PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. dan bukan pada input kelas, seperti silabus dan materi.

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DESAIN POSTER MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS XI DKV SMK NEGERI PACITAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Didit Yulian Kasdriyanto. Staf Pengajar, Universitas Panca Marga, Probolinggo (diterima: , direvisi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dalam empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi dan seni. Peningkatan pengetahuan berbahasa Indonesia berhubungan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan dari peneliti saja. Pembelajaran tidak berhasil dengan baik,

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatkan kualitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipasif

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar memiliki beberapa bagian

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bukan mata pelajaran eksak, namun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

III. METODE PENELITIAN. berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik (Kusuma, 2009:141).

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sistem pendidikan masih cenderung mengarah pada dua

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pun sudah didapat para siswa sejak duduk di sekolah dasar yang dikemas. bahwa Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah, namun

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada siswa di semua jenjang pendidikan. Siswa dituntut untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

Kelompok Materi : Materi Pokok

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

Rahmayanti, Charles Kapile, dan Amiruddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI EKSPLORASI GERAK TARI PADA MUATAN PELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN KELAS VE SD NEGERI 47 KOTA JAMBI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Transkripsi:

Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 18 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR TEMATIK PENGUKURAN WAKTU DAN KETRAMPILAN MENULIS KARANGAN DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DAN MEDIA GAMBAR SERI DI SD Anita Ika Afriyantis SDN Model Terpadu Bojonegoro Abstrak: Penelitiasn ini dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran tematik (matematika dan menulis). Penelitian dilakukan dengan rancangan PTK. Penelitian dilakukan di SDN Model Terpadu Bojonegoro. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran tematik bertema lingkungan dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan (cerita) berdasarkan gambar seri terbukti dapat memperbaiki pembelajaran tematik di sekolah dasar. Proses pembelajaran menjadi optimal. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa bergairan dan berlibat aktif dalam pembelajaran, aktif dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar mereka juga lebih optimal (95% siswa mencapai KKM). Kata kunci: diskusi kelompok, gambar seri, keterampilan menulis, pembelajaran tematik Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19, Ayat 1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi tumbuhnya prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran, seorang guru dituntut untuk dapat memilih pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa juga optimal. Selain pendekatan, metode, dan teknik yang tepat, untuk menciptakan pembelajaran yang optimal, guru juga dituntut dapat memilih dan mengembangkan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Hal tersebut perlu dilakukan, mengingat bervariasinya tingkat kemampuan siswa. Hadirnya media diharapkan dapat membantu mengoptimalkan proses komunikasi pembelajaran, sehingga pesan atau informasi pembelajaran dapat diserap oleh siswa secara optimal. Sutikno (2009) menyatakan beberapa fungsi media pembelajaran berikut. (1) Media pembelajaran menarik perhatian siswa. (2) Media pembelajaran membantu mempercepat dan mengoptimalkan penguasaan siswa atas materi pembelajaran. (3) Media pembelajaran memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis. (4) Media pembelajaran mengatasi keterbatasan ruang. (5) Media pembelajaran membuat pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. (6) Waktu pembelajaran bisa dikondisikan melalui penggunaan media pembelajaran. (7) 18

Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 19 Media pembelajaran menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar. (8) Media pembelajaran melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam. (9) Media pembelajaran meningkatkan kadar keaktifan / keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. (10) Media pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa. Mustikasari (2009) menambahkan manfaat lain penggunaan media pembelajaran, yaitu: (11) penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, (12) proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik, (13) proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, (14) efisiensi dalam waktu dan tenaga, (15) meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, (16) memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, (17) menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar serta (18) mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif. Pada kenyataannya, seringkali guru tidak merencanakan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, termasuk penggunaan model dan media pembelajaran. Hal tersebut dapat mengakibatkan pembelajaran menjadi membosankan. Diakui pula, bahwa pada umumnya guru lebih banyak ceramah dan materi yang disampaikan tidak runtut. Media pembelajaran masih sering diabaikan dengan berbagai alasan, antara lain: (1) terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, (2) sulit mencari media yang tepat, (3) tidak tersedianya biaya, dan alasan lain. Gambar seri merupakan salah satu media pembelajaran yang sering digunakan dalam pembelajaran menulis. Gambar seri merupakan media yang menarik karena berurutan sehingga mempermudah siswa untuk menceritakanya. Gambar seri yang lucu dan menarik membuat siswa bersemangat untuk belajar menulis berdasarkan gambar tersebut. Garbar seri terbukti sangat membantu siswa meningkatkan kemampuan menulis siswa (Suyatno, 2008a). Hasil pengamatan terhadap pembelajaran di SDN Model Terpadu Bojonegoro menunjukkan bahwa pembelajaran tematik dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan belum berjalan optimal. Siswa belum menguasai pengukuran waktu dan keterampilan menulis karangan dengan baik. Hal itu disebabkan guru belum menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sesuai. Guru lebih banyak melakukan pembelajaran dengan metode ceramah. Setelah itu siswa diminta mengerjakan tugas dengan bimbingan sekedarnya. Akibatnya hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai KKM. Kondisi pembelajaran di atas perlu diperbaiki. Sesuai dengan latar belajar timbulnya masalah pembelajaran, yaitu penggunaan metode dan media pembelajaran yang kurang tepat, maka pembelajaran ini diperbaiki dengan memperbaiki metode dan media pembelajaran. Metode diskusi dan media gambar seri dipandang tepat untuk memperbaiki pembelajaran tematik tersebut. METODE Penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran tematik dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan. Tindakan perbaikan dilakukan menggunakan metode diskusi dan media gambar seri. Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc Taggart (1992) yang terdiri atas empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap awal dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran untuk mengidentifikasi permasalahan

20, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014 pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut disusun Rencana Tindak Siklus I dalam bentuk rencana perbaikan pembelajaran (RPP). RPP itu diaplikasikan dalam pembelajaran di kelas dengan melibatkan guru sebagai pelaksananya. Selama pelaksanaan pembelajaran, dilakukan pengamatan dan pencatatan segala hal yang terjadi dalam pembelajaran. Hasil pengamatan direfleksi (dianalisis) untuk mengetahui apakah target tindakan yang ditetapkan tercapai atau belum. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk menyusun rekomendasi tentang perlu tidaknya siklus berikutnya dilakukan. Data penelitian ini berupa data tindakan, data tuturan, dan data hasil belajar. Data tindakan berupa aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Data tuturan berupa tuturan lisan guru dan siswa selama proses pembelajaran. Data hasil belajar berupa data hasil tes kemampuan pengukuran waktu dan menulis karangan. Data tindakan dan data tuturan dikumpulkan dengan teknik observasi dengan menggunakan panduan observasi. Data direkam dengan alat perekam dan catatan lapangan. Data hasil belajar dikumpulkan dengan tes pemahaman pengukuran dan tes menulis karangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pembelajaran tematik siklus 1 yang dilakukan menggunakan tema lingkungan. Materi pembelajarannya adalah pengukuran waktu dan menulis karangan berdasarkan gambar seri. Pada tahap pendahuluan, dilakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab untuk mengaitkan hal-hal yang telah dipahami siswa dengan hal-hal yang akan dipelajari. Siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Antusiasme dan keaktifan siswa juga tampak pada saat kerja kelompok menulis karangan berdaasarkan gambar seri. Mereka serius bekerja sama menyelesaikan tugas. Hanya satu orang siswa yang tampak kurang aktif dan kurang serius mengikuti pembelajaran. Suasana belajar menyenangkan, siswa bersemangan mengikuti pembelajaran, aktif berlibat dalam pembelajaran, bersemangat, dan kerja sama antarsiswa dalam kerja kelompok berlangsung optimal. Hal itu tampak pada gambar berikut. Gambar 1. Siswa menunjukkan jarum jam pada jam kejujuran dengan antusias dan benar Gambar 2. Guru membimbing anak mengerjakan tugas secara individual

Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 21 Suasana pembelajaran memang lebih menyenangkan dibandingkan dengan pembelajaran reguler. Akan tetapi jumlah siswa yang aktif berlibat dalam pembelajaran baru mencapai 60%. Sementara itu, keaktifan kelas yang ditargetkan adalah 70%. Selain kualitas proses pembelajaran yang belum optimal, pembelajaran siklus 1 juga belum mencapai hasil belajar yang optimal. Siswa yang sudah mencapai KKM baru mencapai 55% dengan KKM sebesar 65. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kelas belum mencapai target yang ditetapkan dan penelitian harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Pembelajaran tematik siklus 2 juga menggunakan tema lingkungan. Materi pembelajarannya tetap, yaitu adalah pengukuran waktu dan menulis karangan berdasarkan gambar seri. Pada tahap pendahuluan, dilakukan apersepsi dengan cara melakukan tanya jawab tentang topik yang dipelajari. Siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan guru. Antusiasme dan keaktifan siswa juga tampak pada saat kerja kelompok menulis karangan berdasarkan gambar seri. Mereka serius bekerja sama menyelesaikan tugas. Hanya satu orang siswa yang tampak kurang aktif dan kurang serius mengikuti pembelajaran. Suasana belajar menyenangkan, siswa bersemangat mengikuti pembelajaran, aktif berlibat dalam pembelajaran, bersemangat, dan kerja sama antarsiswa dalam kerja kelompok berlangsung optimal. Hal itu tampak pada gambar berikut. Gambar 3. Anak-anak membacakan hasil kerja kelompok di depan kelas. Sementara itu siswa (kelompok) lain mencermati dan mengkritisi laporan tersebut dan menanggapinya Proses pembelajaran tematik yang kondusif juga sesuai dengan hasil refleksi para pengamat pada kegiatan refleksi berikut. Gambar 6. Para pengamat pembelajaran sedang merefleksikan pembelajaran tematik dengan tema lingkungan yang dilakukan Pembelajaran tematik dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tema lingkungan yang dilakukan dengan metode diskusi dan media gambar seri membuahkan pembelajaran yang optimal. Siswa memahami cara melakukan pengukuran waktu dan dapat melakukannya secara benar. Kekurangpahaman yang dialami seorang siswa dapat dimantapkan oleh siswa lain dalam kegiatan diskusi kelompok. Demikian juga melalui penggunaan media gambar seri, siswa menjadi lebih menikmati belajar menulis 21

22, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 1, Mei 2014 karangan (cerita). Cerita yang ditulis siswa menjadi runtut, dan kalimat-kalimat dalam karangan siswa juga lebih jelas fokusnya. Sebagian besar (95%) siswa terlibat aktif dan antusias dalam mengikuti semua kegiatan pembelajaran. Hanya ada seorang (5%) siswa yang tampak agak malas, dan agak apatis dalam mengikuti pembelajaran. Setelah ditelusuri, ternyata siswa tersebut bermasalah di rumahnya, sehingga motivasi belajarnya rendah, sering membolos sekolah, dan sering kehilangan konsentrasi belajar. Siswa tersebut memerlukan penanganan khusus. Selain itu, hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang signifikan. Sebanyak 95% berhasil mencapai KKM (70). Nilai rata-rata kelas 77. Dengan demikian, kelas dinyatakan sudah mencapai KKM dan penelitian dihentikan. Artinya, siklus berikutnya tidak diperlukan karena target perbaikan proses dan hasil belajar sudah tercapai. Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa bahwa guru dituntut kreatif dalam membuat media pembelajaran. Sutikno (2009) menyatakan bahwa tumbuhnya kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media pembelajaran yang tepat di masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Di samping memahami penggunaannya, para guru patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan membuat sendiri media yang menarik, murah dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi. Media yang dibuat guru, setidaknya memiliki kriteria berikut: (1) ketepatannya dengan tujuan pembelajaran; (2) dukungannya terhadap isi materi pelajaran; (3) kemudahannya memperoleh media; (4) keterampilan guru dalam menggunakannya; dan (5) kesesuaiannya dengan taraf berpikir siswa. Agaknya perlu mencermati beberapa pembiasaan guru yang dapat dijadikan bahan perenungan untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi pembelajaran berikut (Anonim (2008): 1) mengaplikasi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan, misalnya siswa bisa diajak ke luar kelas dengan tujuan memaksimalkan lingkungan sekolah sebagai alat, media dan sumber belajar yang sesuai; 2) mengoptimalkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan potensi sekolah yang ada, terutama sekolah yang siswanya banyak berasal dari lapisan masyarakat margin proses pembelajarannya disetting yang kreatif inovatif, dan mampu beradaptasi berbagai macam situasi; 3) mendesain pembelajaran yang dapat menumbuhsuburkan kreativitas dan inovasi pembelajaran dengan analisis dan evaluasi untuk penyempurnaan desain berikutnya; 4) hindari ketegangan semua pelaku proses pembelajaran. baik guru maupun siswa diharapkan mampu menghindari ketegangan, sebaliknya nikmati situasi dan kondisi pembelajaran menuju tercapainya kompetensi siswa sesuai KTSP; 5) biasakan selalu mengamati lingkungan sekolah sehingga dapat menemukan area yang dapat dijadikan alat, media dan sumber belajar siswa; 6) mengimprovisasi daya kreatif dan inovasi dengan sedikit humor sehat dan seperlunya saja untuk mempertahankan dan mengembangkan semangat inovasinya; dan 7) keluar dari dunia sempit menuju dunia luas dengan banyak baca buku bidang seni dan teknologi, sehingga dapat menambah daya peka berfikir efektif dan efisien.

Afriyantis, Peningkatan Prestasi Belajar Tematik Pengukuran Waktu dan Menulis Karangan, 23 Menarik pula untuk dicermati pernyataan Suyatno (2008b) berikut. Guru kreatif dan inovatif tidaklah akan cepat puas dengan salah satu tindakan yang dilakukannya. Mereka akan selalu tidak puas dengan apa yang telah dijalani sebelum mendapatkan hasil yang memuaskan bagi dirinya, siswa, dan kepentingan akademis. Banyak jalan untuk membentuk guru menjadi guru terbaik. Guru seperti itu biasanya selalu mengutamakan hal-hal berikut dalam pembelajarannya: (1)berpusat pada siswa; (2) lebih senang pola induktif daripada deduktif; (3) menarik dan menantang dalam menyajikan mata ajar; (4) berorientasi pada kompetensi siswa; (5) menekankan pembelajaran bukan pengajaran. (6) memvariasikan metode dan teknik pembelajaran; (7) menggunakan sentuhan manusiawi; (8)menggunakan media belajar yang menghasilkan pesan maksimal; (9) menilai DAFTAR RUJUKAN Anonim. 2008. Mengharapkan Guru yang Kreatif dan Inovatif dalam Pembelajaran. (Online), (http://whandi. net/index.php?pilih=news&mod=ye s&aksi=lihat&id=3950, diakses 15 September 2009) Mustikasari, A. 2009. Mengenal Media Pembelajaran. (Online), (http:// edu-articles.com/mengenal-mediapembelajaran/. diakses 15 September 2009) Sutikno, S. 2009. Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran. (Online), (http://www.sobrycenter. secara autentik; dan (10) mengedepankan citra mengajar yang positif. PENUTUP Pembelajaran tematik bertema lingkungan dengan topik pengukuran waktu dan menulis karangan (cerita) berdasarkan gambar seri terbukti dapat memperbaiki pembelajaran tematik di sekolah dasar. Proses pembelajaran menjadi optimal. Suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, siswa bergairan dan berlibat aktif dalam pembelajaran, aktif dalam diskusi kelompok, dan hasil belajar mereka juga lebih optimal (95% siswa mencapai KKM). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan guru menggunakan metode diskusi dan gambar seri sebagai metode dan media alternatif dalam pembelajaran tematik ini. Kegiatan diskusi dan gambar seri yang digunakan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. com/sobry/artikel.php?catid=artikel &subid=1&docid=21, diakses 15 September 2009) Suyatno. 2008a. Mengajar dengan Permainan. (Online), (http://garduguru.blogspot.com/2008/05/mengaj ar-dengan-permainan.html. Diakses 5 September 2009) Suyatno. 2008b. Membangun Tradisi Pembelajaran Kreatif. (Online), (http://garduguru.blogspot.com/200 8/03/membangun-tradisipembelajaran-kreatif.html diakses 5 September 2009)