MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI DI PT EAST JAKARTA INDUSTRIAL PARK DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. RAKHMA OKTAVINA, MT OLEH : HENDRA SASMAYA 30408425
LATAR BELAKANG MASALAH Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1994 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun. Limbah adalah sisa bahan sisa pada suatu kegiatan dan/ atau proses produksi WWTP PT EJIP selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas air limbah yang dihasilkan. Salah satu yang dilakukan adalah mengendalikan kualitas secara visual dan non visual pada laboratorium pengendalian mutu. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengontrolan kualitas proses pengolahan air limbah dengan menggunakan diagram kontrol
PERUMUSAN MASALAH Permasalahan yang akan dibahas dan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pengendalian kualitas yang dilakukan PT. East Jakarta Industrial Park dengan menggunakan metode analisis pengendalian kualitas statistik dengan bagan pengendalian X-MR untuk data variabel, apakah air limbah yang dihasilkan tidak menyimpang dari standard yang telah ditetapkan
PEMBATASAN MASALAH Adapun batasan masalah dari penelitian ini adalah: Kerja Praktek dan pengambilan data hanya dilakukan di PT. East Jakarta Industrial Park yang berlokasi di Cikarang, Bekasi. Pengambilan data mengenai hasil analisa kualitas air limbah industri dengan parameter COD dan TSS pada bulan Juni 2011.
TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah : Mengetahui proses sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Mengetahui kinerja proses sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dengan melihat hasil kualitas air limbah dengan menggunakan diagram kontrol individual X-mR untuk data variabel Mengetahui penyimpangan pada data variabel
METODOLOGI PENULISAN ILMIAH MULAI STUDI LAPANGAN STUDI PUSTAKA PERUMUSAN MASALAH PENGUMPULAN DATA VARIABEL PENGOLAHAN DATA DENGAN ALAT DIAGRAM KONTROL X-MR UNTUK DATA VARIABEL TIDAK YA ANALISA DATA KESIMPULAN DAN SARAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pengolahan air limbah di WWTP (Waste Water Treatment Plant) EJIP meliputi 3 tahapan, yaitu: Tahapan Primary Treatment yaitu proses awal dalam pengolahan air limbah industri, disini dilakukan pengolahan secara fisika.
HASIL DAN PEMBAHASAN Secondary treatment merupakan tahapan kedua setelah tahapan primer dan cara pengolahannya dilakukan secara biologis (biological treatment), yang menggunakan lumpur aktif (activated sludge).
HASIL DAN PEMBAHASAN Tertiery treatment merupakan tahapan terakhir setelah unit pengendapan (sedimentasi) kemudian ditampung kedalam bak treated yang nantinya akan dibuang ke badan air yaitu sungai
HASIL DAN PEMBAHASAN PROSES PENGENDALIAN KUALITAS AIR LIMBAH DI IPAL PT EJIP Mulai Sampling air hasil tretment IPAL Uji kadar COD dan TSS di laboratorium Hasil NO Periksa proses IPAL OK Selesai
HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun PT EJIP menetapkan baku mutu air limbah yang mengacu kepada SK Gubernur Jawa Barat No 6 Tahun 1999 Parameter Unit EJIP Standard WEST JAVA Standard No 6, 1999 Physical Element: Temperature 0 C 38 38 Total Dissolved Solid (TDS) Mg/l 2000 2000 Total Suspended Solid (TSS) Mg/l 200 200 Chemical Element: ph - 6-9 6-9 Bioligical Oxygen Demand (BOD) Mg/l 50 50 Chemical Oxygen Demand (COD) Mg/l 100 100
HASIL DAN PEMBAHASAN Adapun data kualitas air limbah dengan parameter COD (Chemical Oksigen Demand) dan TSS (Total Suspended Solid ) dalam jangka 30 hari terhitung dari 1 Juli 2011 sampai dengan 31 Juli 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Date COD TSS (mg/l) (mg/l) 1 147.33 15 2 147.33 12 3 147.33 15 4 140.73 17 5 148.84 19.5 6 130.23 17 7 154.14 18.5 8 55.69 22.5 9 64.83 22.5 10 53.04 7.5 11 58.93 10 12 78.87 18 13 61.97 17.5 14 78.87 16.5 15 56.24 38 16 84.36 16 17 84.36 22 18 44.99 19 Date COD TSS (mg/l) (mg/l) 19 61.86 21.5 20 67.49 21 21 89.98 21 22 84.36 30.5 23 61.86 25.5 24 61.86 21 25 39.67 12 26 29.47 7.5 27 4.,8 13 28 40.07 14 29 28.62 14 30 17.17 13 31 5.72 11
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan metode peta kendali X-MR maka dapat diketahui variabel yang tidak normal dalam proses tersebut yang dapat dilihat pada gambar.
KESIMPULAN Dari uraian yang telah dikemukakan oleh penulis maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: Berdasarkan peta kendali X COD maka dapat diketahui variabel yang berada diluar kontrol yaitu, 147,33;147,33;147,33;140,73;148,84;130,23;154,14 yang melewati nilai UCL sebesar 119,81 dan 29,47;28,62;17,17;5,72 yang melewati nilai LCL sebesar 33,22. Adapun pada peta kendali MR COD variabel yang berada diluar kontrol yaitu 98,45 yang melewati nilai UCL sebesar 53,19. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja proses sistem IPAL kurang baik
KESIMPULAN Berdasarkan peta kendali X TSS maka dapat diketahui variabel yang berada diluar kontrol yaitu 30,5 dan 38 yang melewati nilai UCL sebesar 30,37 serta variasi luas muncul disekitar garis pusat. Adapun pada peta kendali MR COD variabel yang berada diluar kontrol yaitu 21,5 dan 22 yang melewati nilai UCL sebesar 15,57. Hal ini sering disebut mixture dan dapat menunjukkan ketidakstabilan kinerja proses sistem IPAL tersebut.
KESIMPULAN Terdapat kadar COD yang tidak sesuai standar EJIP yang mengacu pada baku mutu SK Gubernur Jawa Barat No 6 Thn 1999 tentang Lingkungan Hidup yaitu 147,33;147,33;147,33;140,73;148,84;130,23;154,14( mg/l) sedangkan standar EJIP sebesar 100 mg/l. Hal ini menunjukkan kurangnya pengawasan terhadap hasil dari proses IPAL tersebut
SARAN Penulis berharap agar Penulisan Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk menghasilkan kualitas air limbah yang baik sehingga dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Penulis menyarankan agar PT. EJIP khususnya pada Departemen Water Treatment Plant perlu menerapkan peta kendali (Control Charts) dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja proses IPAL dan kualitas air limbah itu sendiri.