Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 18 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD Anita Ika Afriyantis SDN Model Terpadu Bojonegoro Abstrak: Penelitiasn ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran tematik (matematika dan menulis). Penelitian dilakukan dengan rancangan PTK. Penelitian dilakukan di SDN Model Terpadu Bojonegoro. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran tematik bertema lingkungan dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan (cerita) berdasarkan gambar seri terbukti dapat memperbaiki pembelajaran tematik di sekolah dasar. Proses pembelajaran menjadi optimal. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa bergairan dan berlibat aktif dalam pembelajaran, aktif dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar mereka juga lebih optimal (95% siswa mencapai KKM). Kata kunci: diskusi kelompok, gambar seri, keterampilan menulis, pembelajaran tematik Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19, Ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi tumbuhnya prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat memilih pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa juga optimal. Selain pendekatan, metode, dan teknik yang tepat, untuk menciptakan pembelajaran yang optimal, guru juga dituntut dapat memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Hal tersebut perlu dilakukan, mengingat bervariasinya tingkat kemampuan siswa. Hadirnya media diharapkan dapat membantu mengoptimalkan proses komunikasi pembelajaran, sehingga pesan atau informasi pembelajaran dapat diserap oleh siswa secara optimal. Sutikno (2009) menyatakan beberapa fungsi media pembelajaran berikut. (1) Media pembelajaran menarik perhatian siswa. (2) Media pembelajaran membantu mempercepat dan mengoptimalkan penguasaan siswa atas materi pembelajaran. (3) Media pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis. (4) Media pembelajaran mengatasi keterbatasan ruang. (5) Media pembelajaran membuat pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. (6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan melalui penggunaan media pembelajaran. (7) 18
Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 19 Media pembelajaran menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. (8) Media pembelajaran melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam. (9) Media pembelajaran meningkatkan kadar keaktifan / keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. (10) Media pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa. Mustikasari (2009) menambahkan manfaat lain penggunaan media pembelajaran, yaitu: (11) penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, (12) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (13) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (14) efisiensi dalam waktu dan tenaga, (15) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (16) memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, (17) menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta (18) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Pada kenyataannya, seringkali guru tidak merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, termasuk penggunaan model dan media pembelajaran. Hal tersebut dapat mengakibatkan pembelajaran menjadi membosankan. Diakui pula, bahwa pada umumnya guru lebih banyak ceramah dan materi yang disampaikan tidak runtut. Media pembelajaran masih sering diabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: (1) terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, (2) sulit mencari media yang tepat, (3) tidak tersedianya biaya, dan alasan lain. Gambar seri merupakan salah satu media pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran menulis. Gambar seri merupakan media yang menarik karena berurutan sehingga mempermudah siswa untuk menceritakanya. Gambar seri yang lucu dan menarik membuat siswa bersemangat untuk belajar menulis berdasarkan gambar tersebut. Garbar seri terbukti sangat membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis siswa (Suyatno, 2008a). Hasil pengamatan terhadap pembelajaran di SDN Model Terpadu Bojonegoro menunjukkan bahwa pembelajaran tematik dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan belum berjalan optimal. Siswa belum menguasai pengukuran waktu dan keterampilan menulis karangan dengan baik. Hal itu disebabkan guru belum menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan metode ceramah. Setelah itu siswa diminta mengerjakan tugas dengan bimbingan sekedarnya. Akibatnya hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai KKM. Kondisi pembelajaran di atas perlu diperbaiki. Sesuai dengan latar belajar timbulnya masalah pembelajaran, yaitu penggunaan metode dan media pembelajaran yang kurang tepat, maka pembelajaran ini diperbaiki dengan memperbaiki metode dan media pembelajaran. Metode diskusi dan media gambar seri dipandang tepat untuk memperbaiki pembelajaran tematik tersebut. METODE Penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran tematik dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan. Tindakan perbaikan dilakukan menggunakan metode diskusi dan media gambar seri. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart (1992) yang terdiri atas empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap awal dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran untuk mengidentifikasi permasalahan
20, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014 pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut disusun Rencana Tindak Siklus I dalam bentuk rencana perbaikan pembelajaran (RPP). RPP itu diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas dengan melibatkan guru sebagai pelaksananya. Selama pelaksanaan pembelajaran, dilakukan pengamatan dan pencatatan segala hal yang terjadi dalam pembelajaran. Hasil pengamatan direfleksi (dianalisis) untuk mengetahui apakah target tindakan yang ditetapkan tercapai atau belum. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menyusun rekomendasi tentang perlu tidaknya siklus berikutnya dilakukan. Data penelitian ini berupa data tindakan, data tuturan, dan data hasil belajar. Data tindakan berupa aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Data tuturan berupa tuturan lisan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Data hasil belajar berupa data hasil tes kemampuan pengukuran waktu dan menulis karangan. Data tindakan dan data tuturan dikumpulkan dengan teknik observasi dengan menggunakan panduan observasi. Data direkam dengan alat perekam dan catatan lapangan. Data hasil belajar dikumpulkan dengan tes pemahaman pengukuran dan tes menulis karangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pembelajaran tematik siklus 1 yang dilakukan menggunakan tema lingkungan. Materi pembelajarannya adalah pengukuran waktu dan menulis karangan berdasarkan gambar seri. Pada tahap pendahuluan, dilakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengaitkan hal-hal yang telah dipahami siswa dengan hal-hal yang akan dipelajari. Siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Antusiasme dan keaktifan siswa juga tampak pada saat kerja kelompok menulis karangan berdaasarkan gambar seri. Mereka serius bekerja sama menyelesaikan tugas. Hanya satu orang siswa yang tampak kurang aktif dan kurang serius mengikuti pembelajaran. Suasana belajar menyenangkan, siswa bersemangan mengikuti pembelajaran, aktif berlibat dalam pembelajaran, bersemangat, dan kerja sama antarsiswa dalam kerja kelompok berlangsung optimal. Hal itu tampak pada gambar berikut. Gambar 1. Siswa menunjukkan jarum jam pada jam kejujuran dengan antusias dan benar Gambar 2. Guru membimbing anak mengerjakan tugas secara individual
Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 21 Suasana pembelajaran memang lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran reguler. Akan tetapi jumlah siswa yang aktif berlibat dalam pembelajaran baru mencapai 60%. Sementara itu, keaktifan kelas yang ditargetkan adalah 70%. Selain kualitas proses pembelajaran yang belum optimal, pembelajaran siklus 1 juga belum mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa yang sudah mencapai KKM baru mencapai 55% dengan KKM sebesar 65. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelas belum mencapai target yang ditetapkan dan penelitian harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pembelajaran tematik siklus 2 juga menggunakan tema lingkungan. Materi pembelajarannya tetap, yaitu adalah pengukuran waktu dan menulis karangan berdasarkan gambar seri. Pada tahap pendahuluan, dilakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang topik yang dipelajari. Siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Antusiasme dan keaktifan siswa juga tampak pada saat kerja kelompok menulis karangan berdasarkan gambar seri. Mereka serius bekerja sama menyelesaikan tugas. Hanya satu orang siswa yang tampak kurang aktif dan kurang serius mengikuti pembelajaran. Suasana belajar menyenangkan, siswa bersemangat mengikuti pembelajaran, aktif berlibat dalam pembelajaran, bersemangat, dan kerja sama antarsiswa dalam kerja kelompok berlangsung optimal. Hal itu tampak pada gambar berikut. Gambar 3. Anak-anak membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas. Sementara itu siswa (kelompok) lain mencermati dan mengkritisi laporan tersebut dan menanggapinya Proses pembelajaran tematik yang kondusif juga sesuai dengan hasil refleksi para pengamat pada kegiatan refleksi berikut. Gambar 6. Para pengamat pembelajaran sedang merefleksikan pembelajaran tematik dengan tema lingkungan yang dilakukan Pembelajaran tematik dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tema lingkungan yang dilakukan dengan metode diskusi dan media gambar seri membuahkan pembelajaran yang optimal. Siswa memahami cara melakukan pengukuran waktu dan dapat melakukannya secara benar. Kekurangpahaman yang dialami seorang siswa dapat dimantapkan oleh siswa lain dalam kegiatan diskusi kelompok. Demikian juga melalui penggunaan media gambar seri, siswa menjadi lebih menikmati belajar menulis 21
22, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014 karangan (cerita). Cerita yang ditulis siswa menjadi runtut, dan kalimat-kalimat dalam karangan siswa juga lebih jelas fokusnya. Sebagian besar (95%) siswa terlibat aktif dan antusias dalam mengikuti semua kegiatan pembelajaran. Hanya ada seorang (5%) siswa yang tampak agak malas, dan agak apatis dalam mengikuti pembelajaran. Setelah ditelusuri, ternyata siswa tersebut bermasalah di rumahnya, sehingga motivasi belajarnya rendah, sering membolos sekolah, dan sering kehilangan konsentrasi belajar. Siswa tersebut memerlukan penanganan khusus. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sebanyak 95% berhasil mencapai KKM (70). Nilai rata-rata kelas 77. Dengan demikian, kelas dinyatakan sudah mencapai KKM dan penelitian dihentikan. Artinya, siklus berikutnya tidak diperlukan karena target perbaikan proses dan hasil belajar sudah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa bahwa guru dituntut kreatif dalam membuat media pembelajaran. Sutikno (2009) menyatakan bahwa tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran yang tepat di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Di samping memahami penggunaannya, para guru patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi. Media yang dibuat guru, setidaknya memiliki kriteria berikut: (1) ketepatannya dengan tujuan pembelajaran; (2) dukungannya terhadap isi materi pelajaran; (3) kemudahannya memperoleh media; (4) keterampilan guru dalam menggunakannya; dan (5) kesesuaiannya dengan taraf berpikir siswa. Agaknya perlu mencermati beberapa pembiasaan guru yang dapat dijadikan bahan perenungan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi pembelajaran berikut (Anonim (2008): 1) mengaplikasi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, misalnya siswa bisa diajak ke luar kelas dengan tujuan memaksimalkan lingkungan sekolah sebagai alat, media dan sumber belajar yang sesuai; 2) mengoptimalkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi sekolah yang ada, terutama sekolah yang siswanya banyak berasal dari lapisan masyarakat margin proses pembelajarannya disetting yang kreatif inovatif, dan mampu beradaptasi berbagai macam situasi; 3) mendesain pembelajaran yang dapat menumbuhsuburkan kreativitas dan inovasi pembelajaran dengan analisis dan evaluasi untuk penyempurnaan desain berikutnya; 4) hindari ketegangan semua pelaku proses pembelajaran. baik guru maupun siswa diharapkan mampu menghindari ketegangan, sebaliknya nikmati situasi dan kondisi pembelajaran menuju tercapainya kompetensi siswa sesuai KTSP; 5) biasakan selalu mengamati lingkungan sekolah sehingga dapat menemukan area yang dapat dijadikan alat, media dan sumber belajar siswa; 6) mengimprovisasi daya kreatif dan inovasi dengan sedikit humor sehat dan seperlunya saja untuk mempertahankan dan mengembangkan semangat inovasinya; dan 7) keluar dari dunia sempit menuju dunia luas dengan banyak baca buku bidang seni dan teknologi, sehingga dapat menambah daya peka berfikir efektif dan efisien.
Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 23 Menarik pula untuk dicermati pernyataan Suyatno (2008b) berikut. Guru kreatif dan inovatif tidaklah akan cepat puas dengan salah satu tindakan yang dilakukannya. Mereka akan selalu tidak puas dengan apa yang telah dijalani sebelum mendapatkan hasil yang memuaskan bagi dirinya, siswa, dan kepentingan akademis. Banyak jalan untuk membentuk guru menjadi guru terbaik. Guru seperti itu biasanya selalu mengutamakan hal-hal berikut dalam pembelajarannya: (1)berpusat pada siswa; (2) lebih senang pola induktif daripada deduktif; (3) menarik dan menantang dalam menyajikan mata ajar; (4) berorientasi pada kompetensi siswa; (5) menekankan pembelajaran bukan pengajaran. (6) memvariasikan metode dan teknik pembelajaran; (7) menggunakan sentuhan manusiawi; (8)menggunakan media belajar yang menghasilkan pesan maksimal; (9) menilai DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2008. Mengharapkan Guru yang Kreatif dan Inovatif dalam Pembelajaran. (Online), (http://whandi. net/index.php?pilih=news&mod=ye s&aksi=lihat&id=3950, diakses 15 September 2009) Mustikasari, A. 2009. Mengenal Media Pembelajaran. (Online), (http:// edu-articles.com/mengenal-mediapembelajaran/. diakses 15 September 2009) Sutikno, S. 2009. Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran. (Online), (http://www.sobrycenter. secara autentik; dan (10) mengedepankan citra mengajar yang positif. PENUTUP Pembelajaran tematik bertema lingkungan dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan (cerita) berdasarkan gambar seri terbukti dapat memperbaiki pembelajaran tematik di sekolah dasar. Proses pembelajaran menjadi optimal. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa bergairan dan berlibat aktif dalam pembelajaran, aktif dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar mereka juga lebih optimal (95% siswa mencapai KKM). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan guru menggunakan metode diskusi dan gambar seri sebagai metode dan media alternatif dalam pembelajaran tematik ini. Kegiatan diskusi dan gambar seri yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. com/sobry/artikel.php?catid=artikel &subid=1&docid=21, diakses 15 September 2009) Suyatno. 2008a. Mengajar dengan Permainan. (Online), (http://garduguru.blogspot.com/2008/05/mengaj ar-dengan-permainan.html. Diakses 5 September 2009) Suyatno. 2008b. Membangun Tradisi Pembelajaran Kreatif. (Online), (http://garduguru.blogspot.com/200 8/03/membangun-tradisipembelajaran-kreatif.html diakses 5 September 2009)