BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai jenis program studi dengan spesifikasi masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup dengan baik jika tidak memiliki kemampuan. masyarakat dan pelanggan (peserta didik, orang tua, serta pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pendewasaan manusia, dimana terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan persaingan sangat berat dalam. teknologi, manajemen, dan sumberdaya manusia (SDM). Untuk memenuhi hal

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JUMAPOLO TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kesuksesan pelaksanaan kepemimpinan kepala. sekolah dalam mengelola organisasi pendidikan dipengaruhi oleh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau sederajat. Pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. CIPP. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Pada penelitian ini sasaran

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor pendukung yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

: MUKHAMAD NUR KHAMID NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan, yang jelas disadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor

PENGELOLAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SDN PAMONGAN 2 KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TESIS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keinginan pelanggan, menyampaikan produk ke konsumen atau

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terbukannya vertical SDM. 1 Pengelolaan yang baik merupakan

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

aspek pertimbangan dan seleksi. Karena itu jika suatu lembaga pendidkan Islam dikelola dengan profesional dan sanggup membuktikan keberhasilan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional secara kuantitatif bertujuan mendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman yang ada. Pengetahuan merupakan unsur terpenting bagi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu untuk setiap profesi pekerjaan.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah dan masyarakat memiliki hubungan yang tidak dapat

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

PENGELOLAAN SEKOLAH BERBASIS ISO 9001:2000. (Studi Situs SMK Migas Cepu) TESIS

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

Variabel Distribusi : 1. Apakah Anda mempertimbangkan jarak/lokasi sekolah dengan tempat tinggal Anda?

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2010), hlm Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan Komponen MKDK, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia maupun di berbagai negara, bahwa komponen yang paling kuat

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

BAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SURAKARTA 1 THESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang signifikan dalam segala aspek kehidupan, diantaranya kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PROGRAM KELAS AKSELERASI DI SMA NEGERI 1 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan di

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

AS ADI NIM. Q

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri (PTN) menawarkan keunggulannya masing-masing dalam memperebutkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam Undang-undang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

PERATURAN DAERAH KOTA TERNATE NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya pendidikan Islam itu setidak-tidaknya menyangkut peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyelenggaraan pendidikan menurut jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Dalam masing-masing tingkatan pendidikan formal tersebut juga masih terbagi kedalam beberapa naungan atau penanggung jawab pelaksana, diantaranya seperti sekolah maupun madrasah negeri dilaksanakan oleh pemerintah sedangkan sekolah maupun madrasah yang swasta dilaksanakan oleh yayasan. Namun keduanya pun dapat tetap dijadikan tempat untuk memperoleh pendidikan tanpa harus mengenyampingkan satu sama lain. Bekal pendidikan agama tampaknya masih jadi pertimbangan utama bagi orang tua dalam menyekolahkan anak-anaknya. Sekolah negeri yang terlalu umum dan plural dianggap kurang bisa mengakomidasi pendidikan agama terutama bagi anak-anak di Sekolah Dasar. Meski saat ini tengah ramai digembar-gemborkan sekolah gratis di sekolah negeri, sebagian orang tua ternyata tetap memilih sekolah swasta sebagai tempat menimba ilmu bagi anak-anaknya karena alasan tersebut. 1

2 Seperti yang diinformasikan pada surat kabar on line (Kompas.com, Senin 13/7) disebutkan bahwa: Ahmad Budianto: seorang pegawai swasta, lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta dibandingkan di sekolah negri. Ahmad memilih menyekolahkan anaknya, Robin Fauzy, di SD AS-Syafi ah. Ungkap Ahmad kepada Kompas.com Saya kan bekerja, jadi waktu untuk mendidik anak itu kurang. Saya pilih sekolah ini karena pendidikan agamanya lebih baik dari pada sekolah negeri. Hal senada disampaikan Iwan, ayah dari Fanny yang duduk di kelas III SD As-Syifaiyah Bekasi. Di sini anak Saya dapat bekal agama yang lebih kuat karena ada ekstrakurikuler bermuatan agama. Anak Saya di sini ikut kelas Iqro. Kata Iwan Semakin hari keberatan sekolah dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah Swasta mulai bertambah dan semakin bersaing, baik dengan sesama maupun yang berstatus negeri. Lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi tempat berlangsungnya administrasi dan manajemen pendidikan, tumbuh menjadi besar yang kemudian permasalahannya akan menjadi kompleks dalam suatu sistem pendidikan nasional (Sagala, 2007: 13). Sekolah dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah negeri, paling tidak telah mendapatkan jaminan keberlangsungan sekolahnya karena pemerintah langsung yang bertanggung jawab terhadap SD dan MI Negeri. Oleh karena itu SD maupun MI swasata dalam hal ini harus mampu berada sejajar bahkan melebihi SD maupun MI Negeri dalam manajemen atau keberadaannya bagi masyarakat para calon pelanggan pendidikan terutama orang tua calon siswa. Tuntutan terhadap dunia pendidikan saat ini sangat tinggi mengingat pendidikan memberikan sumbangan yang sangat besar bagi peningkatan

3 kualitas sumber daya manusia (SDM). Peningkatan kualitas SDM dapat berhasil jika didukung dengan kualitas pendidikan yang lebih baik serta penerapan dan pemanfaatan pengetahuan dan teknologi yang akhirnya dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja, produktivitas, nilai tambah dan membuka peluang kerja. Dengan demikian, pendidikan merupakan landasan fundamental bagi peningkatan taraf hidup masyarakat. Allan Thomas dalam Alma (2008:17), mengungkapkan bahwa ada tiga fungsi utama yang diharapkan dalam dunia pendidikan yaitu : 1. The Administrator s Production Function adalah sekolah bertanggung jawab mengembangkan sistem pendidikan. Sekolah harus memberi pelayanan stakeholder. Untuk memenuhi permintaan tersebut harus disiapkan sarana prasarana yang cukup dan administrator yang memikirkan mutu sistem pendidikan. 2. The Psychologist s Production Function adalah sekolah bertanggung jawab untuk merubah tingkah laku peserta didik yang terdiri atas tambahan pengetahuan, nilai-nilai, perilaku dan motivasi melalui pendidikan. 3. The Economist s Production Function adalah sekolah memberikan kontribusi terhadap individu dengan diperolehnya kompetensi untuk meningkatkan ekonominya Fungsi-fungsi dunia pendidikan tersebut agar terpenuhi tentunya membutuhkan sistem manajemen yang baik. administrasi pendidikan adalah manajemen kelembagaan yang bertujuan untuk membantu perkembangan dan penyelenggaraan pengajaran dan pembelajaran (Mantja, 2008: 66). Terlebih di era globalisasi memunculkan kompetisi di semua sektor kehidupan, termasuk pada sektor lembaga pendidikan tidak terelakkan harus berkompetisi karena banyaknya penawaran. Masyarakat saat ini begitu cerdas memilih lembaga pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan pelayanan yang diinginkan. Lembaga pendidikan mencapai taraf daya saing yang kompetitif dalam mutu,

4 harga dan pelayanan sehingga lembaga pendidikan perlu meningkatkan kinerja untuk memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan. Dari kasus tersebut di atas, lembaga pendidikan mengalami perubahan paradigma. Perubahan paradigma yang dimaksud adalah meliputi paradigm pengelolaan jasa pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut menurut Zamroni (2007:100) paradigma baru ini tidak melihat sekolah sebagai suatu proses produksi barang dalam hal ini peserta didik diberlakukan sebagai raw input. Melainkan sekolah dilihat sebagai suatu proses pelayanan jasa yang menempatkan siswa sebagai sasaran langsung. Sebagai kostumer maka keinginan, saran dan pendapat siswa harus didengar dan ditampung dalam proses pendidikan. Sebaliknya sebagai sasaran siswa akan mendapat kepuasan maksimal apabila mematuhi berbagai pedoman sekolah. Berdasarkan keadaan tersebut maka SD/MI swasta harus tetap menunjukkan eksistensinya di masyarakat, walaupun SD/MI swasta hanya berada dalam naungan yayasan. Salah satu yang dapat dilakukan oleh SD/MI swasta dalam mempertahankan konsumen/pelanggan pendidikan di sekolahnya tersebut ialah dengan tetap melakukan pemasaran jasa pendidikan atau memasarkan masing-masing sekolah/madrasahnya. Pola kompetisi pasar mengharuskan para pelaku dunia pendidikan berlomba-lomba untuk membawa sekolah masing-masing mendekat kepada Target Market dengan berbagai upaya promosi (Anonim, 2011: 4). Menurut Payne (dalam Ratih, 2010: 42) mengemukakan bahwa: Pemasaran jasa merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran

5 yang dipilih secara khusus dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan demikian manajemen pemasaran jasa merupakan proses penyelerasaan sumber-sumber sebuah organisasi. Kotler (dalam Buzzy, 2009: 1) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Dengan demikian pemasaran produk dan jasa, termasuk sekolah akan terkait kepada konsep: permintaan, produk, nilai dan kepuasan pelanggan. Terdapat beberapa kasus sekolah dasar yang mengubah bentuk pendidikannya sebagai langkah atau strategi pemasaran. Misalnya saja kasus yang dialami di SD Muhammadiyah Truko, awalnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di MI tersebut sangat kecil. Siswa baru setiap tahunnya semakin menurun. Seiring dengan perkembangan zaman dan kebutuhan, akhirnya SD Muhammadiyah Truko berubah menjadi SD IT Muhammadiyah Truko. Sejak mengalami perubahan dari SD Muhammadiyah Truko menjadi SDIT Muhammadiyah Truko, sekolah ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini ditandai dengan semakin tingginya minat masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya di SDIT Muhammadiyah Truko. Sebelumnya, SDIT Muhammadiyah Truko hanya dikenal masyarakat di Desa Truko, namun dengan berbagai prestasi yang berhasil diraih, SDIT

6 Muhammadiyah Truko mulai dikenal luas masyarakat Kendal pada khususnya (Anonim, 2008: 3-5). Berdasarkan kasus di atas dapat diketahui bahwa perubahan bentuk pendidikan dapat dilakukan dengan alasan bahwa dengan bentuk pendidikan sebelumnya syarat-syarat pendirian lembaga pendidikan tidak terpenuhi misalnya sesuai pasal 184 UU no disebutkan bahwa Syarat-syarat pendirian satuan pendidikan formal meliputi isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi, serta manajemen dan proses pendidikan. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi maka lembaga pendidikan tidak dapat beraktivitas. SDIT Muhammadiyah Truko mengalami kasus yang sama. Ketika masih berbentuk SD Muhammadiyah Truko, minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya rendah. Peserta didik baru yang diterima juga tidak memnuhi standar sehingga Majelis Dikdasmen Muhammadiyah Cabang Kangkung bermusyawarah untuk mengganti bentuk SD Muhammadiyah Truko menjadi SDIT Muhammadiyah Truko. Perubahan bentuk SD Muhammadiyah Truko menjadi SDIT Muhammadiyah Truko memberi perubahan, setiap tahunnya jumlah siswa baru bertambah, sekolah juga meningkatkan kualitas baik SDM maupun prasarananya. Minat Masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SDIT Muhammadiyah Truko juga meningkat.

7 Fakta yang ada sebelum menjadi SDIT Muhammadiyah Truko pada tahun 2005 jumlah siswa kelas VI hanya 18 siswa. Setelah terjadi perubahan sekolah menjadi SDIT Muhammadiyah Truko peserta didik baru yang sebelumnya hanya 39 siswa, sekarang secara keseluruhan mencapai 345 siswa untuk 14 kelas. Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian yang dengan judul Pemasaran Jasa Pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah Sebagai Strategi Pemasaran (Studi Fenomenologi SDIT Muhammadiyah Truko Kendal). B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian, fokus penelitian ini adalah Bagaimana Pemasaran Jasa Pendidikan di SDIT Muhammadiyah Truko?. Fokus penelitian tersebut dibagi menjadi empat subfokus sebagai berikut. 1. Bagaimana sarana prasarana pemasaran jasa pendidikan di SDIT Muhammadiyah Truko? 2. Bagaimana strategi pemasaran jasa pendidikan di SDIT Muhammadiyah Truko? 3. Bagaimana recruitment dalam pemasaran jasa pendidikan di SDIT Muhammadiyah Truko? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mendiskripsikan :

8 1. Sarana dan prasarana jasa pendidikan Sekolah Dasar Muhammadiyah di SDIT Muhammadiyah Truko Kendal. 2. Strategi pemasaran jasa pendidikan di SDIT Muhammadiyah Truko 3. Rekrutmen pemasaran jasa pendidikan di SDIT Muhammadiyah Truko. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian memberikan sumbangan ilmu tentang : 1) sumbangan wawasan bagi penelitian selanjutnya pada program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Manfaat dalam menerapkan teori dan mendapatkan gambaran dalam pengalaman praktis dari penelitian mengenai pemasaran bidang pendidikan. 3) Manajemen lembaga pendidikan secara profesional terutama dalam pemasaran jasa pendidikan, sehingga pendidikan tidak tidak dikelola asal-asalan.

9 b. Manfaat Praktis 1) Manfaat bagi guru, sebagai masukan bagi guru dalam rangka memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang pemasaran sekolah. 2) Manfaat bagi kepala sekolah, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi kepala sekolah tentang strategi pemasaran sekolah yang diampunya khususnya sekolah yang mengalami perubahan bentuk seperti SD Muhammadiyah menjadi SDIT Muhammadiyah. 3) Manfaat bagi Dinas Pendidikan, sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kebijakan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya melalui strategi pemasaran sekolah. 4) Manfaat bagi komite sekolah, sebagai bahan rujukan untuk meluruskan pandangan masyarakat bahwa kurang pada tempatnya konsep bisnis dan strategi pemasaran diterapkan dalam dunia pendidikan.