A STUDY OF SHEAR STRENGTH PARAMETER S CLAY STABILIZED WITH LIME TINJAUAN PARAMETER KUAT GESER LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

dokumen-dokumen yang mirip
EFEKTIFITAS SEMEN PADA STABILISASI LEMPUNG DENGAN KAPUR AKIBAT PERCEPATAN WAKTU ANTARA PENCAMPURAN DAN PEMADATAN

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB III LANDASAN TEORI. saringan nomor 200. Selanjutnya, tanah diklasifikan dalam sejumlah kelompok

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA PEMANFAATAN KLELET ( LIMBAH PADAT INDUSTRI COR LOGAM ) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT PADA BETON KEDAP AIR

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

2 Sifat Fisis dan Kuat Geser Tanah Lempung yang Distabilisasi Dengan Kapur dan Abu Ampas Tebu

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Stabilisasi Tanah 3.2. Analisis Ukuran Butiran 3.3. Batas-batas Atterberg

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Penambahan Bahan Stabilisasi Merk X Terhadap Nilai California Bearing Ratio (CBR)

STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN KOLOM KAPUR DENGAN VARIASI JARAK PENGAMBILAN SAMPEL

Keywords: shear strenght, soil stabilization, subgrade, triaxial UU, unconfined compression.

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

PEMANFAATAN LIMBAH PUPUK KIMIA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH (Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen)

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

PERBAIKAN SUBGRADE DENGAN SERBUK BATA MERAH DAN KAPUR (STUDI KASUS TANAH LEMPUNG TANON SRAGEN )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LIMBAH PABRIK GULA (ABU AMPAS TEBU) UNTUK MEMPERBAIKI KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG SEBAGAI SUBGRADE JALAN (059G)

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH GADONG PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN SEMEN (Studi Kasus Kerusakan Jalan Desa Jono, Tanon, Sragen)

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH GARAM DAPUR (NaCl) TERHADAP KEMBANG SUSUT TANAH LEMPUNG

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

PENGARUH KADAR AIR SISI KERING DAN SISI BASAH TERHADAP PARAMETER KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh :

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Yanuar Eko Widagdo, Yulvi Zaika, Eko Andi Suryo ABSTRAK Kata-kata kunci: Pendahuluan

KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG BAYAT KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

PENGARUH PENAMBAHAN KAPUR TERHADAP NILAI PLASTISITAS TANAH LEMPUNG DI KABUPATEN FAKFAK PROVINSI PAPUA BARAT

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik. Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

PEMANFAATAN LIMBAH BETON GUNA MENINGKATKAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

KUAT GESER 5/26/2015 NORMA PUSPITA, ST. MT. 2

BAB II LANDASAN TEORI

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN ADDITIVE POLIMER LATEKS

Seminar Nasional : Peran Teknologi di Era Globalisasi ISBN No. :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH KARBIT UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA COT SEUNONG (172G)

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN PERBAIKAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PARAMETER KUAT GESER

KARAKTERISASI BAHAN TIMBUNAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BENDUNGAN DANAU TUA, ROTE TIMOR, DAN BENDUNGAN HAEKRIT, ATAMBUA TIMOR

PENGARUH SIKLUS BASAH KERING PADA SAMPEL TANAH TERHADAP NILAI ATTERBERG LIMIT

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

NILAI KUAT GESER TANAH BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN CAMPURAN TRAS DAN KAPUR

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

STABILISASI TANAH EKSPANSIF DENGAN PENAMBAHAN KAPUR (LIME): APLIKASI PADA PEKERJAAN TIMBUNAN

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

NlLAI KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS (Studi Kasus Tanah Lempung, Desa Troketon, Pedan, Klaten)

PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI BAHAN STABILISASI TANAH LEMPUNG DITINJAU DARI NILAI CBR. Hairulla

Agus Susanto 1), Puput Adi Putro 2) Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102,

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU CANGKANG SAWIT DAN KAPUR PADA INFRASTRUKTUR JALAN

PEMANFAATAN MILL SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG DESA NAMBUHAN, PURWODADI, GROBOGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

KAJIAN EFEKTIFITAS SEMEN DAN FLY ASH DALAM STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN UJI TRIAXIAL CU DAN APLIKASI PADA STABILISASI LERENG ABSTRAK

TINJAUAN KUAT DUKUNG, POTENSI KEMBANG SUSUT, DAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG PEDAN KLATEN. Abstraksi

EFEKTIFITAS GIPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI PENURUNAN KONSOLIDASI SUBGRADE JALAN SUKODONO SRAGEN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

SIFAT FISIS DAN MEKANIS TANAH DESA NAMBUHAN KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai

PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK UNTUK STABILITAS LERENG

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

Anas Puri, dan Yolly Adriati Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM

BABII TINJAUAN PUSTAKA

EFEK CAMPURAN SOIL BINDER DAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTK KUAT GESER TANAH LEMPUNG

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

Transkripsi:

A STUDY OF SHEAR STRENGTH PARAMETER S CLAY STABILIZED WITH LIME ON WET SIDE COMPACTION TINJAUAN PARAMETER KUAT GESER LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR PADA PEMADATAN SISI BASAH Senja Rum Harnaeni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417 E-mail : Senja_rum_h@yahoo.co.id ABSTRACT A structure built on expansive clay often are damage before reaching age plan. This is connected with soil shear strength paramater values, namely cohesion (c) and internal shear (φ). One of any methods to improve expansive clay is stabilization by lime. The soil compaction of clay stabilization-lime is often limited by quary condition, namely wet soil or rain that cause water contain more than optimum water contain of the soil based compaction test. The research is mean to know clay shear paramters that stabilizatiom with lie if it id compacted in wet. Method used is mixture original soil from Gading-Gunung Kidul and lime with percentage 2%, 4%, 6%, 8%and 10% of dry weigth of soil. Change of physical and mechanical characteristic of clay stabilization lime can done by gradation test, special gravitational test, limited consitensi test, compaction test, and triaxial test UU. Triaxial test UU to obtain shear strength paramater, by 3 days optimumcondition and wate condition. Result of research show that the soil is CH by USCS, namely organic clay with midle plasticity, but the soil in A-7-6 group by AASHTO. Increasing lime contain with 3 days treatment will improve physical and mekanical cahracteristic of soil, among decreasing plasticity index and increasing shear strength paramater of soil. Shear strenght paramater of original soil and mixture clay-lime in wet compaction tend smaller than optimum compaction. Shear strength paramater of the original soil in wet compection has relative big difference with optimum conndition. But the value of the shear strength parameters on the wet side compaction has a relatively small difference with the optimum for compaction on soil mixture lime. Keywords: Lime, Shear trength paramater, Wet compaction, Soil stabilization ABSTRAK Konstruksi yang dibangun di atas tanah lempung ekspansif sering mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rencana. Hal ini berkaitan dengan nilai parameter kuat geser tanah, yaitu kohesi (c) dan sudut gesek internal (φ). Salah satu cara untuk memperbaiki tanah lempung ekspansif adalah stabilisasi dengan. Pada pekerjaan pemadatan tanah stabilisasi lempung seringkali dibatasi oleh kendala kondisi quarry berupa tanah basah atau kendala musim hujan yang berdampak terhadap kandungan kadar air yang biasanya melebihi kadar air optimum berdasarkan tes pemadatan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui parameter kuat geser tanah lempung yang distabilisasi dengan jika dipadatkan pada sisi basah. Metode yang digunakan adalah mencampur tanah asli dari Gading Gunung Kidul dan dengan persentase penambahan 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% terhadap berat kering tanah. Untuk mengetahui perubahan sifat fisis dan mekanis tanah stabilisasi lempung - dilakukan uji gradasi, uji gravitasi khusus, uji batas-batas konsistensi, uji pemadatan dan uji triaksial UU. Uji triaksial UU untuk menentukan parameter kuat geser, ditinjau terhadap perawatan 3 hari pada kondisi optimum dan pada sisi basah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut USCS tanah termasuk CH, yaitu lempung anorganik dengan plastisitas tinggi sedangkan menurut AASHTO tanah termasuk kelompok A-7-6. Penambahan dengan masa perawatan 3 hari dapat memperbaiki sifat fisis dan mekanis tanah, antara lain : menurunkan indeks plastisitas tanah dan meningkatkan nilai parameter kuat geser tanah. Nilai parameter kuat geser tanah asli serta campuran tanah lempung pada pemadatan sisi basah cenderung lebih kecil dibandingkan pemadatan pada sisi optimum. Pada tanah asli terjadi perbedaan nilai parameter kuat geser yang cukup besar pada pemadatan sisi basah jika dibandingkan pada sisi optimum. Tetapi nilai parameter kuat geser pada pemadatan sisi basah mempunyai perbedaan yang relatif kecil dengan pemadatan pada sisi optimum untuk campuran tanah. Kata-kata kunci:, parameter kuat geser, pemadatan sisi basah, stabilisasi tanah Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Senja Rum Harnaeni/Halaman : 41-47 41

PENDAHULUAN Stabilitas konstruksi yang dibangun di atas tanah lempung ekspansif sangat dipengaruhi kadar air, dalam keadaan kering mempunyai stabilitas tinggi dan dalam keadaan jenuh akan mempunyai stabilitas yang rendah. Konstruksi yang dibangun di atas tanah lempung ekspansif akan retak, bergelombang atau terjadi penurunan sehingga konstruksi mengalami kerusakan sebelum mencapai umur rencana bahkan menyebabkan ketidakamanan bagi pemakai konstruksi tersebut. Hal ini berkaitan dengan nilai parameter kuat geser tanah yaitu kohesi (c) dan sudut gesek internal tanah (φ). Untuk mengatasi kondisi lempung ekspansif yang kuat dukungnya sangat dipengaruhi kadar air dilakukan perbaikan dengan cara stabilisasi, salah satunya adalah dengan penambahan untuk meningkatkan kinerja tekniknya. Secara umum stabilisasi tanah akan memperbaiki sifat-sifat fisik tanah, meningkatkan kekuatan tanah dan mengurangi penurunan pada waktu yang akan datang. Pada pekerjaan pemadatan tanah stabilisasi lempung-, seringkali dibatasi oleh kendala kondisi quarry berupa tanah basah atau kendala musim hujan yang berdampak terhadap kandungan kadar air tanah yang biasanya melebihi kadar air optimum berdasarkan tes pemadatan. Kondisi tersebut akan mempersulit terpenuhinya kadar air optimum, karena di satu sisi target pelaksanaan pekerjaan harus terus berlangsung sesuai jadual dan di sisi yang lain dikhawatirkan terjadi penurunan kualitas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui parameter kuat geser tanah lempung yang distabilisasi dengan jika dipadatkan pada sisi basah. Pemadatan Tanah (Soil Compaction) Pemadatan merupakan usaha untuk mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan partikel. Menurut Hardiyatmo (2002) pemadatan tanah bertujuan antara lain : 1. Mempertinggi kuat geser tanah 2. Mengurangi sifat mudah mampat (kompresibilitas) 3. Mengurangi permeabilitas 4. Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar air. Biasanya kadar air tanah yang dipadatkan, didasarkan pada posisi-posisi kadar air sisi kering optimum (dry side of optimum), dekat optimum (optimum) dan sisi basah optimum (wet side of optimum). Kering optimum didefinisikan sebagai kadar air yang kurang daripada kadar air optimumnya. Basah optimum didefinisikan sebagai kadar air yang lebih dari kadar air optimumnya. Demikian juga dengan dekat optimum yang berarti kadar air yang kurang lebih mendekati optimumnya. Stabilisasi Tanah Stabilisasi tanah diperlukan bila suatu tanah yang terdapat di lapangan kondisinya jelek, misalnya : sifat sangat lepas, sifat kembang susutnya besar serta permeabilitasnya terlalu tinggi. Dengan stabilisasi pada tanah jelek tersebut diharapkan dapat memenuhi persyaratan teknis untuk perencanaan suatu konstruksi. Metode stabilisasi yang banyak digunakan a- dalah stabilisasi mekanis dan stabilisasi kimiawi. Stabilisasi mekanis yaitu menambah kekuatan dan kuat dukung tanah dengan cara perbaikan struktur dan perbaikan sifat-sifat mekanis tanah, sedangkan stabilisasi kimiawi yaitu menambah kekuatan dan kuat dukung tanah dengan mengurangi atau menghilangkan sifat-sifat teknis tanah yang kurang menguntungkan dengan cara mencampur tanah dengan bahan kimia seperti semen, atau pozzolan. Bowles (1984) menyatakan stabilisasi dapat berupa tindakan-tindakan : 1. Menambah kepadatan tanah. 2. Menambah material yang tidak aktif untuk mempertinggi kohesi/kuat geser. 3. Menambah material agar terjadi perubahan a-lami dan kimiawi material tanah. 4. Merendahkan permukaan air tanah (drainase). 5. Mengganti tanah-tanah yang buruk Kapur Sebagai bahan stabilisasi biasanya digunakan padam/ mati/ slake lime (Ca (OH) 2 ) dan tohor/ hidup/ quick lime (Ca O). Secara umum pemakaian tohor lebih efektif, tapi mempunyai kelemahan dalam pelaksanaan yaitu pelaksanaan yang kurang hati-hati dapat membuat peralatan mudah berkarat dan menyebabkan terbakarnya kulit pekerja. Bahan dasar dari adalah batu. Batu mengandung kalsium karbonat (Ca CO 3 ), dengan pemanasan ( 980 o C) karbon dioksidanya ke luar dan tinggal nya saja (Ca O). Kapur diperoleh dari pembakaran Ca CO 3 (batu alami) sampai semua karbon dioksida terbakar. 1. Ca CO 3 + panas CaO+CO 2 Kalsium oksida (CaO) dapat mudah terhidrasi menurut reaksi berikut : 2. Ca O + H 2 O Ca (OH) 2 + panas Kapur hasil pembakaran apabila ditambahkan air akan mengembang dan retak-retak. Banyak panas yang keluar (seperti mendidih) selama proses ini, ha- 42 Tinjauan Parameter Kuat Geser Lempung yang Distabilisasi dengan Kapur pada Pemadatan Sisi Basah

silnya adalah kalsium hidroksida Ca (OH) 2. Proses i- ni disebut slaking, adapun hasilnya yaitu slaked lime atau hydrated lime. Stabilisasi Tanah dengan Kapur Dengan penambahan akan mereduksi plastisitas tanah, meningkatkan kekuatan dan daya tahan, mengurangi penyerapan air dan pengembangan (swelling) yang diakibatkan oleh air. Pada keadaan ini efek stabilisasi adalah karena proses kimia tertentu dan bukanlah suatu penguatan akibat perlakuan mekanis. Proses kimia ini mengubah struktur tanah dengan cara pembentukan agregat butir yang lebih besar (flokulasi), dan hal inilah yang sangat menguntungkan untuk suatu konstruksi. Penambahan mempengaruhi karakteristik pemadatan, yaitu kadar air optimum (w opt ) naik, berat volume kering maksimum (γd maks ) turun dan kurva pemadatan lebih datar. Peningkatan kekuatan (strength) akibat dari stabilisasi lempung dengan disebabkan 3 reaksi yang terjadi, yaitu : penyerapan air (hydration of soil), flocculation/pertukaran ion (ion exchange), dan cementation (pengerasan)/reaksi pozolan (pozzolanic reaction). Mekanisme lainnya adalah karbonisasi (carbonation), reaksi ini menyebabkan sedikit peningkatan kekuatan, sehingga dapat diabaikan. Reaksi cepat (short term reaction) meliputi hidrasi untuk hidup dan flokulasi. Reaksi lambat (long term reaction) meliputi sementasi (cementation) dan karbonisasi (carbonation). Kuat Geser Parameter kuat geser tanah berupa kohesi (c) dan sudut gesek internal (φ) diperlukan untuk analisis-analisis kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng dan gaya dorong pada dinding penahan tanah. Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan, sehingga dengan dasar pengertian ini, bila tanah mengalami pembebanan maka akan ditahan oleh : (1) Kohesi tanah yang bergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi tidak bergantung dari tegangan normal yang bekerja pada bidang geser, (2) Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus dengan tegangan normal pada bidang gesernya. Salah satu cara untuk menentukan kuat geser tanah di laboratorium adalah uji triaksial tak terkonsolidasi-tak terdrainasi (triaxial unconsolidated-undrained). Dalam pengujian ini, katup drainase tidak dibuka selama proses pengujiannya. Pertama tegangan sel/tegangan kekang ( 3 ) diterapkan, kemudian tegangan deviator (Δσ) dikerjakan sampai terjadi keruntuhan. Untuk pengujian ini tegangan utama mayor adalah 1 yang besarnya 3 + Δσ, sedangkan tegangan utama minor adalah 3. Uji ini merupakan uji triaksial dengan pembebanan cepat (quick-test), sehingga belum terjadi konsolidasi atau drainase pada lapisan tanah. Kondisi tersebut antara lain terjadi pada akhir pelaksanaan pembangunan bendungan urugan dan fondasi untuk timbunan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dimulai dengan pengambilan tanah di Gading, Gunung Kidul. Selanjutnya dilakukan pengeringan dan penyaringan tanah lolos No. 4, kemudian mencampur tanah dengan sebesar 0%, 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% terhadap berat kering tanah. Setelah itu dilakukan uji sifat fisis dan mekanis tanah- meliputi: gravitasi khusus,gradasi butiran, Atterberg limits, standard Proctor dan uji triaksial. Adapun peralatan yang digunakan adalah : a. satu set saringan standar ASTM D421-85 dan hidrometer D422-63 b. satu set alat ukur gravitasi khusus ASTM D854-02 c. alat uji batas-batas konsistensi ASTM D4318-00, d. alat pemadat standar ASTM D698-00 e. satu set alat triaksial tak terkonsolidasi tak terdrainase ASTM D2850-956). f. alat-alat bantu yang terdiri dari oven, timbangan dengan ketelitian 0,01, stop watch, termometer, gelas ukur 1000ml, desicator, cawan, picnometer. Uji Triaksial Pembuatan benda uji dibuat dengan memadatkan campuran tanah dan berdasarkan kadar air optimum (dalam penelitian ini juga berdasarkan kadar air pada sisi basah) yang telah diperoleh dari uji pemadatan. Pada penelitian ini sisi basah yang ditinjau adalah pada kadar air : 90% MDD (w 1 ), 85% MDD (w 2 ) dan 80% MDD (w 3 ) untuk dibandingkan dengan kadar air optimum (OMC). Campuran tanah dan yang telah dipadatkan dengan standard Proctor dicetak sebanyak 3 buah dengan ukuran diameter dan tinggi masing-masing kurang lebih 36mm dan 76mm. Benda uji dirawat selama 3 hari baru dilakukan uji triaksial. HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisis Kapur dan Tanah Asli Tabel 1. Nilai gravitasi khusus Jenis bahan Gravitasi khusus Kapur 2,48 Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Senja Rum Harnaeni/Halaman : 41-47 43

Tabel 2. Hasil uji sifat fisis dan mekanis tanah Data pengamatan Hasil Kadar air 38,39 % Gravitasi khusus 2,74 Batas plastis (PL) 27,0 Batas susut (SL) 12,0 Plastisitas indeks (PI) 56,93 % % lolos saringan No. 200 84,2 Lempung 23,5 % Lanau 60,7 Pasir 15,7 MDD 1,37 gr/cm 3 OMC 30,33 % Sifat Fisis Campuran Tanah+Kapur Tabel 3. Nilai gravitasi khusus (Gs) campuran tanah lempung dan Nilai gravitasi khusus (Gs) 1 2,74 2,74 2,73 2,73 2,72 2,71 Tabel 4. Hasil uji gradasi butiran tanah % fraksi > 0,075 mm (fraksi kasar) 1 15,76 15,86 16,94 17,42 18,24 18,86 % fraksi < 0,075 mm (fraksi halus) 84,24 84,14 83,06 82,58 81,76 81,14 Tabel 5. Nilai batas-batas konsistensi Batas-batas konsistensi Batas cair Batas plastis Batas susut Index plastisitas 0% 2% 4% 6% 8% 10% 83,95 83,04 73,40 73,12 72,92 71,02 27,02 27,16 31,98 32,37 35,78 36,91 12,08 12,17 12,50 12,54 12,90 13,27 56,93 55,87 41,43 40,75 37,14 34,10 Tabel 6. Hasil uji pemadatan Kadar air optimum (OMC) 1 30,33 30,39 30,44 30,61 31,25 32,28 Berat volume kering maksimum (MDD) (gr/cm 3 ) 1,37 1,35 1,34 1,32 1,31 1,30 Parameter Kuat Geser Parameter kuat geser berupa sudut gesek internal ( ) dan kohesi (c) yang diperoleh dari uji triaksial. Hasil uji triaksial campuran tanah dan dengan masa perawatan 3 hari tercantum pada Tabel 7 menunjukkan kecenderungan meningkatnya nilai sudut gesek internal ( ) dan nilai kohesi (c) seiring dengan penambahan kadar. Tabel 7. Nilai sudut gesek internal ( ) dan nilai kohesi (c) berdasar uji triaksial UU dengan masa perawatan 3 hari Kohesi /c (kn/m 2 ) Sudut gesek internal / ( o ) 1 112,33 119,80 121,62 122,97 126,89 129,05 11,04 11,08 11,62 11,73 12,13 13,17 Peningkatan nilai sudut gesek internal (φ) ini disebabkan karena penambahan menimbulkan peristiwa flokulasi-aglomerasi yang menghasilkan massa tanah yang berukuran lebih besar dan beragam, sehingga menambah atau memperbesar bidang kontak antar butiran (A c ). Akibat bertambahnya bidang kontak antar butiran maka gaya geser yang terjadi pada bidang kontak antar butiran tanah semakin besar yang berarti nilai koefisien friksi (f) meningkat. Meningkatnya nilai koefisien friksi ini akan menyebabkan meningkatnya nilai, hal ini disebabkan hubungan nilai koefisien friksi berbanding lurus dengan nilai, yaitu f = tg. Nilai sudut gesek internal ( ) tanah asli dengan masa perawatan 3 hari adalah 11,04 o. Nilai sudut gesek internal ( ) maksimum dengan masa perawatan 3 hari terjadi pada penambahan kadar 10% yaitu sebesar 13,17 o. Dengan demikian penambahan sampai dengan 10% masih efektif untuk tanah ini, karena sampai penambahan 10% masih meningkatkan nilai sudut gesek internal ( ). Pengaruh penambahan kadar terhadap pening- 44 Tinjauan Parameter Kuat Geser Lempung yang Distabilisasi dengan Kapur pada Pemadatan Sisi Basah

katan nilai sudut gesek internal ( ) dengan masa perawatan 3 hari dapat dilihat pada Gambar 1. Sudut gesek internal ( ) 14 13.5 13 12.5 12 11.5 11 10.5 10 0 2 4 6 8 10 Kadar Gambar 1. Hubungan kadar dengan nilai sudut gesek internal ( ) tanah. Pada penelitian ini diperoleh nilai kohesi (c) tanah asli dengan masa perawatan 3 hari adalah 112,33 kn/m 2, sedangkan nilai kohesi (c) maksimum terjadi pada penambahan 10% yaitu 129,05 kn/m 2. Adapun peningkatan nilai kohesi (c) seiring dengan penambahan kadar disebabkan adanya tarikan permukaan (surface tension). Surface tension ini terjadi karena adanya pertemuan antara air dan u- dara (water-air interface) yang ada pada tanah tidak jenuh. Penambahan pada tanah dapat mengurangi derajat kejenuhan tanah. Surface tension yang disebabkan tekanan negatif akibat adanya gaya kapiler pada tanah tak jenuh menimbulkan gaya tarik menarik antar partikel, yang menghasilkan suatu kohesi (c) semu/ apparent cohesion (Mitchell, 1976). Oleh karena itu, semakin besar penambahan, maka semakin kecil derajat kejenuhan tanah, sehingga nilai kohesi (c) pun semakin besar. Pengaruh penambahan kadar terhadap nilai kohesi (c) diperlihatkan pada Gambar 2. Kohesi, c (kn/m 2) 132 130 128 126 124 122 120 118 116 114 112 0 2 4 6 8 10 Kadar Gambar 2. Hubungan kadar dengan nilai kohesi (c). Parameter kuat geser campuran tanah lempung dengan pada pemadatan sisi basah Tabel 8 memperlihatkan kecenderungan penurunan parameter kuat geser tanah yaitu sudut gesek internal ( ) dan kohesi (c) campuran tanah dengan berbagai variasi kadar pada pemadatan sisi basah dibandingkan jika dipadatkan pada sisi optimum. Kecenderungan penurunan nilai sudut gesek internal (φ) campuran tanah dengan berbagai variasi kadar pada pemadatan sisi basah dibandingkan dengan pemadatan sisi optimum ditunjukkan pada Gambar 3. Adapun kecenderungan penurunan nilai kohe-si (c) campuran tanah dengan berbagai variasi kadar pada pemadatan sisi basah dibandingkan dengan pemadatan sisi optimum ditunjukkan pada Gambar 4. Tabel 8. Nilai kohesi (c) dan sudut gesek internal (φ) berdasar uji triaksial UU dengan masa perawatan 3 hari campuran tanah lempung dengan pada pemadatan sisi basah Kapur OMC W 1 W 2 W 3 c UU UU c UU UU c UU UU c UU UU (kn/m 2 ) ( o ) (kn/m 2 ) ( o ) (kn/m 2 ) ( o ) (kn/m 2 ) ( o ) 0% 112,33 11,04 109,56 9,54 92,69 7,82 72,89 6,44 2% 119,80 11,08 120,16 11,87 117,74 10,87 111,44 10,79 4% 121,62 11,62 121,23 11,58 119,17 11,22 115,02 11,20 6% 122,97 11,73 121,79 11,59 117,51 11,58 111,67 11,23 8% 126,89 12,13 126,00 12,08 124,96 11,66 121,42 12,11 10% 129,05 13,17 127,73 12,10 127,64 11,90 121,46 12,12 Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Senja Rum Harnaeni/Halaman : 41-47 45

14 Sudut gesek internal ( ) 11 8 0% 2% 4% 6% 8% 10% 5 OMC w1 w2 w3 Kadar air Gambar 3. Hubungan nilai sudut gesek internal (φ) pada berbagai variasi kadar dengan kadar air pada pemadatan sisi optimum dan pemadatan sisi basah Kohesi, c (kn/m 2 ) 140 130 120 110 100 90 80 0% 2% 4% 6% 8% 10% 70 OMC w1 w2 w3 Kadar air Gambar 4. Hubungan nilai kohesi (c) pada berbagai variasi kadar dengan kadar air pada pemadatan sisi optimum dan pemadatan sisi basah Pada tanah asli, penurunan nilai sudut gesek internal (φ) dan nilai kohesi (c) pada pemadatan sisi basah karena kepadatan campuran tanah pada pemadatan sisi basah lebih rendah daripada pemadatan pada sisi optimum, sehingga : 1. Seiring dengan bertambahnya kadar air pada pemadatan sisi basah maka tanah menjadi terdispersi beraturan karena rongga yang biasanya terisi butiran tanah yang lebih kecil, terisi air. Sebagaimana yang disebutkan Lambe (1958) dalam Hardiyatmo (2002), bahwa pemadatan tanah dengan kadar air pada sisi basah akan mempengaruhi susunan, kuat geser serta sifat kemampatan tanah. Pada usaha pemadatan yang sama, dengan penambahan kadar air, penyesuaian susunan butiran menjadi bertambah. Pada sisi kering tanah selalu terflokulasi, tapi pada sisi basah susunan tanah menjadi terdispersi beraturan. Karena tanah tidak terflokulasi maka massa tanah yang terbentuk berukuran lebih kecil dan beraturan sehingga mengurangi atau memperkecil bidang kontak antar butiran (Ac). Dengan berkurangnya bidang kontak antar butiran ini menyebabkan gaya geser yang terjadi yang terjadi pada bidang kontak antar butiran semakin kecil, yang berarti nilai koefisien friksi (f) nya turun. Menurunnya nilai koefisien friksi ini menyebabkan nilai sudut gesek internal (φ) turun karena nilai koefisien friksi berbanding lurus dengan nilai sudut gesek internal (f = tg φ). 2. Menurunnya nilai kohesi (c) seiring dengan bertambahnya kadar air pada pemadatan sisi basah disebabkan tidak adanya surface tension (tarikan permukaan), yang mana surface tension ini terja- 46 Tinjauan Parameter Kuat Geser Lempung yang Distabilisasi dengan Kapur pada Pemadatan Sisi Basah

di karena adanya pertemuan antara air dan udara (water-air surface) yang ada pada tanah tidak jenuh. Surface tension yang disebabkan tekanan negatif akibat adanya gaya kapiler pada tanah tak jenuh menimbulkan gaya tarik menarik antar partikel, yang menghasilkan kohesi semu/apparent cohesion (Mitchell, 1976). Sementara itu pada pemadatan sisi basah, seiring dengan bertambahnya kadar air akan menambah derajat kejenuhan tanah, sehingga mengurangi atau menghilangkan water-air surface (karena pori-pori yang terisi u- dara akan diisi oleh air akibat kadar air yang bertambah besar), akibatnya mengurangi surface tension sehingga kohesi semu berkurang, maka nilai kohesi (c) cenderung turun seiring dengan bertambahnya kadar air pada pemadatan sisi basah. Pada Tabel 8 juga memperlihatkan bahwa nilai sudut gesek internal (φ) dan nilai kohesi (c) pada pemadatan sisi basah cenderung mengalami kenaikan seiring dengan penambahan kadar. Kecenderungan ini karena semakin tinggi kadar pada campuran tanah- maka akan memperkecil nilai swelling, sehingga kepekaan campuran tanah- terhadap perubahan kadar air berkurang (Dalam hal ini kepekaan terhadap bertambahnya kadar air pada pemadatan sisi basah). Maka : 1. Kecenderungan kenaikan nilai sudut gesek internal (φ) pada pemadatan sisi basah seiring dengan penambahan kadar yang diperlihatkan pada Gambar 3 dikarenakan pada kadar yang lebih tinggi, kepekaan terhadap perubahan kadar a- ir lebih kecil sehingga pada kadar lebih tinggi lebih terflokulasi, yang pada akhirnya a- kan menghasilkan sudut gesek internal (φ) yang lebih besar jika dibandingkan campuran tanah dengan kadar yang lebih rendah. 2. Sedangkan kecenderungan kenaikan nilai kohesi (c) pada pemadatan sisi basah seiring dengan penambahan kadar yang ditunjukkan pada Gambar 4 disebabkan karena pada kadar yang lebih tinggi, kepekaan terhadap perubahan kadar air lebih kecil sehingga pada kadar lebih tinggi akan diperoleh campuran tanah- dengan derajat kejenuhan yang lebih kecil, sehingga nilai kohesi (c) campuran tanah- pada kadar yang lebih tinggi akan lebih besar daripada nilai kohesi (c) campuran tanah dengan kadar yang lebih rendah. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil uji campuran tanah-, penambahan pada tanah ini menyebabkan penurunan nilai fraksi halus dan nilai PI sehingga bisa disimpulkan bahwa penambahan dapat memperbaiki tanah lempung. 2. Nilai parameter kuat geser lempung yang distabilisasi dengan yang dipadatkan pada sisi basah lebih rendah dibandingkan jika dipadatkan pada sisi optimum. 3. Nilai parameter kuat geser lempung yang distabilisasi pada pemadatan sisi basah meningkat seiring dengan penambahan. 4. Pada tanah asli terjadi perbedaan nilai parameter kuat geser yang cukup besar pada pemadatan sisi basah jika dibandingkan pada sisi optimum. Tetapi nilai parameter kuat geser pada pemadatan sisi basah mempunyai perbedaan yang relatif kecil dengan pemadatan pada sisi optimum untuk campuran tanah-. DAFTAR PUSTAKA ASTM, (2003), Annual Book of ASTM Standards section 4, Volume 04 08, ASTM International Barr Harbor Drive, West Con-shohocken, PA 19428-2959. Bowles, J.E., (1984), Physical and Geotechnical Properties of Soils, Second Edition, Mc-Graw-Hill, Singapore. Craig, R.F., (1991), Mekanika Tanah, Terjemahan oleh Budi Susilo, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hardiyatmo, H.C., (2002), Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Ingles, O.G. dan Metcalf, J.B., (1972), Soil Stabilization Principle and Practice, Butter-worths Pty. Limited,Melbourne. Kezdi. A, (1979), Stabilized Earth Roads, Elsevier Science Publishing Company, New York. Mitchell, J.K, (1976), Fundamentals of Soil Behavior, John Willey and Sons, Inc., New York. Eco Rekayasa/Vol.10/No.1/Maret 2014/Senja Rum Harnaeni/Halaman : 41-47 47