16 MASALAH POKOK Daftar Inventaris Masalah (DIM) dari Pemerintah, 9 Mei 2011 Terhadap RUU BPJS Sistem Jaminan Sosial Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
Pelatihan. Oleh: A.A. Oka Mahendra (Konsultan Martabat) Seri Pendapat Hukum PH - I / 2015

PUNGUTAN OJK TERHADAP BPJS

MAKNA TRANSFORMASI BPJS A.A OKA MAHENDRA ASIH EKA PUTRI

PERATURAN PELAKSANAAN (R)UU BPJS: Apa Yang Harus Dikawal? Sistem Jaminan Sosial Nasional

- Penyempurnaan redaksional. - Kata yang setelah frasa Sistem Jaminan Sosial Nasional dihapus.

Harmonisasi Peraturan Per-UUan Jaminan Pensiun Menyongsong Pelaksanaan Jaminan Pensiun SJSN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Disampaikan untuk Peserta Seminar POKSI IX FPKS DPR RI MENCARI BENTUK IDEAL BPJS: TUNGGAL ATAU MULTI?

OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASET DAN LIABILITAS UNTUK SUSTAINABILITAS BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan

PH-5/BPJS TK/2015 PENDAPAT HUKUM

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEBIDANAN

BAB V PENUTUP. jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Penyelesaian piutang perbankan BUMN pra Putusan Mahkamah

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYIARAN

KAJIAN HARMONISASI RUU PENYIARAN BADAN LEGISLASI DPR RI 2017

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG KEPESERTAAN JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan keuangan negara secara konstitusional dilakukan oleh suatu badan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 58/PUU-VI/2008 Tentang Privatisasi BUMN

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH (DIM) PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

7 Idem, Penjelasan umum alinea 9

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DESAIN TATA KELOLA MIGAS MENURUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI 1

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transformasi BPJS 2. September 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERUBAHAN ATAS UU No 22/2004 tentang KY, UU NO 24/2003 tentang MK, dan UU No 5/2004 tentang MA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 5/POJK.05/2013

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG LARANGAN PRAKTIK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERKELAPASAWITAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENUNJUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN, MONITORING DAN EVALUASI ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN PADA BPJS KESEHATAN. bpjs-kesehatan.go.id

PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG MASYARAKAT ADAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27 /POJK.03/2016 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA LEMBAGA JASA KEUANGAN

MATRIK RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. 6

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

Seri Telaah MARTABAT. Rancangan Peraturan Presiden tentang Jaminan Kesehatan. Sarat Masalah. (Versi Juli 2012) 08 /2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2005 TENTANG PENDIRIAN, PENGURUSAN, PENGAWASAN, DAN PEMBUBARAN BADAN USAHA MILIK NEGARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

PENDAPAT HUKUM. perumahan dan/atau manfaat lain tidak sesuai dengan Pasal 37 UU. SJSN. Kedua, Pasal 26 ayat (5) PP No. 46 Tahun 2015 diubah dengan PP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kompilasi UU No 28 Tahun 2004 dan UU No16 Tahun 2001

2 3. Undang Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan L

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 18/PUU-XV/2017 Daluwarsa Hak Tagih Utang Atas Beban Negara

INDEPENDENSI OJK TERUSIK? Oleh: Wiwin Sri Rahyani *

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PUTUSAN. 1. Pemohon : Mohammad Yusuf Hasibuan Reiza Aribowo

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan Oleh: A.A. Oka Mahendera, S.H.

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

LAPORAN. Penelitian Individu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR INVENTARISASI MASALAH PEMERINTAH ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF

LEMBARAN NEGARA. EKONOMI. Jaminan Sosial. Kesehatan. Aset. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5482)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu kewajiban

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Seri Telaah MARTABAT 03/2011 16 MASALAH POKOK Daftar Inventaris Masalah (DIM) dari Pemerintah, 9 Mei 2011 Terhadap RUU BPJS Sistem Jaminan Sosial Nasional Oleh: A. A. Oka Mahendra Asih Eka Putri MARTABAT Prima Konsultindo Ruko Kebayoran Arcade Blok C2 No. 31, Jl. Boulevard Bintaro Jaya Pusat Kawasan Niaga, Sektor 7, Tangerang Selatan, 15224 T. +62.21.74870811 F. +62.21.74870811 ekst. 401 E. martabat@jamsosindonesia.com W. http://www.jamsosindonesia.com/ UNTUK PUBLIK, TIDAK DIPERJUALBELIKAN PENGUTIPAN, PENYEBARLUASAN HARUS MENYEBUTKAN SUMBERNYA: PT MARTABAT PRIMA KONSULTINDO

I. PENDAHULUAN Pemerintah telah menyampaikan DIM baru RUU BPJS pada tanggal 9 Mei 2011. DIM tersebut terdiri atas 163 butir permasalahan, baik yang bersifat teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, penyempurnaan redaksional, maupun permasalahan sustansial. Permasalahan redaksional dapat diserahkan kepada ahli bahasa. Permasalahan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan antara lain mengenai: 1. perumusan konsideran menimbang. 2. perumusan pengertian dalam ketentuan umum. 3. pengutipan kembali pasal-pasal UU SJSN. Masalah teknis penyusunan peraturan perundang-undangan dapat dibahas bersama dengan menggunakan pedoman yang tercantum dalam Lampiran UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Bab I B.3 Konsiderans angka 16-22 dan C.1. Ketentuan Umum angka 72-82, serta Bab II, A. Pendelegasian Kewenangan khususnya angka 177. Masalah substansial yang ditemukan dapat dikelompokkan ke dalam 7 (tujuh) pokok masalah, yaitu: 1. bentuk badan hukum tidak ditentukan sehingga menimbulkan ketidakjelasan dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional. 2. Tidak mentransformasikan keempat BUMN Persero penyelenggara jaminan sosial menjadi BPJS, tetapi hanya membentuk dua BPJS Baru. 3. Tidak jelas kelompok masyarakat yang dilayani oleh BPJS Baru 4. Organ BPJS tidak mencerminkan tatakelola publik (public management) 5. Dewan BPJS memonopoli kewenangan pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemberian sangsi yang seharusnya dibagi ke beberapa lembaga. 6. Pemerintah menarik kembali kewenangan-kewenangan yang telah didelegasikan kepada DJSN dan BPJS sehingga bertentangan dengan UU No. 40 Tahun 2004. 7. Tatakelola keuangan tidak mencerminkan pengelolaan dana amanat publik. 1 MARTABAT Prima Konsultindo

II. TELAAH SUBSTANTIF Terhadap permasalahan substansial dapat dikemukakan tanggapan sebagai berikut. 1. DIM Nomor 9, Pasal 1 angka 13. Dewan BPJS adalah organ tertinggi BPJS. Ada 2 catatan terhadap DIM ini: a. Penggunaan kata Dewan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti juga badan, sehingga rancu dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. b. Jika Dewan BPJS adalah organ tertinggi berarti ada organ lain di bawahnya. Organ di bawah Dewan BPJS belum jelas atau Pemerintah bermaksud bahwa Dewan BPJS merupakan organ tunggal BPJS? 2. DIM Nomor 27, Pasal 2 dihapus dengan alasan asas telah diatur dalam UU SJSN. a. Asas BPJS perlu dicantumkan untuk memastikan bahwa BPJS dalam undang-undang ini berpegang kepada asas yang tercantum pada UU SJSN. b. Perumusan asas konkordan dengan usul perubahan rumusan terhadap Pasal 1 angka 2, 3, 5, 6, 7, 9 dll yang sejenis sebagaimana tercantum pada DIM Pemerintah nomor 12, 13, 15, 16, 17, 19 dll. 3. DIM nomor 38, penghapusan tujuan BPJS dan substansinya diatur dalam ketentuan mengenai tugas BPJS dalam DIM nomor 52. a. BPJS sebagai badan hukum mempunyai tujuan tersendiri, yaitu sesuatu yang hendak diwujudkan, yang harus dirumuskan dengan jelas dalam undang-undang. Adanya tujuan yang jelas merupakan salah satu syarat bagi terbentuknya badan hukum di samping syarat lainnya yaitu harta kekayaan yang terpisah, mempunyai kepentingan sendiri yang stabil, adanya organisasi yang teratur dan syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. b. Tujuan dengan tugas tidak dapat dicampuradukkan karena tugas merupakan konsekuensi dari tujuan yang hendak diwujudkan sebagai badan hukum. 2 MARTABAT Prima Konsultindo

4. DIM nomor 46 tentang pembentukan 2 BPJS, yaitu: a. BPJS Kesehatan, Kecelakaan Kerja, dan Kematian b. BPJS Pensiun dan Hari Tua. a. Perlu ada kepastian apakah masing masing BPJS menyelenggarakan program jaminan sosial untuik seluruh penduduk. b. Tidak jelas bagaimana nasib keempat badan penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) UU SJSN. c. Terjadi dualisme penyelenggaraan jaminan sosial dalam satu sistem jaminan sosial di Indonesia. Kebijakan ini semakin memperburuk fragmentasi penyelenggaraan jaminan sosial di Indonesia dan memperparah ketidakpastian hukum sehingga dapat diuji ke Mahkamah Konstitusi karena melanggar Pasal 28D ayat (1) UUD NRI 1945 (Analog Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Perkara 012-016,019 PUU-IV/2006). 5. DIM nomor 47 tentang BPJS adalah badan hukum. Perlu ada kepastian apakah badan hukum BPJS bersifat nirlaba dan pengelola dana amanat sesuai dengan ketentuan Pasal 4 huruf b dan huruf d UU SJSN. UU BPJS harus berdasar pada ketentuan Pasal 4 huruf b dan huruf d merupakan karakteristik dari BPJS yang dikehendaki oleh UU SJSN. 6. DIM nomor 48: Dalam hal dianggap perlu dapat dibentuk BPJS baru dengan Undang-undang. a. Perumusan ketentuan seperti ini tercantum dalam Pasal 5 ayat (4) UU SJSN sebelum putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 007/PUU-III/2005 tanggal 31 Agustus 2005. b. Pasal 5 ayat (4) UU SJSN dinyatakan bertentangan dengan UUD dan dinyatakan tidak berlaku. c. Pertimbangan hukum MK adalah bahwa Pasal 5 ayat (4) menutup peluang bagi Pemda untuk membentuk dan mengembangkan BPJS tingkat daerah dalam kerangka SJSN. 7. DIM nomor 52: Tugas BPJS menyelenggarakan program jaminan sosial bagi peserta sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Menunggu kesepakatan Pemerintah dan DPR terhadap DIM nomor 46. 3 MARTABAT Prima Konsultindo

8. DIM nomor 53-58 tentang 6 fungsi BPJS. a. Karena penyelenggaran program jaminan sosial pada dasarnya adalah tugas negara yang didelegasikan kepada suatu badan hukum publik independen, maka badan tersebut mempunyai tanggung jawab, wewenang, hak dan kewajiban yang diatur secara lengkap dalam undang-undang pembentukannya, sehingga penggunaan terminologi tugas dan fungsi tidak tepat. Tugas dan fungsi lebih tepat digunakan untuk tingkatan manajemen di dalam tubuh BPJS. b. Pemerintah mencampuradukkan antara tanggungjawab, kewenangan, hak dan kewajiban BPJS. c. Perlu harmonisasi dengan UU SJSN, Pasal 15, Pasal 23 ayat (3), Pasal 24 ayat (2), Pasal 32 ayat (3), Pasal 47 ayat (1), Pasal 49 ayat (4). 9. DIM nomor 59-68 mengenai wewenang BPJS. a. BPJS diberi 3 wewenang sekaligus, yaitu pelaksanaan program jaminan sosial, pengawasan dan penjatuhan sanksi. Apakah sesuai dengan prinsip good public governance? Penumpukan kewenangan di satu tangan menciptakan super body yang tidak sesuai dengan prinsipprinsip check and balances. b. Mencampuradukkan antara wewenang, hak dan kewajiban sehingga perlu penataan tatakelola. c. Penjelasan DIM nomor 66 perlu disesuaikan dengan UU SJSN antara lain Pasal 23 ayat (1), Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 32 ayat (1) UU SJSN. 10. DIM nomo 80-170 mengenai organ BPJS. a. Struktur organisasi organ BPJS sebagai badan hukum publik seharusnya ditentukan dalam undang-undang, tidak diserahkan pengaturannya kepada dewan BPJS. (DIM nomor 99). b. Perlu pengaturan ulang mengenai organ BPJS, karena Dewan BPJS tidak tepat sebagai organ tertinggi BPJS. Sebagai lembaga publik yang mengelola dana publik, organ tertinggi BPJS adalah perwakilan pemangku kepentingan yang independen dan bertugas mengawasi kepentingan publik yang diwakilinya. c. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata dewan antara lain berarti majelis atau badan yang terdiri atas beberapa orang anggota yang pekerjaannya memberi nasihat, memutuskan suatu hal dan 4 MARTABAT Prima Konsultindo

sebagainya dengan jalan berunding. Kata dewan hampir sama artinya dengan badan yang berarti sekumpulan orang yang merupakan kesatuan untuk mengerjakan sesuatu. Dengan demikian penggunaan nama Dewan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dari segi etimologis bertumpang tindih. d. Perlu ditegaskan apakan Dewan BPJS seperti Dewan Pengawas yang melaksanakan fungsi pengawasan terhadap Board of Director dan Direktur Eksekutif yang melaksanakan fungsi eksekutif BPJS. Dalam struktur organisasi seperti ini Dewan Pengawas mewakili kepentingan. Keanggotaannya dipilih oleh kelompok kepentingan yang diwakili dan tidak digaji. Sedangkan, BOD adalah profesional yang diseleksi oleh suatu Tim Independen yang ditentukan dalam undang-undang dan diangkat oleh Presiden. e. Dewan BPJS terkesan sebagai organ tunggal, karena semua tugas dan fungsi BPJS menjadi tugas dan wewenang dewan BPJS. Dewan BPJS mengangkat Direktur Eksekutif dengan persetujuan Menteri Keuangan (DIM nomor 95). Dewan BPJS selain melaksanakan tugas dan fungsi BPJS juga menyusun rencana, menetapkan kebijakan dan melakukan pengawasan sebagaimana ditentukan dalam DIM nomor 149 dan 150. Wewenang dewan BPJS yang didelegasikan kepada Direktur Eksekutif hanyalah wewenang mewakili BPJS di dalam dan di luar pengadilan (DIM nomor 150). f. Tugas, wewenang dan nomenklatura Dewan BPJS perlu diharmonisasikan dengan fungsi dan wewenang DJSN sebagaimana ditentukan dalam Pasal 7 ayat (2) dan ayat (4) UU SJSN Penjelasan ayat (4) menyatakan bahwa kewenangan melakukan monitoring dan evaluasi dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk menjamin terselenggaranya program jaminan sosial termasuk tingkat kesehatan keuangan BPJS. Artinya kewenangan monev DJSN mencakup keseluruhan penyelenggaraan program jaminan sosial. g. Organ BPJS di bawah kendali Pemerintah dalam hal ini MenKeu, karena: 1) Anggota Dewan pengawas BPJS diangkat oleh Presiden berdasarkan rekomendasi MenKeu dan Menteri lain yang ditunjuk Presiden (DIM nomor 93). 2) Direktur Eksekutif diangkat oleh Dewan BPJS dengan persetujuan MenKeu (DIM nomor 95). 3) Tata cara pemilihan dan pengusulan calon anggota Dewan BPJS dan Direktur Eksekutif diatur dengan PerPres (DIM nomor 131). 5 MARTABAT Prima Konsultindo

4) Pengawasan terhadap BPJS dilakukan oleh MenKeu dan menteri lain yang ditunjuk Presiden. h. Pemangku kepentingan lainnya tidak mendapat peran yang berarti dalam rekrutmen dan pengawasan organ BPJS. 11. DIM nomor 171 pengawasan terhadap BPJS dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Menteri lain yang ditunjuk Presiden. a. Ketentuan ini perlu diharmonisasikan dengan Pasal 7 ayat (4) dan Pasal 51 UU SJSN. b. Perlu diperhatikan agar tidak terjadi tumpang tindih pengawasan, karena itu UU BPJS perlu merumuskan secara jelas ruang lingkup pengawasan masing-masing instansi. 12. DIM nomor 179. Keterangan terhadap DIM menyatakan bahwa Program SJSN yang akan diselenggarakan pertama kali adalah program jaminan kesehatan sehingga modal awal BPJS Pensiun dan Hari Tua akan ditetapkan kemudian. Pernyataan tersebut tidak sesuai dengan UU SJSN. Pasal 17 ayat (5) UU SJSN menentukan pada tahap pertama, iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibayar oleh Pemerintah untuk program jaminan kesehatan. a. Pasal 13 ayat (1) UU SJSN menentukan pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS, sesuai dengan program jaminan sosial yang diikuti. b. Pasal 14 ayat (1) Pemerintah secara bertahap mendaftarkan penerima bantuan iuran sebagai peserta kepada BPJS jaminan sosial. Dalam Penjelasan Umum UU SJSN aline 8 angka 5 antara lain menentukan Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat menjadi peserta secara sukarela, sehingga dapat mencakup petani, nelayan, dan meraka yang bekerja secara mandiri, sehingga pada akirnya SJSN dapat mencakup seluruh rakyat. 13. DIM 192 BPJS wajib menyimpan Dana Jaminan Sosial pada bank custodian. a. bank custodian dikenal dalam perdagangan saham di pasar modal. Dalam SJSN tidak dikenal bank custodian. 6 MARTABAT Prima Konsultindo

b. Sebaiknya undang-undang menentukan penyimpanan dilakukan di bank yang terjamin keamanannya sesuai denga standar perbankan. 14. DIM 215-220 yang mengatur mengenai larangan bagi anggota-anggota Dewan BPJS dan Direktur Eksekutif. a. Dapat diterima. b. Perlu dipertimbangkan larangan untuk BPJS sebagai badan hukum yang mempunyai hak dan kewajiban seperti halnya orang. 15. DIM nomor 244 penghapusan ketentuan peralihan dengan alasan BPJS yang dibentuk dan diatur dalam undang-undang ini BPJS baru. a. Bagaimana status 4 Persero yang diatur dalam Pasal 52 ayat (1) UU SJSN? Apakah masih eksis? b. Jika masih eksis bagaimana pembagian tugas dengan BPJS yang baru? c. Apakan pembentukan BPJS sebagaimana dimaksud Pasal 5 UU SJSN terlepas dari ketentuan Pasal 52 ayat (2) UU SJSN? d. Perhatikan putusan MK nomor 007/PUU-III/2005 yang antara lain menyatakan 4 persero sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) UU SJSN diberi hak untuk menyelenggarakan program jaminan sosial untuk mengisi kekosongan hukum sebelum terbentuknya BPJS menurut UU SJSN. 16. DIM nomor 253-254 mengenai pembentukan Dewan BPJS. a. Mengapa hanya Dewan BPJS yang ditentukan waktu pembentukannya? Bagaimana dengan Direktur Eksekutif? b. Perbedaan pembentukan Dewan BPJS Kesehatan, Kecelakaan Kerja dan Kematian dengan Dewan BPJS Pensiaun dan Hari Tua tidak sesuai dengan UU SJSN, kecuali jika kedua BPJS baru ini dimaksudkan untuk melayani penerima bantuan iuran. Silakah unduh di: http://www.jamsosindonesia.com/sjsn/regulasi 7 MARTABAT Prima Konsultindo