TINDAKAN IBU TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) DENGAN STATUS GIZI ANAK TODDLER

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU DESA JOTOSANUR KECAMATAN TIKUNG TAHUN 2008

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

ASI DAN CAMPURAN ASI-PASI TERHADAP STATUS GIZI PADA BAYI USIA 0 6 BULAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI BAIK DAN GIZI KURANG PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menurunkan prevalensi kurang gizi sesuai Deklarasi World Food Summit 1996

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN DAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH

HUBUNGAN PELAKSANAAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DENGAN STATUS GIZI ANAK 1-4 TAHUN

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

PENGARUH PEMBERIAN ASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 6 12 BULAN DI RW 04 DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN SIDOARJO. *Ayun Nif ah, **Firdaus

TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA BERKUNJUNG DI POSYANDU

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA MULYOREJO, KEC.KRATON, KAB.PASURUAN.

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS JAMBON KECAMATAN JAMBON KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA DENGAN MOTIVASI MEMBERI MAKANAN BERGIZI DI DESA PANAONGAN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP TAHUN 2015 ABSTRAK

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

Ardina Nur Rahma 1, Mulyo Wiharto 2. Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan, Universitas Esa Unggul 2

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

Jurnal Care Vol 3 No 3 Tahun 2015

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.

SKRIPSI HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-24 BULAN

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

Hubungan Frekuensi Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dengan Berat Badan Anak Usia di Bawah Dua Tahun

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

MOTIVASI DAN PENGETAHUAN KADER MENINGKATKAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU ABSTRAK

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

Jurnal Care Vol. 4, No.2 Tahun HUBUNGAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN STATUS GIZI ANAK Di WILAYAH KERJA PUSKESMAS WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran

HUBUNGAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN STATUS GIZI ANAK Di WILAYAH KERJA PUSKESMAS WILAYAH SELATAN KOTA KEDIRI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita adalah masa yang membutuhkan perhatian lebih dari

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB 7 KESIMPULAN 7.1. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan sukses di masa depan, demikian juga setiap bangsa menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

Transkripsi:

TINDAKAN IBU TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) DENGAN STATUS GIZI ANAK TODDLER (Corelation Mother s Action About Nutrient Numeral with Nutrient Status of Toddler) Siti Nur Qomariah*, Muhammad Farid Ashari** * Staf Pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Gresik Jl. AR. Hakim No. 2B Gresik, email: wf_ab@yahoo.co.id ** Mahasiswa PSIK FIK UniversitasGresik ABSTRAK Gizi adalah masalah sindrom dari kemiskinan yang terhubung dengan ketahanan makanan dalam rumah tangga dan usaha untuk melaksanakan semua anak gizi karena perilaku aspek contoh: pengetahuan, sikap dan tindakan ibu. Nutrisi khusus untuk anak akan mempengaruhi status kesehatan, tujuan penelitian menganalisa tindakan korelasi ibu tentang gizi dengan angka status gizi anak-anak berusia 1-3 tahun. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan purposive sampling. Variabel bebas adalah tindakan ibu tentang gizi angka, variabel dependen adalah anak balita berusia 1-3 tahun dan ibu mereka, ada 38 responden. Pengumpulan data adalah observasi dan kuisioner tergantung. Hasil pengujian menggunakan statistik spearman rank, diperoleh nilai p = 0,000 dan itu berarti ada korelasi r = 0,0677 artinya kekuatan hubungan tindakan ibu tentang angka kecukupan gizi (akg) dengan status gizi anak toddler tingkat sedang. Berdasarkan hasil studi penelitian, menunjukkan bahwa orang tua perlu meningkatkan perilaku ibu mengenai angka kecukupan gizi pada anak-anak sehingga mencapai perkembangan anak yang optimal. Kata kunci: Tindakan Ibu, Status Gizi, Toddler ABSTRACT The nutrient is problem the sindrom of proverty that connect with the endurance of food in the household and the effort to fullfil the nutrient child due to behaviour aspect example: knowledge, attitude and mother s action. Nutrient special to child will influence health status, purpose of research analyze corelation mother s action about nutrient numeral with nutrient status of children 1-3 years old. The design of this research was using cross sectional design with purposive sampling. The independen variable was mother s action about nutrient numeral, the dependen variable was toddler children 1-3 years old and their mother, and there were 38 respondents. The data collection was observation and dependent quetionare. Test results using Spearman rank statistics, the value of p = 0.000 and that means there is a correlation of r = 0.0677 means that the strength of the relationship mother actions on nutritional adequacy rate (RDA) with the nutritional status of children toddler moderate. Based on the result of research studies, suggest that parents need to increase the mother s behavior regarding the nutritional adequacy rate in children so as to achieve optimal child development. Keywords: Mother s action, Nutrient Status, Toddler 189

PENDAHULUAN Pangan merupakan zat gizi bagi manusia. Kecukupan pangan dapat diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Pengukuran secara kualitatif meliputi nilai sosial, ragam atau jenis bahan pangan atau cita rasa. Sedangkan ukuran kuantitatif yang umum digunakan adalah kandungan zat gizi (Muhallil dkk, 1993). Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang merupakan salah satu prioritas Pembangunan Kesehatan 2010-2014. Tujuannya adalah untuk menurunkan prevalensi kurang gizi sesuai dengan Deklarasi World Food Summit Tahun 1996 yang dituangkan dalam Milenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yang menyatakan setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi. Masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi di samping merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek perilaku yaitu pengetahuan, sikap, upaya dalam memenuhi gizi anak. Status gizi masyarakat khususnya anak akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan negara (Markum 1998). Dari data awal yang diperoleh peneliti dari puskesmas desa Sekapuk pada bulan September dari 42 responden terdapat 1 anak gizi buruk usia 1-3 tahun, 3 anak kurang gizi, dan 38 anak gizi baik. Sedangkan studi awal pada 10 ibu, tindakan ibu dalam angka kecukupan gizi, pengetahuan kurang 7 orang, cukup 2 orang, dan baik 1 orang, Sikap dalam angka kecukupan gizi 6 orang kurang, 2 orang sedang, dan 2 orang baik. Tindakan ibu 8 orang kurang, dan 1 orang sedang, 1 orang baik. Pengamatan peneliti pada perilaku ibu sebagian besar kurang dalam hal pengetahuan, sikap, tindakan dalam angka kecukupan gizi anak usia toddler. Namun hubungan tindakan ibu tentang angka kecukupan gizi dengan status gizi pada anak usia toddler belum dapat di jelaskan. Menurut sumber data WHO ( World Health Organization ) pada tahun 1999 menyebutkan kelaparan dan kurang gizi menyebabkan angka kematian tertinggi di seluruh dunia, sedikitnya 17.289 anak meninggal dunia setiap hari karena kelaparan dan kurang gizi. Kejadian kurang gizi menunjukkan bahwa di Indonesia sekitar 153.681 bayi mati setiap tahun, hal ini berarti setiap harinya ada 421 orang bayi mati, sama dengan 2 orang bayi mati setiap menit dan 54% penyebab kematian bayi karena kekurangan gizi. Peningkatan jumlah anak balita yang mengalami kekuranagn gizi sangat mengejutkan sejak tahun 2005 ditemukan 1,8 juta balita menderita gizi buruk, dalam jangka waktu yang singkat tahun 2006 mencapai 2,3 juta balita mengalami kurang gizi,sementara 5 juta lebih anak balita mengalami kurang gizi di negara kita sejak tahun 2000 yang tersebar di seluruh provinsi yang ada di Indonesia (Depkes RI, 2006). Sedangkan sejumlah balita di kabupaten Gresik dari 500 balita yang mengalami kurang gizi 8%, di samping itu, balita di Gresik yang kekurangan vitamin A 8,1%, balita yang mengalami anemia 6%, dan 45% ibu hamil mengalami kurang gizi di kabupaten gresik (DinKes, 2007). Dari data awal yang diperoleh peneliti dari puskesmas desa sekapuk pada bulan September dari 42 responden terdapat 1 (1%) anak usia 1-3 tahun gizi buruk, 3 (3%) anak kurang gizi, dan 38 (96%) anak gizi baik. Sedangkan studi awal pada 10 ibu, tindakan ibu dalam pemenuhan gizi, pengetahuan kurang 7 orang (70%), cukup 2 (20%), dan baik 1 (10%), sikap dalam pemenuhan gizi 6 (60%) kurang, 2 (20%) sedang, dan 2 (20%) baik. Tindakan ibu 8 (80%) kurang, 1 (10%) sedang, dan 1 (10%) baik. Kurang gizi bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan dampak terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara, di samping berbagai konsekuensi yang diterima anak itu sendiri. Kondisi kurang gizi akan mempengaruhi banyak organ dan sistem, karena kondisi gizi buruk ini juga sering disertai dengan defisiensi (kekurangan) asupan mikro/makro nutrien lain yang sangat diperlukan bagi tubuh. Akibat dari krisis ekonomi, banyak pengangguran, akibat lapangan kerja yang sempit, adanya pemutusan hubungan kerja yang sangat besar. Hal ini mengakibatkan angka pengangguran yang besar. Dampak ini menyebabkan pendapatan keluarga berkurang, daya beli terhadap bahan makanan yang memenuhi gizi juga kurang di perhatikan. Di samping akibat tersebut diatas, juga adanya faktor lain yang paling penting 190

untuk di perhatikan sehubungan dengan status gizi buruk atau busung lapar, di antaranya adalah perilaku anggota keluarga terhadap gizi dan kesehatan, lingkungan yang ditempati, sosial budaya, lingkungan biologisnya (fisik, iklim, sosial kultur, pendidikan dan kebudayaan). Kurang gizi akan merusak sistem pertahanan tubuh terhadap microorganisme maupun pertahanan mekanik sehingga mudah sekali terkena infeksi (Suharjo, 1996). Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan melakukan pendidikan dan penyuluhan tentang perbaikan kesehatan anak todler (usia 1-3 tahun). Bantuan makanan sehat hanya bentuk penyelesaian jangka pendek. Hal yang paling penting dilakukan yakni memberikan informasi seperti pola asuh yang benar pada orang tua melalui pendidikan kesehatan tentang gizi (Aminah, 2009). Sejauh ini upaya yang dilakukan dirasakan belum optimal, karena latar belakang pendidikan orang tua yang masih rendah dan sikap orangtua yang masih meremehkan masalah gizi pada anaknya. Menanggapi permasalahan ini, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tindakan ibu tentang angka kecukupan gizi (AKG) dengan status gizi pada anak toddler (1-3 tahun). METODE DAN ANALISA Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas Sekapuk kecamatan ujung pangkah kabupaten gresik pada bulan Januari- Maret 2012. Populasi pada penelitian ini adalah anak toddler usia (1-3 tahun) dan ibu di puskesmas sekapuk sebesar 42 orang, dengan teknik sampling purposive sampling, Jadi besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 38 orang. Variabel independen pada penelitian ini adalah perilaku ibu tentang angka kecukupan gizi. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah status gizi pada anak toddler. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah pada variabel independen tindakan ibu tentang Angka kecukupan Gizi menggunakan kuesioner yang di modifikasi dari teori (Winataputra, 1994). Variabel dependen digunakan untuk mengetahui status gizi anak toddler usia (1-3 tahun) dengan menggunakan KMS (Husaini, 2001). Data-data yang sudah berbentuk ordinal dan dianalisis dengan menggunakan uji statistk Spearman rank Correlation, tingkat kemaknaan P<0,05, yang artinya Ho ditolak. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Faktor Tindakan Ibu Tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) Pada Anak Usia Toddler. Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tindakan Ibu Tentang Angka Kecukupan Gizi di Puskesmas Sekapuk Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Bulan Januari sampai dengan Maret 2012. Tindakan Jumlah Persentase Baik 20 52,64% Cukup 10 26,32% Kurang 8 21,04% Total 38 100% Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 38 responden sebagian besar memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 20 responden (52,64%) dan sebagian kecil responden memiliki tindakan kurang yaitu sebanyak 8 responden (21,04%). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behaviour). Sikap dapat terwujud menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain (Notoatmodjo, 2003). Tingkatan tindakan secara teoritis adalah: persepsi (perception), respon terpimpin (guided respons), 191

mekanisme (mechanism), dan adaptasi (adaptation). Dimulai dengan tindakan inilah sesuatu diharapkan akan dapat berubah sesuai dengan yang dikehendakinya termasuk status gizi anak toddler usia (1-3 tahun). Hasil penelitian faktor pendidikan ibu yang sebagian besar adalah SMA, dan sosial ekonomi orang tua yang normal maka tindakan yang dilakukan ibu sebagian besar baik, dan dilihat dari responden penelitian bahwa yang sebagian besar tindakan baik karena usia ibu masih usia muda sehingga aktif dalam kegiatan sehari-hari dan mudah menangkap informasi. Suatu tindakan dapat terlaksana dengan optimal diperlukan faktor pendukung yaitu informasi bagi ibu tentang angka kecukupan gizi anak. 2. Status Gizi Anak Toddler Usia (1-3 tahun). Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Gizi Anak Toddler di Puskesmas Sekapuk Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Bulan Januari sampai dengan Maret 2012. Status gizi Jumlah Persentase Lebih 2 5,26 Baik 27 71,05 Kurang 7 18,42 Buruk 2 5,26 Total 100% Berdasarkan gambar 2 dapat dijelaskan bahwa dari 38 responden sebagian besar memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 27 responden (71,05%), dan sebagian kecil memiliki status gizi buruk yaitu sebanyak 2 responden (5,26%). Program Posyandu terdapat program penimbangan berat badan anak balita dan penggunaan kartu menuju sehat (KMS) untuk memantau keadaan kehatan dan gizi melalui pwrtumbuhan atas dasar berat badan (Supriasa, 2002). Klasifikasi status gizi sesuai dengan KMS menurut Husaini (2001) dapat dibagi menjadi 4 yaitu: gizi lebih, gizi baik, gizi kurang, gizi buruk. Faktor yang mempengaruhi status gizi adalah kondisi sosial ekonomi orang tua yang berkecukupan, pendidikan ibu sekolah menengah atas, usia ibu juga mempengaruhi status gizi anak. Dengan bekal pengetahuan tinggi menyangkut pengetahuan gizi terutama yang berkaitan dengan cara perawatan anak toddler (1-3 tahun), maka anak toddler (1-3 tahun) akan memperoleh asupan gizi yang cukup dan tepat dari ibunya meskipun dari bahanbahan yang murah. Jika hal tersebut dapat tercapai, maka setiap anak toddler (1-3 tahun) akan terawatt dengan baik dan terpenuhinya kebutuhan gizi anak toddler (1-3 tahun) sehingga pada akhirnya jumlah anak toddler (1-3 tahun) dengan status gizi kurang akan dapat dikurangi bahkan dihilangkan. 192

3. Hubungan Tindakan ibu tentang Angka Kecukupan Gizi pada Anak dengan Status gizi pada Anak Toddler (1-3 tahun) Berdasarkan Toddler (1-3 tahun) Tabel 3 Hubungan Tindakan Ibu Tentang Angka Kecukupan Gizi pada Anak dengan Status Gizi pada Anak Toddler (1-3 tahun) Berdasarkan Toddler (1-3 tahun) di Puskesmas Sekapuk Desa Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik pada Bulan Januari sampai dengan Maret 2012. No Tindakan Status gizi Anak toddler (1-3 tahun) Jumlah % ibu Lebih Baik Kurang Buruk toddler N % N % N % N % (1-3 tahun) 1 Baik 2 5,26 18 47,38 0 0 0 0 20 52,64 2 Cukup 0 0 7 18,42 3 7,9 0 0 10 26,32 3 Kurang 0 0 2 5,26 4 10,52 2 5,26 8 21,04 Jumlah 2 5,26 27 71,05 7 18,42 2 5,26 38 100 Spearman rank rho r = 0,677 ρ = 0,000 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 38 responden didapatkan bahwa hampir setengahnya yaitu 18 (47,38%) responden memiliki tindakan yang baik dengan memiliki anak toddler (1-3 tahun) dengan status gizi baik, dan sebagian kecil ibu toddler (1-3 tahun) memiliki tindakan kurang mempunyai anak toddler (1-3 tahun) dengan status gizi buruk yaitu 5,26% (2 responden). Hasil uji statistik Spearman Rank di dapatkan nilai ρ = 0,000 dimana H1 di terima, artinya ada hubungan antara tindakan ibu tentang angka kecukupan gizi dengan status gizi pada anak usia toddler (1-3 tahun). Di dapat pula r = 0,677 berarti tingkat keeratan hubungan dikatakan kuat. Ini berarti bila tindakan ibu toddler (1-3 tahun) ditingkatkan maka status gizi anak toddler akan semakin baik. Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan dihitung atas dasar kecukupan tingkat fisiologis, dengan demikian untuk tingkat produksi dan penyediaan pangan perlu diperhitungkan proporsi kehilangan bahan pangan yang terjadi dari tingkat produksi sampai ketingkat konsumsi. AKG yang dianjurkan diharapkan diperoleh dari makanan, bukan dari pil atau preparat yang lainnya (Muhillal dkk, 1993). Hasil penelitian ini menunjukkan bukti bahwa tindakan ibu anak toddler (1-3 tahun) tentang angka kecukupan gizi anak toddler (1-3 tahun) dengan pengetahuan dan sikap yang baik yang telah dimiliki oleh ibu anak toddler (1-3 tahun) akan memberikan efek terhadap status gizi anak toddler (1-3 tahun). Tindakan yang tepat dan sesuai prosedur pemberian gizi anak toddler (1-3 tahun) secara nyata berhubungan dengan status gizi setiap anak toddler (1-3 tahun). Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan peran dan tindakan ibu anak toddler (1-3 tahun) dalam upaya perawatan anak toddler (1-3 tahun) dan meningkatkan status gizi anak toddler (1-3 tahun) diperlukan upaya yang berkesinambungan dari peningkatan pengetahuan, peningkatan sikap positif, yang didukung oleh peran kader kesehatan setempat untuk bekerjasama dengan ibu-ibu anak toddler (1-3 tahun) untuk meningkatkan status gizi anak toddler (1-3 tahun). Simpulan SIMPULAN DAN SARAN 1. Sebagian besar responden memiliki tindakan baik dalam memenuhi nutrisi anak. Tindakan baik karena usia ibu masih muda sehingga aktif dalam kegiatan sehari-hari, dan mudah menangkap informasi. 193

2. Sebagian besar responden memiliki status gizi baik. Pengetahuan tinggi menyangkut pengetahuan gizi maka anak usia toddler (1-3 tahun) akan memperoleh asupan gizi yang cukup dan tepat meskipun dari bahan-bahan yang murah. 3. Tindakan ibu dengan anak usia toddler (1-3 tahun) tentang angka kecukupan gizi anak usia toddler (1-3 tahun) dengan pengetahuan dan sikap positif yang dimiliki ibu akan memberikan efek positif terhadap status gizi anak usia toddler (1-3 tahun). Saran 1. Tenaga kesehatan diharapkan untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan penyuluhan yang sudah dilakukan dengan menggunukan leaflet tentang angka kecukupan gizi dengan status gizi pad anak usia toddler (1-3 tahun), membuat jadwal posyandu dan melakukan supervisi. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar serta pengendalian terhadap berbagai faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan tindakan ibu tentang angka kecukupan gizi, mempelajari dan memahami faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi status gizi anak usia toddler (1-3 tahun). 3. Puskesmas harus lebih meningkatkan upaya-upaya baik melalui penyuluhan maupun temu kader dan upaya lain yang dapat dilakukan agar dapat mengurangi dan atau mencegah terjadinya gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas. 4. Rumah Sakit harus menyediakan fasilitas ruang pojok ASI untuk memudahkan ibu menyusui. 5. Orang tua perlu meningkatkan tindakan ibu mengenai angka kecukupan gizi dalam hal memberi asupan makanan yang bergizi bagi anak sehingga tercapai tumbuh kembang anak secara optimal. KEPUSTAKAAN Alimul, Aziz (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiyah. Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika. Budisnto, Moh. Agus Krisno (2003). Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang universitas muhammadiyah malang. Catur Adi A, (2000). Dampak Iklan Makanan Terhadap Pola Makan Dan Status Gizi Balita. Jakarta. Depkes Republik Indonesia (2006). Buku Program Perbaikan Gizi. Jakarta : Dikten Kesehatan Masyarakat. Husaini (2001). Buku Status Gizi Anak. Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, Aziz Alimul. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika. Markum A.H, (1991). Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta : fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Muhillal, Dkk (1993). Ilmu Gizi Anak. Jakarta : EGC Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :penerbit salemba medika. Notoatmojo, Soekidjo (2002). Komponen-Komponen Dalam Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : FKM UI 194

Notoatmojo, Soekidjo (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke cipta. PSIK Fakultas Kesehatan UNIGRES (2011). Buku Panduan Proposal dan Skripsi. Tidak dipublikasikan Santoso, Ranti. (1999). Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka cipta. Sacharin, (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta : EGC. Singgih, D (2000). PerkembanganPsikologiAnak. Jakarta : SalembaMedika. Soetjiningsih, (1998). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Sugiono (2004). Statistika Untuk penelitian. Bandung : CV Alfabeta. Supriasa, I Nyoman, (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC. Suprapti, (1990), Buku Ajar Ilmu Kebidanan.Jilid 1, Jakarta :EGC. Westcott, pasty. (2005). Makanan Sehat Untuk Bayi Dan Balita. Jakarta : Dian Rakyat. Widayatun, Tri Rusmani. (1999). Ilmu Perilaku. Jakarta :Sagung seto. Winataputra (1994). Konsep Angka Kecukupan Gizi. Jakarta : EGC. Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC 195