ESTIMASI PENYEBARAN POLUTAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL (Studi Kasus TPA Jati Barang, Kecamatan Mijen,Semarang)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 1-5 PENDUGAAN POLA SEBARAN LIMBAH TPA JATIBARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK

POLA SEBARAN LIMBAH TPA STUDI KASUS DI JATIBARANG SEMARANG (Waste Distribution Pattern Cese Study in TPA Jatibarang Semarang)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

IDENTIFIKASI PENYEBARAN LIMBAH CAIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS 3D (MODEL LABORATORIUM)

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

8.4 Self-potential (SP) method Introduction

BAB III PEMODELAN SEDERHANA 2D ANOMALI SP DALAM BENTUK LEMPENGAN. Pada kasus lempengan miring posisi-posisi dan amplitude dari titik-tiitk

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 41-48

SURVEI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL UNTUK MENGETAHUI POTENSI PANAS BUMI (STUDI KASUS OBYEK WISATA GUCI, JAWA TENGAH)

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

Kabupaten Banjar. Meirani Agustina, Sri Cahyo Wahyono, Tetti Novalina Manik Fisika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Aplikasi Metode Self Potential untuk Pemetaan Sebaran Lindi di Wilayah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Surakarta

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

LAPORAN PRAKTIKUM SELF POTENSIAL. (Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Survei Geofisik)

BAB IV INTERPRETASI KUANTITATIF ANOMALI SP MODEL LEMPENGAN. Bagian terpenting dalam eksplorasi yaitu pengidentifikasian atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Kajian Sebaran Limbah Cair Menggunakan Metode Resistivitas

Penjalaran Arus Listrik di Dalam Bumi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

ESTIMASI NILAI KERUGIAN AKIBAT PENCEMARAN. 6.1 Dampak Adanya Industri Terhadap Kualitas Lingkungan di Kelurahan Nanggewer

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

Identifikasi Polutan Dalam Air Permukaan Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin Padang

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 3 (2014), Hal ISSN :

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

Sehah dan Sukmaji Anom Raharjo. Keywords: self potential, porous pot electrode, subsurface hot fluid, Pancuran Tujuh Baturaden

ANALISIS GEOKIMIA DAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2D UNTUK MENGETAHUI ALIRAN LINDI DI TPA BABAKAN CIPARAY

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

KAJIAN KUALITAS LIMBAH CAIR KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH NIKEL PT. ANEKA TAMBANG TBK, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuat ini masih banyak kekurangannya,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

Pengaruh Sistem Open Dumping terhadap Karakteristik Lindi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Air Dingin Padang

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.


STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

NILAI RESISTIVITAS DENGAN VARIASI JARAK DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH GUNUNG KUPANG BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA

PENYELIDIKAN GEOFISIKA DI DAERAH GUNUNG RAWAN, KECAMATAN SEKAYAM, KABUPATEN SANGGAU, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air adalah kebutuhan esensi untuk semua kebutuhan manusia mulai dari air minum, pertanian, dan energi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan hidup, sampah merupakan masalah penting yang harus

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA

Analisis kuantitatif pemodelan anomali self-potential : metode gradien numerik dan metode least-square

Survei Polarisasi Terimbas (IP) Dan Geomagnet Daerah Parit Tebu Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka-Belitung

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampah di TPA umumnya masih menggunakan metode open dumping, seperti pada

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

Makalah Baku Mutu Lingkungan

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperoleh peneliti yaitu dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

Kawasaki Motor Indonesia Green Industry Sumber Limbah

Analisis Respon Resistivitas Sampel Tanah TPA Ngipik Kabupaten Gresik Berdasarkan Uji Resistivitas Skala Laboratorium

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

UJI NILAI TAHANAN JENIS POLUTAN AIR LAUT DENGAN METODE OHMIK DAN GEOLISTRIK TAHANAN JENIS SKALA LABORATORIUM

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Transkripsi:

ESTIMASI PENYEBARAN POLUTAN DENGAN METODE SELF POTENTIAL (Studi Kasus TPA Jati Barang, Kecamatan Mijen,Semarang) Kartini dan Hernowo Danusaputro Laboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak An Interptretation of pollution in TPA Jati Barang using self potensial method with state electroda configuration. Interpretation of self potensial data was done by Rao and Ram Babu teory and controlled by water sample test. The result of research show that at research data, the vertical spreading of polutin was found at the depth of the upper edges is (8.48 to 12.28) m and lower edges is (14.80 to 21.34) m angle 26 0 to 51 0. Laterally in the old mound of waste, the concentration of the pollution, means heavy metal is high and over the treshold. Abstrak Telah dilakukan intrepretasi mengenai penyebaran polutan di TPA Jati Barang dengan metode self potential mengggunakan konfigurasi elektroda tetap. Interpretasi data Self potential menggunakan teori Rao dan Ram Babu model lempeng miring dan dikontrol oleh analisis sampel air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian penyebaran polutan secara vertikal mempunyai kedalaman ujung atas berkisar antara (8.48 12.28) m, kedalaman ujung bawah (14.80 21.34) m,dengan kemiringan berkisar 26 0-51 0. Secara lateral penyebaran polutan sudah menyeluruh didaerah penelitian. Semakin dekat tumpukan sampah yang sudah lama semakin tinggi polutannya dan mengandung logam berat yang telah melebihi ambang batas PENDAHULUAN TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Jati Barang Kecamatan Mijen dengan luas 46,18 ha merupakan salah satu TPA yang menerapkan sistem Sanitary landfill. Luas lahan yang telah tertutupi sampah ± 7 ha. TPA Jati Barang menampung sampah se-semarang, yang sudah beroperasi sembilan tahun yang lalu. Dari data Dinas kebersihan kota Semarang tahun 2002 [1], komposisi sampah yang masuk ke TPA Jati Barang 61,95% terdiri dari sampah organik dan 38,05% sampah anorganik. (). Air leachate yang dihasilkan disalurkan ke bak-bak penampungan untuk diolah lebih lanjut. Namun metode ini juga memiliki beberapa kelemahan, yang paling menonjol adalah potensi pencemaran air tanah oleh air leachate. Mahal dan sulitnya pengolahan sampah sesuai sistem sanitary landfill merupakan salah satu alasan, mengapa dalam pelaksanaannya ada yang sanitary landfill dan ada yang open dumping sehingga timbul urugan liar. Urugan liar ini merupakan sumber bau, gas buang yang memungkinkan timbulnya peledakan, menambah pencemaran air melalui rembesan air leachate ke air tanah atau air bawah tanah [2]. Perubahan rancangan lokasi TPA pada saat TPA sudah beroperasi juga terjadi. Ini terlihat adanya bak-bak penampungan air leachate dekat Sungai Cebong dan tidak diolah lebih lanjut, kemungkinan lain air leachate yang dihasilkan pada tumpukan sampah tidak masuk ke saluran sebagaimana mestinya. Hal inilah yang berbahaya bila air leachate merembes masuk ke Sungai Cebong yang terletak disebelah selatan TPA. Sato dan Mooney [3] menyimpulkan bahwa unsur-unsur logam apabila masuk ke tanah atau perairan akan menyebabkan potensial diri. Terjadinya potensial diri dibawah permukaan memungkinkan 27

Kartini, Hernowo Danusaputro Estimasi Penyebaran... pengukuran diatas permukaan salah satunya dengan metode Self potential. Disamping itu unsur-unsur logam ini apabila melebihi ambang batas peruntukannya maka akan menimbulkan pencemaran. Pencemaran ini akan semakin berbahaya kalau zat-zat tersebut termasuk dalam golongan logam berat [4]. Keunggulan metode self potential dibandingkan metode-metode lain yaitu sederhana, biaya relatif murah, cepat dan tidak mengganggu kondisi bawah permukaan karena tidak menginjeksikan arus. Dengan menggunakan elektoda porouspot maka efek polarisasi saat pengukuran dapat dihindari [5]. Air leachate yang masuk kedalam air tanah atau sungai akan menimbulkan pencemaran. Hal ini berbahaya bagi pemukiman disekitarnya yang berjarak ± 300 m dan pemukiman disekitar Sungai Cebong, Sungai Kreo dan Sungai Kaligarang. Bila hal ini dibiarkan akan timbul masalah yang lebih luas bagi penduduk kota Semarang. Untuk tindakan pengawasan maka perlu dilakukan survei untuk mengetahui jenis polutan dan bagaimana penyebaran polutannya. TEORI DASAR Terjadinya Potensial Diri Metode Self potential (SP) adalah metode pasif, karena pengukurannya dilakukan tanpa menginjeksikan arus listrik lewat permukaan tanah, perbedaan potensial alami tanah diukur melalui dua titik dipermukaan tanah. Potensial yang dapat diukur berkisar antar beberapa milivolt (mv) hingga 1 volt [6]. Self potensial adalah potensial spontan yang ada di permukaan bumi yang diakibatkan oleh adanya proses mekanis ataupun oleh proses elektrokimia yang di kontrol oleh air tanah. Proses mekanis akan menghasilkan potensial elektrokinetik sedangkan proses kimia akan menimbulkan potensial elektrokimia (potensial liquid-junction, potensial nernst) dan potensial mineralisasi. Komponen rekaman data potensial diri yang diperoleh dari lapangan merupakan gabungan dari tiga komponen dengan panjang gelombang yang berbeda, yaitu efek topografi (TE) ), SP noise (SPN ) dan SP sisa (SPR) [7]. Model Self potential Dalam penafsiran kuantitatif biasanya didekati dengan model fisis bentuk-bentuk sederhana, seperti bola, lempeng dan silinder sehingga dapat dijabarkan persamaan matematisnya. Model lempeng dua dimensi sering digunakan untuk interpretasi data SP (Self potential). Metode interpretasi anomali SP (Self potential) model lempeng telah dikembangkan oleh Rao and Ram Babu (1983) [8]. Dengan melihat data geologi lapangan maka interprestasi SP pada penelitian ini didasarkan pada teori Rao and Ram Babu model lempeng dua dimensi dengan asumsi strike tak berhingga. Penafsiran benda penyebab anomali model lempeng miring Lempeng miring yang tertanam di dalam tanah (Gambar 1) dianggap sebagai suatu sumber anomali SP (Self potential) terletak pada kedalaman dari ujung atas (h), kedalaman ujung bawah (H) dan panjang (2l). y H o z x-a Gambar 1. Penampang lintang model lempeng dua dimensi Dalam sistem koordinat kartesian O berada tepat di ujung batas lempeng, sumbu Y terletak pada arah strike, sedangkan sumbu Z adalah arah vertikal. Dip (θ) dari lempeng diukur searah jarum jam terhadap sumbu X positif. Untuk kasus ini besarnya potensial-diri yang terukur di setiap titik P sepanjang profil yang sejajar sumbu X, dirumuskan dengan persamaan: r 2 V 1 ( x) = M ln (1) r 2 θ a 2l r 1 x r 2 x h 28

Bila r 1 dan r 2 pada persamaan (1) dinyatakan dalam x, maka didapat : 2 2 x + h V( x ) = M ln.. 2 2 ( x a) + H (2) Iρ H h dimana : M = dan a = 2 π tan θ dengan I :rapat arus per satuan panjang, ρ : resistivitas medium, x : jarak titik origin (0,0) ke titik P, sedangkan h : kedalaman ujung atas lempeng dan H : kedalaman ujung bawah lempeng dengan θ : sudut kemiringan lempeng terhadap arah horizontal. Bila ditentukan x 0 : jarak ½ V max dan V min ; x s : jarak simetris yaitu jarak dari titik origin ke titik yang mempunyai amplitudo yang sama tetapi berlainan tanda; x max : jarak dari titik origin ke titik yang mempunya voltase maksimum, x min : jarak dari titik origin ketitik yang mempunyai voltase paling minimum, sehingga parameter-parameter dari lempeng yang terdiri dari : kedalaman ujung atas (h), kedalaman ujung bawah (H) dan kemiringan benda penyebab anomali ( θ ) dapat dihitung dari jarak - jarak x 0, x s, x max, x min, yaitu dengan menggunakan persamaan persamaan : ( x.x ) 1/ 2 max min h = (3) xs h a = 2x H 0 2 1 2 2 ( x a ) 2 s (4) = (5) H h θ = tan (6) a METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan April- Juni 2003 di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Jati Barang, Kelurahan Jati Barang, kecamatan Mijen, Semarang. Secara geografis TPA terletak antara 110 0 25-110 0 30 Bujur timur dan 6 0 50-7 0 30 LS. Pengambilan Data Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari informasi geologi (dari peta geologi, sistem pengolahan sampah dan jenis-jenis sampah yang masuk ke TPA Jati barang.. Setelah itu dilakukan proses pengambilan data di lapangan pada tempat-tempat yang dianggap prospek (dalam penelitian ini yaitu antara timbunan sampah lama dan sungai cebong). Untuk membuktikan bahwa anomali disebabkan oleh polutan maka dilakukan pengambilan sampel air untuk diteliti.. Metode yang dipakai dalam pengumpulan data potensial diri adalah metode elektroda tetap Dengan melihat topografi maka interval pengukuran 15 m dan jarak antar lintasannya juga 15 m. Pengolahan Data a. Pengolahan Data SP Data yang diperoleh dilapangan kemudian dikoreksi dan diinterpretasi kuantitatif dan kualitatif b. Tes Sampel Air Untuk mengetahui jenis polutan yang terdapat pada daerah penelitian yang menyebabkan anomali, maka dilakukan tes. Tes sampel air meliputi parameter fisik, parameter kimia dan kandungan logam berat dari masing-masing sampel air yang diambil. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Self Potencial Pengukuran potensial diri dilapangan meliputi 15 lintasan. Lokasi survei berada disebelah selatan timbunan sampah yang terkena dampak. Dari data lapangan diperoleh kontur isopotensial (Gambar 2) Setelah dilakukan koreksi topografi dan noise maka diperoleh kontur residual (Gambar 3). Pada kontur residual di pilih lokasi yang mempunyai klosur-klosur tertutup untuk dibuat tampang melintang A-A, B-B, C-C, D-D dan E-E yang melewati titik-itik yang mempunyai nilai lebih negatif atau lebih positif Hasil perhitungan Parameterparameter Polutan dari Masing- Masing Penampang Melintang Data penampang A-A kemudian diproyeksikan ke koordinat kartesian sehingga diperoleh penampang melintang (Gambar 4) Setelah dihitung maka diperoleh kedalaman ujung atas (h) 12.28 m, ujung bawah (H) 14.80 m 29

Kartini, Hernowo Danusaputro Estimasi Penyebaran... timur 200 150 100 50 B' C C' 0 0 50 100 150 200 250-10 -15-20 -25-30 -35-40 -45-50 -55-60 -65-70 -75 Pembahasan Berdasarkan penampang melintang dan peta kontur isopotensial serta memperhatikan data litologi setempat, dalam hal ini menggunakan acuan peta geologi lembar Semarang dan peta geologi tata lingkungan, maka didapatkan hasil penafsiran penyebaran polutan secara kualitatif dan kuantitatif sebagai berikut : timur Gambar 2 Kontur isopotensial data lapangan B' B D E C A' selatan 50 100 150 200 250 selatan Gambar 3 Kontur isopotensial residual dengan kemiringan 48.99 0. Dari data C-C diperoleh kedalaman ujung atas (h) 8.74 m, ujung bawah (H) 16.18 m dengan kemiringan 35.00 0. Dari data D-D diperoleh kedalaman ujung atas (h) 11.11 m, ujung bawah (H) 21.34 m dengan kemiringan 50.00 0. Untuk data E-E diperoleh kedalaman ujung atas (h) 8.48 m, Ujung bawah (H) 16.73 m dengan kemiringan 51.22 0 E' D' C' 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0-5 -10-15 -20-25 -30-35. Penyebaran polutan secara kualitatif Secara kualitatif penyebaran polutan dapat terlihat dari peta kontur isopotensial. Dari peta kontur potensial terlihat bawah penyebaran polutan yang paling tinggi terletak pada timbunan sampah yang sudah lama. Keberadaan posisi zona anomali diwakili dengan menurunnya potensial hingga secara numerik berharga negatif dan klosur-klosurnya lebih rapat. Penyebaran polutan pada dekat sungai maupun pada tumpukan sampah yang baru cukup rendah, hal ini ditandai dengan harga potensial diri yang kecil. Penyebaran polutan secara kuantitatif Penyebaran secara kuantitatif meliputi dua hal yaitu penyebaran secara vertikal dan hasil tes sampel air. a. Penyebaran polutan secara vertikal Untuk mengetahui penyebaran secara vertikal serta mengacu pada data geologi yang ada maka polutan diasumsikan menyebar membentuk lempeng miring. Untuk mengetahui parameter-parameter benda penyebab anomali (polutan) digunakan teori dari Rao dan Ram Babu. Setelah dilakukan perhitungan polutan menyebar dengan kedalaman ujung atas berkisar antara (8.48-12.28) m, kedalaman ujung bawah (14.80-21.34) m dengan kemiringan 26 0-52 0. G r a f i k h u b u n g a n a n t a r a p t e n s i a l d e n g a n j a r a k 5 5 3 5 tegangan (mv) 1 5-5 - 2 5 0 1 5 3 0 4 5 6 0 7 5 9 0 1 0 5 1 2 0 j a r a k ( m ) - 4 5-6 5 Gambar 4. Data Penampang A-A 30

Hasil Tes Sampel Air Tabel 1. Sampel air yang telah diperiksa dilaboratorium Sample Detection No Parameter Air Leachate Air Sungai Air Sumber Limits Units Method 1 Aluminium, Al 0.073 0.057 0.077 0 mg/l ICP 2 Iron, Fe 0.039 <0.007 <0.007 0.007 mg/l ICP 3 Cadmium, Cd <0.004 <0.004 <0.004 0.004 mg/l ICP 4 Zinc, Zn 0.04 0.026 0.008 0.002 mg/l ICP 5 Lead, Pb 0.12 0.10 <0.04 0.04 mg/l ICP 6 Nickel, Ni <0.015 <0.015 <0.015 0.015 mg/l ICP 7 Copper, Cu 0.043 0.033 0.014 0.006 mg/l ICP 8 Cobalt, Co <0.007 <0.007 <0.007 0.007 mg/l ICP 9 Silver, Ag <0.007 <0.007 <0.007 0.007 mg/l ICP 10 Manganese, Mn 1.906 0.232 0.007 0.002 mg/l ICP 11 Mercury, Hg 0.0003 <0.0002 0.0002 0.0002 mg/l AAS b. Penyebaran polutan dari tes sampel air Tes sampel air meliputi karakteristik fisika, kimia dan kandungan logam berat.sebagai acuan digunakan baku mutu air minum. Karakteristik Fisika 1. Suhu yang paling tinggi terdapat pada air sumber sebesar 27,6 0 C; air sungai dan air leachate 27,5 0 C. Dari ambang batas yang diperbolehkan (suhu udara ± 3) suhu air daerah penelitian belum melebihi nilai yang diijinkan. 2. Warna yang paling tinggi terdapat pada air leachate 300 Pt Co; air sungai 5 Pt Co; dan air sumber 20 Pt Co. Dari ambang batas yang diperbolehkan (25 Pt Co) air leachate telah melebihi ambang yang diijinkan. 3. Kekeruhan tertinggi terdapat pada air sumber 10,72 NTU; air sungai 0,21 NTU; dan air leachate 2,10 NTU. Ambang batas yang diperbolehkan yaitu 5 dan air sumber telah melebihhi ambang batas yang diperbolehkan. 4. DHL (daya hantar listrik) tertinggi terdapat pada air leachate 1500 µ mhos/cm; air sungai 700 µ mhos/cm dan air sumber 210 µ mhos/cm. 5. TDS tertinggi terdapat pada air leachate 1000 mg/l; air sungai 470 mg/l dan air sumber 140 mg/l semuanya belum melebihi ambang bats. 6. TSS tertinggi terdapat pada air sumber 40.00 mg/l; air leachate 39.00 mg/l dan air sungai 8 mg/l. Dari parameter fisika (warna, DHL, TDS, TSS) ternyata tertinggi terdapat pada air leachate. Air sumber mempuyai tingkat kekeruhan yang paling tingggi disebabkan diatas lokasi air sumber merupakan area persawahan. Karakteristik Kimia 1. ph (Derajat Keasaman) tertinggi terdapat pada air sumber 7,93; air leachate 7,42 dan air sungai 7,10. Nilai derajat keasaman yang melebihi 7 menunjukkan bahwa cairannya sudah bersifat agak basa, dalam hal ini cairan akan lebih banyak menyerap ion-ion Na, K, Ca dan Mg. 2. Sulfida (S * ) kandungan sulfida tertinggi terdapat pada air leachate 1,44 mg/l; air sumber 0,88 mg/l dan air sungai 0,72 mg/l. 3. Sulfat (SO 4 ) kandungan sulfat tertinggi terdapat pada air sungai 43,11 mg/l; air sumber 16,39 mg/l dan air sungai 1,46 mg/l. 4. Kalsium (Ca) kandungan Ca tertinggi terdapat pada air sungai 160,75 mg/l; air sumber 42,43 mg/l dan air leachate 71,81 mg/l. 31

5. Magnesium (Mg) kandungan magnesium tertinggi terdapat pada air sungai 80,19 mg/l; air leachate 55,40 mg/l dan air sumber 47,63 mg/l. Kandungan logam berat Kandungan logam berat (Al, Fe, Cd, Zn, Pb, Ni, Cu, Co, An, Mn, Hg) yang telah melebihi ambang batas pada masing-masing sampel air yaitu 1. Air leachate, logam berat yang melebihi nilai ambang batas yaitu Pb (timbal) dan Mn (mangan) 2. Air sungai, logam berat yang melebihi nilai ambang batas yaitu Pb (timbal) dan Mn (mangan) 3. Air sumber, kandungan logam beratnya belum melebihi ambang batas tetapi mempunyai derajat keasaman > 7. Hal ini menunjukkan bahwa cairannya sudah bersifat agak basa, sehingga cairan akan lebih banyak menyerap ion-ion Na, K, Ca dan Mg. Secara keseluruhan kandungan logam berat tertinggi terdapat pada air leachate. Potensial yang tinggi ini disebabkan karena pada tumpukan sampah yang sudah lama tersebut mempunyai nilai konduktivitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan air dekat sungai maupun air sumber. Hal ini dimungkinkan pada tumpukan sampah yang sudah lama leachate yang dihasilkan tidak masuk ke gorong-gorong dan leachate yang sudah terdapat di bak penampungan yang tidak diolah lebih lanjut telah merembes kedalam tanah. Rembesan inilah yang memungkinkan terjadi proses elektrokinetik dan proses elektrokimia KESIMPULAN Penyebaran polutan tertinggi berada di timbunan sampah lama, titik-titik dekat sungai dan pada timbunan sampah yang baru penyebaran polutannya masih rendah. Dari hasil tes sampel air, pada titik dekat timbunan sampah lama nilai daya hantar listrik paling tinggi yaitu 1500 µ mhos/cm; diikuti air sungai sebesar 700 µ mhos/cm dan terakhir air sumber 210 µ mhos/cm Kandungan logam berat yang telah melebihi ambang batas yaitu Pb (Timbal) dan Mn (Mangan). Kedua-duanya terdapat pada air leachate dan air sungai.dilihat dari parameter-parameter sumber polutan ujung atas berkisar antara (8.48-12.28)m, kedalaman ujung bawah (14.80-21.34)m dengan kemiringan berkisar 26 0-51 0. DAFTAR PUSTAKA [1].Dinas kebersihan Kota Semarang, Data Produksi dan Komposisi Sampah di kota Semarang, Pemerintah Daerah Kotamadya Semarang, 2002, [2].Bennet, Matthew, Environmental Geology: Geology and The Human Environmental, John Wiley & Sons, Canada, 1997. [3].Sato dan Mooney, The Elektrochemical Mechanism Of Sulphida Self Potensial, Geophysics, Vol.XXV, Hal 226-246, 1960. [4].Hutagalung, Horas p, t.t.h, Pencemaran Air Laut oleh Logam Berat, Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, LIPI, Jakarta, 2002. [5].Sharma, P.V., Environmental and Geophysics, Cambridge University Press, Cambridge, chapter 5, 1997. [6].Corry, E.C, Spontaneous Polarization With Porphyry sulphida Mineralization, Geophysics,Vol. 50, No.6, hal 1020-1034, 1985. [7].Telford, W.M., Geldard, L.P., Sherrif, R.E., Keys, D.AApplied Geophysics, Cambridge University Press, Cambridge, 1967. [8].Nurwidiyanto, M.I., Survey Geophysics Metode Self Potential Terhadap Mineral Sulfida di Daerah Krajan, Skripsi Fakultas MIPA, UGM, Yogyakarta, 1990. 33