BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembukaan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

COVER Lembar penetapan Kata Pengantar Daftar Isi. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Visi dan Misi SMK Tujuan SMK ISI KTSP. Tujuan Program Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Isi dinyatakan, bahwa pengembangan diri merupakan salah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan beberapa

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pegangan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pelajar di negeri ini. Fenomena mencontek, tawuran antar pelajar, orang tuanya juga semakin memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. disampaikan kessimpulan-kessimpulan utama.

Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. kita, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Di satu sisi,

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan diperlukan guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan manusia yang berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelompok dengan pendekatan mentoring halaqah dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan telah memberikan kontribusi yang besar dalam membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

2015 PEMBELAJARAN GITAR DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP AL-AZHAR SYIFA BUDI PARAHYANGAN PADALARANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan dan strategi agar sesuai

BAB I PENDAHULUAN. serta dipupuk secara efektif melalui strategi dan pengelolaan pendidikan dan

Oleh : Muflihah Istiqomah S BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang cepat untuk menghimpun informasi baru yang dibutuhkan sebagai

DOSEN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS STKIP SILIWANGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan pengembangan diri di SMKN Wonorejo dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam mengembangkan dan mengekspresikan diri dalam beradaptasi dengan lingkungan sekolah, teman, keluarga dan masyarakat sekitar. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo berasal dari berbagai daerah yang bermukim di pondok pesantren dan juga dari kalangan masyarakat sekitar, pada saat ini produk didik tidak lagi mempunyai kepekaan nurani yang berlandaskan moralitas, hal ini disebabkan pada era global saat ini, meskipun siswa didik sudah bermukim di pondok akan tetapi masih bisa nantinya terpengaruh aksi-aksi kekerasan,konvoi lulusan dan bahkan pesta sex, peranan sekolah sebagai pendidik moral yang vital pada saat melemahnya pendidikan saat ini sangat penting sekali adanya penekanan pendidikan karakter, 1

karena muncul beragam persoalan karakter sehingga pihak sekolah mengambil inisatif untuk menekankan dan mengutamakan pembangunan karakter, baik melalui mata pelajaran maupun melalui pengembangan diri. Pengembangan diri merupakan wadah yang sangat tepat untuk membentuk karakter anak didik dan menumbuhkan bakat minat, dalam hal ini pada kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan konseling yang selama ini hanya merupakan kegiatan informal, Hal itu tercermin dalam indikator pengembangan diri yang menempatkan pendidikan karakter sebagai misi guna mewujudkan visi sekolah karena kita ingin membangun manusia yang berakhlak, berbudi pekerti dan berperilaku baik. KTSP yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006. Perubahan kurikulum ini tentu menuntut perubahan dalam banyak hal bagi para pelaku pendidikan terutama para guru di SMKN Wonorejo sebagai ujung tombak keberhasilan visi misi sekolah. Salah satu hal baru yang terdapat dalam KTSP SMKN Wonorejo adalah kegiatan pengembangan diri, pelaksanaan pengembangan diri berdasarkan kurikulum KTSP di mulai di SMKN Wonorejo pada tahun pelajaran 2008/2009. Dari tahun ketahun program kegiatan pelaksanaan tidak terkontrol dengan maksimal dari pihak berwenang sekolah, padahal program pengembangan diri merupakan salah satu program yang bisa dijadikan wadah pengembangan bakat minat serta karakter siswa.pada struktur kurikulum pendidikan menengah dicantumkan kegiatan pengembangan diri dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran. Pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 2

dijelaskan bahwa kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran tetapi palaksanaannya dianggap sangat penting dalam rangka mengembangkan minat dan bakat terutama juga sangat penting adalah pengembangan pada karakter siswa. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekpresikan diri sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat sesuai dengan kondisi sekolah. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara tri pusat pendidikan antara lain: pemerintah, keluarga dan masyarakat. Ketiga pihak inilah mempunyai tanggung jawab yang sama dalam membina anak melalui upaya pendidikan. Dalam dunia pendidikan yang menjadi fokus perhatian adalah peserta didik, baik itu di TK, SD, SMP, SMA/SMK maupun di Perguruan Tinggi. Berbagai tanggapan bermunculan terutama mengenai kegiatan pengembangan diri yang pada struktur KTSP dicantumkan dengan jelas bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran, tetapi eksistensinya dipandang sangat penting. Karena bukan merupakan mata pelajaran,akan tetapi Bimbingan Karir dan Konseling bagi peserta didik yang meliputi kemampuan menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan, layanan belajar baik pribadi maupun kelompok. Kebijakan tentang bentuk kegiatan pengembangan diri diserahkan kepada satuan pendidikan. Sekolah sebagai satuan pendidikan menentukan macam macam kegiatan ekstrakurikuler, masing-masing kegiatan ekstrakurikuler maupun 3

bimbingan konseling harus mempunyai dan menyusun program kegiatan pengembangan diri tersebut. Hal ini memungkinkan terjadinya berbagai permasalahan dalam isi program pengembangan diri atau tidak mempunyai program kegiatan, hal ini sangat menarik untuk dikaji. Sebagai program kegiatan relatif pengembangan diri mulai terlaksana baru di SMKN Wonorejo, program tahun pelajaran 2009/2010, kegiatan pengembangan diri menemui berbagai kendala. Sumber daya yang merupakan faktor terpenting dalam implementasi KTSP masih dianggap kurang baik dalam kuantitas maupun kualitas. Pada Penjelasan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kegiatan pengembangan diri dibimbing atau difasilitasi oleh guru, konselor, atau tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Pada kenyataannya, keberadaan konselor atau tenaga profesional non guru masih belum mencukupi. Disamping itu pula managemen pengelolaan pendidikan yang masih cenderumg sentralistik ikut menghambat pelaksanaan kegiatan pengembangan diri. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1.2.1. Bagaimanakah isi program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan? 4

1.2.2. Bagaimanakah pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan? 1.2.3. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat siswa serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan? 1.2.4. Bagaimanakah model evaluasi program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.3.1. Mendapatkan gambaran tentang isi program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat siswa serta karakter pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan 1.3.2. Mengetahui pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan 1.3.3. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan 5

1.3.4. Mengetahui model evalusi dan pelaporan hasil pelaksanaan program pengembangan diri dalam rangka mengembangkan bakat dan minat serta karakter siswa pada SMKN Wonorejo Kabupaten Pasuruan 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, disamping prestasi akademik, Prestasi non akademik perlu dapat dicapai melalui program pengembangan diri dan harus menjadi sebuah prioritas penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu penelitian tentang program pengembangan diri menjadi sangat penting terutama bukan hanya pada peningkatan bakat dan minat siswa saja tetapi adanya perubahan pada karakter siswa ke arah lebih baik sesuai dengan tujuan sekolah. Hasil akhir penelitian program pengembangan diri diharapkan dapat menambah kepustakaan Sebagai sebuah kerangka teori tentu masih membutuhkan kajian yang lebih mendalam. Hasil penelitian dapat digunakan oleh peneliti lain yang mempunyai minat terhadap program pengembangan diri sebagai kajian awal untuk melakukan penelitian lanjutan atau penelitian dengan fokus berbeda. 1.4.2 Manfaat Empiris Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, masyarakat pemerhati pendidikan, pihak sekolah. Bagi peneliti yang berprofesi sebagai seorang guru, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman tentang program pengembangan diri dan menambah pengalaman tentang penelitian 6

khususnya penelitian kualitatif, serta meningkatkan profesionalisme. Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan tentang program pengembangan diri di sekolah dan membentuk serta mengarahkan karakter siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Bagi pihak sekolah hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan baru sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya pendidikan karakter. 1.5 Penegasan Istilah - satu alinea saja Agar tidak menimbulkan salah pengertian atau menimbulkan perbedaan penafsiran makna, maka perlu penegasan atau kejelasan kata-kata kunci dalam penelitian ini, yaitu analisis kebijakan, pengembangan diri, karakter. 1.5.1 Analisis Kebijakan Dalam penelitian ini mengacu pada definisi analisis kebijakan menurut Dunn (2000: 10), yaitu aktivitas menciptakan pengetahuan tentang kebijakan dan dalam proses pembuatan kebijakan, dengan meneliti sebab, akibat, dan kinerja program. 1.5.2 Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah program yang disusun oleh satuan pendidikan untuk meningkatkan bakat dan minat serta karakter peserta didik melalui kegiatan bimbingan konseling yang dibina oleh konselor atau guru Bimbingan Konseling (BK) dan ekstrakurikuler yang dibimbing oleh guru atau tenaga kependidikan lain. 7

1.5.3 Pendidikan Karakter Pendidikan karakter dalam penelitian ini sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baikburuk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati sehingga mampu mewujudkan terutama dalam dunia usaha maupun dunia industri. (Yang dimaksud penulis) 1.5.4 Minat Bakat Minat adalah dorongan yang kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu yang menjadi keinginannya.minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat dan keberadaannya merupakan faktor utama dalam pengembangan bakat. Bakat merupakan kondisi atau kualitas yang dimiliki seseorang,yang memungkinkan seseorang tersebut akan berkembang pada masa mendatang 1.5.5 Isi Program Pengembangan Diri Isi program pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler. 1.5.6 Pelaksanaan Program Pengembangan Diri Pelaksanaan program pengembangan diri dilaksanakan dengan 8

perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan: Layanan dan kegiatan pendukung konseling, kegiatan ekstra kurikuler. Pelaksanaan program pengembangan diri memerlukan kesiapan sistem pendukung yang tidak sedikit, efektifitas, dan efisiensi, fleksibilitas. program disamping faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program baik internal maupun eksternal. 1.5.7 Faktor yang Berpengaruh dalam Program Pengembangan Diri Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program baik internal maupun eksternal. Faktor internal seperti kepemimpinan kepala sekolah, manajemen, budaya kerja warga sekolah dapat menjadi faktor pendukung maupun penghambat pelaksanaan program pengembangan diri. Faktor eksternal yang mendukung antara lain: komite sekolah dan orang tua siswa. 1.5.8 Evaluasi Program Pengembangan Diri Evaluasi program pengembangan diri dalam rangka pengembangan bakat minat dan karakter siswa pada pendidikan kejuruan diarahkan terhadap proses dan hasil. Evaluasi terhadap hasil dan praktek kinerja dilakukan dengan dua model, yaitu evaluasi performan dan evaluasi partispatif. 9