III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

III. METODE PENELITIAN. Lampung. Benda uji pada penelitian ini berupa kubus dengan ukuran 5cm x

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam

III. METODE PENELITIAN. diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, dan benda uji balok beton dengan panjang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini mengenai perbandingan hasil uji

` METODE PENELITIAN. Adapun bahan penelitian sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari daerah

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELTIAN

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik. Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboratorium dengan membuat

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB IV METODE PENELITIAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

Kamis, 26 Juni Sidang

selanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai

III. METODE PENELITIAN

Jurasan Teknik Sipil, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

BAB III UJI MATERIAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KAJIAN TEKNIS DAN EKONOMIS PEMANFAATAN LIMBAH BATU BARA (FLY ASH) PADA PRODUKSI PAVING BLOCK

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

METODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini direncanakan dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai bulan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH DAN BOTTOM ASH TERHADAP MUTU PAVING

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

20 III. METODE PENELITIAN A. Umum Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Obyek dalam penelitian ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga berlian (Trihex Type), cacing (Unipave Type) dan bunga (Classic Type). Bentuk-bentuk serta ukuran paving block tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini. Trihex Type Unipave Type Classic Type Gambar 10. Variasi bentuk paving block Paving block dalam penelitian ini menggunakan campuran fly ash sebagai pengganti sejumlah bahan susun dengan kadar fly ash 0%, 10% dan 20% dari berat total bahan susun. Sedangkan pengujian kuat tekan dilakukan setelah paving block berumur 14 hari dan 28 hari.

21 B. Material Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Penelitian ini menggunakan semen portland dengan merek dagang Semen Baturaja, yang didapatkan dari toko bahan bangunan dalam kemasan 50 kg/sak. 2. Agregat Halus Agregat halus yang digunakan terlebih dahulu dilakukan pemeriksan terhadap berat jenis dan penyerapan, kadar lumpur, gradasi, dan berat isi. Dalam penelitian ini agregat halus yang digunakan yaitu: a. Pasir yang digunakan berasal dari daerah Gunung Sugih Lampung Tengah. b. Abu Batu yang digunakan berasal dari Bandar Lampung. 3. Abu Terbang (fly ash) Fly ash diperoleh dari limbah hasil pembakaran batu bara di PT. Great Giant Pineapple Lampung Tengah. Pengambilan fly ash dilakukan dengan mengambil fly ash di tempat pembuangan limbah batu bara PT. Great Giant Pineapple Lampung Tengah. Pemeriksaan terhadap senyawa kimia fly ash berasal telah dilakukan di laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri (Baristand Industri) Bandar Lampung. Hasil pemeriksaan fly ash tersebut dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

22 Tabel 5. Hasil pemeriksaan fly ash No Parameter Satuan Metode Uji Hasil Uji 1 SiO 2 % Titrimetri 57,28 2 Al 2 O 3 % Titrimetri 12,29 3 Fe 2 O 3 % AAS 0,55 4 CaO % AAS 4,79 5 MgO % AAS 0,96 6 Timbal (Pb) mg/kg AAS 20 7 Na 2 O + K 2 O % AAS 0,05 8 P 2 O 5 % Spectrofotometri 0,23 9 Tembaga mg/kg AAS < 0,5 10 Arsen (As) mg/kg AAS < 0,001 Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar Lampung 4. Air Berdasarkan tabel di atas, kadar (SiO 2 + Al 2 O 3 + Fe 2 O 3 ) lebih besar dari 70% dan kadar CaO kurang dari 10%. Maka dapat disimpulkan bahwa fly ash berasal dari PT. Great Giant Pineapple Lampung Tengah merupakan fly ash kelas F. Kandungan kalsium oksida (CaO) pada fly ash kelas F adalah rendah, yaitu kurang dari 10%. CaO berasal dari pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara (batu bara muda). Air yang digunakan adalah air yang bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan tidak mengandung garam dan zat-zat lain yang dapat larut dan dapat merusak paving block. Air yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Laboratorium Struktur Bahan dan Konstruksi Universitas Lampung. C. Peralatan Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

23 1. Cetakan Paving Block Cetakan yang digunakan ada tiga jenis. Cetakan berbentuk tiga berlian (Trihex Type) dengan panjang sisi 6 cm dan tebal 6 cm. Cetakan berbentuk cacing (Unipave Type) dengan panjang 23 cm dan lebar 11,5 cm dengan tebal cetakan 6 cm serta cetakan berbentuk bunga (Classic Type) dengan luas alas 293,7832 cm 2 dengan tebal 6 cm. 2. Satu Set Saringan Peralatan ini digunakan untuk mengukur gradasi agregat sehingga dapat ditentukan nilai modulus kehalusan butir agregat halus. Untuk penelitian ini gradasi agregat halus berdasarkan standar ASTM C33-78. Tabel 6. Ukuran saringan pada penelitian gradasi agregat halus Jenis Ukuran Saringan (mm) Agregat Halus 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 Pan 3. Timbangan Timbangan digunakan untuk menimbang bahan-bahan dasar pembentuk paving block. Timbangan yang digunakan yaitu timbangan digital dengan kapasitas 30 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 150 kg dengan ketelitian 1 gram. 4. Compressing Testing Machine (CTM) CTM merukapan alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah betok silinder. Pada penelitian ini alat CTM digunakan untuk menguji kuat tekan pada paving block. 5. Mesin Pengaduk (Concrete Mixer) Mesin ini berkapasitas 0,125 m 3 dengan kecepatan 20-30 rpm. Alat ini digunakan untuk mencampur adukan paving block.

24 6. Alat Bantu Dalam proses pembuatan benda uji diperlukan beberapa alat bantu diantaranya adalah gelas ukur, mistar, sendok semen, sekop, rolley dorong serta container. D. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahap sebagai berikut: 1. Persiapan bahan Semua bahan yang diperlukan dalam penelitian ini dipersiapkan. Mulai dari semen, agregat halus berupa pasir dan abu batu, fly ash, dan air. 2. Pemeriksaan sifat-sifat bahan susun paving block diantaranya: a. Berat jenis dan penyerapan agregat halus Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis pada agregat halus untuk kondisi SSD (Surface Saturated Dry) dan untuk kondisi kering b. Kadar lumpur agregat halus Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar lumpur yang terdapat pada agregat halus. Nilai kadar lumpur yang dimiliki agregat halus ini harus kurang dari 5% c. Gradasi agregat halus Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan susunan pembagian butir (gradasi) dari agregat halus. Selanjutnya dilakukan analisis perhitungan gradasi saringan agregat halus untuk mendapatkan nilai modulus kehalusan (Fineness Modulus) dari agregat halus tersebut

25 d. Kadar air agregat halus Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air yang terdapat pada agregat halus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan e. Berat volume agregat halus Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat isi agregat halus per satuan volume. 3. Pembuatan rencana campuran Pada penelitian ini kadar fly ash yang digunakan sebagai pengganti sejumlah bahan susun sebanyak 0%, 10% dan 20%. Perbandingan berat semen terhadap pasir dan abu batu adalah 1:3, perbandingan berat pasir dan abu batu sebesar 1:1, sehingga didapatkan perbandingan bahan susun paving block untuk campuran 1:3 adalah sebagai berikut: a. S : P : A : F = 1 : 1,5 : 1,5 : 0 (kadar fly ash 0%) b. S : P : A : F = 1 : 1,5 : 1,5 : 0,44 (kadar fly ash 10%) c. S : P : A : F = 1 : 1,5 : 1,5 : 1 (kadar fly ash 20%) Keterangan : S = Semen P = Pasir A = Abu batu F = Fly ash Komposisi material dasar paving block untuk tiap volume 1 m 3 dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7. Kebutuhan Material Bahan Susun Paving Block Per 1 m 3 Kadar Fly ash Semen (m 3 ) Pasir (m 3 ) Abu Batu (m 3 ) Fly ash (m 3 ) 0% 0,25 0,375 0,375 0 10% 0,2252 0,3378 0,3378 0,0991 20% 0,2 0,3 0,3 0,2

26 4. Pembuatan benda uji Pembuatan benda uji dilakukan berdasarkan hasil perhitungan perbandingan berat bahan, yaitu adukan dibuat dari perbandingan semen dan agregat halus sebesar 1:3. Agregat halus terdiri dari pasir dan abu batu dengan perbandingan 1:1. Masing-masing campuran terdapat penggantian sejumlah bahan susun dengan menggunakan fly ash sebanyak 0%, 10% dan 20% dari volume total bahan susun. Tipe campuran ada 2 buah, tipe pertama terdapat penggantian sejumlah bahan susun dan tipe kedua tanpa penggantian bahan susun. Kedua tipe campuran tersebut dibuat dalam tiga variasi bentuk paving block, yaitu paving block berbentuk tiga berlian (Trihex Type), cacing (Unipave Type) dan bunga (Classic Type). Uji kuat tekan pada benda uji tersebut dilakukan saat benda uji berumur 14 hari dan 28 hari. Total seluruh benda uji paving block berjumlah 54 buah. Jumlah benda uji yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini. Tabel 8. Jumlah Benda Uji Paving Block Paving Block Trihex Type Paving Block Classic Type Paving Block Flower Type Uji 14 Uji 28 Uji 14 Uji 28 Uji 14 Uji 28 Hari Hari Hari Hari Hari Hari 0 3 3 3 3 3 3 18 10 3 3 3 3 3 3 18 20 3 3 3 3 3 3 18 Total Benda Uji 54 % Kadar Fly Ash Jumlah Sampel (buah) Pembuatan campuran dimulai dari persiapan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan material pada saat perhitungan campuran paving block. Campuran tersebut dituangkan pada bak penampungan adukan

27 (concrete mixer) dan ditampung dengan ember untuk dibawa ke tempat cetakan. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan benda uji adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan semua material penyusun paving block yang telah ditimbang untuk selanjutnya dimasukan ke dalam concrete mixer secara bertahap. Kemudian membiarkan concrete mixer berputar hingga adukan tercampur rata. b. Menuang adukan ke dalam pan setelah semua material tercampur rata untuk kemudian menuangkan adukan ke dalam cetakan paving block. c. Penuangan adukan ke dalam cetakan dilakukan dengan sekop. Cetakan harus terisi penuh agar pada saat pemadatan seluruh bagian dalam cetakan terisi penuh oleh adukan paving block. d. Pemukulan atau pemadatan dilakukan sampai adukan paving block benar-benar padat agar ketika adukan dikeluarkan dari cetakan, paving block yang dibuat tidak runtuh atau rusak. e. Mengeluarkan adukan paving block dari cetakan ditempat yang terlindung dari sinar matahari dan hujan. Selanjutnya mendiamkan adukan tersebut selama 14 hari dan 28 hari. 5. Perawatan benda uji Perawatan benda uji ini dilakukan dengan cara disiram dengan air selama 7 hari. hal ini bertujuan agar permukaan paving block selalu lembab. Kelembaban ini dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen berlangsung sempurna. Setelah 7 hari disiram dengan air, kemudian

28 paving block dibiarkan dalam ruangan dengan udara terbuka sampai paving block siap diuji sesuai umurnya. 6. Pengujian benda uji Pengujian kuat tekan paving block dilakukan menggunakan alat CTM (Compressing Testing Machine) dengan cara meletakkan paving block pada CTM dalam posisi tidur. Kecepatan pembebanan dilakukan dengan standar ASTM sampai benda uji hancur dan dicatat beban maksimum yang terjadi. Dari hasil pengujian ini didapat beban maksimum yang mampu ditahan oleh paving block sampai paving block tersebut hancur. Selanjutnya dicari kuat tekan paving block dengan membagi beban maksimum dengan luas permukaan paving block. E. Analisis Hasil Penelitian Semua hasil yang didapat dari penelitian ini akan ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik hubungan serta penjelasan-penjelasan yang didapat dari: 1. Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus, kadar lumpur agregat halus, gradasi agregat halus, serta berat volume agregat halus. 2. Analisis kuat tekan terhadap variasi bentuk pada paving block yang menggunakan fly ash dengan kadar 0%, 10% dan 20%. 3. Analisis kuat tekan terhadap variasi bentuk pada paving block yang menggunakan perbandingan semen dan agregat halus 1:3. 4. Dari hasil analisis hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian yang didapat. Serta perbandingan data yang didapat dengan ketentuan-ketentuan yang terkait dengan penelitian.

29 F. Diagram Alir Penelitian Mulai Persiapan Material Pengujian Material Lulus Syarat ASTM Tidak Ya Pembuatan Rencana Campuran Pembuatan Benda Uji Perawatan Benda Uji Pengujian Benda Uji (Uji Kuat Tekan) Analisis & Pembahasan (Grafik & tabel) Selesai Gambar 11. Diagram alir pelaksanaan penelitian