GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KELOMPOK KERJA SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH

dokumen-dokumen yang mirip
2012, No sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA BADAN KOORDINASI KEHUMASAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS TARIF RETRIBUSI DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 42 TAHUN No. 42, 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR, PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 99 TAHUN 2016

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 358TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2016

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 66 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH DAN DI KECAMATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2006

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 98 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 66 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 91 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR: 30.Al TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA KEDIRI

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 123 /KPTS/013/2014 TENTANG TIM TEKNIS OTONOMI DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 52 TAHUN 2016

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

2 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); MEMUTUSKAN:

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 10

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2015

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN USAHA RESTORAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

Transkripsi:

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG KELOMPOK KERJA SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi Jawa Timur yang mengimplementasikan tugas dekonsentrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, perlu dibantu oleh Sekretaris Gubernur; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Di Wilayah Provinsi, Sekretaris Gubernur secara operasional dibantu oleh Kelompok Kerja; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Kelompok Kerja Sekretaris Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 (Himpunan Peraturan Peraturan Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang

- 2-3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5209); 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KELOMPOK KERJA SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Provinsi adalah Provinsi Jawa Timur. 2. Pemerintah

- 3-2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur. 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur. 5. Sekretaris Gubernur adalah Sekretaris Gubernur Jawa Timur sebagai Wakil Pemerintah. 6. Kelompok Kerja yang selanjutnya disebut Pokja adalah Aparatur Sipil Negara dari unsur Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi yang memiliki kemampuan dan kompetensi dalam rangka membantu pelaksanaan tugas-tugas Gubernur sebagai Wakil Pemerintah. 7. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota dalam wilayah Provinsi. 8. SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur yang di dalamnya termasuk Biro di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur. BAB II SEKRETARIS GUBERNUR Pasal 2 (1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagai Wakil Pemerintah di wilayah Provinsi Gubernur dibantu oleh Sekretaris Gubernur. (2) Sekretaris Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara ex officio dijabat oleh Sekretaris Daerah. Pasal 3 Sekretaris Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. memfasilitasi pelaksanaan koordinasi dengan dan antar Instansi Vertikal, dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dan antar Pemerintah Kabupaten/ Kota; b. memfasilitasi pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan dekonsentrasi, tugas pembantuan dan urusan bersama di Provinsi dan tugas pembantuan dan urusan bersama di Kabupaten/Kota; c. memfasilitasi

- 4 - c. memfasilitasi pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; d. memfasilitasi pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk pengamalan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi; dan e. memfasilitasi pelaksanaan etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan dan stabilitas politik di daerah. Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Sekretaris Gubernur menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan penyusunan rencana dan program kerja pelaksanaan koordinasi; b. penyiapan pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan dan antar Instansi Vertikal di wilayah Provinsi; c. pengkoordinasian antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan antar Kabupaten/Kota; d. pengkoordinasian dan sinkronisasi penyusunan pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota agar mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional dan Rencana Kerja Pemerintah serta kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah; e. pengkoordinasian

- 5 - e. pengkoordinasian dan fasilitasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; f. pengkoordinasian dan fasilitasi dalam rangka menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi; g. pengkoordinasian dan fasilitasi pemeliharaan stabilitas politik dan menjaga etika dan norma penyelenggaraan pemerintahan di daerah; h. pengkoordinasian pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan dekonsentrasi, tugas pembantuan dan urusan bersama di Daerah Provinsi dan tugas pembantuan dan urusan bersama di Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi; i. pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan di wilayah Provinsi yang menjadi kewenangan Pemerintah; j. pengkoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan rapat Bupati/Walikota beserta perangkat daerah dan pimpinan Instansi Vertikal; k. pengkoordinasian dan fasilitasi pemberian perintah kepada Bupati/Walikota beserta perangkat daerah dan pimpinan Instansi Vertikal untuk segera menangani permasalahan penting dan/atau mendesak yang memerlukan penyelesaian cepat; l. fasilitasi pemberian penghargaan atau sanksi kepada Bupati/Walikota terkait dengan kinerja, pelaksanaan kewajiban dan pelanggaran sumpah/janji; m. fasilitasi penetapan Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; n. fasilitasi pelaksanaan evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Tata Ruang wilayah Kabupaten/Kota; o. fasilitasi pemberian persetujuan tertulis terhadap penyidikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota; p. fasilitasi

- 6 - p. fasilitasi penyelesaian perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan antar Kabupaten/Kota; q. pengkoordinasian pelaksanaan pelantikan Bupati/Walikota; r. fasilitasi pelaksanaan pelantikan Kepala Instansi Vertikal dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang ditugaskan di wilayah Provinsi; s. fasilitasi pelaksanaan kerjasama daerah di wilayah Provinsi; t. fasilitasi pelaksanaan forum koordinasi pimpinan daerah; u. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur dalam kedudukannya sebagai Wakil Pemerintah. BAB III KELOMPOK KERJA Pasal 5 (1) Untuk membantu pelaksanaan tugas, wewenang dan fungsi Sekretaris Gubernur, dibentuk Pokja. (2) Pokja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Pokja Bidang Stabilitas Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri; b. Pokja Bidang Penataan Wilayah dan Pembangunan Daerah; c. Pokja Bidang Penguatan Tata Kelola Pemerintahan; d. Pokja Bidang Penguatan Hubungan Pusat, Daerah dan Antar Daerah; dan e. Pokja Bidang Ketenteraman dan Perlindungan Masyarakat. Pasal 6 (1) Pokja Bidang Stabilitas Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a mempunyai tugas membantu Sekretaris Gubernur dalam menyelenggarakan fungsi pemerintahan umum, meliputi: a. menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. mengamalkan

- 7 - b. mengamalkan ideologi Pancasila dan kehidupan demokrasi; c. menjaga kerukunan antar umat beragama; dan d. memelihara stabilitas politik. (2) Pokja Bidang Stabilitas Pemerintahan dan Politik Dalam Negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Koordinator Pokja yang secara ex-officio dijabat oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Hukum dan Politik. Pasal 7 (1) Pokja Bidang Penataan Wilayah dan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b mempunyai tugas membantu Sekretaris Gubernur dalam menyelenggarakan fungsi: a. pengkoordinasian dan harmonisasi pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; dan b. fasilitasi penyelesaian perselisihan antar Kabupaten/Kota mencakup perbatasan, sumberdaya alam, aset, transportasi, persampahan dan tata ruang. (2) Pokja Bidang Penataan Wilayah dan Pembangunan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Koordinator Pokja yang secara ex-officio dijabat oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan. Pasal 8 (1) Pokja Bidang Penguatan Tata Kelola Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c mempunyai tugas membantu Sekretaris Gubernur dalam menyelenggarakan fungsi : a. pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Instansi Vertikal dan antar Instansi Vertikal di wilayah Provinsi; b. pengkoordinasian

- 8 - b. pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan antar Pemerintah Kabupaten/Kota; dan c. pengkoordinasian penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota dan koordinasi pelaksanaan kerjasama antar Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di wilayah Provinsi. (2) Pokja Bidang Penguatan Tata Kelola Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Koordinator Pokja yang secara ex-officio dijabat oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan. Pasal 9 (1) Pokja Bidang Penguatan Hubungan Pusat, Daerah dan Antar Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf d mempunyai tugas membantu Sekretaris Gubernur dalam rangka penyelenggaraan tugas yang dilimpahkan dan ditugaspembantuankan dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian kepada Pemerintah Daerah. (2) Pokja Bidang Penguatan Hubungan Pusat, Daerah dan Antar Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Koordinator Pokja yang secara ex-officio dijabat oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Keuangan. Pasal 10 (1) Pokja Bidang Ketenteraman dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf e mempunyai tugas membantu Sekretaris Gubernur dalam menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi penetapan kriteria ancaman, hambatan dan gangguan sesuai dengan situasi dan kondisi daerah; b. koordinasi

- 9 - b. koordinasi dengan aparat keamanan terkait untuk mengatasi ancaman, hambatan dan gangguan; dan c. koordinasi pelaksanaan pembangunan dan pengembangan etos kerja penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan etika dan norma yang ada di Provinsi. (2) Pokja Bidang Ketenteraman dan Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Koordinator Pokja yang secara ex-officio dijabat oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia. Pasal 11 Tugas, wewenang dan fungsi Sekretaris Gubernur yang tidak diselenggarakan oleh Pokja dilaksanakan oleh SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pasal 12 (1) Tugas Pokja Sekretaris Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 7 ayat (1), Pasal 8 ayat (1), Pasal 9 ayat (1) dan Pasal 10 ayat (1) dituangkan dalam kegiatan antara lain: a. penyiapan bahan; b. membantu pelaksanaan; dan c. pemantauan dan evaluasi. (2) Penyelenggaraan administrasi Pokja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), secara ex officio dilakukan oleh Biro Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi. BAB IV HUBUNGAN KERJA DAN TATA KERJA Pasal 13 (1) Hubungan Sekretaris Gubernur dengan Pokja bersifat hierarkis. (2) Hubungan Pokja dengan SKPD bersifat koordinatif dan fasilitatif. (3) Hubungan

- 10 - (3) Hubungan Pokja dengan Instansi Vertikal bersifat koordinatif dan fasilitatif. (4) Hubungan Pokja dengan Biro Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi bersifat koordinatif dan administratif. Pasal 14 (1) Pokja dan SKPD yang terkait dalam pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah, menerapkan prinsip: a. koordinasi; b. integrasi; c. sinkronisasi; dan d. simplifikasi. (2) Prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara vertikal maupun secara horisontal, baik ke dalam maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Pokja serta Instansi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pasal 15 (1) Koordinator Pokja menyampaikan laporan kepada Sekretaris Gubernur secara berkala maupun sewaktuwaktu sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing. (2) Penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan setiap akhir Bulan Juni dan akhir Bulan Desember tahun berjalan. BAB V PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 16 (1) Anggota Pokja berasal dari Aparatur Sipil Negara dari unsur Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi yang memenuhi persyaratan. (2) Anggota Pokja diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Gubernur. (3) Jumlah

- 11 - (3) Jumlah anggota Pokja sebanyak-banyaknya berjumlah 5 (lima) orang sesuai dengan kebutuhan. Pasal 17 Persyaratan anggota Pokja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) yaitu: a. berpendidikan minimal Strata-1; b. memahami ilmu pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; c. mampu melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi. BAB VI PENDANAAN Pasal 18 Biaya pelaksanaan tugas Pokja dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dikelola oleh Biro Administrasi Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 19 Susunan organisasi Pokja sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. BAB VIII

- 12 - BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur. Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 4 Maret 2014 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd Dr. H. SOEKARWO

- 13 - Diundangkan di Surabaya pada tanggal 4 Maret 2014 an. SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Kepala Biro Hukum ttd Dr. HIMAWAN ESTU BAGIJO, S.H.,M.H. Pembina Tingkat I NIP. 19640319 198903 1 001 BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 NOMOR 14 SERI E LAMPIRAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 14 TAHUN 2014 TANGGAL : 4 MARET 2014 SUSUNAN ORGANISASI KELOMPOK KERJA SEKRETARIS GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH SEKRETARIS GUBERNUR PENATAUSAHAAN (BIRO ADMINISTRASI PEMERINTAHAN UMUM) KOORDINATOR POKJA BIDANG STABILITAS PEMERINTAHAN DAN POLITIK DALAM NEGERI KOORDINATOR POKJA BIDANG PENATAAN WILAYAH DAN PEMBANGUNAN DAERAH KOORDINATOR POKJA BIDANG PENGUATAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN KOORDINATOR POKJA BIDANG PENGUATAN HUBUNGAN PUSAT, DAERAH DAN ANTAR DAERAH KOORDINATOR POKJA BIDANG KETENTRAMAN DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT ANGGOTA POKJA ANGGOTA POKJA ANGGOTA POKJA ANGGOTA POKJA ANGGOTA POKJA GUBERNUR JAWA TIMUR TTD. Dr. H. SOEKARWO