PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI ELECTRIC ARC FURNACE DENGAN INJEKSI OKSIGEN UNTUK MENGHEMAT BIAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI BAJA 1

dokumen-dokumen yang mirip
Konsumsi Baja per Kapita Tahun 2014

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perkembangan sektor industri nasional. Kualitas daya yang baik pada

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

Metode Evaluasi dan Penilaian. Audio/Video. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam skor: 0-100(PAN)

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KONVERSI ENERGI DI PT KERTAS LECES

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH VARIASI VOLUME AIR PADA WATER TANK DAN BEBAN LISTRIK TERHADAP PERFORMANSI POLYMER ELECTROLYTE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC)

REFRAKTORI ( BATU TAHAN API )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghubungkan aliran listrik trafo dengan mesin mesin yang ada di PT Sanwa

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 1, April 2012 ISSN

OLEH Ir. PARLINDUNGAN MARPAUNG HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI (HAKE)

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN COGENERATION PLANT. oleh Gas turbin yang juga terhubung pada HRSG. Tabel 3.1. Sample Parameter Gas Turbine

LAPORAN TUGAS AKHIR PROTOTYPE POWER GENERATION

ABSTRAKSI A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari Putaran Mesin Motor Matic Untuk Penerang

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EMISI GAS RUMAH KACA PADA INDUSTRI SEMEN, BAJA, PULP, KERTAS DAN TEKSTIL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB VI ANALISA PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN BAHAN BAKAR GAS

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

Optimasi Operasi Pembangkit Termis Dengan Metode Pemrograman Dinamik di Sub-Regional Bali

Konservasi Energi di Kilang Gas Alam Cair/LNG Melalui Peningkatan Efisiensi Pembakaran pada Boiler

I. PENDAHULUAN. Pengembangan energi ini di beberapa negara sudah dilakukan sejak lama.

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

proses welding ( pengelasan )

Material dengan Kandungan Karbon Tinggi dari Pirolisis Tempurung Kelapa untuk Reduksi Bijih Besi

STUDI PEMILIHAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI PABRIK GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) XI SITUBONDO

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena serta hubungan-hubunganya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah

BAB IV DESIGN SISTEM PROTEKSI MOTOR CONTROL CENTER (MCC) PADA WATER TREATMENT PLANT (WTP) Sistem Kelistrikan di PT. Krakatau Steel Cilegon

PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama pada dunia industri. Banyak faktor yang menjadi penentu kualitas daya dari

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

Optimalisasi Penjadwalan Pembangkit Listrik di Sistem Sorong

ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara

Permasalahan. - Kapasitas terpasang 7,10 MW - Daya mampu 4,92 MW - Beban puncak 31,75 MW - Defisit daya listrik 26,83 MW - BPP sebesar Rp. 1.

BAB II. Landasan Teori

Special Submission: PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

OPTIMISASI ENERGI LISTRIK PADA RANGKAIAN DUA AKTUATOR HIDROLIK MENGGUNAKAN VARIASI KATUP PEMBATAS TEKANAN DI HYDRAULIC TRAINING UNIT

BAB I PENDAHULUAN. mentransmisikan dan mendistribusikan tenaga listrik untuk dapat dimanfaatkan

1. Fabrikasi Struktur Baja

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

ANALISA PERFORMANSI BOILER DENGAN TYPE DG693/ PADA PLTU PANGKALAN SUSU LAPORAN TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI MEKANIK

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

Konservasi Energi: Melalui Aplikasi Teknologi Kogenerasi

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pengaruh Temperatur Air Pendingin Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Motor Diesel Stasioner di Sebuah Huller

Disampaikan pada Seminar Membuka Sumbatan Investasi Efisiensi Energi di Indonesia: Tantangan dan Peluang Kebijakan dan Regulasi

BAB I PENDAHULUAN. (BFO, mei 2010), mendorong kilang-kilang kelas dunia terus berusaha memperbaiki

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

TUGAS AKHIR PROTOTYPE OXYHYDROGEN FUEL GENERATOR

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB I PENDAHULUAN. adalah mengenai kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja (health, safety and

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID MENGGUNAKAN METAL OXIDE CATALYST PROCESS KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dari Ethylene Dichloride dengan Kapasitas Ton/ Tahun. A.

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM, HIDROGEN DAN ETANOL 99% TERHADAP PERFORMANSI DAN EMISI GAS BUANG MESIN GENSET OTTO

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

1 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISIS OPTIMASI MODEL JARINGAN DISTRIBUSI PLTH DI WILAYAH BENGKUNAT

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Kata kunci :Dapur busur listrik,tungku peleburan,peleburan aluminium.

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

PENUTUP BAB V. 5.1 Kesimpulan. Dari audit dan analisa yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tri Fani, 2014 Studi Pengaturan Tegangan Pada Sistem Distribusi 20 KV Menggunakan ETAP 7.0

KUPOLA UDARA PANAS UNTUK MEMPRODUKSI NPI (NICKEL PIG IRON) DARI BIJIH NIKEL LATERIT

ANALISIS NON PRODUCT OUTPUT DALAM RANGKA PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI BERBAGAI INDUSTRI

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014 ISSN: X Yogyakarta, 15 November 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI ELECTRIC ARC FURNACE DENGAN INJEKSI OKSIGEN UNTUK MENGHEMAT BIAYA ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI BAJA 1 Arief Wisnu Wardhana 2 Abstract: The highest production in steel making process is the cost of melting in the Electric Arc Furnace (EAF). The higher the electricity cost, the higher the production cost would be. Some means have to be done, therefore, in the melting process, in order to achieve higher efficiency. One of them is by installing a water cooling panel system at the furnace s wall and roof. Another way is by chemica reaction through oxygen injection into EAF. The combination of the two will result in tap voltage at higher current and long arc setting. By obtaining higher power factor and long arc, we can achieve higher productivity and electricity cost saving. Experience and data shows that the power factor and long arc obtained can save up to 1.9 Kwh per Nm3 oxygen. Using the data, if oxygen re increased until 30N m3/ton, the fixed production cost would increased approximately 5 % for every increase of Rp.100,-/Kwh in electricity cost. Therefore, in order to stabi e the production cost, energy transformation capacity should be increased to become 130 MVA which is combined with an adequate oxygen injection management. Key words : Electrical Arc Furnace, long arc, oxygen injection, power factor PENDAHULUAN Pada perusahaan baja, untuk melebur bahan baku yang terdiri dari besi tua (scrap) besi spons (spons iron), batu kapur (limestone) dan bahan campuran lainnya menjadi baja diperlukan energi yang sangat besar untuk proses peleburan bahan baku tersebut. Salah satu cara peleburan bahan baku tersebut ialah dengan menggunakan energi listrik yang dihasilkan pada Dapur Busur Listrik atau Electric Arc Furnace disingkat EAF. Dalam skala industri besar seperti industri baja di PT Krakatau Steel berkaitan dengan aspek energi dihadapkan pada masalah cara penyediaan energi yang dibutuhkan dan cara pengelolaan sehingga diperoleh efesiensi penggunaan yang sebesar-besarnya. Pada kondisi energi yang terbatas, pabrik pemakai energi harus dikelola agar menjadi industri yang tidak boros energi. Dari aspek ekonomi, biaya energi listrik terbesar pembuatan baja di sebuah pabrik baja, proses peleburan menempati urutan pertama kemudian disusul peringkat berikutnya biaya refraktori, dan ketiga adalah biaya electrode. Oleh karenanya kajian dalam tulisan ini dititik beratkan pada langkahlangkah strategis yang dapat dilakukan dalam operasional dan pengembangan Electrical Arc Furnace. Berdasarkan kajian ilmiah melalui pengamatan data dan pengalaman di PT Krakatu Steel. Dalam pembuatan besi baja melalui proses pembakaran pada dasarnya merupakan reaksi kimia antara bahan baker yang terdiri dari karbon dan hydrogen dengan oksigen yang berasal dari udara.untuk menghasilkan karbon dioksida dan uap air disertai panas. Dari kedua persamaan reaksi tersebut pada hekekatnya apabila kandungan carbon dan hydrogen dalam bahan bakar diketahui maka jumlah oksigen yang dibutuhkan dapat diperhitungkan. Penggunaan bahan carbon berupa grafit dan oksigen yang diperhitungkan tersebut dapat diinjeksikan kedalam electric 1 Artikel Hasil Penelitian 2 Fakultas Teknik Universitas Jendral Soedirman

GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 arc furnance sehingga memproleh efesiensi yang tinggi dari segi pemakaian biaya energi listrik. Masalah peningkatan efesiensi biaya energi listrik di semua industri besar menjadi sangat penting untuk dicermati karena harga minyak diesel untuk industri terus beranjak naik sejak tahun 2000 yang hingga kini mencapai Rp 6650/liter untuk industri, Untuk kategori industri, mikyak diesel tidak termasuk komoditi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang disubsidi oleh pemerintah. Harga BBM ditetapkan secara fluktuatif dan mengambang sesuai dengan harga minyak dunia. Dengan demikian harga minyak diesel pun akan sangat fluktuatif mengikuti mekanisme pasar, dengan konsekuensi harga listrik untuk industri juga akan berfluktuasi. METODE PENELITIAN Kajian tentang efesiensi produksi electric arc furnace dengan injeksi oksigen untuk menghemat biaya energi listrik pada industri baja didasarkan pada hasil penelitian empiris yang dilakukan bersamaan dengan pengalaman operasional penggunaan dapur busur listrik di PT Krakatau Steel dan data laporan hasil kerja penggunaan tindakan tersebut yang direkam dan dijadikan dasar dalam mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas. Dalam hal ini, kajian ini merupakan penelitian deskriptif - kualitatif. Data diambil berdasarkan pengamatan lapangan, dan dilakukan validasi data tengan triangulasi teori. Triangulasi teori dilakukan dengan memanfaatkan referensi kajian-kajian dalam masalah manajemen energi elektrik, manajemen ekonomi dan energi serta konservasi energi di Steel Making. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis constant-comparison. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAPUR BUSUR LISTRIK Di perusahaan besar seperti perusahaan baja PT Krakatau Steel, teknologi dapur Busur Listrik atau electric Arc Furnace dilakukan dengan sistem pabrikasi yang mengandalkan sistem peleburan. Peralatan utama dapur busur lisrik terdiri dari peralatan mekanik.dan peralatan listrik. Peralatan mekanik berupa dinding dapur ( shell) dan atap ( roof) dapur busur listrik menggunakan sistem refraktori.. Sistem refraktori tersebut mengharuskan operasi dapur busur listrik dilakukan pada low voltage dan low power factor dengan arus sekunder yang besar. Sasaran utama operasionalnya yaitu agar sebanyak mungkin busur listrik mengalir ke baja cair dan meminimumkan pengaruh buruk busur listrik terhadap dinding dapur. Agar memperoleh manfaat penggunaan teknologi dapur busur listrik yang maksimal, perusahaan dapat memodifikasi dinding dapur dan roof dengan memasang sistem panel pendinginan air ( water cooled panel). Dengan demikian memungkinkan dapur busur listrik beroperasi dengan power factor yang lebih tinggi untuk mendapatkan busur listrik yang lebih besar ( long arc). Kenyataan dalam praktek, untuk memperbesar power factor dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) memperkecil setting arus sekunder untuk tegangan tap tertentu dan (2) menaikkan tegangan tap untuk arus sekunder tertentu. Kedua cara tersebut di atas dapat ditempuh sebuah pabrik untuk mencapai sasaran optimasi energi listrik dan juga electrode. Contoh penerapan metode pertama adalah pada awal berdirinya Pabrik Billet baja (saat masih menggunakan refraktori pada dinding dapur roof), operasi EAF dilakukan pada arus sekunder yang relative tinggi 43 KA, selanjutnya setelah dinding dapur dan roof dilindungi dengan pipa air pendingin, arus sekundernya di set pada 41 KA. Akhir-akhir ini setting arus sekunder dilakukan pada 38 KA sehingga menghasilkan power factor yang lebih besar. Demikian pula di EAF-6 SSP-1 serta EAF-9 dan EAF-10 SSP-2 telah dipasang Neutral Furnance Controller untuk mengendalikan gerakan elekrode untuk mendapatkan power factor yang lebih tinggi (Satrio.1998). Penerapan metode kedua terlihat dari pemilihan teknologi EAF seperti ditunjukkan pada gambar-1 yang menggambarkan hubungan antara kapasitas trafo terhadap tegangan tap maksimal. Makin tinggi 2

Arief Wisnu Wardhana, Peningkatan Efesiensi Produksi E ectric Arc Furnace Dengan Injeksi Tegangan Sekunder Maks (V) 1200 1000 800 600 400 BSP SSP-1 Gambar-1 juga mengindikasikan bahwa sejak BSP, SSP-1, kemudian dibangun SSP-2 serta rencana pemilihan teknologi EAF selalu diarahkan pada peningkatan produktivitas yang dikombinasikan dengan efisiensi dan optimasi yang dapat memberikan hasil kinerja terbaik.(agung dan Taufik, 1998). Untuk memperjelas uraian tersebut di atas, dapat disimak Gambar-1. Peningatan efisiensi operasi EAF menjadi hal yang sangat penting terutama untuk memprediksi kecenderungan kenaikan harga listrik dan adanya tuntutan produktifitas yang 140 120 makin besar. Pemilihan 100 transformer Ultra High 80 Power (UHP) merupakan kebijakan strategis yang 60 harus dilakukan. Hal 40 tersebut tercermin dari 20 rencana pelaksanaan 0 optimasi EAF SSP-1 dengan kapasitas trafo yang lebih besar untuk memproduksi slab sebanyak 1,5 juta ton per tahun atau dengan tap to tap time saat Gambar 2. Produktivitas (Ton/Jam) SSP-2 Future (UHP) Kapasitas Trafo (MVA) ini. Grafik produktivitas terhadap kapasitas trafo ditunjukkan dalam gambar 2. B. KEBUTUHAN ENERGI DALAM PROSES PELEBURAN Konsep power factor sangat 200 Series1 penting dalam memahami 0 tentang energi listrik secara 30 60 90 120 150 efesien. Daya total atau Kapasitas Trafo (MVA) power factor yang dikirim kesebuah resistor akan Gambar 1. Penerapan Metode T egangan Tap dibuang dalam bentuk energi panas.(boylestad, 1994) tegangan tap pada setting arus sekunder Perbaikan power factor menjadirata-rata diatas maksimum (sesuai dengan kemampuan 0,85 untuk setiap bulannya akan menghasilkan electrode mengantarkan arus), maka busur pengehematan sebesar nilai penalty pada listriknya akan makin panjang. Hal tersebut tagihan listrik berikutnya. Rendahnya power akan menuntut operasional yang jauh lebih factor menyebabkan dampak negative atau rumit dalam hal pengendalian slag untuk fasilitas seperti Electric arc furnace menjadi mencegah serangan busur listrik terhadap tidak efektif.yakni dapat menurunkan efesiensi refraktori. biaya operasi. Energi yang masuk ke dalam sistem EAF merupakan gabungan dari energi kimia (Q) energi listrik atau power yang dialirkan melalui electrode yang digunakan untuk melebur muatan dalam EAF digambarkan sebagai arc power (P-a). Sementara itu, power input (Pi) merupakan total daya masuk ke dalam sistem EAF yang merupakan jumlah dari P-a dan P-loss tersebut merupakan kehilangan power atau energi karena rugi-rugi saluran, kabel, transformer, dan lain-lain. Selain terjadinya kehilangan energi karena BSP SSP-1 SSP-2 Future (UHP) 0 50 100 150 200 Series1 Grafik Produktivitas Terhadap Kapasitas Trafo 3

GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 rugi-rugi, juga terjadi kehilangan energi karena radiasi ke water coolingpanel, roof dan dedusting dapur (q). Bila energi untuk peleburan baja dan slag masing-masing disebut E1 dan E2, efisiensi trafo disebut ( z )serta waktu untuk peleburan (t), maka neraca energi EAF secara matematis dapat ditulis : (Pa.z-q)*t +Q = E1 + E2 = konstan Dari persamaan tersebut, dapat dihitung waktu yang diperlukan untuk proses peleburan dan energi listrik yang dibutuhkannya. Makin tinggi arc power dan makin besar energi eksothermis melalui injeksi oksigen maka konsumsi energi listrik akan makin rendah dan kecepatan peleburan akan makin besar. C. ANTISIPASI KENAIKAN HARGA LISTRIK UNTUK PROSES PELEBURAN Pemerintah selama ini membuat kebijakan dengan menetapkan harga minyak diesel untuk industri mengikuti harga pasar dan tidak disubsidi, disertai dengan kenaikan harga dasar listrik PLN. Dengan demikian harga yang harus dibayar oleh perusahaan diprediksi juga akan naik. Dengan adanya kenaikan harga listrik tersebut maka akan terjadi kenaikan biaya produksi slab seperti ditunjukkan pada grafik Gambar-3. Apabila terjadi kenaikan harga dasar listrik, maka biaya produksi akan meningkat sebesar 6%. Kemudian biaya produksi tersebut akan naik lagi sebesar 5% untuk setiap kenaikan harga listrik per Rp 100/kwh.(Priyono, 1998). Adanya kecenderungan kenaikan biaya produksi akibat kenaikan harga listrik, maka perusahaan harus berusaha memaksimalkan penggunaan oksigen dalam proses peleburan. Saat ini konsumsi oksigen untuk peleburan baik di SSP-1 maupun di SSP-2 masih relativ kecil, yaitu 10Nm3/ton di SSP-1 dan 15 Nm3/ton di SSP-2. Diharapkan di masa yang akan datang oksigen yang dapat diinjeksikan 20-30 Nm3/ton. Hal ini sudah tentu memerlukan investasi tambahan seperti supersonic lances, post combustion, dan atau bottom tuyere. Konsekuensi yang mungkin timbul dari injeksi oksigen berlebih adalah teroksidasinya Fe, sehingga akan mengurangi metalik yield EAF. Tetapi dengan proses foaming slag yang baik maka Fe dari FeO dapat diambil kembali dengan cara dilakukan injeksi grafit ke leburan baja (reaksi endothermic). Secara keseluruhan, reaksi yang terjadi adalah: Fe0 + C = Fe + C0 4.624 kcal/nm 0 2. +.5.3 kwh/nm 0 2 Fe + ½0 2 = Fe0 + 5.760 kcal/nm 3 0 2..+ 6.7 kwh/ Nm 3 0 2 C + 1/20 2 = CO + 1.126 kcal/ Nm 3 0 2 + 1.4 kwh/ Nm 3 0 2 Data empiris menunjukkan bahwa efek dari injeksi oksigen terhadap penghematan konsumsi listrik sangat bervariasi antara 1.5 5 kwh per normal meter kubik oksigen. Data DALDO Steel Japan memberikan angka 3 kwh/ Nm 3 0 2 untuk peleburan 100% scrap. Pengalaman VAI adalah 2.3 kwh/ Nm 3 0 2. Data SSP-2 menunjukkan besaran 1,9 kwh/ Tfaktor Penggali Biaya Produksi 1.2 1.15 1.1 1.05 1 0.95 0.9 273 320 420 520 Harga Listrik (Rp/Kwh) Gambar 3. Grafik Kenaikan Biaya Listrik terhadap Biaya Produksi Slab 4

Arief Wisnu Wardhana, Peningkatan Efesiensi Produksi E ectric Arc Furnace Dengan Injeksi Y = 7 1 0,1 6 X 1,8 % 7 1 5 Konsumsi Energi Listrik (Kwh/kls) 7 0 5 6 9 5 6 8 5 6 7 5 6 6 5 6 5 5 1 0 1 2 1 4 1 6 1 8 2 0 2 2 2 4 K o n su m si O k si g e n (N m 3 /t) Gambar 4. Penggunaan Oksigen Dalam Proses Peleburan Nm 3 0 2 (Gambar 4). Keuntungan lain dari injeksi oksigen adalah meningkatkan produktivitas EAF sehingga akan menurunkan fix cost per unitnya. Bahwa oksigen memegang peran penting dalam proses pembakaran melalui dapur busur listrik sebagai energi alternative. Oleh karena itu pemanfaatan oksigen harus optimal dan juga dibutuhkan optimalisasi harga listrik terhadap oksigen. Di dalam gambar-3 dapat dilihat bahwa kenaikan harga listrik berpengaruh terhadap biaya produksi baja slab. Dari gambar-2 juga nampak bahwa peningkatan kapasitas trafo meningkatkan produktifitas. Dalam Gambar-4 ditunjukkan hubungan antara penggunaan oksigen dalam proses peleburan dengan konsumsi energi listrik. Kombinasi antara konsumsi oksigen, konsumsi energi listrik dan produktifitas akan menghasilkan biaya produksi tertentu. Apabila diasumsikan harga listrik Rp.273/kwh, dan pengunaan oksigen sebagai substitusi energi listrik sebasar 25-30 Nm3/ton maka biaya produksi hanya turun 0,1%. Penurunan biaya produksi tersebut sangat tidak seimbang dengan kenaikan harga listrik yang dapat mencapai Rp.320/kwh. Kenaikan biaya listrik akan menaikan biaya produksi. Dari simulasi diperhitungkan bahwa biaya produksi akan dapat dipertahankan relatif konstan apabila kecepatan peleburan mencapai 110 ton/jam disertai pengaturan injeksi oksigen kedalam dapur busur listrik listrik secara terukur dan terkendali. Dengan menggunakan dapur busur listrikyang mempunyai kekuatan lebih tinggi atau dengan Electrical Arc Furnance dengan spesifikasi Ultra High Power KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian ilmiah tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha yang dapat dilakukan dalam industri baja agar menekan biaya energi listrik akibat adanya kenaikan harga listrik dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Operasional dalam dapur busur listrik harus menghasilkan long arc dan power factor yang tinggi disertai dengan proses foaming slag yang baik dan benar. 2. Melakukan injeksi oksigen yang cukup dengan penambahan bahan baker carbon berupa grafit yang seimbang. 3. Penggunaan sistem panel pendinginan air ( water cooled panel) untuk dinding dapur ( shell) guna menunjang metode injeksi oksigen dan proses foaming slag 4. Penggunaan transfomator dengan kapasitas yang tinggi atau Ultra High Power merupakan keputusan manajemen yang bijaksana. dalam industri baja 5

GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007 DAFTAR PUSTAKA Agung C.Totok dan Taufik. 1998. Manajemen Energi Thermal dan Energi Listrik. Cilegon : Unit Otonom Pusdiklat PT Krakatau Steel Boylestad, Robert.L. 1994. Introductory Circuit Analysis. Seventh Edition. Merrill Macmillan Publishing Company.New York Marhaban, M.Yusup.1998. Pembakaran dan Konversi Energi. Cilegon : Unit Otonom Pusdiklat PT Krakatau Steel. Muradi. 1998. Alat-alat Konservasi Energi. Cilegon : nit Otonom Pusdiklat PT Krakatau Steel. Nur, Jarmi. 1998. Rencana Induk Konservasi Energi. Cilegon : Unit Otonom Pusdiklat PT Krakatau Steel. Priyono, Kabul. 1998. Manajemen Ekonomi dan Energi. Cilegon : Unit Otonom Pusdiklat PT Krakatau Steel. Satrio, Agus M. 1998. Thermodinamika. Cilegon : Unit Otonom Pusdiklat PT Krakatau Steel. 6