PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENCAPAIAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis melalui Pembelajaran berbasis Masalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP PENCAWAN MEDAN. Arisan Candra Nainggolan

P - 64 KEMAMPUAN SPASIAL SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA DENGAN MEDIA GEOGEBRA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah suatu quasi eksperimen, dengan desain kelompok

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR DENGAN PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR DIBANDINGKAN MEDIA DIALOG NARASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Angie (Uno : 2009) menyatakan tanpa disadari

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

Jurnal Pendidikan Matematika & Matematika

Jaya Dwi Putra. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam Korespondensi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Penerapan Pendekatan Konstektual untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah serta Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIKA TINGKAT TINGGI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENDEKATAN INDUKTIF-DEDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION TERHADAP KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS SURYAKANCANA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang

ABSTRAK. Kata Kunci: Pembelajaran Penemuan Terbimbing, Kemampuan Pemahaman Dan Penalaran Matematik

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia secara global dan

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

Mosharafa Jurnal Pendidikan Matematika Volume 5, Nomor 1, April 2015

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA DI MTs NEGERI I SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa dibidang Matematika,

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan matematika. Matematika mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu matematika sampai saat ini, seperti Pythagoras, Plato,

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

PENDAHULUAN. Leli Nurlathifah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR BAGAN... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2012

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah, menurut. Kurikulum 2004, adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

P-34 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENERAPAN MODEL ADVANCE ORGANIZER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN

MENINGKATKAN DAYA MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dari hasil pretes dan postes kemampuan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMA

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

PENGARUH PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SERTA SELF- ESTEEM MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL ADVANCE ORGANIZER

P - 63 KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH PENDEKATAN PROBLEM SOLVING MODEL POLYA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

Erna Siti Nur aini 1, Riana Irawati 2, Julia 3. Program Studi PGSD UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Learning terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Mahasiswa pada Mata Kuliah Kalkulus III

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

2016 PENERAPAN MODEL CONNECTED MATHEMATICS PROJECT (CMP) DENGAN METODE HYPNOTEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah peningkatan kemampuan berpikir

Transkripsi:

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Finola Marta Putri *) *) Dosen Fakutas Ilmu Tarbiah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat email: finolamartaputri@yahoo.com Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain kelompok kontrol non ekuivalen untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap kemampuan penalaran matematis siswa SMP. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP di Pekanbaru semester ganjil pada tahun ajaran 2011/2012, dan pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sesuai dengan desainnya, maka peneliti memilih kelas VII-3 sebagai kelas eksperimen yang memperoleh pembelajaran matematika realistik dan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol yang memperoleh pembelajaran konvensional. Setiap kelas terdiri dari 41 siswa yang terbagi ke dalam kategori kemampuan matematika siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah di kelasnya. Hasil penelitian ini adalah (1) peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional; (2) peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional ditinjau dari kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah). Kata Kunci: pembelajaran matematika realistik, kemampuan penalaran matematis A. PENDAHULUAN Tujuan umum pendidikan matematika pada jenjang pendidikan sekolah menengah pertama berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan penataan nalar, pembentukan sikap, kemampuan pemecahan masalah, mengkomunikasikan ide-ide dan keterampilan menerapkan matematika. Hal ini sejalan dengan National Council of Teachers of Mathematics [NCTM] (2000: 262) yang menyatakan bahwa dalam tingkat menengah, siswa seharusnya mempunyai frekuensi dan pengalaman yang berbeda dalam penalaran matematis seperti: 1) uji pola dan struktur untuk mendeteksi keteraturan; 2) merumuskan generalisasi dan konjektur tentang keteraturan yang diamati; 3) mengevaluasi konjektur; 4) mengkonstruksi dan mengevaluasi argumen matematika. Siswa dapat melatih penalaran mereka dengan cara aktif dalam pembelajaran, diantaranya yaitu berdiskusi dengan guru maupun teman yang lain, mengeluarkan pendapat dan alasan pemikiran mereka dalam matematika. Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa salah satu kompetensi yang diharapkan muncul Pengaruh Pembelajaran...Page 19

sebagai dampak dari pembelajaran matematika dan memberi peran yang besar dalam mencapai hasil belajar matematika yang optimal yaitu kemampuan penalaran matematis. Kemampuan penalaran matematis merupakan kemampuan untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Rahayu (Sukirwan, 2008: 4) menyatakan bahwa kemampuan penalaran merupakan bagian terpenting dalam matematika. Hal ini sejalan dengan Depdiknas (Shadiq, 2004: 5) yang menyatakan bahwa materi matematika dan penalaran matematis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatihkan melalui belajar materi matematika. Dengan kata lain, belajar matematika tidak terlepas dari aktivitas bernalar. Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa akan mempengaruhi kualitas belajar siswa, yang berdampak pula pada rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran siswa yang tersirat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumarmo (Sukirwan, 2008: 4) yang menyatakan bahwa skor kemampuan siswa dalam pemahaman dan penalaran masih rendah. Hal ini juga terlihat dari prestasi siswa dalam belajar matematika memberikan hasil yang kurang menggembirakan, yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi siswa Indonesia dalam matematika yang diungkapkan oleh hasil tes PISA 2006 yang menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 52 dari 57 negara (Kusumah, 2011). Merujuk dari penelitian di atas, pembelajaran matematika yang mengarah kepada meningkatnya kemampuan penalaran matematis sudah semestinya diupayakan dan diimplementasikan. Mengingat perkembangan intelektual anak seumur siswa SMP yang secara umum masih berada pada tahap peralihan dari berpikir konkrit ke formal, maka dalam membangun pengetahuan tentang konsep, prinsip, dan aturan dalam matematika seharusnya berangkat dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak. Sehubungan dengan itu, pemanfaatan konteks nyata dipandang sangat relevan digunakan dalam membangun pengetahuan matematika siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Konteks yang realistik sangat membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilannya karena mereka memiliki kesempatan untuk berpraktik dan mempelajari hasil-hasil yang diharapkan. Praktik dan belajar dalam konteks yang realistik tidak menyulitkan, sehingga materi-materi pengajaran pun lebih mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, prinsip-prinsip pembelajaran matematika realistik juga termuat dalam KTSP, yaitu: 1) Siswa belajar matematika harus berdasarkan konteks kehidupan nyata yang familiar; 2) Menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran matematika. Menurut De Lange (Ainah, dkk. 2008), pembelajaran matematika dengan pendekatan pendidikan matematika realistik Indonesia meliputi aspek-aspek berikut: 1) Memulai pelajaran dengan mengajukan masalah (soal) yang real bagi siswa sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya sehingga siswa segera terlibat dalam pembelajaran secara bermakna; 2) Permasalahan yang diberikan harus diarahkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran tersebut; 3) Siswa mengembangkan atau menciptakan model-model simbolik secara informal terhadap persoalan/masalah yang diajukan; 4) Pengajaran berlangsung secara interaktif, dan; 5) Fenomena matematik dimanifestasikan ke dalam keterkaitan (intertwining) berbagai pokok sub bahasan. Dari Pengaruh Pembelajaran...Page 20

aspek nomor tiga terlihat bahwa pembelajaran matematika realistik mengembangkan kemampuan penalaran matematis. Pada satu sisi, mengingat subjek berasal dari level sekolah menengah yang kemampuan akademik siswanya lebih heterogen, maka tidak tertutup kemungkinan terdapat sejumlah siswa yang memiliki kemampuan kurang pandai. Dan pada sisi lain, mengingat karakteristik siswa yang kurang pandai seperti malu bertanya, kurang mampu mengembangkan ide-ide dan cepat menyerah maka tidak tertutup kemungkinan jika belajar dalam kelompok yang tidak terorganisasi dengan baik, maka siswa tersebut tidak akan memperoleh keuntungan yang optimal dalam belajar, yang akhirnya berujung pada kejenuhan (Saragih, 2011). Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan keuntungan yang diperoleh siswa dalam belajarnya maka siswa ditetapkan dalam kelompok yang heterogen. Berdasarkan uraian di atas, maka studi yang berfokus pada pengaruh suatu pendekatan pembelajaran terhadap kemampuan penalaran matematis siswa dalam matematika yang pada akhirnya akan memperbaiki hasil belajar matematika, menjadi penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, peneliti meneliti tentang pembelajaran PMR, dengan judul Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi kuasi eksperimen dengan desain penelitian berbentuk desain kelompok kontrol non ekuivalen. Peneliti memilih desain kelompok kontrol non ekuivalen karena desain ini merupakan bagian dari bentuk kuasi eksperimen. Ali (2010) menyatakan bahwa ciri-ciri desain ini adalah diawali dengan memilih dua kelompok subjek yang ada; satu kelompok dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok dijadikan sebagai kelompok kontrol. Terhadap kedua kelompok itu, sebelum pelaksanaan pemberian perlakuan, dilakukan pengukuran perlakuan awal atau pretes (O 1 ). Selanjutnya terhadap kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran matematika realistik (X), sedangkan untuk kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah itu, terhadap kedua kelompok diberi perlakuan pasca pemberian perlakuan atau postes (O 2 ). Adapun bagan desain ini adalah: O 1 X O 2 O 1 O 2 Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap kemampuan penalaran matematis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk melihat secara lebih mendalam pengaruh pembelajaran tersebut terhadap kemampuan penalaran matematis siswa terhadap matematika maka dalam penelitian ini dilibatkan faktor kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah). Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 21 Pekanbaru, Provinsi Riau. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP di Pekanbaru semester ganjil pada tahun ajaran 2011/2012. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian pada tiap kelas dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan prestasi akademik siswa pada pembelajaran sebelumnya, yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa tersebut pada tiap kelompok. Pengaruh Pembelajaran...Page 21

Instrumen dalam penelitian ini meliputi: bahan ajar dan soal tes matematika (tes kemampuan penalaran matematis siswa) dalam bentuk uraian. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Data hasil penelitian yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa pada kelas PMR dan konvensional disajikan pada pembahasan di bawah ini. a. Data Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Ditinjau Secara Keseluruhan Berdasarkan hasil skor pretes dan postes kemampuan penalaran matematis, serta gain diperoleh skor minimum (x min ), skor maksimum (x maks ), skor rataan,( ݔ) persentase (%), dan deviasi standar (S d ). Statistik deskriptif dari kemampuan penalaran matematis siswa disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Statistik Deskriptif Skor Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Tes Skor Ideal Kelas PMR Kelas Konvensional N x min x maks ഥ S d N x min x maks ഥ S d Pretes 12 2 8 5,93 1,81 41 2 8 5,10 1,56 41 Postes 12 2 10 5,78 1,92 41 2 11 5,44 2,01 G -0,5 0,75 0,04 0,29-1,5 0,63-0,09 0,43 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rerata skor postes kemampuan penalaran matematis siswa kelas PMR menunjukkan hasil yang lebih baik daripada rerata skor postes kemampuan penalaran matematis siswa kelas konvensional. Berdasarkan hasil analisis data pengujian untuk mengetahui apakah perbedaan peningkatan hasil belajar antara kelas PMR dan kelas konvensional berbeda secara signifikan, digunakan uji Mann-Whitney dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis yang signifikan antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik dan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional. b. Data Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Ditinjau Secara Kelompok (Tinggi, Sedang, dan Rendah) Statistik deskriptif rerata skor gain ternormalisasi kemampuan penalaran matematis siswa ditinjau secara kelompok (tinggi, sedang, dan rendah) pada kelas PMR dan kelas konvensional disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2. Statistik Deskriptif Rerata Skor Gain Ternormalisasi Kemampuan Penalaran Matematis Kelas PMR Konvensional ഥ S d N ഥ S d N Tinggi -0,0963 0,2623 8-0,2512 0,3955 8 Sedang 0,0788 0,2945 25-0,0392 0,3780 25 Pengaruh Pembelajaran...Page 22

Rendah 0,0375 0,3112 8-0,0925 0,6037 8 Berdasarkan tabel di atas terdapat beberapa kesimpulan, yaitu: 1) Rerata skor gain ternormalisasi pada kelompok tinggi, baik untuk kelas PMR maupun konvensional tergolong rendah, hal ini terlihat dari tanda negatif yang diperoleh pada rerata kedua kelas tersebut. Walaupun demikian, rerata skor gain ternormalisasi kelas PMR lebih tinggi dibandingkan rerata skor gain ternormalisasi kelas konvensional. Ini berarti tidak terdapat peningkatan kemampuan penalaran matematis kedua kelas pada kelompok tinggi. 2) Rerata skor gain ternormalisasi pada kelompok sedang untuk kelas PMR lebih baik dibandingkan rerata skor gain ternormalisasi kelas konvensional. Hal ini terlihat dari rerata skor gain ternormalisasi kelas PMR bernilai positif sedangkan untuk kelas konvensional bernilai negatif. Artinya pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelompok sedang. 3) Rerata skor gain ternormalisasi pada kelompok rendah untuk kelas PMR lebih baik dibandingkan rerata skor gain ternormalisasi kelompok tinggi, sedang, dan rendah pada kelas konvensional. Artinya, pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelompok rendah. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi kebenaran kesimpulan di atas, dilakukan perhitungan pengujian statistik Anova Dua Jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil yang diperoleh menggunakan SPSS 16 disajikan pada tabel berikut. Tabel 3. Anova Kemampuan Penalaran Matematis Sumber Jumlah Kuadrat.df Rerata Kuadrat F Sig. Corrected Model Intercept Kelompok Siswa Kelas Kelompok*Kelas 0,792 0,227 0,454 0,280 0,004 5 1 2 1 2 0,158 0,227 0,227 0,280 0,002 1,167 1,673 1,673 2,063 0,015 0,333 0,200 0,195 0,155 0,985 Berdasarkan tabel Anova di atas, diperoleh: 1) Faktor kelompok siswa: nilai uji-f = 1,673 dengan derajat kebebasan = 2 dan p-value = 0,195 lebih besar dari α = 0,05, maka H 0 diterima. Kesimpulannya kelompok siswa tinggi, sedang, dan rendah mempunyai rerata populasi yang sama. 2) Faktor interaksi: nilai uji-f = 0,015 dengan p-value = 0,985. Karena p-value lebih besar dari α, maka H 0 diterima. Kesimpulannya tidak ada interaksi di antara kedua faktor. Artinya pembelajaran matematika realistik dengan kelompok siswa tidak memberikan kontribusi terhadap kemampuan penalaran matematis siswa. Dengan kata lain, kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik maupun kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional mempunyai kemampuan penalaran matematis yang sama. 2. Pembahasan Kemampuan penalaran matematis ditinjau secara keseluruhan menghasilkan data bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan penalaran matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik Pengaruh Pembelajaran...Page 23

dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Faktor penyebabnya yaitu kekurangan siswa dalam memfasilitasi proses model of ke model for. Seharusnya proses yang dilakukan terlebih dahulu adalah siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, selanjutnya melalui konjektur siswa memperoleh kesimpulan yang diharapkan. Namun pada kenyataannya, karena siswa terbiasa bersikap pasif sehingga mereka mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan penemuan, hal ini disebabkan oleh kekurang telitian siswa dalam membaca soal. Penyebab lain yaitu kurangnya prasarana kelas berupa lampu sehingga siswa sulit berkonsentrasi pada saat pembelajaran dan kondisi siswa yang tidak siap menghadapi postes disebabkan banyaknya pekerjaan rumah yang harus dikumpulkan pada hari itu juga berupa mengerjakan semua LKS pada semua pelajaran di hari tersebut yang menyebabkan terbagi-baginya konsentrasi siswa. Penyebab-penyebab di atas didukung oleh pendapat Vygotsky (Suryadi, 2007: 721) yang menyatakan bahwa lingkungan belajar hendaknya diciptakan sesuai dengan kebutuhan siswa dalam belajar. Terciptanya lingkungan belajar yang baik dapat membantu siswa dalam mencapai perkembangan potensialnya. Selain itu, menurut Hermawan, dkk. (2007: 65) yang dikembangkan dari pendapat Hilna Taba mengemukakan bahwa ketika siswa berpikir, maka secara psikologis harus didukung oleh faktor ketenangan dalam hal emosi, dan selanjutnya anak akan bisa memahami dan mempelajari pengetahuan baru tersebut dengan menggunakan logikanya. Jika ditinjau secara kelompok, maka berdasarkan Tabel 2. diketahui bahwa pada kelas PMR rerata skor gain ternormalisasi untuk kelompok sedang lebih tinggi daripada rerata skor gain ternormalisasi untuk kelompok tinggi dan rendah, dan rerata skor gain ternormalisasi untuk kelompok rendah lebih tinggi daripada rerata skor gain ternormalisasi kelompok tinggi. Artinya pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa kelompok sedang. Pada umumnya siswa kelompok sedang dan rendah kurang memahami konsep matematika, dengan pembelajaran matematika realistik membantu siswa memahami konsep tersebut yang dibentuk dari model of ke model for, sehingga kemampuan penalaran matematis siswa meningkat dan dengan demikian sudah sewajarnya jika siswa kelompok sedang kemampuan penalarannya lebih baik dibandingkan siswa kelompok rendah. Hal ini juga didukung oleh rerata skor gain ternormalisasi siswa kelompok sedang dan rendah pada kelas PMR lebih baik dibandingkan rerata skor gain ternormalisasi kelas konvensional pada kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Siswa kelompok tinggi sudah terbiasa belajar dari model for kemudian langsung mengerjakan soal atau dengan kata lain siswa kelompok tinggi terbiasa dengan pengembangan penalaran deduktifnya dan kurang terbiasa belajar dari model of ke model for yang mengembangkan penalaran induktif, sehingga kemampuan penalaran induktifnya lebih rendah dibandingkan siswa kelompok sedang dan rendah. Hal ini diperkuat berdasarkan rerata skor gain ternormalisasi kelas konvensional pada kelompok sedang dan rendah lebih baik daripada rerata skor gain ternormalisasi kelompok tinggi kelas PMR. Namun demikian, rerata skor gain ternormalisasi siswa kelompok tinggi pada pembelajaran matematika realistik lebih baik daripada rerata skor gain ternormalisasi siswa kelompok tinggi pada pembelajaran konvensional. Hasil Anova Dua Jalur kemampuan penalaran matematis menunjukkan tidak terdapat interaksi antara kelompok (tinggi, sedang, dan rendah) dan kelas (PMR dan konvensional). Dengan kata lain, peningkatan kemampuan penalaran matematis antara Pengaruh Pembelajaran...Page 24

siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional. Berdasarkan penjelasan di atas, penyebab rendahnya hasil pembelajaran matematika realistik dalam penelitian ini disebabkan oleh perlunya pembuktian perubahan yang gradual dan waktu bagi guru dan siswa. Dengan kata lain, perlu proses yang panjang dan pemahaman guru yang terpadu dan ini tidak diperoleh secara instan. D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai pengaruh pembelajaran matematika realistik terhadap kemampuan penalaran matematis siswa SMP diperoleh bahwa: a. Peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional ditinjau dari keseluruhan siswa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) lingkungan belajar yang tidak kondusif saat pembelajaran berlangsung; 2) secara psikologis, terlalu banyaknya tugas pada hari dilaksanakan postes sehingga konsentrasi siswa terbagi-bagi, dan; 3) siswa belum terbiasa mengerjakan soal-soal kemampuan penalaran matematis. b. Peningkatan kemampuan penalaran matematis antara siswa yang memperoleh pembelajaran matematika realistik tidak berbeda secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran matematika secara konvensional ditinjau dari kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah). Pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis, tetapi tidak untuk kelompok tinggi. Hal ini disebabkan oleh siswa kelompok sedang dan rendah terbantu dengan pembelajaran matematika realistik yang lebih menekankan pada penalaran induktif, sehingga soal penalaran deduktif dapat diselesaikan dengan lebih baik dibandingkan siswa kelompok tinggi yang sudah terbiasa dengan penalaran deduktif. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. a. Setiap akhir pertemuan, sebaiknya selalu melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran selanjutnya, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai. b. Pada pembelajaran matematika realistik, guru hendaknya melakukan scaffolding yang sesuai dan tepat sehingga dapat menggiring siswa ke tujuan pembelajaran yang ditetapkan. c. Siswa kurang terbiasa dengan soal-soal yang tidak rutin. Oleh karena itu, guru hendaknya membiasakan pemberian soal yang tidak rutin kepada siswa seperti soal yang dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis. Pengaruh Pembelajaran...Page 25

DAFTAR PUSTAKA Ainah, N., Ati, R.S. dan Noor, F. 2008. Hasil Penelitian: Siswa Senang dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik. Majalah PMRI. (April 2008). Ali, M. 2010. Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama. Hermawan, AH., Deni, D., Didi, S., dan Dinn, W. 2007. Teori Mengajar, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Kusumah, YS. 2011. Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Matematis Siswa. Makalah pada Kegiatan Pelatihan Aplikasi Teknologi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. 16 Desember 2011. NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA: NCTM. Saragih, S. 2011. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik dan Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Keruangan, Berfikir Logis dan Sikap Positif terhadap Matematika Siswa Kelas VIII. Disertasi SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan. Shadiq, F. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Yogyakarta: Depdiknas. Sukirwan. 2008. Kegiatan Pembelajaran Eksploratif untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Dasar. Tesis SPS UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Suryadi, D. 2007. Pendidikan Matematika, dalam Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press. Pengaruh Pembelajaran...Page 26