OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

dokumen-dokumen yang mirip
OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR TK LEMBAH SARI AGAM ZAINAB ABSTRAK

PENINGKATAN MORAL ANAK USIA DINI MELALUI BONEKA JARI DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI 1 KOTO TUO KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan budaya dan karakter bangsa merupakan isu yang mengemuka di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

PENGEMBANGAN EMPATI ANAK USIA DINI MELALUI MENDONGENG DI TAMAN KANAK-KANAK ASYIYAH PARIAMAN

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING HURUF BERGAMBAR DI TK NEGERI PEMBINA AGAM NIKE PRANSISKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap pasangan suami istri yang telah menikah pasti mengharapkan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

Oleh: LITA AYU SOFIANA A

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

Penanaman Nilai-Nilai Moral Pada Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

JURNAL PENELITIAN. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UPAYA ORANG TUA DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN NILAI NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

PENGARUH PEMBERIAN PENGUATAN TERHADAP PERKEMBANGAN MORAL ANAK Di KELOMPOK B3 TK NEGERI PEMBINA PALU. Zulfitri 1

I. PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan difokuskan pada beberapa hal pokok berupa latar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indri Cahyani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi di Taman Kanak-kanak Tauladan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN DADU ANGKA DI TK DHARMAWANITA PERSATUAN AGAM N U R M A I N I ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LABUAN PANIMBA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

Jurnal Pesona PAUD Vol.I No 1 Page 1

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

Transkripsi:

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Oleh KARTIKA SANI A. PENGATAR Pendidikan karakter menjadi salah satu fokus utama beberapa tahun terakhir dalam perkembangan pendidikan di Tanah Air. Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan pendidikan karakter, sehingga seluruh anggota masyarakat mempunyai suatu kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap memperhatikan norma-norma di masyarakat yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Pembangunan karakter dan juga pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas, tetapi juga harus memiliki budi pekerti dan sopan santun agar keberadaannya sebagai masyarakat akan menjadi bermakna baik bagi dirinya. Betapa tidak, dewasa ini kita sedang dihadapkan pada persoalan kemunduran moral yang sangat serius. Pergesera sikap kepribadian yang mengarah pada berbagai perilaku amoral sudah demikian jelas dan nampak terjadi di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Rasa malu, berdosa dan juga bersalah dari perbuatan yang buruk serta pelanggaran terhadap norma-norma, baik norma agama, norma hukum, norma susila, tidak lagi menjadi tuntunan dalam menciptakan suatu kehidupan yang bertanggung jawab dalam memelihara nilai-nilai kemanusiaan.

Tantangan tersebut merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, terutama bagi dunia pendidikan agar ujian berat ke depan yang dapat dilalui dan juga dipersiapkan oleh seluruh generasi bangsa Indonesia. Kata kunci untuk memecahkan persoalan tersebut terletak pada upaya penanaman dan pembinaan kepribadian dan karakter manusia sejak dini, termasuk pada jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK). Megawangi dalam Gunansyah (2011 : www.kompasiana.com) menyebutkan, pendidikan karakter yang baik adalah pendidikan yang dimulai sedini mungkin dalam keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia anak 8 tahun, dan 20% sisanya akan terjadi pada pertengahan atau pada akhir dasawarsa kedua. Anakanak akan menyerap semua hal pada saat berusia empat tahun, dan itu adalah periode emas otaknya. Dalam pedoman Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), Direktorat PAUD, (2011 : 8), menjelaskan bahwa pada pendidikan anak usia dini nilai-nilai karakter yang dipandang sangat penting dikenalkan dan ditanamkan ke dalam perilaku mereka mencakup : kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kejujuran, disiplin, toleransi dan juga cinta damai, percaya diri, mandiri, saling tolong menolong, kerjasama, dan gotong-royong, hormat dan sopan santun, tanggung jawab, kerja keras, kepemimpinan dan keadilan, kreatif, rendah hati, peduli lingkungan, cinta bangsa dan Tanah Air. Menurut Kurniawaty (2011 : 7) pendidikan karakter adalah upaya penanaman nilai-nilai karakter kepada anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan YME,

diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak. Bicara tentang pendidikan karakter erat pula kaitannya dengan perkembanga moral anak. Suyanto (2005 : 67), menyebutkan, bahwa perkembangan moral anak ditandai dengan kemampuan anak untuk memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku. Perkembangan moral ini mempunyai aspek kecerdasan dan juga aspek implusif, anak harus belajar apa saja yang benar dan yang salah, selanjutnya setelah mereka cukup besar mereka harus diberi penjelasan mengapa itu benar dan juga mengapa itu salah. Perkembangan pada moral anak dapat dipengaruhi oleh perkembangan intelektual dan penalaran, oleh karena itu diperlukan sebuah latihan bagi mereka tentang bagaimana berprilaku moral dan konteks tertentu. Taman Kanak-kanak sebagai salah satu lembaga formal PAUD seperti yang terangkum dalam Undang undang (UU) RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kini telah menjadi harapan baru dalam menumbuh kembangkan pentingnya pendidikan karakter sejak dini.

B. MASALAH Dari hasil pengamatan penulis, di Taman Kanak-kanak Ester Manembo, masih banyak anak-anak yang belum tahu mengenal apa itu nilai-nilai pendidikan karakter. Seperti nilai karakter saling menghormati, pentingnya sikap bekerjasama, dan kecintaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan sikap bertanggung jawab, dan lainlainnya. Untuk mengoptimalkan nilai-nilai karakter bagi murid Taman Kanak-kanaK salah satunya menurut pengamatan penulis dapat dilakukan dengan bermain di sentra bermain peran. Bermain peran dapat difokuskan pada aktifitas anak sehari-hari seperti di sekolah. Menurut Hurlock (1990 : 329), bermain peran seringkali disebut permainan pura-pura yaitu suatu bentuk bermain aktif di mana anak-anak melalui perilaku dan bahasa yang jelas, berhubungan dengan materi atau situasi yang seolah-olah hal itu memiliki sebuah atribut yang lain ketimbang yang sebenarnya. Jenis bermain ini dapat bersifat reproduktif atau produktif yang bentuknya sering disebut kreatif, dalam permainan drama reproduktif anak-anak berusaha mereproduksi situasi atau kondisi yang telah diamatinya dalam kehidupan yang sebenarnya atau media dalam permainannya. Sebaliknya dalam permainan drama produktif, anakanak menggunakan situasi, tindakan dan bicara dari situasi nyata ke dalam bentuk yang baru dan berbeda permainan drama reproduktif biasanya mendahului permainan drama produktif. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terpanggil untuk melakukan penelitian yang menggunakan metode bermain peran dan praktik langsung yang dapat meningkatkan perkembangan nilainilai pendidikan karakter pada anak, sehingga anak mempunyai pengalaman hidup yang baik.

Berikut ini penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : Bagaimana sentra bermain peran dapat mengoptimalisasikan pengenalan nilai-nilai pendidikan karakter pada anak usia dini di Taman Kanak-kanak Ester Manembo, Bolaang Mongondow? Penelitian ini selain bertujuan untuk dapat mengenalkan dan meningkatkan nilai-nilai karakter pada anak melalui sentra bermain peran, juga bertujuan untuk disampaikan pada Simposium GTK 2016 nantinya. Penelitian ini juga akan bermanfaat bagi anak, yakni guna menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter kepada anak-anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan juga tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai kebaikan dan kebajikan, kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, yang ada dilingkungan maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak mulia. Khusus bagi guru, penelitian ini diharapkan agar bisa memberikan suatu manfaat untuk lebih inovatif dalam memberikan pelajaran pendidikan karakter kepada anak, yang selama ini belum terakomodasi dalam penjabaran tingkat pencapaian perkembangan yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.

C. PEMBAHASAN DAN SOLUSI Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Iskandar (2009 : 21), Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian ilmiah yang dilakukan secara rasional, juga sistematis dan reflektif terhadap berbagai tindakan yang akan dilakukan oleh guru, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa sebuah kegiatan belajar dan mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang akan dilakukan. Penelitian tindakan kelas ini pada hakekatnya adalah untuk memperbaiki atau untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran di dalam kelas, dengan melaksanakan suatu tahapan-tahapan penelitian tindakan kelas, dengan menerapkan berbagai teori dan strategi pembelajaran yang relevan. Penelitian ini juga terlaksana dengan melibatkan teman guru sejawat. Subjek penelitian ini adalah anak Kelompok B 1 Taman Kanakkank Ester Manembo Bolaang Mongondow, Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah murid 10 orang yang terdiri dari 7 laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Adapun aspek yang akan diamati, seperti nilai karakter saling menghormati, pentingnya sikap bekerjasama, tolong menolong dan kecintaan terdapat Tuhan Yang Maha Esa, dan sikap bertanggung jawab. Artinya dari 15 nilai karakter yang dikemukakan Direktorat PAUD, penulis membatasi hanya mengambil empat nilai karakter saja, seperti nilai karakter yang telah tergambar dalam aspek yang diamati tersebut.. Untuk pengamatan misalnya, selama kegiatan ini berlangsung, guru akan mengamati anak dalam proses pembelajaran, baik secara individu maupun secara kelompok, yang diamati berupa perubahan-

perubahan yang nantinya akan terjadi dan hasil yang dicapai sebagai dampak dari tindakan yang dilakukan kemudian didokumentasikan sebagai data otentik. Observasi ini juga bertujuan untuk mengumpulkan data selama penelitian berlangsung. Setelah pengamatan telah dilakukan dan hasil apa yang sudah dicapai setelah melakukan penelitian apakah penelitian ini perlu dilakukan salah satu tindak lanjut pada penelitian berikutnya. Dari catatan tersebut akan diadakan refleksi sehingga kelemahan yang terdapat pada siklus 1 akan diperbaikan dan dioptimalkan pada siklus berikutnya. Pada siklus II ini, peneliti akan melaksanakan perbaikan kegiatan pembelajaran berdasarkan hal-hal yang ditentukan atau halhal yang belun tercapai pada siklus I. Data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian yang berlangsung dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif untuk memperoleh hasil maksimal terhadap penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Adapun data yang digunakan sebagai bahan untuk menentukan tindakan berikut yaitu : observasi hasil belajar anak dan wawancara anak digunakan untuk mengambil kesimpulan dan tindakan yang dilakukan dan pengaruhnya terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Pada kondisi awal sebelum penelitian dilakukan, kemampuan anak dalam mengoptimalisasikan pendidikan karakter anak di kelas B I Taman Kanak-kanak Ester Manembo Bolaang Mongondow belum optimal. Hal ini terbukti pada sebagian besar anak di kelas B I masih banyak sikap anak yang kurang menghargai dan menghormati orang lain. Kemudian sikap kerjasama dan tanggung jawab terhadap dari apa yang sudah mereka lakukan juga masih rendah. Begitu juga dalam menjalankan ibadah, anak-anak sering lupa saat sedang asyik bermain Pada kondisi awal sebelum tindakan kemampuan karakter anak dalam menghormati orang lain (teman) dalam bermain, hanya 1 anak

yang bernilai baik dengan nilai persentase 10%, baru 2 orang anak yang bernilai cukup dengan nilai persentase 20%, yang tergolong kategori kurang masih perlu arahan 7 orang anak dengan nilai persentase 70%. Untuk melihat apakah anak dapat bekerjasama dalam kegiatan, baru 1 anak yang mendapat nilai baik dengan nilai persentase 10 %, yang cukup 3 anak dengan nilai persentase 30 %, yang kurang 6 anak dengan nilai persentase 60%. Untuk kemampuan mengingat beribadah dan sekaligus melaksanakannya di sela-sela bermain, pada kondisi awal tidak ada anak yang bernilai baik dengan persentase 0%. Kemudian yang masuk kategori cukup terdapat 3 anak dengan persentase 30 %, dan yang kurang 7 anak dengan persentase 70%, membutuhkan arahan dan bimbingan. Dalam merapikan peralatan bermain yang telah digunakan oleh anak, maka jumlah anak baik 1 anak dengan persentase 10%, karena sudah mau merapikan peralatan permainan. Kemudian yang benilai cukup 2 anak dengan persentase 20%, yang nilai kurang 7 anak lagi dengan persentase 70 %, masih butuh arahan dan bimbingan. Sebelum penelitian dilaksanakan, akan dilakukan analisis kurikulum untuk menentukan kompetensi dasar dan indikator yang akan dikembangkan pada anak dalam kegiatan permainan disentra bermain peran. Kompentensi dasarnya adalah anak mampu melakukan kebiasaan yang baik dan menghargai orang lain dalam memerankan setiap jenis-jenis pekerjaan, seperti petani, pedagang, nelayan, dokter, dan lain-lainnya. Perencanaan yang dilakukan adalah membuat persiapan mengajar dengan membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH) dengan Tema Pekerjaan,yang akan dilaksanakan dengan komponenkomponen adalah indikator, kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar serta penilaian perkembangan anak yang terdiri dari alat dan

hasil penilaian. Selanjutnya membuat media yang akan digunakan dalam permainan, menentukan metode yang akan digunakan dalam permainan. Metode yang digunakan adalah metode bermain peran dan praktek langsung. Media yang dipakai adalah gambar jenis-jenis pekerjaan dan alat yang digunakannya serta pakaian untuk menentukan jenis pekerjaan yang diperankan. Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan II upaya perbaikan terhadap optimalisasi pendidikan karakter anak kelihatan semakin baik dan semakin nyata hasilnya. Hal ini terlihat dari meningkatnya angka indikator kinerja baik terhadap kesenangan belajar maupun hasil belajar yang dicapai oleh anak maka sesuai dengan rumus yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:32) untuk siklus I anak akan memperoleh nilai rata-rata 25% dan untuk siklus ke II memperoleh hasil dengan nilai rata-rata 82,5% dan untuk mengetahui interprestasi anak berdasarkan kriteria yang ditentukan.optimalisasi pendidikan karakter anak melalui sentra main peran meningkat dari 25% menjadi 82,5% memberikan arti bahwa perbaikan yang telah dilakukan terhadap kelemahan yang ditemukan pada siklus I dan siklus II mencapai sasaran dengan baik. Pemahaman anak tentang nilai-nilai karakter melalui tema pekerjaan pada sentra main peran dapat diartikan semakin tinggi persentasenya. Semakin tinggi percaya diri anak dalam memerankan setiap jenis pekerjaan maka semakin meningkat pemahaman tentang nilai-nilai karakter. Terjadinya peningkatan nilai-nilai karakter dari siklus I ke siklus II karena peneliti telah memberikan strategi pembelajaran yang menyenangkan, bimbingan dan arahan serta media permainan yang menarik saat bermain peran. Hal ini sesuai dengan esensi dari penelitian tindakan kelas itu sendiri, yang menjadikan seorang guru terlibat langsung dalam upaya perbaikan proses belajar mengajar.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan pendidkan karakter anak usia dini pada tema pekerjaan dan dapat memberikan sumbangan positif terhadap peningkatan pembelajaran. Berdasarkan tindakan penelitian siklus I dan siklus II dapat dijabarkan keberhasilan dalam permainan dalam sentra main peran dalam optimalisasi pendidikan karakter anak sebagai berikut: 1. Ditinjau dari aktivitas guru, pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan berhasil 2. Pemahaman nilai-nilai karakter anak dalam kegiatan bermain pada sentra main peran meningkat a. Anak dapat menghormati teman dalam memerankan setiap jenis pekerjaan pada sentra main peran yang mencapai presentase baik memperoleh nilai baik dari 20% menjadi 80%. Menurut Arriyani (2010:28). main peran memberikan kesempatan pada anak untuk memainkan peran-peran yang beragam dengan tujuan agar mereka mengerti, menghormati dan memiliki empati peran-peran yang ada di sekitar mereka serta sikap-sikap positif lainnya pada diri anak b. Anak dapat melaksanakan kegiatan ibadah (Shalat) disaat sela-sela bermain disentra main peran yang mencapai presentase baik dari 20% menjadi 80%. Menurut Arriyani (2010 : 28) main peran memberikan kesempatan kepada anak untuk memainkan peranperan yang beragam dengan tujuan agar mereka mengerti, menghormati, kerjasama, kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki empati peran-peran yang ada disekitar mereka. c. Anak mampu merapikan peralatan main yang telah digunakan pada sentra main peran yang mencapai persentase baik dari 30% menjadi 90%. Menurut Arriyani (2010 : 28) main peran memberikan kesempatan kepada anak untuk memainkan peran-peran yang beragam dengan tujuan agar mereka mengerti, menghormati, kerjasama, kecintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanggung

jawab dan memiliki empati peran-peran yang ada disekitar mereka. Optimalisasi pendidikan karakter anak melalui sentra bermain peran ini sangat menyenangkan bagi anak. Hal ini terlihat dari hasil yang dicapai pada siklus 1 menjadi meningkat pada siklus II. Di sini kita sudah melihat bukti nyata dari hasil yang dicapai melalui bermain peran di sentra main peran. Permainan sangat membantu optimalisasi pendidikan karkter anak. Anak sudah bisa mengenal sikap yang baik dan buruk terhadap apa yang mereka lakukan. Tingkat keberhasilan dan kesenangan anak dalam belajar dapat diketahui dari hasil wawancara langsung kepada anak setiap anak sudah selesai bermain di sentra main peran dengan 3 pertanyaan. Dimana terlihat angka rata-rata siklus II melebihi 75% hasil yang dibuktikan bakwa observasi yang dilakukan guru dalam pembelajaran memiliki peningkatan yang lebih baik, karena didukung oleh hasil wawancara sebagai bukti nyata. Peneliti menyadari bahwa pendidikan karkter itu harus diterapkan pada anak usia dini. Banyak anak yang pintar dan berprestasi, namun belum tentu karakternya baik. Yang jelas, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bermain peran dapat mengoptimalisasikan pendidikan karakter anak usia dini melalui sentra main peran.

D. KESIMPULAN DAN HARAPAN PENULIS Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan tentang optimalisasi pendidikan karakter anak usia dini melalui sentra main peran sebagai barikut : 1. Usia dini merupakan langkah awal untuk membentuk akhlak anak untuk mengenalkan nilai baik kepada anak supaya anak menjadi individu yang berkarakter. Hal ini dilakukan melalui permainan di sentra main peran. 2. Pada usia dini pembelajaran pendidikan karakter anak dapat diberikan secara terpadu dalam ketentuan kurikulum. Setiap indikator dan kegiatan yang dilakukan harus memasukan pendidikan kerakter ke dalam indikator dan kegitan tersebut. 3. Melalui permainan di sentra main peran, pendidikan karakter anak dapat dioptimalisasikan. 4. Terjadi peningkatan pendidikan karakter seperti nilai-nilai karakter hormat, kerjasama, tanggung jawab, serta rasa cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam bermain peran. 5. Optimalisasi pendidikan karakter anak ada hasilnya setelah melakukan permainan di sentra main peran. Berdasarkan kesimpulan yang di peroleh di atas dapat diberikan saran-saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian tindakan kelas di masa yang akan datang 1. Disarankan kepada guru-guru agar dapat melakukan permainan di sentra main peran kepada anak didik pada proses pembelajaran, agar permainan di sentra lebih bervariasi. 2. Disarankan kepada pihak sekolah Taman Kanak-kank Ester Manembo hendaknya melengkapi sarana dan prasarana sehingga pendidikan karakter anak dapat optimal. 3. Peneliti telah berhasil melaksanakan permainan di sentra main peran dengan subjek penelitian murid kelompok B1 Taman Kanak-

kanak Ester Manembo. 4. Bagi pembaca diharapkan dapat menggunakan karya tulis ini sebagai sumber ilmu pengetahuan guna untuk menambah wawasan dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya...

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta :PT Bumi Aksara. Arriyani, Neni. 2010. Sentra Main Peran, Jakarta : Pustaka Al-Falah Gunansyah, Ganes. 2010. Orientasi Penyelenggaraan Pendidikan Dasar Berbasis Pendidikan Karakter. Diakses dari www.kompasiana.com. 12 April 2011. Hurlock, B Elizabeth. 1990. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi : Gaung Persada (GP) Press. Kemendiknas RI. 2011. Pedoman Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PAUDNI), Direktorat PAUD. Kurniawaty, Aries Susanty. 2011. Pengembangan Karakter Anak Usia Dini di Lembaga PAUD. Jakarta: Litbang RA Istiqlal. Suyanto, Slamet. 2005. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI.