PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR AXIAL KECEPATAN RENDAH MENGGUNAKAN 8 BUAH MAGNET PERMANEN DENGAN DIMENSI 10 X 10 X 1 CM

BAB IV PENGUJIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN AWAL GENERATOR AXIAL MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

RANCANG BANGUN GENERATOR MAGNET PERMANEN FLUKS AKSIAL TIGA FASE BERDAYA KECIL

PERANCANGAN GENERATOR INDUKSI MAGNET PERMANEN SATU FASE KECEPATAN RENDAH

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

DESAIN JARAK STATOR DENGAN ROTOR YANG PALING OPTIMAL PADA GENERATOR MAGNET PERMANEN

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Politeknik Negeri Sriwijaya

MAKALAH ACUK FEBRI NURYANTO D

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN SATU FASA TIPE AXIAL. Hasyim Asy ari 1, Jatmiko 1, Acuk Febrianto 2

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung

NASKAH PUBLIKASI DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA STATIS TUGAS AKHIR. Diajukan oleh: MUHAMMAD D

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN UNTUK SEPEDA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II LANDASAN TEORI

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

Perancangan Prototype Generator Magnet Permanen 1 Fasa Jenis Fluks Aksial pada Putaran Rendah

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Transformator (trafo)

Perancangan Generator Magnet Permanen dengan Arah Fluks Aksial untuk Aplikasi Pembangkit Listrik

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

BAB II LANDASAN TEORI

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

1 BAB I PENDAHULUAN. energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik. Telah diketahui bahwa saat

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

TUGAS PERTANYAAN SOAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

GENERATOR SINKRON Gambar 1

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

Generator Magnet Permanen Sebagai Pembangkit Listrik Putaran Rendah

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II GENERATOR SINKRON

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

Analisis Pengaruh Variasi Jumlah Kutub dan Jarak Celah Magnet Rotor Terhadap Performan Generator Sinkron Fluks Radial

Vol 9 No. 2 Oktober 2014

RANCANG BANGUN GENERATOR SINKRON AXIAL FLUX PERMANENT MAGNET 1500 WATT. Abdul Fajar

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PROTOTIPE GENERATOR MAGNET PERMANEN AXIAL AC 1 FASA PUTARAN RENDAH SEBAGAI KOMPONEN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO

Universitas Medan Area

GENERATOR LISTRIK MAGNET PERMANEN TIPE AKSIAL FLUKS PUTARAN RENDAH DAN UJI PERFORMA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

PERFORMANSI ALTERNATOF FASE-TUNGGAL DENGAN ROTOR MAGNET PERMANEN FLUKSI RADIAL

DESAIN GENERATOR MAGNET PERMANEN KECEPATAN RENDAH UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN ATAU BAYU (PLTB)

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Mataram * Email: wahyudi_budi_p@uii.ac.id Abstrak Energi listrik adalah salah satu energi yang dihasilkan dari hasil konversi berbagai jenis energi primer, salah satunya adalah energi angin. Potensi energi angin selalu tersedia walaupun kecepatannya rendah. Kecepatan angin yang rendah tersebut harus dikonversikan menjadi energi listrik dengan generator yang sesuai dengan karakteristik kecepatan anginnya. Penelitian ini akan merancang dan membuat sebuah mini generator dengan daya keluaran 200 W yang mampu bekerja pada karakteristik angin kecepatan rendah. Mini generator ini berjenis radial fluks magnet permanen dengan menggunakan magnet Neodymium N50, dirancang pada kecepatan 500 rpm dengan daya yang dihasilkan sebesar 200 Watt pada tegangan 50 V dan frekuensi 50 Hz. Hasil pengujian mini generator ini saat berbeban pada kecepatan 495 rpm dihasikan nilai tegangan antar saluran sebesar 48,86 V, arus saluran 2,09 A, daya 177,56 VA dengan faktor daya 0,87 lagging atau 154,57 watt dan efisiensi 85,97%. Generator dapat bekerja dengan baik pada karakteristik angin yang berubah-ubah sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu komponen pembangkit listrik tenaga bayu (angin) Kata kunci: generator,rancang bangun,tenaga angin 1. PENDAHULUAN Energi listrik adalah energi yang dapat dihasilkan dari konversi berbagai jenis energi, salah satunya adalah energi angin. Untuk menghasilkan hasil konversi energi angin menjadi energi listrik dibutuhkan peralatan utama yaitu generator yang mampu menkonversi energi mekanis menjadi energi listrik. Rata rata kecepatan angin di wilayah Indonesia tergolong berkecepatan rendah, hanya daerah daerah tertentu saja yang memiliki kecepatan angin yang sedang sampai tinggi, seperti di daerah pantai atau di atas bukit. Kecepatan angin yang rendah bukan berarti potensi energi yang terkandung di dalamnya tidak dapat dimanfaatkan atau dikonversikan menjadi energi listrik, tetap dapat dimanfaatkan tetapi diperlukan generator yang sesuai dengan karakteristik kecepatan angin tersebut. Pembangkit energi listrik tenaga angin dengan kecepatan rendah secara garis besar mempunyai fungsi dan cara kerja yang sama dengan pembangkit energi listrik tenaga angin lainnya. Hanya saja perbedaannya terletak pada jenis dan desain turbin angin untuk kecepatan rendah. Maka dari itu untuk memaksimalkan energi listrik yang dihasilkan dilakukan modifikasi beberapa peralatan seperti pada turbin, transmisi, generator, dan peralatan penunjang lainnya (Marsudi, 2005) Pembuatan pembangkit energi angin sebenarnya sangat sederhana dan dapat dilakukan secara mandiri, terutama untuk daya yang kecil (Jati,2012). Dalam makalah ini akan disajikan langkah langkah perancangan dan pembuatan generator mini daya 200 W untuk keperluan pembangkitan energi listrik dari energi angin dalam kecepatan rendah. 2. METODOLOGI Objek penelitian ini adalah generator listrik magnet permanen dengan kemampuan mengahasilkan daya 200 watt pada kecepatan putaran rendah. Sistem kerja dari generator radial ini yaitu rotor dengan magnet neodymium berputar sehingga medan magnet akan memotong lilitan diam pada stator sehingga menghasilkan gaya gerak listrik. Perancangan utama dari generator magnet permanen ini terdapat dua bagian yang perlu di desain secara baik dan benar yaitu bagian rotor dan stator. Pada bagian rotor dirancang dengan magnet permanen neodymium N50 dimana bagian ini akan diputar dengan penggerak mula 421

sehingga medan magnet akan memotong lilitan-lilitan kawat yang terpasang pada bagian stator sehingga generator akan menghasilkan listrik (Budiman,2012). 2.1 Perhitungan Generator Perancangan perhitungan desain dan dimensi part dari generator magnet permanen terlihat bagian dari tampak atas, tampak bawah dan tampak samping dari generator listrik. Perancangan generator listrik ini meliputi perancangan dimensi keseluruhan baik dimensi dari rotor dan stator. Beberapa hal terkait perhitungan perancangan generator magnet permanen seperti konfigurasi kecepatan putaran rotor generator yang dimodelkan dengan kecepatan rendah sebesar 500 RPM terhadap frekuensi yang dibangkitkan sbesar 50 Hertz dan pembangkitan tegangan yang ditentukan dari besarnya jumlah lilian pada tiap-tiap kumparan yang terpasang pada stator sehingga terhitung pembangkitan GGL dari generator yang menggunakan magnet Neodymium N50 adalah sebagai berikut (Antony,2013). 1. Perhitungan jumlah kutub (p) dan jumlah kumparan (N ph ) Penentuan jumlah kutub (p) dari generator dapat diturunkan dari persamaan 1 120 x f n p dengan f = frekuensi tegangan generator (Hz) n = kecepatan putaran (rpm) p = jumlah kutub belitan stator (1) Untuk kecepatan generator 500 rpm dan frekuensi tegangan 50 Hz maka jumlah kutub yang diperlukan adalah 12 kutub. Sedangkan jumlah kumparan stator (N s ) yang dibutuhkan untuk statornya adalah N ph N s p x 2 dengan N s = jumlah kumparan stator N ph = jumlah fase (3 fase) (2) Berdasar persamaan 2 maka jumlah kumparan stator (N s ) yang dibutuhkan adalah 18 buah kumparan. 2. Perhitungan tegangan Tegangan antar saluran yang akan dibangkitkan oleh generator adalah N s E 2π x f x N x φ x N dengan Frekuensi (f) = 50 Hz Jumlah lilitan per kumparan (N) = 50 lilitan Kerapatan fluks magnetik dari magnet neodymium N50 = 1,425 T Luas permukaan kutub magnet = 0,0004 m 2 ph (3) Maka tegangan antar saluran yang dapat dibangkitkan oleh belitan stator sebesar 53,694 volt 422

3. Penentuan ukuran kawat lilitan stator Spesifikasi daya yang direncanakan sebesar 200 watt, tegangan 53,694 V, faktor daya 1, maka arus yang akan mengalir sebesar I sal P 3 x V x cosϕ sal (4) I sal sebesar 2,15 A Alasan keamanan maka ukuran penghantar yang dipilih adalah 0,75 mm 2, dengan KHA sampai 12 A 2.2 Perancangan Mekanik Perancangan ini menggunakan software Solidworks untuk permodelan nyata tiga dimensi dengan berdasarkan perhitungan dari konfigurasi konfigurasi yang telah diperoleh (Irasari, 2010). Berikut ini akan ditampilkan perancangan generator dari bagian stator, rotor dan bentuk keseluruhan dari mini generator. 1. Rotor Bagian rotor akan diperlihatkan desain tampak samping dan keseluruhan dimensi rotor. Gambar 1 merupakan gambar sketsa dimensi dari diameter luar rotor adalah 100 mm dan jarak antar kutub magnet sebesar 30 derajat. Berdasarkan perhitungan jumlah kutub dalam rotor sebanyak 12 buah. Gambar 2 merupakan gambar rotor berupa kayu yang sudah tertempel magnet N50. Gambar 1. Sketsa 2 dimensi rotor Gambar 2. Rotor dengan magnet Neodymium N50 423

2. Stator Gambar 3 adalah sketsa bagian stator berupa konfigurasi dari pitch tempat lilitan kumparan diletakkan. Jumlah pitch sebanyak 18 buah untuk tiga fase. Material yang digunakan adalah acrilic dengan teknik pemotongan secara laser cutting. Gambar 4 merupakan gambar stator yang sudah dililitkan kumparan pada setiap pitch-nya. Gambar 3. Sketsa 2 dimensi dan 3 dimensi dari stator Dari perhitungan dan rancangan mekanik maka dapat ditampilkan spesifikasi rancangan generator 3 fase seperti tabel 1. Kecepatan putaran nominal yang direncanakan dari generator tersebut sebesar 500 rpm. Tabel 1. Spesifikasi rancangan generator Parameter Lambang Nilai Satuan Δ Kerapatan Fluks magnet B 1,425 T Dimensi Magnet p 40 mm l 10 mm t 5 mm Jumlah Kutub Magnet Poles 12 Pole Celah Udara 5 mm Jumlah Kumparan N s 18 buah Jumlah Fasa N ph 3 fasa Jumlah Lilitan N 50 lilit Luas Penampang Kawat A 0,75 mm 2 Kecepatan Putar Generator n 500 rpm Tegangan antar saluran V 53,694 volt Arus I 2,15 A Frekuensi tegangan f 50 Hz Daya P 200 watt Dimensi Generator p 110 mm l 226,08 Mm t 226,08 Mm Massa Generator M 6 Kg 424

Gambar 4. Stator dan rotor yang sudah terpasang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian generator dilakukan dengan mensimulasikan kecepatan angin menggunakan motor AC satu fase yang dikendalikan kecepatannya. Putaran rotor generator divariasikan mulai dari 100 rpm sampai 700 rpm. Pengujian generator dilakukan saat tanpa beban dengna data pengukuran terhadap nilai tegangan antar saluran, tegangan saluran ke netral, rugi rugi tanpa beban dan frekuensi tegangannya. Sedangkan pengujian saat berbeban akan diambil data pengukuran terhadap nilai tegangan antar saluran, tegangan saluran ke netral, arus saluran, faktor daya dan frekuensi tegangannya. Beban berupa lampu pijar dengan daya 150 W untuk masing masing fase dan dikonfigurasikan dalam bentuk bintang dengan kawat netral. Hasil pengujiannya sebagai berikut: 3.1. Pengujian Tanpa Beban Hasil pengukuran tegangan dan frekuensi saat tanpa beban. Tabel 2 menyajikan hasil pengujian generator tanpa beban. Tabel 2. Tegangan antar saluran dan tegangan saluran ke netral Putaran (RPM) R-S S-T T-R R-N S-N T-N Frek (Hz) 0 0 0 0 0 0 0 0 100 10.55 10.49 10.21 5.80 5.60 5.76 9.73 200 20.19 20.67 20.26 11.37 11.41 11.65 19.8 300 33.57 33.49 33.40 19.10 19.01 19.06 31.2 400 44.13 44.70 44.40 25.21 25.36 25.54 39.2 500 50.35 50.33 50.32 28.80 28.79 28.79 50.68 600 66.71 66.73 66.71 38.26 38.26 38.27 59.8 700 77.83 77.83 77.80 44.69 44.67 44.69 70.11 Berdasarkan hasil pengujian tanpa beban diperoleh hubungan bahwa tegangan antar saluran sama dengan akar tiga kali tegangan saluran ke netral. Nilai frekuensi dari tegangan sangat tergantung dari besarnya putaran dari rotor, semakin besar putaran rotor maka semakin tinggi pula nilai frekuensinya. Nilai tegangan antar saluran dan frekuensi mendekati dari hasil rancangannya, meskipun terdapat selisih yang tidak terlalu signifikan. 3.2. Pengujian Berbeban Tabel 3 memperlihatkan bahwa nilai tegangan saat berbeban baik tegangan antar saluran maupun tegangan saluran ke netral mengalami penurunan nilai atau terjadi drop tegangan. Besarnya regulasi tegangan yang disebabkan oleh pembebanan untuk kecepatan 495 rpm sebesar 1,61 %. Kecepatan putaran rotor juga mengalami penurunan seiring dengan besarnya beban yang terhubung dengan generator. Besarnya penurunan kecepatan untuk rating 500 rpm sebesar 1 %. 425

Tabel 3. Tegangan antar saluran dan tegangan saluran ke netral Putaran (RPM) R-S S-T T-R R-N S-N T-N 0 0 0 0 0 0 0 92.3 6.14 6.15 6.16 3.55 3.56 3.55 183.4 16.89 16.89 16.88 9.76 9.76 9.76 293 28.75 28.73 28.7 16.62 16.59 16.61 392 39.43 39.45 39.42 22.79 22.79 22.80 495 48.98 49.23 48.86 28.31 28.24 28.46 594 60.34 60.54 60.4 34.88 34.91 34.99 696 69.48 69.57 69.45 40.16 40.14 40.21 Tabel 4 menyajikan hasil pengujian tentang daya total untuk tiga fase diperoleh sebesar 154,57 W. Daya tersebut adalah daya yang dapat ditarik dari generator pada kecepatan 500 rpm. Nilai daya per saluran mendekati seimbang. Nilai faktor daya per fase sama besarnya yaitu 0,87 lagging, sehingga daya per fase dapat diidentifikasi jenisnya. Daya reaktif total sebesar 87,4 VAR. Daya S dari generator sebesar 177,56 VA Putaran (RPM) I R (A) I S (A) Tabel 4. Arus saluran dan daya I T P R P S (A) (watt) (watt) P T (watt) P TOTAL (watt) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 92.3 0.53 0.53 0.53 1.60 1.60 1.60 4.80 0.85 183.4 0.89 0.89 0.89 7.38 7.38 7.38 22.15 0.85 293 1.31 1.31 1.31 18.72 18.69 18.71 56.13 0.86 392 1.63 1.63 1.63 32.32 32.32 32.33 96.97 0.86 495 2.09 2.09 2.09 51.48 51.35 51.75 154.57 0.87 594 2.49 2.49 2.49 75.56 75.63 75.80 226.98 0.87 696 2.51 2.51 2.51 87.70 87.65 87.81 263.16 0.87 Pf 3.3. Pengujian Efisiensi Pengujian efisiensi dilakukan dengan mencari rugi rugi generator tanpa beban dan rugi rugi tembaga saat generator berbeban. Rugi rugi tanpa beban terdiri dari rugi rugi histerisis, rugi rugi arus eddy, rugi rugi gesekan dan angin serta stray power losses. Karena kesulitan dalam memilah masing masing jenis kerugian tersebut maka rugi rugi tanpa beban didapatkan secara total yang sudah mewakili dari jumlah semua jenis rugi rugi di atas. Sedangkan rugi rugi tembaga diperoleh dengan mengukur besarnya arus beban dikuadratkan dan dikalikan dengan tahanan masing masing belitan di statornya. Tahanan yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah tahanan dc, yang seharusnya adalah tahanan efektif dari belitan stator saat dibebani dan pada suhu saat arus mengalir, karena terlalu sulit mengukur besarnya tahanan efektif tersebut maka dalam perhitungan digunakan tahanan dc, meskipun hasilnya tidak jauh berbeda. Besarnya efisiensi dihitung berdasarkan persamaan 5. daya output efisiensi daya output rugi no load rugi tembaga x 100% (5) Hasil pengukuran diperoleh besarnya rugi rugi daya saat tanpa beban pada kecepatan 500 rpm sebesar 1,64 watt, tahanan belitan stator (R dc ) sebesar 1,8 ohm per fase sehingga untuk masing masing putaran rotor diperoleh efisiensi seperti pada tabel 5. 426

Tabel 5. Rugi rugi cu dan efisiensi Putaran (RPM) I 2 R dc Total P TOTAL (watt) Eff (%) 0 0 0 0 92.3 1,52 4.80 97 183.4 4,28 22.15 96 293 9,27 56.13 93.4 392 14,35 96.97 90.6 495 23,59 154.57 85.9 594 33.48 226.98 81.4 696 34.02 263.16 81.2 Nilai efisiensi semakin menurun seiring dengan kenaikan beban. Hal tersebut disebabkan oleh besarnya arus beban sehingga mengakibatkan kenaikan rugi rugi tembaga (cu). Secara keseluruhan hasil pengujian generator dapat disajikan dalam tabel 6. Hasil pengujian dengan perancangan awal terjadi sedikit perbedaan, terutama untuk nilai daya generator dan tegangannya. Daya generator direncanakan 200 VA, tetapi hasil pengujian memberikan hasil 177,56 VA Tabel 6. Spesifikasi hasil pengujian generator Parameter Lambang Nilai Satuan Daya P total S total 154,57 177,56 Watt VA Putaran Generator n 495 Rpm Tegangan antar saluran Tanpa V (R-S) 50,35 Volt Beban V (S-T) 50,33 Volt Tegangan saluran ke netral Tanpa Beban V (T-R) 50,32 Volt V (R-N) 28,80 Volt V (S-N) 28,79 Volt V (T-N) 28,79 Volt Tegangan antar saluran Berbeban V (R-S) 48,98 Volt V (S-T) 49,23 Volt V (T-R) 48,86 Volt Tegangan saluran ke netral Berbeban V (R-N) 28,31 Volt V (S-N) 28,24 Volt V (T-N) 28,46 Volt Arus I 2,09 A Cos Phi pf 0,87 Lag Frekuensi no load f 50,68 Hertz Tahanan Belitan Stator R dc 1,8 Ohm Rugi-Rugi Daya Generator (cu) P cu 23,59 Watt Rugi rugi generator tanpa beban P noload 1,64 Watt Effisiensi Eff 85,97 % 4. KESIMPULAN Menurut perhitungan secara teoritis apabila generator dirancang untuk bekerja pada frekuensi 50 hertz dengan generator di konfigurasi pada sistem 3 fasa pada kecepatan putar 500 rpm didapatkan tegangan perancangan sebesar 53,694 Volt, sedangkan pada hasil pengukuran didapatkan hasil tegangan antar saluran sebesar 48.86 Volt saat berbeban pada kecepatan putar 495 rpm dan tegangan saluran ke netral sebesar 28,8 volt pada saat berbeban. Daya generator sebesar 177,56 VA dengan faktor daya 0,87 lagging. 427

DAFTAR PUSTAKA Antony, Zuriman, (2013), Mesin Listrik Arus Bolak-Balik," Andi Offset, Yogyakarta Budiman, Aris., (2012), Desain Generator Magnet Permanen Untuk Sepeda Listrik, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Irasari, Pudji, (2010), Metode Perancangan Magnet Permanen Berbasis Pada Dimensi Stator yang Sudah Ada, Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik, LIPI Jati, Dimas Waluyo, (2012), Perancangan Generator Fluks Aksial Putaran Rendah Magnet Permanen Jenis Neodyium dengan Variasi Celah Udara, Universitas Diponegoro, Semarang Marsudi, Djiteng, (2005), Pembangkit Energi Listrik, Erlangga, Jakarta 428