responden atau sebanyak 80% dan yang menjawab tidak setuju ada 7 responden atau sebanyak 20,0%. Responden yang menjawab setuju untuk pertanyaan merokok tidak berbahaya jika hanya dilakukan sekali sehari adalah sebesar 65,7%atau sebanyak 23 responden dan yang menjawab tidak setuju sebesar 18 51,4 17 48,6 26 74,3 9 25,7 21 60,0 14 40,0 14 40,0 21 60,0 14 40,0 21 60,0 34,3% atau sebanyak 12 responden. Responden yang setuju untuk pertanyaan seorang laki-laki yang sudah dewasa wajar jika diperbolehkan merokok ada sebesar 77,1% atau sebanyak 27 responden. Responden yang menjawab setuju untuk pertanyaan bukan hal yang merugikan kalau kita menyisihkan uang membeli rokok adalah sebesar 51,4% atau sebanyak 18 responden dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 17 responden. Responden yang menjawab setuju pada pertanyaan untuk menghindari penyakit-penyakit akibat rokok maka kita harus menghindari perilaku merokok adalah 7 responden atau sebesar 20,0% dan yang menjawab tidak setuju sebesar 80,0% atau 28 responden. Responden yang menjawab setuju pada pertanyaan tidak ada salahnya seorang remaja merokok apabila orang tuanya

merokok adalah 51,4% atau 18 responden sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 48,6% atau 17 responden. Diketahui bahwa responden yang menjawab setuju pada pertanyaan merokok adalah salah satu hal yang baik untuk menghilangkan stres adalah 74,3% atau 26 responden sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 25,7% atau 9 responden. Responden yang menjawab setuju pada pertanyaan merokok tidak berbahaya karena yang berbahaya adalah obat-obat terlarang atau narkoba adalah 60,0% atau 21 responden sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 40,0% atau 14 responden. Responden yang menjawab setuju pada pertanyaan merokok tidak berbahaya karena yang berbahaya adalah obat-obat terlarang atau narkoba adalah 60,0% atau 21 responden sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 40,0% atau 14 responden. Diketahui bahwa responden yang menjawab setuju pada pertanyaan apabila kita menjual rokok maka kita harus merokok adalah 40,0% atau 14 responden sedangkan yang menjawab tidak setuju ada 60,0% atau 21. Tabel 6 Distribusi Sikap Tentang Bahaya Merokok Berdasarkan Karakteristik Responden. Karakteristik Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan 10-14 thn 15-20 thn Baik 9 3 3 9 Sikap % Kurang Baik 25,7 20 8,6 3 8,6 13 25,7 10 % n % 57,1 8,6 37,1 28,6 29 6 16 19 82,9 17,1 45,7 54,3 Tabel 6 menunjukan sikap tentang bahaya merokok berdasarkan karakteristik responden. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden laki-laki yang memiliki sikap baik sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden, sedangkan yang memiliki sikap kurang baik sebesar 57,1% atau sebanyak 20 orang. Responden perempuan yang memiliki sikap baik sebesar 8,6% atau sebanyak 3 orang dan yang memiliki sikap kurang baik sebesar 8,6% atau sebanyak 3 orang. Berdasarkan umur diketahui bahwa responden yang berumur 10-14 tahun yang memiliki sikap baik sebesar 8,6% atau sebanyak 3 orang dan yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 13 responden atau sebesar 37,1%. Responden yang berumur 15-20 tahun memiliki sikap baik ada 9 responden atau sebesar 25,7% dan yang

memiliki sikap kurang baik 10 responden atau sebesar 28,6%. Tabel 7 Distribusi Gambaran Umum Sikap Responden Tentang Bahaya Merokok Sikap tentang bahaya merokok n % Baik Kurang Baik 12 23 34,3 65,7 Jumlah 35 100 Tabel 7 merupakan gambaran umum sikap berdasarkan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya. Suatu tindakan dapat terjadi responden tentang bahaya merokok. apabila ada faktor-faktor pendukung seperti Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sarana prasarana atau lain sebagainya. sebesar 34,3% atau sebanyak 12 responden Tindakan responden tentang merokok yang memiliki sikap baik dan sebesar 65,7% atau sebanyak 23 responden memiliki sikap tidak baik. Gambaran yang jelas dari perilaku seseorang adalah suatu tindakan, tindakan merupakan suatu yang dilakukan remaja di Pasar Bersehati Kota Manado dapat dilihat di tabel dibawah ini Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Merokok Remaja Di Pasar Bersehati Kota Manado. Tindakan Merokok n % Perokok berat Perokok sedang Perokok ringan Bukan perokok 9 3 11 12 25,7 8,6 31,4 34,3 Jumlah 35 100 Tabel 8. Menunjukkan frekuensi tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Dapat dilihat di tabel di atas yang dikategorikan perokok berat sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden. Remaja yang dikategorikan perokok sedang sebesar 8,6% atau sebanyak 3 responden. Remaja yang dikategorikan perokok ringan sebesar 31,4% atau sebanyak 11 responden, dan remaja yang dikategorikan bukan perokok sebesar 34,3% atau sebanyak 12 responden.

Tabel 9. Distribusi Tindakan Merokok Berdasarkan Karakteristik Responden Karakteristik Jenis Kelamin Pria Wanita Umur 10-14thn 15-20thn Perokok Berat 9 0 4 5 % Perokok Sedang 25,7 0 11,4 14,3 Tabel 9. Menunjukan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati berdasarkan karakteristik responden. Berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden lakilaki yang dikategorikan perokok berat sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden, dikategorikan perokok sedang sebesar 8,6% atau sebanyak 3 responden, dikategorikan perokok ringan sebesar 25,7% atau sebanyak 9 responden, dikategorikan bukan perokok 22,9% atau sebanyak 8 responden. Responden perempuan yang dikategorikan perokok berat dan perokok sedang tidak ada atau sebesar 0%, yang dikategorikan perokok ringan ada sebesar 5,7% atau sebanyak 2 responden dan yang dikategorikan bukan perokok sebesar 11,4% atau sebanyak 8 responden. Berdasarkan umur 3 0 2 1 diketahui bahwa responden yang berumur 10-14 tahun yang dikategorikan Tindakan Merokok % Perokok Ringan 8,6 0 5,7 2,9 9 2 3 8 % Bukan Perok ok 25,7 5,7 8,6 22,9 8 4 7 5 % 22,9 11,4 20,0 14,3 perokok berat sebesar 11,4% atau sebanyak 4 responden, yang dikategorikan perokok sedang sebesar 5,7% atau sebanyak 2 responden, yang dikategorikan perokok ringan sebesar 8,6% atau sebanyak 3 responden dan yang dikategorikan bukan perokok 20,0% atau sebanyak 7 responden. Responden yang berumur 15-20 tahun yang dikategorikan perokok berat sebesar 14,3% atau sebanyak 5 responden, yang dikategorikan perokok sedang sebesar 2,9% atau ada 1 responden, yang dikategorikan perokok ringan sebesar 22,9% atau sebanyak 8 responden dan yang dikategorikan bukan perokok sebesar 14,3% atau sebanyak 5 responden.

Tabel 10. Gambaran umum Tindakan Merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado Tindakan merokok n % Bukan Perokok Perokok 12 23 34,3 65,7 Jumlah 35 100 Pada tabel 10 dapat kita lihat remaja perokok di Pasar Bersehati Kota Manado sangat tinggi yaitu sebesar 65,7% atau sebanyak 23 responden dan yang bukan perokok hanya sebesar 34,3% atau 12 responden. Hal ini terjadi karena sikap remaja untuk merokok dan untuk mencoba merokok sangat besar, dengan hasil ini dapat kita lihat bahwa pengetahuan belum tentu bisa merubah sikap dan tindakan. Setelah diuji menggunakan SPSS maka kita melihat hasil dari hubungan antara pengetahuan dan tindakan merokok pada tabel dibawah ini. Tabel 11. Tabel Silang Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Dengan Tindakan Merokok Remaja Di Pasar Bersehati Kota Manado. Tindakan merokok Pengetahuan tentang Bukan bahaya merokok Perokok perokok n % n % n % Baik 10 28,6 22 62,9 32 91,4 Kurang baik 2 5,7 1 2,9 3 8,6 Total 12 34,3 23 65,7 35 100 p Value 0,266 Tabel di atas menunjukkan hasil nilai probabilitas (p value) antara pengetahuan dengan tindakan sebesar 0,266. Nilai probabilitas (p value) 0,266 > 0,05 (tingkat kesalahan) maka H 0 diterima dan dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati kota Manado Tabel 12. Tabel Silang Hubungan Antara Sikap tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Tindakan merokok Sikap tentang Bukan bahaya merokok Perokok Perokok n % n % n % Baik 8 22,9 4 11,4 12 34,3 Kurang baik 4 11,4 19 54,3 23 65,7 Total 12 34,3 23 65,7 35 100 p Value 0,007

Tabel di atas menunjukkan hasil nilai probabilitas (p value) antara sikap dengan tindakan sebesar 0,007. Nilai probabilitas (p value) 0,007 < 0,05 (tingkat kesalahan). maka H 0 ditolak dan dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersahati Kota Manado 4. KESIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar remaja memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok yang baik (91,4%), namun sikap dan tindakan remaja sebagian besar dikategorikan kurang baik (65,7%). Hasil dari penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang bahaya merokok dengan tindakan merokok dan ada hubungan antara sikap dengan tindakan merokok remaja di Pasar Bersehati Kota Manado. Saran yang dapat diberikan antara. lain perlu diciptakan lingkungan yang mendukung perubahan sikap dan tindakan remaja misalnya adanya perhatian dari orang tua agar dapat melarang anak mereka untuk merokok. Selain itu mengingat peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2003 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan maka kawasan pasar Bersehati Kota Manado dapat menjadi kawasan bebas asap rokok DAFTAR PUSTAKA Ameli, A. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-Laki. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Medan. Anonimous. 2011. Profil PD Pasar Kota Manado. Kota Manado. Anonimous,2009.http://www.tobaccojournal.com/Vientiane_to_become_smokefree.49661.0.html Assa, B. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat. Istiqomah, U. 2003. Upaya menuju generasi tanpa rokok, Surakarta, CV SETI-AJI Jordan, M. 2011. Gaya Hidup Tanpa Rokok. Yogyakarta: Lahar Publisher. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, (online), http://www.depkes.go.id/index.php/component/search/?searchword=bahaya+me rokok&ordering=&searchphrase=all, diakses 27 maret 2012) Komasari, D & Helmi AF. 2000. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja. Jurnal Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Universitas Gadjah Mada Press.

Mangku, S. 2000. Kekhususan Rokok Di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Mc Gee. (2005). Is cigarette smoking associated with suicidal ideation among young people? : the American journal of psychology. Washington. http://www.proquest.com (online). diakses tanggal 1 juli 2012. McKenzie.J, Pinger.R, Kotecki.J, 2002. Kesehatan Masyarakat edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Perilaku :PT Rineka Cipta. Purwoko, Y. 2001. Memecahkan Masalah Remaja. Bandung: Penerbit Nuansa. Rif an, A. 2010. Merokok Haram. Jakarta: PT Gramedia. Sarwono, S, 2008. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali Sirait, M A Dk. 2001. Perilaku Merokok Di Indonesia. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat. Medan: Universitas Sumatera Utara. Sitepoe, M (2000). Kekhususan rokok Indonesia. Jakarta : P.T Gramedia widiasarana. Singgih. 2004. Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT Bpk Gunung Mulia. Smet, B. 1994. Psikologi kesehatan. Semarang: PT. Gramedia. Tobacco Control Support Center (TCSC). 2010. Fakta Tembakau Permasalahannya di Indonesia. Iakmi Kelompok Peneliti Seminat Pengaruh Dampak Keburukan Tembakau. WHO. 2008. Mpower Upaya Pengandalian Konsumsi Tembakau. Jakarta. WHO, 2012. Tobacco. (online) http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/index.html. (diakses tanggal 12 agustus 2012)