2015 PENGARUH STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat esensial,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. penting: (1) sebagai kekuatan awal bagi siswa dalam merumuskan konsep, (2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu dalam mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi.

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

dengan skor 613. Berdasarkan nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika, provinsi terbaik adalah DKI Jakarta dengan rata-rata 71,19.

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

I. PENDAHULUAN. Karakteristik abad 21 berbeda dengan abad-abad sebelumnya. Pada abad 21 ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 telah menjelaskan bahwa

I. PENDAHULUAN. bahwa pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam melakukan kegiatan kehidupan sehari-hari manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia untuk menghadapinya. mengembangkan potensi peserta didik. Namun yang terjadi saat ini, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tri Sulistiani Yuliza, 2013

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa, sehingga diperlukan suatu pendidikan yang berkualitas. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. matematikawan mulai dari zaman Mesir kuno, Babylonia, hingga Yunani kuno.

tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea IV yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang telekomunikasi dan informasi. Sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA. matematika dengan kehidupan sehari-hari. Keterkaitan inilah yang disebut

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. tentang kemampuan relating siswa, kemampuan experiencing siswa, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal penting yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

2016 KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Aktivitas matematika seperti problem solving dan looking for

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa lepas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. maka diperoleh kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tidak dapat kita hindari. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai tujuan. Dalam Undang-Undang RI No. 20 pasal 1 ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya, antara lain melalui proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Autograph Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa SMP

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, bertanggung jawab serta produktif. Pendidikan pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. individu. Karena dalam pendidikan mengandung transformasi pengetahuan, nilainilai,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, menjadi salah satu ilmu yang diperlukan pada saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nadia Dezira Hasan, 2015

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Rusyanti, 2013) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan sarana belajar dan proses pembelajaran agar perserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Seringkali tinggi rendahnya tingkat pendidikan seorang peserta didik dikaitkan dengan daya saing orang tersebut. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan demi kemajuan berbagai bidang, baik teknologi, politik, ekonomi, sosial, spiritual, budaya, hukum, dan lain-lain. Khususnya dalam lingkup institusi pendidikan, banyak cara dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya dengan penerapan suatu pendekatan dan strategi dalam pembelajaran yang dianggap tepat dengan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak pihak bekerjasama untuk mengatasi permasalahan pendidikan dan meminimalisasi dampak dari permasalahan tersebut. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Salah satu caranya yakni dengan program sertifikasi guru, dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru sehingga mereka dapat mendidik siswanya untuk menjadi generasi penerus bangsa yang jauh lebih berkualitas. Fasilitas pendidikan dan fasilitas umum lainnya pun terus diperbaiki dan diupayakan merata di seluruh wilayah Indonesia untuk memudahkan anak bangsa menggali informasi dan pengetahuan. Beberapa permasalahan pendidikan di Indonesia diantaranya terdapat permasalahan-permasalahan dalam lingkup yang lebih kecil yaitu satuan mata pelajaran, salah satunya matematika. Permasalahan matematika sekolah yang

2 terjadi baik tingkat SD, SMP maupun SMA umumnya terletak pada bahan ajar, guru, dan siswa karena ketiga unsur tersebutlah yang berperan penting dalam pembelajaran. Seperti pendapat Wahyudin (1999, hlm. 94) yang menyatakan bahwa tiga unsur penting yang perlu diamati, yaitu bahan atau materi matematika yang diajarkan, guru yang memperajarkan matematika, dan siswa yang belajar matematika, karena kesuksesan atau kegagalan hasil pembelajaran matematika sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari ketiga unsur tersebut. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada saat pembelajaran, guru dan siswa berperan langsung dalam proses tersebut dan memiliki peran yang sama penting. Namun, umumnya proses pembelajaran matematika yang terjadi di SMP hanya berpusat pada guru (teacher centered), seperti yang diungkapkan oleh Nurhafsari (2013, hlm. 4) bahwa Selama ini pembelajaran yang dilakukan guru di kelas cenderung monoton yaitu banyak guru yang menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah ataupun ekspositori. Di mana dalam metode ini pusat pembelajaran ada pada guru, guru menyampaikan materi pembelajaran, siswa mendengar dan mencatat, kemudian apabila ada yang belum paham siswa bertanya. Berdasarkan penjelasan tersebut, proses pembelajaran yang terpusat pada guru dapat menjadi suatu permasalahan karena berpotensi mengakibatkan kurang maksimalnya materi yang dapat diserap siswa. Permasalahan lainnya yaitu tidak sedikit siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal ini tentu berpengaruh pula dalam proses pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru harus mampu meyakinkan siswa bahwa paradigma tersebut kurang tepat. Guru semestinya menanamkan pada siswa bahwa matematika tidak hanya melakukan perhitungan saja. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Polya (dalam Sobel & Maletsky, 2004, hlm.31) yakni matematika merupakan bagian dari membuat dugaan secara konsisiten. Akibat beberapa permasalahan di atas adalah rendahnya kemampuankemampuan matematika siswa, salah satunya kemampuan pemecahan masalah matematis. Seperti ditemukan oleh Suhendar (2011, hlm. 4) bahwa berdasarkan

3 hasil observasi di SMAN 9 Bandung tahun ajaran 2010/2011, sebagian besar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang masih rendah, ditunjukkan dengan kekurangmampuan siswa menyelesaikan persoalan berbentuk problem solving. Adapun untuk tingkat SMP, rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis dinyatakan oleh Dianita (dalam Roheni, 2013, hlm. 3) bahwa berdasarkan hasil survey PISA (Programe for International Student Assessment) tahun 2003, skor kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki oleh siswa usia 15 tahun, skor rata-rata yang diperoleh siswa Indonesia adalah 361,5 di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500. Selain itu, Suhena (2009, hlm. 2) juga menyatakan bahwa Temuan lain berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 30 guru matematika di sekolah menengah pertama (SMP) adalah masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika terutama ketika memecahkan soal-soal yang berbentuk cerita (masalah). masalah Tentunya permasalahan mengenai rendahnya kemampuan pemecahan matematis tersebut memerlukan solusi. Salah satu solusi telah diungkapkan Wahyudin (1999) bahwa untuk mencari solusi dari rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran semenarik mungkin sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran dan tercipta suasana yang menyenangkan sehingga siswa tidak merasa bosan. Sejalan dengan ungkapan tersebut, Ruseffendi (1991, hlm. 283) menyatakan bahwa siswa perlu belajar aktif sebab dengan belajar dengan aktif, ingatan seseorang mengenai hal yang dipelajari itu lebih tahan lama dan pengetahuan mereka lebih kuat dibandingkan dengan belajar secara pasif. masalah Berdasarkan penjelasan mengenai rendahnya kemampuan pemecahan matematis dan solusi yang ditawarkan para ahli, maka peneliti menganggap bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berjalan lebih menyenangkan bagi siswa, yang juga didukung oleh bahan ajar yang baik

4 dan sesuai. Dengan begitu, diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, dapat belajar dengan optimal, dan mencapai hasil yang optimal pula. Adapun salah satu cara yang dianggap dapat membantu siswa dalam memaksimalkan potensinya dalam pembelajaran matematika adalah dengan strategi REACT seperti yang dinyatakan oleh Marthen (2010, hlm. 140) bahwa melalui REACT dapat diketahui kemampuan siswa menjelaskan secara lisan dan tulisan, menghubungkan pengertian matematika yang sudah dipelajari dengan yang sementara dipelajari, keterlibatan melakukan kegiatan hands-on, menggunakan pengertian matematika dalam pemecahan masalah, dan kerja dalam kebersamaan melalui kelompok. REACT adalah strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika, yang mana REACT tersebut merupakan gabungan dari lima strategi seperti dinyatakan oleh CORD (1999, hlm. 3) bahwa curricula and instruction based on this strategy will be structured to encourage five essential forms of learning: Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Trasferring. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian menggunakan strategi REACT khususnya untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP. B. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran melalui strategi REACT? 2. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran melalui strategi REACT lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran matematika secara konvensional?

5 3. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui strategi REACT? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui kualitas peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran melalui strategi REACT. 2. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mengikuti pembelajaran melalui strategi REACT lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran matematika secara konvensional. 3. Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika melalui strategi REACT. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi peneliti yaitu dapat mengetahui peran strategi REACT berkaitan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematsi siswa SMP dan dapat mengembangkan bahan ajar yang sesuai. 2. Manfaat bagi guru yaitu memperoleh referensi baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi pemecahan masalah matematis siswa SMP. 3. Manfaat bagi siswa yaitu lebih termotivasi untuk belajar matematika karena proses pembelajaran matematika dibuat lebih menyenangkan.

6 E. Struktur Organisasi Skripsi Peneliti menyajikan sistematika penulisan skripsi (laporan hasil penelitian) yang peneliti susun sebagai berikut: 1. BAB I: Pendahuluan Bab ini memuat lima komponen sub-bab yang penulisannya berurutan yaitu latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II: Kajian Pustaka Bab ini memuat teori yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu teori mengenai pemecahan masalah matematis, kemampuan pemecahan masalah matematis, strategi REACT, CTL, keterkaitan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan strategi REACT, dan sikap siswa terhadap pembelajaran. Selain itu, dalam bagian ini peneliti juga mencantumkan beberapa penelitian yang dianggap relevan, dan hipotesis penelitian. 3. BAB III: Metode Penelitian Bab ini memuat desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. 4. BAB IV: Temuan dan Pembahasan Bab ini memuat hasil pengolahan data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan langkah-langkah yang dijelaskan dalam sub-bab analisis data pada Bab III. Kemudian temuan hasil penelitian akan dijelaskan lebih lanjut dalam sub-bab Pembahasan. 5. BAB V: Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi Bab ini memuat inti hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah, akibat langsung yang peneliti lihat dari penelitian ini, dan rekomendasi dari peneliti yang mungkin dapat berguna bagi kemajuan penelitian selanjutnya.