PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR : 14 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 20 TAHUN 2001 P E R A T U R A N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 21 TAHUN 2001 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN ANGGARAN 2001

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 38 TAHUN 2002 TENTANG PEMECAHAN DAN PEMBENTUKAN DESA DI KECAMATAN TUALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH KECAMATAN DAN KELURAHAN KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 13 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2000 SERI D NOMOR SERI 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 08 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 08 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 09 TAHUN 2000

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 39 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA NITA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 2 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA ADAT MARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG. Pedoman penyusunan organisasi dan Tata kerja pemerintahan desa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA ANTAR DESA DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOBA SAMOSIR NOMOR: 3 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 12 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 13 TAHUN 2000

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAKPRIVATE NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH NOMOR 22 TAHUN 2000 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN

PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOMOR TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA PEMERINTAHAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

1 of 5 02/09/09 11:52

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2001 TENTANG PENGUNDANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERDAYAAN PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN KEDAMANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DONGGALA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO LEMBARAN DAERAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 SERI : NOMOR : 06 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 07 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN,PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGAWAS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG PEMECAHAN DAN PEMBENTUKAN DESA DIKECAMATAN SIAK, SUNGAI APIT DAN BUNGA RAYA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN RUMAH IBADAH DALAM WILAYAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 31 TAHUN 2000

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG

1 of 7 02/09/09 11:17

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA ANTARDESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 29 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PASAR KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 1 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT BANGGAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

1 of 5 02/09/09 11:32

2008, No Mengingat: formal pemindahan ibu kota Kabupaten Rokan Hilir dari Ujung Tanjung ke Bagansiapiapi telah lama dikehendaki; c. bahwa berdas

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA B U P A T I S I A K, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 44 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan mengenai Desa, maka dipandang perlu mengambil langkah-langkah untuk pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat dan lembaga adat Kabupaten Siak; b. bahwa adat istiadat, kebiasaan masyarakat, dan lembaga adat yang diakui keberadaannya dilestarikan dalam kehidupan masyarakat untuk menunjang kelangsungan pembangunan dan ketahanan nasional di Kabupaten, maka perlu diberdayakan, dibina, dilestarikan, dan dikembangkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada huruf (a) dan (b) di atas, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Siak tentang Pemberdayaan, Pelestarian, dan Pengembangan adat istiadat dan lembaga adat. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 3. Undang-undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi, dan Kota Batam Propinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 6. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 1999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Dan Penyesuaian Peristilahan dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan Kelurahan; 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SIAK MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTADAT DAN LEMBAGA ADAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Siak; b. Bupati adalah Bupati Siak; c. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat Daerah otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah; e. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di Daerah Kabupaten; f. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan Desa;

g. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa; h. Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disebut BPD, adalah Badan Perwakilan yang terdiri atas pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Desa, yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa; i. Adat Istiadat adalah nilai atau norma, kaidah, dan keyakinan masyarakat Desa atau satuan masyarakat lainnya, serta nilai atau norma lain yang masih dihayati, dipelihara, dan ditaati; j. Lembaga adat adalah organisasi kemasyarakatan yang dibentuk sebagai wadah dalam rangka membina, memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat sebagai norma dan kaidah dengan keyakinan sosial yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat; k. Pemberdayaan adalah semua kegiatan dalam rangka memelihara/mempertahankan, memberdayakan, serta mengembangkan adat istiadat dan lembaga adat yang perlu dijaga kelestariannya secara berlanjut; l. Pelestarian adalah upaya untuk menjaga dan memelihara kelestarian nilai-nilai etika, moral, dan adat secara berlanjut; m. Pengembangan adalah upaya yang terpadu, terencana, dan terarah, agar adat istiadat dan lembaga adat masyarakat dapat berkembang, sehingga mampu meningkatkan peranannya dalam pembangunan sesuai dengan perubahan sosial, budaya, dan ekonomi yang sedang berlaku; n. Kompilasi adat istiadat adalah gabungan dari adat istiadat yang hidup dan berkembang di masyarakat suatu daerah. BAB II MEKANISME DAN PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT Pasal 2 Pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat dilaksanakan melalui lembaga-lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten. Pasal 3 Lembaga adat Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat Desa yang bersangkutan melalui Badan Perwakilan Desa, ditetapkan dengan Peraturan Desa dalam rangka hubungan kerja berdasarkan kemitraan. Pasal 4 (1) Lembaga adat Kabupaten dibentuk atas prakarsa masyarakat Kabupaten yang bersangkutan, ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas persetujuan pimpinan DPRD; (2) Anggota-anggota lembaga adat Kabupaten adalah ketua-ketua lembaga adat Desa.

Pasal 5 (1) Lembaga adat Desa diberi nama berdasarkan hasil musyawarah dari kerukunan adat atau dengan sebutan lain di Desa; (2) Lembaga adat Kabupaten diberi nama Pembina Adat Kabupaten. Pasal 6 (1) Wilayah kerja lembaga adat Desa adalah wilayah Desa masing-masing; (2) Perubahan wilayah kerja lembaga adat Desa dilakukan berdasarkan kesepakatan hasil musyawarah lembaga adat yang berbatasan. Pasal 7 Anggota-anggota lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten terdiri atas unsur unsur : pemuka adat, pemuka agama, cendekiawan, dan pemuka masyarakat lainnya dari Desa yang bersangkutan dan Kabupaten yang bersangkutan. Pasal 8 Keanggotaan Lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten ditetapkan sesuai dengan kebutuhan. BAB III KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA ADAT Pasal 9 (1) Lembaga adat Desa berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Desa; (2) Lembaga adat Kabupaten berkedudukan sebagai mitra Pemerintah Kabupaten. Pasal 10 Lembaga adat Desa mempunyai tugas dan fungsi : a. Mengusahakan pembinaan, pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat Desa; b. Menyelesaikan urusan adat istiadat Desa; c. Membantu Pemerintah Desa sepanjang menyangkut masalah adat istiadat.

Pasal 11 (1) Tugas dan fungsi lembaga adat Desa dimaksud dalam Pasal 10 huruf a dan b meliputi : a. Membina, memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat masyarakat dalam memperkaya budaya daerah; b. Memberdayakan masyarakat dalam memperkaya budaya daerah serta pembinaan kemasyarakatan; c. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pembinaan pelestarian dan pengembangan adat istiadat masyarakat Desa; d. Menghimpun dan menyelesaikan kompilasi adat istiadat masyarakat yang hidup, tumbuh, dan berkembang dalam masyarakat Desa yang bersangkutan sebagai pedoman; e. Menyelesaikan perselisihan yang berhubungan dengan adat istiadat masyarakat Desa yang bersangkutan; f. Menciptakan hubungan yang harmonis terhadap perbedaan adat istiadat dalam masyarakat; g. Melaksanakan kerjasama dalam lembaga adat; h. Membina hubungan kemitraan dengan Pemerintah Desa sebagaimana tersebut pada Pasal 9, ayat (1). (2) Melaksanakan tugas dan fungsi lembaga adat Desa sebagaimana tersebut pada ayat (1) dengan mempedomani kompilasi adat istiadat Desa. Pasal 12 (1) Tugas dan fungsi lembaga adat Kabupaten meliputi : a. Merencanakan dan membina pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat masyarakat; b. Menghimpun dan menyusun kompilasi adat istiadat Desa dan Kabupaten; c. Mensosialisasikan dan menyebarluaskan adat istiadat masyarakat Kabupaten yang bersangkutan; d. Secara proaktif mengikuti perkembangan lembaga adat Desa dan Kabupaten; e. Membina hubungan kemitraan dengan Pemerintah Kabupaten yang bersangkutan sebagaimana tersebut pada Pasal 9, ayat (2). (2) Pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga adat Kabupaten sebagaimana tersebut pada ayat (1) dengan mempedomani kompilasi adat istiadat Kabupaten.

BAB IV KEWAJIBAN WEWENANG DAN HAK LEMBAGA ADAT Pasal 13 Lembaga adat sesuai dengan tingkat masing masing mempunyai kewajiban : a. Memelihara stabilitas nasional yang sehat dan dinamis serta memberikan peluang kepada Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembinaan masyarakat yang adil dan dinamis; b. Membantu kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan masyarakat dengan memperhatikan kepentingan adat istiadat setempat; c. Menciptakan suasana yang dapat menjamin terpeliharanya kehidupan masyarakat adat dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Pasal 14 Lembaga adat sesuai dengan tingkat masing-masing mempunyai wewenang : a. Melakukan koordinasi pengarahan, dan pengawasan terhadap adat istiadat; b. Membuat keputusan/penetapan menurut hukum adat. Lembaga adat mempunyai hak : Pasal 15 a. Untuk melakukan tindakan di luar maupun di dalam pengadilan; b. Menjalin hubungan kerjasama antar lembaga adat; c. Menerima penghasilan dari sumber pendapatan Desa yang besarnya ditetapkan dengan Peraturan Desa; d. Menerima bantuan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran dan Belanja Daerah Kabupaten. BAB V SUSUNAN ORGANISASI Pasal 16 (1) Susunan organisasi lembaga adat Desa terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota; (2) Susunan Organisasi lembaga adat Kabupaten terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota; (3) Kepengurusan lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten, dipilih dari dan oleh anggota lembaga adat yang bersangkutan; (4) Kegiatan lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten, sehari-hari dilaksanakan oleh pengurus lembaga adat yang bersangkutan.

BAB VI HUBUNGAN DAN TATA KERJA Pasal 17 (1) Hubungan kerja antara lembaga adat Desa dengan Kepala Desa dan antara lembaga adat Kabupaten dengan Bupati, adalah bersifat kemitraan; (2) Dalam pelaksanaan tata kerja antara lembaga adat Desa dengan lembaga adat Kabupaten diterapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. Pasal 18 (1) Ketua lembaga adat Desa dan ketua lembaga adat Kabupaten memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan anggotanya, serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing; (2) Ketua lembaga adat Desa dan ketua lembaga adat Kabupaten memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Desa dan Bupati dalam hal pejabat yang bersangkutan mengambil langkah-langkah dalam pembinaan, pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat; (3) Keputusan lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten harus ditaati oleh setiap anggota kesatuan masyarakat hukum adat yang bersangkutan, dan merupakan pedoman bagi aparatur pemerintah di Desa dan Kabupaten dalam menjalankan tugas pemerintahan di bidang masing-masing. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 19 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat dan lembaga adat dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten; (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, supervisi, dan lain lain. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 20 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang mengatur dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Siak. Disahkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 31 Agustus 2001 B U P A T I S I A K, Diundangkan di Siak Sri Indrapura pada tanggal 1 September 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SIAK, ARWIN AS. Drs. H. KHAIRUL ZAINAL Pembina NIP. 010086330 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIAK TAHUN 2001 NOMOR 19 SERI D

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG PEMBERDAYAAN, PELESTARIAN, DAN PENGEMBANGAN ADAT ISTIADAT DAN LEMBAGA ADAT I. PENJELASAN UMUM Adat Istiadat adalah nilai atau norma, kaidah, dan keyakinan masyarakat Desa atau satuan masyarakat lainnya serta nilai atau norma lain yang masih dihayati, dipelihara, dan ditaati. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian adat istiadat suatu daerah diperlukan adanya suatu lembaga adat sebagai wadah untuk membina, memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat sebagai norma dan kaidah dengan keyakinan sosial yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 : Dalam pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat dilaksanakan oleh lembaga lembaga adat yang ada di Desa dan lembaga adat Kabupaten. Ayat (1) Ayat (2) : Lembaga adat Kabupaten diberi nama oleh pembina adat Kabupaten. Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 : Jumlah anggota/keanggotaan suatu lembaga adat Desa dan lembaga adat Kabupaten ditetapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. : Lembaga adat yang ada di Desa dan di Kabupaten bekerjasama dengan Pemerintah dalam membina, memberdayakan, melestarikan dan mengembangkan adat istiadat.

Pasal 11 : Ayat (1) Ayat (2) : Pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga adat Desa adalah dengan mempedomani kumpulan dari adat istiadat yang ada di Desa. Pasal 12 : Ayat (1) Ayat (2) : Pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga adat Kabupaten adalah dengan mempedomani kumpulan dari adat istiadat yang ada di Kabupaten. Pasal 13 Pasal 14 : Huruf a Huruf b : Lembaga adat sesuai dengan tingkat masing masing mempunyai wewenang dalam membuat keputusan/ penetapan terhadap pemberdayaan, pelestarian, dan pengembangan adat istiadat menurut ketentuan hukum adat yang ada. Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 : Ayat (1) Ayat (2) : Dalam pelaksanaan tata kerja antara lembaga adat Desa dengan lembaga adat Kabupaten diterapkan prinsip koordinasi (penyelarasan), integrasi (penyatuan) dan sikronisasi (penyesuaian). Pasal 18 Pasal 19 : Ayat (1) Ayat (2) : Supervisi adalah sama dengan pengawasan. Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22