1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelatihan dalam kaitannya dengan upaya pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tuntutan pemenuhan kebutuhan dan perubahan lingkungan sekitarnya. Pelatihan bagi masyarakat bertujuan untuk memberdayakan, agar menjadi berdaya sehingga dapat berpartisipasi aktif dalam proses perubahan dan pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan. Pemberdayaan yang dilakukan melalui pelatihan bertujuan untuk memperkuat posisi seseorang melalui penumbuhan kesadaran dan kemampuan individu yang bersangkutan, mengidentifikasi persoalan yang dihadapi dan memikirkan langkah-langkah mengatasinya. Pelatihan merupakan salah satu tindakan praktis penyuluhan, dimana menurut Amanah (2007) tindakan praktis penyuluhan merupakan upaya untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku pada individu, kelompok, komunitas, ataupun masyarakat agar mereka tahu, mau, dan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pelatihan dalam pendidikan nasional merupakan jalur pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk
2 mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pelatihan yang berhasil akan meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kualitas kerja peserta pelatihan. Salah satu komponen pelatihan yang mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pelatihan adalah pengajar atau fasilitator pelatihan. Kesuksesan suatu program diklat sangat ditentukan oleh profesionalisme yang dimiliki oleh fasilitator pelatihan. Fasilitator pelatihan yang profesional memiliki kompetensi atau kemampuan mengajar dan kemampuan memfasilitasi yang unggul dalam suatu proses pembelajaran dalam pelatihan. Fasilitator pelatihan yang kompeten mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif serta mampu mengelola kelas dan membawa peserta pelatihan mencapai hasil belajar yang optimal. Fasilitator pelatihan merupakan orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidangnya sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampuan maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran kegiatan pelatihan. Sehingga fasilitator pelatihan adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Fasilitator pelatihan harus peka dan tanggap terhadap perubahan, pembaharuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat dan pekembangan jaman. Kondisi tersebut menuntut fasilitator terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya agar mampu memfasilitasi dan menyajikan materi pelatihan mengikuti arus perkembangan jaman dan tuntutan kebutuhan peserta. Kompetensi fasilitator pelatihan sangat penting bagi penyelenggara pelatihan untuk menjamin mutu pelaksanaan pelatihan sesuai dengan harapan peserta. Oleh karena itu kondisi tingkat kompetensi dan kinerja fasilitator perlu diketahui sebagai bagian dari upaya peningkatan kompetensi fasilitator pelatihan. Peningkatan dan pengembangan kompetensi fasilitator pelatihan dapat dilakukan oleh individu fasilitator yang bersangkutan maupun lembaga pelatihan secara terprogram. Peningkatan kompetensi secara individu maupun program lembaga dapat dilakukan melalui peningkatan pendidikan formal, pelatihan, magang industri, partisipasi kegiatan ilmiah, dan pemanfaatan sumber-sumber belajar.
3 Menurut Susanto (2003) definisi kompetensi yang sering dipakai adalah karakteristik-karakteristk yang mendasari individu untuk mencapai kinerja superior. Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan non-rutin. Kompetensi merupakan karakteristik diri yang menjadi pembeda antara kinerja yang sangat baik dengan kinerja yang biasa dalam suatu pekerjaan atau organisasi. Ife (1995) menyatakan bahwa secara umum kompetensi dimaknai sama dengan keterampilanketerampilan (skills) yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan, Mendiknas dalam Surat Keputusan No. 045/U/2002 menyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Fasilitator pelatihan di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian (P4TK Pertanian) Cianjur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mendapat tugas untuk mendidik, mengajar dan melatih (dikjartih) pada kegiatan pelatihan baik untuk PNS maupun Non PNS sesuai dengan latar belakang pendidikan dan kompetensi yang dimiliki. P4TK Pertanian Cianjur merupakan lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang kejuruan pertanian di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan tugas menyelenggarakan pelatihan kejuruan pertanian bagi pendidik dan tenaga kependidikan serta masyarakat. Peningkatan kompetensi sangat penting bagi fasilitator pelatihan agar dapat melaksanakan peran dan tugasnya dalam kegiatan pelatihan. Penguasaan kompetensi oleh fasilitator didukung dengan karakteristik individu, motivasi, dan kondisi lingkungan kerja akan berpengaruh pada pencapaian kinerja. Mempertimbangkan pentingnya penguasaan kompetensi fasilitator dalam mencapai kinerjanya sehingga dapat memenuhi harapan dan kebutuhan peserta pelatihan maka penting untuk dilakukan penelitian mengenai tingkat kompetensi dan kinerja fasilitator pelatihan.
4 Masalah Penelitian Pelatihan pertanian merupakan salah satu upaya meningkatkan dan mengembangkan kemampuan peserta untuk menguasai materi tertentu di bidang pertanian sesuai dengan kebutuhannya. Karakteristik dari pelatihan pertanian diantaranya adalah peserta pada umumnya berpendidikan, dari segi umur sudah dewasa dan mempunyai pengalaman awal sesuai dengan bidangnya masingmasing. Kondisi tersebut menuntut fasilitator untuk mampu melayani harapan dan kebutuhan peserta baik secara individu maupun kelompok. Oleh karena itu fasilitator dituntut untuk memiliki kompetensi dan selalu meningkatkan kompetensinya baik secara mandiri maupun terprogram oleh lembaga diklat. Fasilitator pelatihan pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian (P4TK Pertanian) Cianjur tercatat sebanyak 121 orang yang terdiri dari jabatan instruktur 43 orang dan widyaiswara 78 orang. Tugas utama fasilitator pelatihan adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing. Mendukung pelaksanaan tugas fasilitator, P4TK Pertanian telah melakukan berbagai kegiatan peningkatan kompetensi fasilitator pelatihan baik melalui peningkatan pendidikan formal maupun pelatihan, magang, seminar, workshop, praktik lapangan, penelitian dan penulisan karya ilmiah. Namun demikian pada kenyataannya program peningkatan kompetensi tersebut belum dapat menjangkau semua fasilitator dan terencana sesuai dengan kebutuhan kompetensi fasilitator. Kompetensi fasilitator pelatihan sangat penting dalam menjalankan tugas dan fungsinya melakukan pembelajaran kepada peserta pelatihan untuk menguasai kompetensi tertentu. Di samping itu kompetensi juga akan menentukan tingkat kinerja fasilitator sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Namun demikian sampai saat ini belum ada informasi tentang kondisi fasilitator pelatihan pertanian di P4TK Pertanian Cianjur yang berkaitan dengan tingkat kompetensi dan kinerja fasilitator dalam melaksanakan kegiatan pelatihan.
5 Terkait dengan permasalahan di atas, penelitian ini difokuskan untuk menggali informasi tentang : (1) Bagaimana karakteristik, keterlibatan dalam proses belajar, lingkungan kerja fasilitator, motivasi, kompetensi, dan kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur? (2) Bagaimana karakteristik dan kinerja alumni pelatihan serta persepsinya terhadap kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur? (3) Faktor apa yang dominan mempengaruhi kompetensi fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur? (4) Faktor apa yang dominan mempengaruhi kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur? (5) Bagaimana strategi yang efektif untuk mengembangkan kompetensi dan kinerja fasilitator pelatihan di P4TK Pertanian Cianjur? Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan sebagaimana dijabarkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui karakteristik, keterlibatan dalam proses belajar, lingkungan kerja, motivasi, kompetensi, dan kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur. (2) Mengetahui karakteristik dan kinerja alumni pelatihan serta persepsinya terhadap kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur. (3) Menganalisis faktor yang berhubungan dan berpengaruh nyata terhadap kompetensi fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur. (4) Menganalisis faktor yang berhubungan dan berpengaruh nyata terhadap kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur (5) Merumuskan strategi pengembangan kompetensi dan kinerja fasilitator pelatihan P4TK Pertanian Cianjur.
6 Kegunaan Hasil Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang penyuluhan pembangunan dan bermanfaat bagi praktisi di bidang pelatihan. Secara lebih terinci manfaat yang diperolah dari penelitian ini adalah: (1) Memberikan informasi untuk pengembangan ilmu penyuluhan pertanian, khususnya dalam hal pengembangan kompetensi dan kinerja fasilitator pelatihan. (2) Bahan bagi lembaga pelatihan dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja fasilitator pelatihan agar dapat melaksanakan kegiatan pelatihan sesuai dengan tujuan. (3) Bagi P4TK Pertanian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai bahan untuk membuat kebijakan pengembangan kompetensi sebagai pendukung kinerja fasilitator pelatihan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Definisi Istilah (1) Fasilitator pelatihan adalah pendidik pada kegiatan pelatihan yang bertugas merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan. (2) Pelatihan adalah proses pembelajaran, dilaksanakan dalam jangka pendek, lebih menekankan pada kegiatan praktek daripada teori dengan menggunakan pembelajaran orang dewasa dan bertujuan meningkatkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap sehingga mampu meningkatkan kompetensi individu untuk melaksanakan pekerjaan. (3) Kompetensi fasilitator pelatihan didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh fasilitator dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (4) Karakteristik fasilitator pelatihan, yaitu sifat-sifat atau ciri-ciri spesifik yang melekat pada diri fasilitator pelatihan, yang berhubungan dengan peran dan tugasnya sebagai fasilitator pelatihan.
7 (5) Motivasi fasilitator pelatihan, yaitu faktor-faktor yang menggerakkan atau mendorong fasilitator dalam menguasai kompetensi dan kinerja sebagai fasilitator pelatihan. (6) Lingkungan kerja fasilitator pelatihan, yaitu lingkungan fisik dan non fisik yang mempengaruhi diri fasilitator dalam menguasai kompetensi dan melaksanakan tugasnya. (7) Peningkatan kompetensi fasilitator pelatihan, yaitu upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi fasilitator pelatihan yang terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya melalui pendidikan formal, pelatihan, magang industri, praktik lapangan dan pemanfaatan sumber belajar. (8) Alumni pelatihan, yaitu adalah peserta pelatihan berasal dari unsur pendidik, tenaga kependidikan maupun masyarakat umum yang pernah mengikuti pelatihan pertanian di P4TK Pertanian. (9) Kinerja fasilitator adalah kuantitas dan kualitas hasil pelaksanaan tugas mendidik, mengajar dan melatih pada kegiatan pelatihan. (10) P4TK Pertanian adalah unit pelaksana teknis di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan pertanian. (11) Widyaiswara adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS dan non PNS pada lembaga diklat pemerintah. (12) Program pengembangan kompetensi adalah kegiatan-kegiatan peningkatan dan perluasan kompetensi fasilitator baik berupa pendidikan formal maupun nonformal yang direncanakan oleh lembaga/institusi yang bersangkutan. (13) Peluang pengembangan karir adalah tersedianya kesempatan peningkatan karir secara terbuka yang dapat diperoleh fasilitator sesuai dengan ketentuan lembaga dan kemampuan fasilitator. (14) Pengalaman kerja adalah waktu lamanya fasilitator bekerja di lembaga pelatihan dan menjalankan tugas sebagai fasilitator.
8 (15) Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan terakhir yang dimiliki fasilitator termasuk didalamnya jurusan dan program keahliannya. (16) Kinerja alumni pelatihan merupakan penerapan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki alumni pelatihan setelah mengikuti pelatihan.