BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PANDEGLANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 104 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR UNSUR ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan P

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Blitar, 29 Pebruari 2016 KEPALA SATPOL PP KABUPATEN BLITAR. TOHA MASHURI,S.Sos,MM. Pembina Tingkat I NIP

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEPARA

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

PERATURAN BUPATI KEPAHIANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KEPAHIANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2014 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MUSI RAWAS

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 45 TAHUN2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PAREPARE WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

B U P A T I B A L A N G A N

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 Ayat ( 3) Peraturan Daerah

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN : 2005 NOMOR : 04

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PEMERINTAH KABUPATEN BREBES LEMBARAN DAERAH NO. 9 TAHUN 2011

Transkripsi:

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa untuk pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar, maka perlu adanya pejabaran tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar, b. bahwa untuk melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas, maka perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan PerUndang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah keduakalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5094); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 59 Tahun 2007; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 590); 10. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 12 Tahun 2008 tentang Kewenangan Daerah Kabupaten Blitar (Lembaran Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2008 Nomor 9 / E); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 7 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar; MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI BLITAR TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BLITAR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Blitar; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Blitar; 3. Bupati adalah Bupati Blitar; 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Blitar; 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Yang Selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupten Blitar; 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar. 7. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan Peraturan perundangundangan; 8. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batasbatas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia; 9. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan; 10. Satuan Polisi Pamong Praja adalah aparatur Pemerintah Daerah yang melaksanakan tugas Bupati dalam memelihara dan menyelenggara ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati;

11. Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur; 12. Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) adalah pejabat PNS tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh Undang-Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati; 13. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan bidang keahliannya. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 2 1. Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur penunjang Pemerintah Kabupaten; 2. Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati. Pasal 4 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Satuan Polisi Pamong Praja menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan program dan pelaksanaan penegakan perda, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat serta perlindungan masyarakat; b. pelaksanaan kebijakan, penegakkan Perda dan Peraturan Bupati; c. pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; d. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat; e. pelaksanaan koordinasi penegakkan Perda, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau aparatur lain; f. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati Perda, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; g. pelaksanaan evaluasi, pelaporan dan pembinaan kesekretariatan, penegakan Peraturan Perundang- undangan, ketertiban umum, pengembangan kapasitas, serta perlindungan masyarakat; h. pelaksanaan tugas lainya yang diberikan oleh Bupati. BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 5 Susunan Organisasi Satuan Polisi pamong Praja terdiri dari : a. Kepala Satuan; b. Sekretariat, membawahi : 1. Sub Bagian Bina Program; 2. Sub Bagian Keuangan; 3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah, membawahi : 1. Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan; 2. Seksi Penyidikan dan Penyelidikan.

d. Bidang Ketertiban Umum, membawahi : 1. Seksi Operasi dan Pengendalian; 2. Seksi Kerjasama. e. Bidang Sumber Daya Aparatur, membawahi : 1. Seksi Pelatihan Dasar; 2. Seksi Teknis Fungsional. f. Bidang Perlindungan Masyarakat, membawahi : 1. Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat; 2. Seksi Bina Potensi Masyrakat g. Unit Pelaksana Teknis Satpol PP. h. Kelompok Jabatan Fungsional Bagian Pertama Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pasal 6 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a mempunyai tugas merencanakan dan merumuskan kebijakan teknis tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja, melaksanakan kebijakan operasional tugas dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja di bidang kesekretariatan, penegakan Peraturan perundang-udangan, ketentraman dan ketertiban umum, pengembangan kapasitas, perlindungan masyarakat, tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat, badan hukum dan aparatur yang melakukan pelanggaran atas Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, dan Keputusan Bupati, memberikan bimbingan, pembinaan dan pengawasan serta pembagian tugas kepada bawahan di bidang kesekretariatan, penegakkan Peraturan Peraturan perundang-undangan ketentraman dan ketertiban umum, pengembangan kapasitas dan perlindungan masyarakat, melaksanakan koordinasi proses penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati, menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Satuan Polisi Pamong Praja, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati. Pasal 7 Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Kepala Satuan Polisi Pamong Praja memiliki fungsi : a. perumusan kebijakan teknis di Satuan Polisi Pamong Praja; b. melaksanakan pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum agar mentaati penegakkan Perda dan Peraturan Kepala Daerah dalam menunjang penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten. Bagian Kedua Sekretaris Pasal 8 (1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi tata usaha dan kearsipan, melaksanakan pengelolaan administrasi dan penyusunan laporan kepegawaian, keuangan dan perlengkapan, menyusun program dan Perencanaan Satuan Polisi Pamong Praja, menyusun dan melaksanakan pembinaan hukum, organisasi dan tata laksana Satuan Polisi Pamong Praja. (2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Sekretaris yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab pada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Sekretariat mempunyai fungsi: a. pengelolaan dan pembinaan urusan tata usaha dan tata kearsipan, rumah tangga dan keprotokolan Satuan Polisi Pamong Praja; b. penyusunan program dan Perencanaan Satuan Polisi Pamong Praja;

c. penyusunan dan pembinaan hukum, organisasi dan tata laksana Satuan Polisi Pamong Praja; d. pengelolaan administrasi dan penyusunan laporan kepegawaian, keuangan, dan perlengkapan; e. pembinaan administrasi kepada Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja; f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan. Polisi Pamong Praja. Pasal 10 (1) Sub Bagian Bina Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b angka 1 mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan penyusunan rencana stratigis; b. mengumpulkan bahan-bahan dalam menyusun program dan kegiatan; c. melaksanakan pengolahan data dalam penyusunan program dan kegiatan Tahunan; d. mengkompilasi hasil penyusunan kerja dan anggaran dan masing-masing unit kerja; e. menyusun dokumen pelaksanaan masing-masing unit kerja; f. menyusun laporan capaian kinerja dan ikhisar realisasi kenerja; g. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan Perencanaan; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (2) Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b angka 2 mempunyai tugas : a. melaksanakan kegiatan perbendaharaan,verivikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung; b. melaksanakan penyusunan laporan proknosis realisasi keuangan; c. melaksanakan penyusunan laporan keuangan semesteran; d. melakukan penyusunan laporan keuangan akhir Tahun; e. melaksanakan pengawasan, evaluasi dan pelaporan dalam pengelolaan keuangan; f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (3) Sub Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud da1am Pasal 5 huruf b angka 3 mempunyai tugas : a. melaksanakan penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan; b. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan perpustakaan; c. melaksanakan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan dan kebersihan di lingkungan kerja; d. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan asset lainya; e. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan badan; f. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barangbarang inventaris; g. melaksanakan pengelolaan administrasi perkantoran; h. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan satuan; i. melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan; j. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, daftar penilaian pekerjaan, daftar unit kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; k. melaksanakan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan / pelatihan kepemimpinan, ujian dinas, teknis dan fungsional; l. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; m. melaksanakan penyiapan bahan standar kopetensi pegawai, tenaga teknis dan fungsional; n. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan; o. Melaksananakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris. (4) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Bagian Ketiga

Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah Pasal 11 (1) Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf c mempunyai tugas, pelaksanaan, pembinaan, pengawasan dan penyuluhan serta melakukan penyidikan dan penyelidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan Peraturan lainnya;\ (2) Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Pasa1 12 (1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 11 ayat (1) Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah, mempunyai fungsi: a. penyusunan prosedur tetap proses penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; b. pelaksanaan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait dalam rangka proses penyidikan dan penyelidikan terhadap pelanggaran Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; c. pelaksanaan koordinasi dalam rangka melaksanakan proses penindakan pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; d. pelaksanaan koordinasi dalam rangka proses administrasi penyidikan dan pengiriman berkas perkara pelanggaran Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati sampai ketingkat Pengadilan; e. pelaksanaan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka pembentukan Tim Pembina Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; g. perumusan dan pelaksanaan Kebijakan penegakan Perda dan Perbup; h. menyusun program kerja dan rencana kegiatan sesuai bidang tugasnya; i. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai bidang tugasnya; j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan. (2) Bidang Penegakan Peraturan Perundang-undangan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Satuan. Pasal 13 (1) Seksi Pembinaan, Pengawasan dan Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c angka 1 mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan, data untuk menyusun Pedoman dan petujuk kegiatan, pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap penegakan Peraturan Daerah; b. mengikuti proses penyusunan Peraturan perundang-undangan serta pembinaan dan Penyebarluasan Produk hukum daerah; c. melaporkan hasil pembinaan, pengawasan dan penyuluhan terhadap penegakan Peraturan Daerah kepada Kepala Bidang; d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. (2) Seksi Penyidikan dan Penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c angka 2 mempunyai tugas : a. menyiapkan bahan, data untuk menyusun Pedoman dan petunjuk kegiatan, penyidikan dan penyelidikan terhadap pelanggaran Peraturan Dareah; b. melaksanakan penyidikan dan penyelidikan, terhadap pelanggaran Peraturan daerah dan Peraturan lainnya. c. melaksanakan administrasi penyidik pemberkasan dan pengiriman berkas perkara ke jaksa penuntut umum sampai ke tingkat pengadilan; d. melaksanakan pemanggilan kepada pelanggar dan membuat Berita Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran;

e. melaporkan hasil penyidikan kepada Kepala Bidang; f. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundang- Undangan Daerah sesuai dengan bidang tugasnya. (3) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam pe laksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Penegakan Peraturan Perundangundangan Daerah Bagian Keempat Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Pasal 14 (1) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d mempunyai tugas menjaga ketentraman dan ketertiban umum masyarakat, melakukan penertiban dan penindakan. pelanggaran Perda, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati, melakukan pengamanan dan pengawalan pejabat negara dan tamu negara, pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepada daerah serta melakukan kerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lain; (2) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Pasal 15 (1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat mempunyai fungsi: a. pembinaan dan pengendalian penertiban Peraturan Daerah, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; b. pelaksanaan pengawasan dan pemantauan tugas operasional Seksi Operasional dan Pengendalian dan Seksi Kerjasama; c. pelaksanaan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka penyelenggaraan tugas ketertiban umum dan ketentraman masyrakat; d. pelaksanaan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka pengamanan Asset Daerah; e. perumusan dan pelaksanaan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; f. perumusan dan pelaksanaan kerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah, dan/atau aparatur lainnya; g. menyusun program kerja dan rencana kegiatan sesuai bidang tugasnya; h. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai bidang tugasnya; i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan. (2) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam pelaksanaan tugasnya pertanggungjawab kepada Kepala Satuan.

Pasal 16 (1) Seksi Operasi dan Pengendalian sebagaimana dalam Pasal 5 huruf d angka 1 mempunyai tugas : a. melaksanakan ketertiban dan penindakan pelanggaran Perda, Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati; b. menyusun rencana operasional yang meliputi : 1. patrol ketentraman dan ketertiban umum terutama diwilayah perkotaan; 2. menertibkan pedagang dan pemasangan reklame dan lain sejenisnya yang tidak memenuhi ketentuan; 3. menertibkan gelandangan dan pengemis, pengamen, protitusi dan lain-lain yang menggangu ketertiban, ketentraman masyrakat; 4. melaksanakan tugas-tugas operasi lain sesuai hasil koordinasi dengan dinas / instansi terkait. c. menyusun rencana pengamanan meliputi : 1. menjaga keamanan Bupati, Wakil bupati dan Sekretaris Daerah; 2. menjaga keamanan rumah dinas Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah; 3. menjaga keamanan kantor /Fasilitas lain milik Pemerintah Kabupaten sesuai hasil koordinasi. d. melaksanakan tugas operasional dan pengamanan; e. menyiapkan bahan pembinaan operasional dan pengamanan; f. menyiapkan bahan pembinaan operasional dan pengamanan; g. menyusun laporan pertanggungj awaban atas pelaksanaan tugas; h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; i. membantu pengamanan dan pengawalan tamu VIP termasuk pejabat negara dan tamu negara; j. pelaksanaan pengamanan dan penertiban aset yang belum teradministrasi sesuai dengan ketentuan Peraturan perundang-undangan; k. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan pemilihan umum dan pemilihan umum kepala daerah; l. membantu pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/ atau kegiatan yang berskala massal. m. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. (2) Seksi Kerjasama sebagaimana dalam Pasal 5 huruf d angka 2 mempunyai tugas : a. melaksanakan tugas dengan meminta bantuan dan/atau bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lain; b. dalam meminta bantuan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau lembaga lainnya, Satpol PP bertindak sebagai koordinator operasi lapangan; c. kerjasama yang dilaksanakan berdasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu, dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hierarki dan kode etik birokrasi;

d. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas; e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. (3) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Bagian Kelima Bidang Sumber Daya Aparatur Pasal 17 (1) Bidang Sumber Daya Aparatur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f mempunyai tugas, melakukan kegiatan pembinaan dan peningkatan terhadap aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakan Perda dan Perbup, melakukan pembinaan sumber daya aparatur dibidang teknis fungsional; (2) Bidang Sumber Daya Aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Pasal 18 (1) Untuk melaksanakan tugas sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) Kepala Bidang Sumber Daya Aparatur, mempunyai fungsi: a. melaksanakan perumusan kebijakan dan pembinaan terhadap aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakan Perda dan Perbub; b. melaksanakan penyusunan progrm kerja dan rencana kegiatan sesuai bidang tugasnya; c. melaksanakan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai bidang tugasnya; d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan; e. perumusan kebijakan dan pembinaan terhadap aparatur, atau badan hukum agar mematuhi dan mentaati penegakan Perda dan Perbup; f. menyusun program kerja dan rencana kegiatan sesuai bidang tugasnya; g. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai bidang tugasnya; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan. (2) Bidang Bidang Sumber Daya Aparatur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Pasal 19 (1) Seksi Pelatihan Dasar sebagaimana dalam Pasal 5 huruf e angka 1 mempunyai tugas : a. melaksanakan perumusan kebijakan fasilitas Pelaksanaan penyiapan Peningkatan Sumber Daya Manusia; b. merumuskan kebijakan pendataan anggotan satuan; c. merumuskan Pedoman dan rekruitmen tenaga kerja kurikulum dan evaluasi pelatihan; d. merumuskan Pedoman dan pelaksanaan latihan; e. menyiapkan bahan rumusan kebijaksanaankebijaksanaan pelatihan dan penanggulangan bencana; f. menyusun evaluasi dan pelaporan pelatihan Sumber Daya Manusia Satuan; g. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai bidangnya; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Aparatur. (2) Seksi Teknis Fungsional sebagaimana dalam Pasal 5 huruf e angka 2 mempunyai tugas: a. menyiapkan perumusan kebijakan teknis fungsional; b. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan bidangnya; c. melaksanakan tugas-tugas lain diberikan oleh Kepala Bidang Sumber Daya Aparatur. (3) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Ayat (2) dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Sumber Daya Aparatur.

Bagian Keenam Bidang Perlindungan Masyarakat Pasal 20 (1) Bidang Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dimaksud dalam Pasal 5 huruf f mempunyai tugas melaksanakan kesiagaan, pengerahan dan pengendalian satlinmas, penggerakan semua unsur masyarakat yang dapat dikerahkan dalam rangka bina potensi masyarakat menghadapi bencana; (2) Bidang Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Bidang, yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Satuan. Pasal 21 (1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM Perlindungan Masyarakat; b. perumusan rencana strategis pemetaan jumlah personil dan kesiapan Satuan perlindungan Masyarakat; c. penyusunan rencana strategis operasional Perlindungan Masyarakat dalam membantu proses penyelamatan dan penyaluran bantuan korban bencana, PAM Kamtibmas dan PAM Pemilihan Umum; d. perumusan kebijakan dan pelaksanaan satuan perlindungan masyarakat dan bina potensi masyarakat; e. menyusun program kerja dan rencana kegiatan sesuai bidang tugasnya; f. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan instansi dan atau lembaga terkait dalam rangka penanganan perlindungan masyarakat. g. menyusun laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai bidang tugasnya; h. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan. Pasal 22 (1) Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f angka 1 mempunyai tugas : a. menyusun prosedur tetap pengerahan anggota Perlindungan Masyarakat dalam rangka membantu proses evakuasi, rehabilitasi dan penyaluran bantuan korban bencana serta rekonstruksi daerah bencana; b. melakukan pendataan dan pemutakhiran data jumlah anggota Perlindungan Masyarakat; c. melaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan dan ketrampilan anggota Perlindungan Masyarakat; d. melaksanakan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka pengerahan anggota Perlindungan Masyarakat untuk Pengamanan Daerah Bencana, Kamtibmas, Pemilihan Umum dan atau kegiatan lainnya; e. melaksanakan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait dalam rangka pengiriman bantuan dan penggunaan peralatan tanggap darurat bencana; f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat. (2) Seksi Bina potensi Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f angka 2 mempunyai tugas : a. melaksanakan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka mendata jumlah Lembaga Masyarakat yang bergerak di bidang kemanusiaan; b. melaksanakan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan Personil Taruna Tanggap Bencana;

c. melaksanakan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam rangka pendataan dan penanganan pengungsi; d. melaksanakan koordinasi dengan Dinas dan Instansi terkait untuk pemetaan kategori daerah rawan bencana dan atau penyusunan rute peninjauan / pemantauan bencana serta pos Kamling; e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat. (3) Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Ayat (2) dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perlindungan Masyarakat. BAB IV UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Pasal 23 (1) Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja adalah unsur pelaksana Satuan Polisi Pamong Praja di Kecamatan dalam melaksanakan tugas menyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Perlindungan Masyarakat, melaksanakan tugas Pengamanan Pemilihan Kepala Desa, Pemilihan Umum, Hari Besar Nasional dan Keagamaan, menyiapkan petugas upacara Peringatan Hari Besar Nasional, melaksanakan koordinasi kegiatan dengan Dinas dan atau Instansi terkait, menyusun dan menyampaikan laporan ketentraman dan ketertiban, menertibkan Reklame dan melaksanakan tugas lain berdasarkan hasil koordinasi. (2) Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh Kepala Satuan, yang secara Ex-Officio dijabat oleh Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban; Pasal 24 (1) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 angka 1 Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja, mempunyai fungsi : a. pelaksanaan tugas penyelenggaraan Ketentraman dan Ketertiban Umum, menegakan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Perlindungan Masyarakat; b. pelaksanaan koordinasi dengan Dinas dan atau Instansi terkait, dalam melaksanakan tugas Pengamanan Pemilihan Kepala Desa, Pemilihan Umum, Hari Besar Nasional, Hari Besar Keagamaan dan Pengamanan Kantor Camat;

c. penyiapan petugas upacara Peringatan Hari Besar Nasional, penyeleksian dan pelatihan anggota Pasukan Pengibar Bendera HUT Kemerdekaan Republik Indonesia d. pelaksanaan koordinasi kegiatan dengan Dinas dan atau Instansi terkait; e. penyusunan dan penyampaian laporan ketentraman dan ketertiban; f. penertiban Reklame dan atau sejenisnya; g. melaksanakan tugas lain berdasarkan hasil koordinasi. (2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Unit Pelaksana Teknis Satuan Polisi Pamong Praja berkoordinasi dengan Camat. BAB V KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 25 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi sesuai dengan bidang keahliannya yang dikoordinir oleh Tenaga Fungsional Senior; (2) Jumlah Tenaga Fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (3) Pembinaan terhadap Tenaga Fungsional dilakukan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VI TATA KERJA Pasal 26 Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan unit dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja, wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam, lingkungan satuan kerja, antar satuan kerja pemerintah daerah maupun organisasi dan/atau instansi lain di luar pemerintah daerah. Pasal 27 Setiap pimpinan unit di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi dan memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan, dan bila terjadi penyimpangan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pasal 28 Setiap pimpinanunit wajib mengikuti, mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab berdasarkan prosedur tetap serta menyampaikan laporan kepada atasan pada waktunya. Pasal 29 Setiap laporan yang diterima dari pimpinan unit dan atau bawahannya, didata serta dioia dan di pergunakan sebagai bahan penyusunan laporan serta untuk memberikan petunjuk lebih lanjut kepada bawahan. Pasal 30 Tembusan atas laporan kepada atasan wajib disampaikan pules kepada Satuan Organisasi lain yang secara koordinasi dan fungsional mempunyai hubungan kerja. BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 31 Bagan susunan organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar sebagaimana tercantum dalam lampiran. merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 32 Akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinva apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan Peraturan Bupati ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 33 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Blitar Nomor 76 Tahun 2008 tentang Penjabaran Togas dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Blitar, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 34 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar se tiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar.

Ditetapkan di Blitar pada tanggal 8 Desember 2011 Bupati Blitar ttd HERRY NOEGROHO Diundangkan di Blitar Pada Tanggal 8 Desember 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR ttd BACHTIAR SUKOKARJADJI BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2011 NOMOR : 47/E