BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mengarahkan perkembangan manusia menuju kearah yang lebih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Long life education adalah motto yang digunakan oleh orang yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bingung, potensi apa yang kita miliki. Mana yang benar-benar bakat alami dan

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memberikan peran yang sangat besar dalam menciptakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia. Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah

LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan ajaran yang mengandung aturan-aturan tentang jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan ekstrakurikuler merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan unsur dan berbagai bidang dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. untuk melengkapi dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Begitu. sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM PEMILIHAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 RANTAU. Noor Jannah

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi SMKN Wonorejo di lingkungan pesantren yang merupakan. lembaga sekolah kejuruan yang bernuansa pesantren, siswa SMKN Wonorejo

2015 PERBANDINGAN TINGKAT DISIPLIN SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKULIKULER BULUTANGKIS DAN KARATE DALAM PEMBELAJARAN PENJAS

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diperlukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai. keseimbangan jasmaniah dan rohani menuju kedewasaan, disinilah untuk

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bangsa yang berada dalam tahap pembangunan dan perkembangan,

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI SEPAK BOLA SEKOLAH MENENAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 RAMBATAN KECAMATAN RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah perkembangan kepribadian manusia. Telah dirumuskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1

PROGRAM KERJA KOORDINATOR EKSTRAKURIKULER SMP ITUS JALAKSANA TAHUN AJARAN 2015/2016 SMP ITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Isi dinyatakan, bahwa pengembangan diri merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya mampu menciptakan individu yang berkualitas dan

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Selain mendididik siswa untuk. pemahaman, daya pikir, keterampilan dan kemampuan-kemampuan lain.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun

BAB VI PENUTUP. pelajaran di SMPN 1 Sumberrejo sudah berjalan cukup baik meskipun

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM BIMBINGAN BELAJAR DAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA. Karim

ARTIKEL ILMIAH MOTIVASI SISWA KELAS VIII MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURILER DI SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani ditandai dengan proses mempelajari gerak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB II KONSEP TENTANG KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN HASIL BELAJAR. sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan

BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 CIKANDE

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bermutu tidak cukup dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengarahkan perkembangan manusia menuju kearah yang lebih baik, bahwa pendidikan adalah upaya mengarahkan perkembangan kepribadian (aspek psikilogik dan psikofisik) manusia sesuai dengan hakekatnya agar menjadi insan kamil, dalam rangka mencapai tujuan akhir kehidupannya. 1 Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengembangkan keberadaban manusia. Pendidikan mempunyai pengertian bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar ia menjadi orang dewasa. Dalam perkembangan yang selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang ataupun sekelompok orang agar dapat menjadi dewasa serta terdidik dalam bertindak, sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang dimilikinya dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk merealisasikan hal tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan perlu sekali ditingkatkan demi tercapainya cita-cita 1 Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling Dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2004) h. 97.

2 bangsa dan negara. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 22 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang pengembangan diri, sebagai berikut: Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi Sekolah. Kegiatan pengembangan diri dapat difasilitasi dan atau dibimbing oleh Konselor, Guru atau Tenaga Kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. 2 Dapat dirumuskan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh Guru. Pelaksanaan kegiatan pengembangan diri berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mata pelajaran, seperti pada umumnya kegiatan belajar mengajar setiap mata pelajaran dilaksanakan dengan lebih mengutamakan kegiatan tatap muka dikelas, sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan, dibawah tanggung jawab guru yang memiliki kompetensi dibidangnya. 2 Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009) h. 413.

3 Kegiatan ekstrakurikuler mencakup semua kegiatan di sekolah yang tidak diatur dalam kurikulum, sebagian dari kegiatan ekstrakurikuler dikordinir dan dilaksankan oleh organisasi siswa intra sekolah, di bawah bimbingan orang yang ahli pada bidang masing-masing. 3 Kegiatan ekstrakurikuler sangat dimungkinkan untuk mengembangkan potensi yang sudah dimiliki siswa di luar kegiatan pembelajaran, melalui bantuan guru bimbingan konseling atau guru pembimbing yang memiliki kompetensi di bidangnya, kegiatan pengembangan diri dapat pula dilakukan melalui kegiatan di luar jam efektif yang bersifat temporer, seperti mengadakan diskusi kelompok, permainan kelompok, bimbingan kelompok, dan kegiatan lainnya yang bersifat kelompok, seperti halnya kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar program yang tertulis di dalam kurikulum, seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. 4 Dengan adanya pembinaan kegiatan ekstrakurikuler yang terkordinir secara baik, dapat menyalurkan kebutuhan, minat, dan bakat anak dapat disalurkan sesuai dengan keinginannya peserta didik, agar nantinya ada persiapan yang mereka miliki untuk menghadapi sekolah lanjutan dan juga diharapkan dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler siswa tidak hanya dituntut cerdas dalam bidang intelektual saja tapi juga cerdas dalam bidang lainnya salah satunya bagus dalam kegiatan ekstrakurikuler. 3 B. Suryobroto, Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta: 2005), h. 58. 4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001) h. 291.

4 Salah satu sekolah yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Banjar yang terletak di Jalan Ahmad Yani, yaitu Sekolah SMP Negeri 1 Kertak Hanyar. Jumlah siswanya di sana adalah orang, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kertak Hanyar adalah Ibu Hj Misrita, S.Pd Guru BK di sana berjumlah 2 orang yakni Bapak Ahyat S.Pd dan Ibu Hj. Siti Norhayati, S.Pd di sana terdapat 15 Kelas yakni terdiri dari kelas VII sebanyak 5 Kelas, VII 5 kelas dan IX 5 kelas. Di Sekolah SMP Negeri 1 Kertak Hanyar. Setelah melakukan penjajakan awal peneliti melihat bahwa kegiatan ekstrakurikuler berjalan dengan baik, kegiatan ekstrakurikulernya diantaranya adalah Pramuka, Karate, PMR, Paskibra, dan Olahraga (Basket dan Futsal) kegiatan tersebut dikordinir oleh guru-guru yang ahli dalam bidangnya, dan guru BK di sana berperan sebagai pemberi motivasi kepada anak-anak disana agar aktif dalam kegiatan yang dia ikuti, banyak prestasi yang diraih oleh para siswa-siswa SMP Negeri 1 Kertak Hanyar terutama dalam bidang olahraga futsal. Dengan mengetahui keadaan di lapangan maka peran dari kegiatan ekstrakurikuler ini sangat penting guna membantu pengembangan diri tiap-tiap individu itu sendiri agar dapat berkembang secara bagus dan optimal. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul PENGEMBANGAN DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DI SMP NEGERI 1 KERTAK HANYAR KABUPATEN BANJAR.

5 B. Definisi Operasional Agar penelitian ini terarah dan tidak terjadi kesalahpahaman serta meluasnya pembahasan akan diberikan batasan istilah: 1. Pengembangan diri Pengembangan diri adalah mengembangkan potensi diri yang dimilki seseorang. Potensi diri maksudnya adalah sesuatu yang kita punya yang merupakan kekuatan dan belum tergali dengan maksimal, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. 5 Pengembangan diri di sini yakni mengembangakan kemampuan siswa yang sudah dimilki atau sesuatu hal yang belum ada dan ditumbuhkan, dengan bantuan guru pembimbing dengan cara pemberian motivasi kepada Siswa dan menyarankan untuk mengikuti kegiatan. 2. Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan di sekolah/madrasah. 6 Kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran biasa, dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler 5 http: //www.siswa.web.id/2012/08/pengertian pengembangan-diri.html? m=1 Tanggal akses: 27 Desember 2013 jam 08.40 6 Prayitno(ABKIN), Panduan Pengembangan Diri, (Jakarta: Chimpago, 2006), h. 13.

6 diharapkan dapat meningkatkan potensi yang sudah siswa miliki, karena dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler potensi siswa dapat dikembangkan berdasarkan bakat, minat, dan hobbi siswa itu sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Maka peniliti melakukan penelitian yang terfokus pada kegiatan ekstrakurikuler saja yang membahas tentang perencanaan dan pelaksanaan. Dalam hal perencanaan yang dicari datanya meliputi sasaran kegiatan ekstrakurikuler, substansi kegiatan ekstrakurikuler, pelaksanaan kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasian kegiatan ekstrakurikuler, waktu, tempat dan sarana. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler diantaranya latar belakang siswa saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan apa saja yang ada di SMP Negeri 1 Kertak Hanyar, serta hambatan apa saja yang dialami saat melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan cara mengatasinya. C. Rumusan Masalah a. Bagaimana perencanaan pengembangan diri siswa pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Kertak Hanyar? b. Bagaimana pelaksanaan pengembangan diri siswa pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Kertak Hanyar? D. Tujuan Penelitian a. Mengetahui perencanaan pengembangan diri siswa pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Kertak Hanyar.

7 b. Mengetahui pelaksanaan pengembangan diri siswa pada kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Kertak Hanyar. E. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Teoretis Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan mamfaat yang signifikan bagi semua pihak disamping sebagai bahan masukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler yang diselenggarakan di SMP Negeri 1 Kertak Hanyar ini merupakan kegiatan yang bisa menumbuhkembangkan potensi serta menyalurkan bakat dan minat peserta didik. Karena pada ekstrakurikuler tersebut banyak keterampilanketerampilan yang diajarkan, sehingga sangat berguna bagi perkembangan serta potensi yang dimiliki peserta didik. b. Kegunaan Secara Praktis 1) Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam ilmu pendidikan terutama yang berkaitan dengan penerapan kegiatan ekstrakurikuler disekolah. 2) Bagi praktisi pendidikan, khususnya guru bimbingan dan konseling, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan pertimbangan akan pentingnya penerapan kegiatan ekstrakurikuler untuk perkembangan potensi peserta didik khususnya siswa SMP Negeri 1 Kertak Hanyar.

8 F. Sistematika Penulisan Penelitian ini penulis susun dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I adalah Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, sistematika penulisan dan kajian pustaka. Bab II berisi Landasan Teori tentang pengembangan diri siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. Bab III berisi Metode Penelitian, yang terdiri dari jenis dan pendekatan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data serta prosedur penelitian. Bab IV adalah Laporan Hasil Penelitian, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data. Bab V adalah Penutup, yang berisi simpulan dan saran. G. Kajian Pustaka 1. Kajian pustaka yang dipakai oleh penulis adalah dari skripsi Muhammad Sairani dengan judul Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Pembinaan Kesiswaan Pada Man Selat Tengah Kabupaten Kapuas, Tahun 2014, penelitian di lakukan di MAN Selat Tengah Kabupaten Kapuas, Peneliti menggunakan penelitian lapangan (field reseach) yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

9 Hasil penelitian yang dibuat penulis adalah bahwa Guru Bimbingan Konseling berperan dengan baik dalam pembinaan kesiswaan pada MAN Selat Tengah Kabupaten Kapuas. Peran tersebut adalah melakukan penggalian bakat dan minat siswa melalui data pribadi, angket (daftra isian) kegiatan ekstrakurikuler dan observasi terhadap siswa secara langsung, melaksanakan layanan penempatan siswa pada berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan koordinator berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Kritikan penulis mengenai skripsi saudara Muhammad Sairani adalah dalam penegasan judul memang sudah bagus akan tetapi alangkah lebih baik lagi fokos penelitian yang akan diteliti di jelaskan, bukan hanya sekedar memaparkan judul skripsi saja,