POTENSI FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT CROMIUM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENENTUAN KONDISI OPTIMUM FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT KROMIUM (Cr)

STUDI PENENTUAN KONDISI OPTIMUM FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)

EFISIENSI DAN KAPASITAS PENYERAPAN FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENYISIHAN LOGAM TIMBAL (Pb) LIMBAH CAIR INDUSTRI PERCETAKAN DI KOTA PADANG

Reri Afrianita 1), Dewi Fitria 2), Putri Rahma Sari 3) No.33 Vol.1 Thn.XVII April 2010 ISSN :

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

ANALISIS PENYISIHAN CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) LIMBAH CAIR HOTEL MENGGUNAKAN SERBUK KULIT JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYISIHAN MINYAK DAN LEMAK LIMBAH CAIR HOTEL MENGGUNAKAN SERBUK KULIT JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seperti industri kertas, tekstil, penyamakan kulit dan industri lainnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PENYISIHAN KONSENTRASI COD LIMBAH CAIR DOMESTIK SISTEM BATCH MENGGUNAKAN ADSORBEN FLY ASH BATUBARA. *

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

PEMANFAATAN FLY ASH BATU BARA SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT ION Pb 2+ YANG TERLARUT DALAM AIR

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Eksergi, Vol 14, No ISSN: X. Lucky Wahyu Nuzulia Setyaningsih a*, Zahra Ike Asmira, Nadhya Chairiza Fitri W

STUDI KEMAMPUAN PERLIT SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENYISIHKAN BESI

KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

Penyebaran Limbah Percetakan Koran Di Kota Padang (Studi Kasus Percetakan X dan Y)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB III METODE PENELITIAN

DALAM AIR MENGGUNAKAN PARTIKEL TRICALCIUM PHOSPHATE

Warna Bau ph Kuning bening Merah kecoklatan Coklat kehitaman Coklat bening

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

Oleh: ARUM KARTIKA SARI

ADSORPSI LOGAM KROMIUM MENGGUNAKAN ADSORBEN BULU AYAM TERAKTIVASI HIDROGEN PEROKSIDA

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: )

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

PEMBUATAN KHITOSAN DARI KULIT UDANG UNTUK MENGADSORBSI LOGAM KROM (Cr 6+ ) DAN TEMBAGA (Cu)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

STUDI KEMAMPUAN LUMPUR ALUM UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI ION LOGAM Zn (II) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan adalah kromium (Cr). Krom adalah kontaminan yang banyak ditemukan

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

Hasil dan Pembahasan. konsentrasi awal optimum. abu dasar -Co optimum=50 mg/l - qe= 4,11 mg/g - q%= 82%

ADSORPSI ION TIMBAL (II) DENGAN ADSORBEN SLUDGE INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

ABSTRAK. Kata kunci: kulit kacang tanah, ion fosfat, adsorpsi, amonium fosfomolibdat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS

OPTIMASI KONDISI PROSES (KECEPATAN PENGADUKAN DAN TEMPERATUR) ADSORPSI LOGAM Fe DENGAN ZEOLIT 4A

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. supaya dapat dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Namun akhir-akhir ini. (Ferri) dan ion Fe 2+ (Ferro) dengan jumlah yang tinggi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat kehidupan tidak satupun makhluk hidup di kehidupan ini

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGAMBILAN CHROM PADA LIMBAH ELEKTROPLATING. Firda Herlina

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

PEMANFAATAN FLY ASH BATUBARA SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENYISIHAN COD DARI LIMBAH CAIR DOMESTIK RUMAH SUSUN WONOREJO SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

PENURUNAN KADAR PHENOL DENGAN MEMANFAATKAN BAGASSE FLY ASH DAN CHITIN SEBAGAI ADSORBEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

PEMANFAATAN BENTONIT TEKNIS SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA USAGE OF TECHNICAL BENTONITE AS A DYE ADSORBENT

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

PEMANFAATAN TANAH GAMBUT SEBAGAI ADSORBEN PENYISIHAN SENYAWA AMMONIA DALAM LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU ABSTRAK

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pendahuluan PENYISIHAN PB(II) DALAM AIR LIMBAH LABORATORIUM KIMIA SISTEM KOLOM DENGAN BIOADSORBEN KULIT KACANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

OF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Selama dua dasawarsa terakhir, pembangunan ekonomi Indonesia

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

POTENSI FLY ASH SEBAGAI ADSORBEN DALAM MENYISIHKAN LOGAM BERAT CROMIUM (Cr) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI Reri Afrianita 1, Yommi Dewilda 2 dan Monica Rahayu 1 1 Laboratorium Air Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas 2 Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas Email: reri_anita@ft.unand.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat kapasitas fly ash sebagai adsorben dalam penyisihan logam kromium (Cr) dalam larutan artifisial. Konsetrasi awal Cr yang digunakan adalah adalah 1,6 mg/l merupakan konsentrasi Cr tertinggi hasil sampling pada percetakan koran X di Kota Padang. Adsorpsi dilakukan secara batch dengan variasi diameter adsorben, berat adsorben, waktu kontak dan kecepatan pengadukan. Dari hasil penelitian didapat kondisi optimum untuk diameter adsorben,14-,75 mm; berat adsorben 1 g; ph adsorbat 2; kecepatan pengadukan 12 rpm dan waktu kontak 6 menit. Pengaruh parameter terhadap kapasitas adsorpsi adalah semakin kecil diameter partikel, maka semakin luas permukaan serapannya, peningkatan kapasitas penyerapan berbanding terbalik dengan jumlah adsorben yang digunakan, pengikatan ion logam Cr sangat efektif pada suasana asam dengan ph 2, kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat dan jika sebaliknya menyebabkan struktur adsorben cepat rusak, dan pada waktu kontak menit ke-6 fly ash telah jenuh atau mencapai titik keseimbangan dalam mengadsorpsi ion logam Cr yang terdapat dalam larutan Kata Kunci: Cromium (Cr), fly ash, Kapasitas Adsorpsi ABSTRACT This study aims to look at the capacity of fly ash as an adsorbent in the elimination of metal chromium (Cr) in an artificial solution. Initial concentration used was Cr is 1.6 mg / l is the highest Cr concentration sampling results in newspaper printing industry " X " in the city of Padang. Adsorption was done in batch with variations in diameter adsorbent, adsorbent weight, contact time and stirring speed. Results of the research showed the optimum conditions for the adsorbent from.14 to.75 mm in diameter; adsorbent weight of 1 g; adsorbate of ph 2; stirring speed of 12 rpm and contact time of 6 minutes. The influence of parameters on the adsorption capacity is the smaller diameter of the particles, the more the adsorption surface area, adsorption capacity is inversely proportional to the amount of adsorbent used, the binding of metal ions Cr very effective in acidic condition with a ph of 2, a low stirring speed led to a lack of effective collision occurs between the adsorbate and adsorbent otherwise cause rapid deterioration of the adsorbent structure, and the contact time of the 6th minute of fly ash has reached the point of saturation or equilibrium in the adsorbed metal ions contained in the solution of Cr. Keywords : chromium (Cr), fly ash, adsorption capacity

Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 11 (1) : 67-73 (Januari 214) Reri Afrianita dkk PENDAHULUAN Salah satu industri menengah yang berada di Kota Padang Propinsi Sumatera Barat adalah industri percetakan koran. Limbah cair industri percetakan koran berpotensi untuk mencemari lingkungan air dan tanah yang ada disekitarnya dengan cara melepaskan logam-logam berat (Achmad, 24). Menurut Setiyono (24), limbah percetakan koran mengandung logam berat yang terdiri dari logam Pb, Cr, Co, Mn, dan Sn. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (21), dapat diketahui parameter logam berat Kromium yang terkandung dalam limbah industri percetakan koran sebesar 1,42 mg/l melebihi baku mutu dari Kepmen LH Tahun 1995 yaitu,1 mg/l. Kromium merupakan elemen berbahaya di permukaan bumi dan dijumpai dalam kondisi oksida antara Cr (II) sampai Cr (VI), tetapi hanya kromium bervalensi tiga dan enam yang memiliki kesamaan sifat biologinya. Kromium bervalensi tiga umumnya merupakan bentuk yang umum dijumpai di alam. Dalam material biologis kromium selalu berbentuk tiga valensi, karena kromium enam valensi merupakan salah satu material organik pengoksida tinggi. Kromium tiga valensi memiliki sifat racun yang rendah dibanding dengan enam valensi. Mukono, (26) mengatakan bahwa adanya krom menandakan adanya pencemaran limbah industri karena senyawa logam ini tidak terdapat di air yang ada di alam (murni). Pencemaran air oleh garam-garam kromium sangat membahayakan. Keracunan tubuh manusia terhadap kromium (Cr) dapat berakibat buruk terhadap saluran pernafasan, kulit, pembuluh darah, dan ginjal. Fly ash merupakan residu yang dihasilkan dari tungku pembakaran batubara atau lignite (batubara muda) pada suhu 11 C hingga 14 C (Gatima, et al, 25). Salah satu adsorben yang relatif murah adalah fly ash. Keuntungan adsorben berbahan baku fly ash batubara selain biayanya murah juga dapat digunakan baik untuk pengolahan limbah gas maupun limbah cair. Adsorben ini dapat digunakan dalam penyisihan logam berat dan senyawa organik pada pengolahan limbah. Fly ash batubara dapat dipakai secara langsung sebagai adsorben atau dapat juga melalui perlakuan kimia dan fisik tertentu sebelum menjadi adsorben. Zeolit yang disintesis dari fly ash batubara banyak digunakan untuk keperluan pertanian. Zeolit banyak dikonsumsi dalam pemurnian air, pengolahan tanah, dan lainlain. Zeolit dibuat dengan cara mengkonversi aluminosilikat yang terdapat pada fly ash batubara menjadi kristal zeolit melalui reaksi hidrotermal (Putri, 28). METODOLOGI Tahapan penelitian terdiri atas: 1. Studi Literatur Mencakup studi-studi tertentu untuk memperdalam dan mempertajam teori tentang metode penyisihan logam Cr, adsorpsi dan penjelasan fly ash sebagai adsorben. 2. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: a. Persiapan Adsorben Tahapan ini mengumpulkan fly ash sebagai adsorben dan pemisahan diameter fly ash yang digunakan. b. Persiapan Peralatan Penelitian Bertujuan untuk mempersiapkan alat-alat yang diperlukan dalam penelitian. c. Survey Lapangan Bertujuan untuk menentukan lokasi sampling d. Penentuan Waktu Sampling Tujuannya untuk menentukan pengambilan sampel pada jumlah produksi koran terbanyak. e. Sampling Pada penelitian ini sampel diambil pada satu titik di outlet pipa pembuangan limbah cair. f. Pembuatan Larutan Artifisial Cr 68

Kapasitas Penyerapan (mg/g) Potensi Fly Ash sebagai Adsorben dalam Menyisihkan Logam Berat Cromium (Cr) pada Limbah Cair Industri Larutan artifisial chromium standard solution telah dipersiapkan dengan konsentrasi 1 mg/l. Pembuatan larutan artifisial Cr dengan konsentrasi yang lebih kecil dilakukan dengan mengencerkan larutan induk Cr 1 mg/l dengan penambahan aquadest. g. Percobaan Optimasi Percobaan optimasi dilakukan untuk melihat kapasitas penyerapan adsorben dari lima variasi parameter percobaan yaitu diameter adsorben, berat adsorben, ph adsorbat, kecepatan pengadukan, dan waktu kontak. 3. Pengolahan dan Analisis Data Setelah percobaan di laboratorium selesai, akan diperoleh data kapasitas penyerapan adsorben pada kondisi optimum berupa parameter diameter adsorben, berat adsorben, ph adsorben, kecepatan pengadukan dan waktu kontak dalam menyisihkan logam Cr. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan fly ash batubara sebagai adsorben untuk menyisihkan logam kromium (Cr) yang terkandung dalam limbah cair industri percetakan koran melalui mekanisme adsorpsi secara batch. Penelitian ini melihat kapasitas penyerapan pada percobaan optimasi dengan variasi diameter adsorben, berat adsorben, ph larutan adsorbat, kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan. Variasi Diameter Adsorben Perbandingan kapasitas penyerapan logam Cr untuk variasi diameter adsorben dapat dilihat pada Gambar 1 Berdasarkan grafik tersebut, diameter besar yaitu (>,3) mm memiliki kapasitas penyerapan sebesar,69 mg/g. Ini menunjukkan bahwa pada setiap 1 g adsorben (fly ash) dapat menyerap,69 mg logam Cr. Untuk diameter yang lebih kecil yaitu (,29-,15) mm, kemampuan adsorben menyerap logam Cr adalah sebesar,66 mg/g. Kapasitas penyerapan yang paling besar berada pada diameter terkecil (,14-,75) mm yaitu,74 mg/g, sehingga diameter ini sekaligus digunakan sebagai diameter optimum,1,8,6,4,2,69,66,74 >,3,29-,15,14-,75 Diameter Adsorben (mm) Gambar 1 Perbandingan Kapasitas Penyerapan Logam Cr untuk Variasi Diameter Adsorben Kapasitas penyerapan pada proses adsorpsi tergantung area permukaan yang tersedia untuk interaksi antara larutan dengan permukaan. Dengan kata lain penyerapan dari material yang mempunyai ukuran partikel lebih kecil dapat mengadsorpsi substansi lebih banyak bila dibandingkan dengan partikel berukuran lebih besar (Munaf, 1997 dalam Sasmita, 27). Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa material yang memiliki diameter yang lebih kecil mempunyai tingkat penyerapan lebih besar dibandingkan dengan diameter adsorben yang lebih besar. Variasi Berat Adsorben Besarnya kapasitas penyerapan logam Cr yang terjadi pada masing-masing variasi berat adsorben dapat dilihat pada Gambar 2. Dalam volume 1 ml larutan, berat adsorben,5 g dapat menyerap logam Cr sebesar,281 mg/g. Penyerapan logam Cr selanjutnya terjadi sebesar,154 mg/g untuk berat adsorben 1 g. Untuk berat 2 g, kapasitas penyerapan mulai menurun sebesar,52 mg/g. Sama halnya dengan berat adsorben sebelumnya, berat adsorben 3 g memiliki kapasitas penyerapan yang kecil hingga,27 mg/g. 69

Kapasitas Penyerapan (mg/g) Kapasitas Penyerapan (mg/g) Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 11 (1) : 67-73 (Januari 214) Reri Afrianita dkk,3,25,2,15,1,5,281,154,52,27,5 1 2 3 Berat Adsorben (g) Gambar 2 Perbandingan Kapasitas Penyerapan Logam Cr untuk Variasi Berat Adsorben Menurut Ahalya, et al (23), semakin rendah jumlah atau dosis (% b/v) adsorben yang digunakan maka semakin tinggi kapasitas penyerapannya. Pada dosis yang tinggi kapasitas penyerapan akan semakin rendah, hal ini disebabkan karena adanya interferensi (gangguan) antara ruang pengikatan akibat penggumpalan adsorben. Peningkatan kapasitas penyerapan berbanding terbalik dengan jumlah adsorben yang digunakan. Hal ini disebabkan karena kapasitas penyerapan mengukur banyaknya ion logam yang diserap pada setiap unit berat adsorben. Variasi ph Adsorbat Kapasitas penyerapan logam Cr untuk variasi ph dapat dilihat pada Gambar 3 Dari grafik dapat diketahui bahwa nilai terbesar terdapat pada ph 2 dengan kapasitas penyerapan,15 mg/g. Kapasitas penyerapan pada ph 1 sebesar,148 mg/g, dan yang paling kecil yaitu ph 3 dengan kapasitas penyerapan,138 mg/g. Adanya perubahan efisiensi pada variasi ph merupakan peran ion-ion H + dan OH -. Menurut Bai & Abraham (21), ph adsorbat mempengaruhi gaya elektrostatik ion untuk berhubungan dengan gugus fungsi pada adsorben (Bai & Abraham, 21). Pada ph rendah, anion akan muncul ke permukaan yang disebabkan banyaknya hadir ion H + pada permukaan adsorben. Penyisihan logam Cr paling optimum terjadi pada ph 2, hal ini disebabkan karena pada ph 2 sejumlah besar ion H + dalam larutan hadir dan akan bereaksi dengan adsorben yang bermuatan negatif dalam larutan. Limbah yang digunakan pada penelitian ini mengandung krom dalam bentuk Cr (VI) yang distribusinya sangat dipengaruhi oleh 2- ph. Pada ph 2, Cr (VI) berupa Cr 2 O 7 - berada dalam kesetimbangan dengan HCrO 4 sehingga akan mudah berikatan dengan gugus kation dalam fly ash karena adanya gugus elektrostatis, dimana terjadi kesetimbangan antara ion H + dan ion OH - dalam adsorben dan adsorbat. Sementara semakin tinggi ph mendekati 7 pembentukan endapan Cr(OH) 6 mulai terjadi, sehingga hal ini akan menurunkan kapasitas adsorpsinya serta efisiensi penyisihan logam kromium (Indrawati, 29).,16,12,8,4,148,15,138 1 2 3 ph Adsorbat Gambar 3 Perbandingan Kapasitas Penyerapan Logam Cr untuk Variasi ph Adsorbat Variasi Kecepatan Pengadukan Kapasitas penyerapan pada kecepatan pengadukan 6 rpm dan 9 rpm, berada pada titik yang berdekatan dengan nilai secara berurutan adalah,6 mg/g dan,74 mg/g. Untuk kecepatan pengadukan 12 rpm, kapasitas penyerapan yang dihasilkan berada diatas rata-rata variasi sebelumnya yaitu,121 mg/g. Sedangkan kecepatan pengadukan 15 rpm dan 18 rpm hanya diperoleh kapasitas penyerapan masingmasing,116 mg/g dan,66 mg/g. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. Kecepatan pengadukan menentukan kecepatan waktu kontak adsorben dan adsorbat. Pada kecepatan lambat, maka proses adsorpsi berlangsung lambat pula. Kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat sehingga daya serap bernilai kecil. 7

Kapasitas Penyerapan (mg/g) Kapasitas Penyerapan (mg/g) Potensi Fly Ash sebagai Adsorben dalam Menyisihkan Logam Berat Cromium (Cr) pada Limbah Cair Industri Kecepatan 12 rpm telah efektif mewakili kecepatan optimum karena dengan kecepatan tersebut pergerakan partikel adsorben menjadi efektif sehingga adsorben dapat menyerap adsorbat yang lebih banyak. Untuk kondisi sebaliknya dengan kecepatan pengadukan yang terlalu cepat, maka kemungkinan yang terjadi struktur adsorben cepat rusak, sehingga proses adsorpsi kurang optimal (Alimatun dalam Mulyatna, 23). Adsorbat yang telah menempel dan membentuk flok nantinya akan kembali pecah karena besarnya kecepatan pengadukan.,15,12,9,6,3,6,74,121,116,66 6 9 12 15 18 Kecepatan Pengadukan (rpm) Gambar 4 Perbandingan Kapasitas Penyerapan Logam Cr untuk Variasi Kecepatan Pengadukan Variasi Waktu Kontak Kapasitas penyerapan dari masing-masing variasi waktu kontak dapat dilihat pada Gambar 5 Untuk waktu pengadukan 3 menit, fly ash dapat menyerap,138 mg/g. Kapasitas penyerapan menurun pada waktu kontak 45 menit yaitu sebesar,116 mg/g. Untuk waktu kontak selanjutnya kapasitas penyerapan mulai meningkat yaitu pada waktu 6 menit yaitu sebesar,146 mg/g. Kapasitas penyerapan kembali menurun pada waktu kontak 75 menit dan 9 menit, yaitu sebesar,116 mg/g dan,93 mg/g. Kapasitas penyerapan paling besar terjadi pada waktu kontak 6 menit dan paling kecil terdapat pada waktu kontak 9 menit.,15,12,9,6,3,138,116,146,116,93 3 45 6 75 9 Waktu Pengadukan (menit) Gambar 5 Perbandingan Kapasitas Penyerapan Logam Cr untuk Variasi Waktu Kontak Penyerapan ion logam Cr dengan menggunakan fly ash menghasilkan bentuk kurva yang dicirikan dengan kapasitas adsorpsi yang cukup tinggi pada waktu kontak 6 menit pertama, kemudian diikuti peningkatan yang relatif lambat hingga posisi kesetimbangan dicapai. Karakteristik ini juga dihasilkan oleh Izanloo & Nasseri (25) yang memperkirakan penyisihan ion logam pada adsorben meliputi dua tahap yang berbeda. Besarnya tingkat penyisihan pada beberapa menit pertama (hingga menit ke-6) disebabkan karena adanya mekanisme perpindahan massa dimana ion logam banyak terakumulasi pada lapisan film adsorben dan pada waktu selanjutnya sebagian ion logam mengalami pelepasan dari permukaan adsorben sehingga efisiensi penyisihan menjadi lebih rendah dari pada waktu sebelumnya. Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa adsorben masih mampu menyerap logam Cr hingga menit ke-9. Hal ini disebabkan karena secara umum kapasitas penyerapan semakin meningkat seiring berjalannya proses. Namun peningkatan yang terjadi setelah menit ke-6 cukup kecil. Maka dapat diperkirakan bahwa pada menit ke-6 penyerapan fly ash terhadap logam Cr hampir mengalami kesetimbangan dinamis antara laju adsorpsi dengan desorpsi (Waranusantigul et al, 23), yaitu suatu kondisi yang menghasilkan nilai yang tetap dimana ion logam Cr tidak ada lagi yang diserap maupun larut kembali dari dan ke dalam larutan. 71

Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 11 (1) : 67-73 (Januari 214) Reri Afrianita dkk Percobaan Aplikasi Konsentrasi logam kromium yang dihasilkan industri percetakan koran, Padang adalah sebesar 1,6 mg/l. Pemerintah melalui Kepmen LH No. 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri, menetapkan bahwa kadar maksimum logam berat yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air bagi kegiatan industri khususnya untuk logam Cr adalah,1 mg/l. Jika dibandingkan antara konsentrasi logam kromium yang dihasilkan dengan baku mutu yang ditetapkan, maka konsentrasi logam kromium dalam limbah cair industri percetakan koran dinyatakan berada di atas baku mutu dan harus dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke badan air penerima. Berdasarkan proses adsorpsi yang dilakukan dengan kondisi optimum yang diperoleh pada percobaan optimasi, yakni pada diameter (,14-,75) mm, berat adsorben 1 g, ph adsorbat 2, kecepatan pengadukan 12 rpm, dan waktu kontak 6 menit dalam volume 1 ml limbah cair, maka didapat efisiensi penurunan konsentrasi logam Cr pada sampel limbah industri percetakan koran sebesar 86,111%. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Konsentrasi Parameter Pencemar Limbah Cair Industri Percetakan Koran Sampel Limbah Industri Percetakan Koran (hari Kamis) Berat Adsorben (g) ph Adsorbat Kecepatan Pengadukan (rpm) Waktu Kontak (menit) C e (mg/l) C in (mg/l) Kapasitas Penyerapan (mg/g) 1 2 12 6,222 1,6,138 limbah industri percetakan koran, konsentrasi logam Cr mengalami penurunan yaitu dari 1,6 mg/l menjadi,222 mg/l. Dengan efisiensi 86,111%, adsorben dapat menyerap logam Cr dengan kapasitas,138 mg/g. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa fly ash sangat efektif digunakan dalam penyisihan kadar logam pada limbah industri percetakan koran, khususnya logam Cr. Namun konsentrasi akhir yang diperoleh belum memenuhi batas baku mutu. Hal ini kemungkinan disebabkan karena kondisi adsorben fly ash telah mengalami kejenuhan pada menit ke-6. Untuk mendapatkan hasil proses adsorpsi yang konsentrasinya memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukan modifikasi proses melalui adsorpsi secara bertingkat, yaitu dengan mengoperasikannya secara seri atau dengan pengaktifan adsorben terlebih dahulu sebelum digunakan dalam proses adsorpsi SIMPULAN Bedasarkan hasil penelitian mengenai penyerapan logam Cr pada konsetrasi 1,6 mg/l dengan menggunakan fly ash sebagai adsorben disimpulkan: Pengaruh parameter terhadap kapasitas adsorpsi adalah semakin kecil diameter partikel, maka semakin luas permukaan serapannya sehingga efisiensi penyisihan akan semakin besar, peningkatan kapasitas penyerapan berbanding terbalik dengan jumlah adsorben yang digunakan, pengikatan ion logam Cr sangat efektif pada suasana asam dengan ph 2, kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang terjadi antara adsorben dengan adsorbat dan jika sebaliknya menyebabkan struktur adsorben cepat rusak, dan pada waktu kontak menit ke-6 fly ash telah jenuh atau mencapai titik keseimbangan dalam mengadsorpsi ion logam Cr yang terdapat dalam larutan. Kapasitas penyerapan pada limbah industri percetakkan Koran adalah,138 mg/g DAFTAR PUSTAKA Achmad, R. 24. Kimia Lingkungan. Andi. Yogyakarta. Bai, Sudha & Abraham, T. Emilia. 21. Biosorption of Cr (VI) from Aqueous Solution by Rhizopus nigricans. Regional Research Laboratory 72

Potensi Fly Ash sebagai Adsorben dalam Menyisihkan Logam Berat Cromium (Cr) pada Limbah Cair Industri (CSIR). Bioresource Technology. Vol 79. No.1 Gatima, Edmond, et al. 25. Assessment of Pulverised Fly Ash (PFA) as an Ameliorant of Lead Contamineted Soils. Juornal School of Biological Sciences, Plant and Soil Science, University of Aberdeen. http://www.scipub.org/fulltext/ajes/ajes 1323-238.pdf. Akses:21 Maret 29) Indrawati, 29. Aktivasi Abu Layang Batubara dan Aplikasinya Pada Proses Adsorpsi ion Logam Cr dalam Limbah Elektroplating. Jurusan Teknik Kimia. Universitas Gajah Mada. Izanloo, H & Nasseri, S. 25. Cadmium Removal from Aqueous Solution by Ground Pine Cone. Iranian Journal Enviromental Health Science Engineering. Vol 2 Mukono, H.J. 26. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Jil 2, No.2. Hal 129-142. Mulyatna, L, dkk. 23. Pemilihan Persamaan Adsorpsi Isoterm Pada Penentuan Kapasitas Adsorpsi Kulit Kacang Tanah Terhadap Zat Warna ERA Remazol Golden Yellow 6. Jurnal Infomatek, Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik: Universitas Pasundan. Sari, Putri Rahmi. 21. chemical oxygen demand (cod) dengan Menggunakan fly ash Sebagai Adsorben. Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan Teknik Lingkungan. Universitas andalas. Padang. Sasmita, Astri. 27. Penyisihan Logam Besi (Fe) Dari Air Tanah dengan Menggunakan Kulit Jagung (Zea Mays L.) Sebagai Adsorben. Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang. Setiyono. 22. Sistem Pengelolaan Limbah B-3 di Indonesia. Kelompok Teknologi Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan (P3TL), Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Mineral dan Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Waranusantigul, C, et al 23. Kinetics of basic dye (methylene blue) biosorption by giant duckweed (Spidorela polyrrhiza). Enviromental Pollution Vol.125 Hal 385-392 73