BAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan, baik perusahaan dagang, industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat ini. Perusahaan dituntut untuk dapat memanfaatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. bertahan, berkembang atau keluar (tutup). Keadaan tersebut menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha diantara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdaya saing. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memasuki pasar bebas dan adanya globalisasi menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggabungan usaha pada umumnya dilakukan dalam bentuk merger, akuisisi,

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, semakin melemahkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun dituntut untuk bergerak lebih cepat dibandingkan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan posisi keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. dengan (uniting with) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha diantara perusahaan yang semakin ketat menuntut. perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaannya agar

profitabilitas, rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio solvabilitas. Salah satu indikator penting dalam penilaian prospek sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dalam skala internasional agar dapat bertahan bahkan lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tumbuh secara normal melalui kegiatan capital budgeting. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

1 BAB I PENDAHULUAN. besar dirasakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam sektor ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dimana perusahaan pengakuisisi (bidder) mempertahankan nama dan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan nasional memiliki peranan penting untuk memacu. pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu pendapatan nasional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini sudah banyak perusahaan yang mendirikan usaha dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ringan pada tahun Krisis keuangan di Amerika Serikat yang bermula dari

PENDAHULUAN. ini pertumbuhannya sangat signifikan. Sejak tahun 2006 indonesia telah. Tabel 1.1 Volume dan Nilai Expor Kelapa Sawit

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB I PENDAHULUAN. perusahaannya semakin besar dan kuat adalah dengan cara merger dan akuisisi. negara maka strategi tersebut sangat mungkin terjadi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, keberhasilan maupun kegagalan dalam mengelola sumber daya serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat,

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PT KALBE FARMA TBK. : DWI PRATIWI NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rino Rinaldo, SE.

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar modal, dapat dilakukan dengan melakukan studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK NAMA : RATNA NURANI NPM : PEMBIMBING : RADI SAHARA, SE., MM

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki globalisasi dan perdagangan bebas persaingan usaha diantara

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional di segala bidang memerlukan pembiayaan dan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan ekspansi. Ekspansi bisnis terbagi menjadi 2 (dua) jenis,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing dalam jenis

mencapai keberhasilan dan meningkatkan nilai perusahaan adalah dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu

BAB 1 PENDAHULUAN. terus mencari strategi terbaru agar mampu mempertahankan dan meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki pasar bebas, persaingan usaha antar perusahaan semakin kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan strategi usaha dengan tujuan untuk berada pada posisi bertahan atau bahkan berkembang. Salah satu cara agar perusahaan dapat bersaing dan mengembangkan perusahaan sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang perusahaan yaitu dengan cara melakukan strategi pertumbuhan atau ekspansi. Strategi ini dapat dilaksanakan melalui pertumbuhan internal atau pertumbuhan eksternal (Muhammad, 2004) Pertumbuhan internal dilakukan dengan cara memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya dengan cara menambahkan kapasitas pabrik, menambah produk atau mencari pasar baru. Pertumbuhan eksternal dilakukan dengan melibatkan unit-unit yang berada di luar organisasi perusahaan. Unit-unit yang dilibatkan dapat berupa pesaing, pelanggan, perusahaan sejenis ataupun perusahaan yang tidak mempunyai hubungan operasional. Pertumbuhan eksternal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan penggabungan usaha (payamta dan setiawan, 2004) Penggabungan usaha dapat digolongkan ke dalam tiga bentuk, yaitu akuisisi, merger, dan konsolidasi. Merger dan akuisisi merupakan bentuk

penggabungan usaha paling banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan merger dan akuisisi lebih efisien dibandingkan harus membangun unit bisnis sendiri, disamping itu merger dan akuisisi dapat memberikan sinergi (Foster, dalam Adipratama 2012) Walaupun perbandingan perusahaan merger lebih sedikit daripada akuisisi karena prosesnya yang memakan waktu cukup lama, tetapi perusahaan yang melakukan merger cukup marak dilakukan. Perusahaan yang tertarik untuk melakukan merger sebagai strategi pertumbuhan adalah karena biaya dalam usaha penggabungan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan usaha penggabungan lainnya, selain itu strategi merger perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan telah terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat terwujud. Merger sendiri diartikan sebagai penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung (Suad Husnan dan Enni Pudjiastuti (2006). Keputusan merger juga membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif yang mendorong perusahaan yang melakukan merger adalah untuk menciptakan suatu sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger. Selain itu keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger kepada perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill, manajerial, transfer teknologi, finansial dan efesiensi berupa penurunan biaya produksi. Sedangkan dampak negatif yang timbul akibat keputusan merger biasanya diikuti dengan benturan budaya yang tidak dapat dielakan sehingga 2

3 perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka pendek (Hitt, 2002). Aktivitas merger semakin meningkat seiring dengan intensnya perkembangan ekonomi yang semakin mengglobal. Di negara-negara maju fenomena merger sudah menjadi pemandangan bisnis yang biasa. Di Amerika Serikat. aktivitas ini telah terjadi kira-kira 55.000 kali pada tahun 1980-an, sehingga pada tahun 1980-an sering disebut sebagai decade merger mania (Hitt, 2002). Pada tahun 1992 perusahaan yang melakukan merger terus meningkat bahkan jika dibandingkan antara tahun 1996 dan 1995 peningkatan merger meningkat 67% (Sotensen dalam Anisa Meta, 2009) Selain amerika, tren yang sama juga terjadi di Eropa, Asia dan wilayah negara lain. Di Cina misalnya, antara tahun 1985-1996 terjadi merger dengan total nilai US $5,3 milyar (Milman, 1999). Perusahaan-perusahaan besar di Indonesia telah banyak melakukan merger, terlebih pada masa-masa krisis ekonomi yang mengakibatkan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Bahkan saat ini pasar berkembang dimana yang kegiatannya bukan berupa jual beli barang, tetapi jual beli perusahaan (kepemilikan) dalam perusahaan. Pasar ini biasa disebut dengan Market for Coorporate Control (M. Ruki 1997 dalam Nurhayati, 2009). Menurut data statistik Bursa Efek Jakarta yang berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia antara tahun 1995-1997 (sebelum terjadi krisis moneter pada Juli 1997) jumlah perusahaan go public tercatat kurang lebih 259 perusahaan dan sebanyak 57 perusahaan melakukan penggabungan usaha. Pada pasca krisis moneter pada tahun 2000 sampai dengan pertengahan 2008, penggabungan usaha yang

4 dilakukan oleh lebih dari 40 perusahaan (Lani Dharmasetya dan Vonny, 2009) dan semenjak tahun 2008-2013, ada 11 perusahaan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia di sektor yang berbeda yang melakukan aksi korporasi, aksi korporasi yang dimaksud adalah merger (PT. Bursa Efek Indonesia, 2013). Kegiatan merger di Indonesia telah berlangsung pada tahun 1970, yang dilakukan oleh bank-bank dengan harapan agar dapat memperkuat struktur modal dan memperoleh keringanan pajak. Perkembangan merger tersebut terus berlangsung sampai sekarang. Apabila saat kondisi krisis, dimana banyak perusahaan yang mengalami kesulitan dalam pendanaan modalnya. Berdasarkan pernyataaan diatas, terdapat beberapa perusahaan yang telah terdaftar di BEI memilih untuk melakukan merger sebagai bentuk dari strategi pertumbuhannya. Dalam hal ini, perusahaan yang melakukan merger bertujuan agar perusahaan menjadi lebih besar dan dapat terus bersaing dalam persaingan bisnis. Waktu yang dikaji dalam penelitian ini adalah periode tahun 2009 karena perekonomian indonesia yang stabil sehingga tidak adanya pengaruh dari luar lingkup kegiatan perusahaan yang mempengaruhi secara langsung pada kinerja keuangan perusahaan yang diteliti. Selain itu, periode yang dilakukan dalam penelitian ini berlangsung pada 4 tahun sebelum dan 4 tahun sesudah merger untuk mengetahui gambaran pada periode ini sebagai perbedaan karena pada penelitian sebelumnya periode ini belum pernah diteliti. Pada penelitian ini, sampel yang diteliti yaitu 2 perusahaan yang telah melakukan merger yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT Bentoel

5 Internasional Investama Tbk yang sama sama merger pada tahun 2009. Berikut data laporan likuiditas dan profitabilitas 4 tahun sebelum merger. 60 50 40 30 20 10 0 2005 2006 2007 2008 Return On Equity Return On Asset Net Profit Margin Quick Ratio Current Ratio Grafik 1. 1 Likuiditas dan Profitabilitas PT Japfa Comfeed Indonesia Sebelum Merger 20 15 10 5 0 2005 2006 2007 2008 Current Ratio Quick Ratio Net Profit Margin Return On Asset Return On Equity Grafik 1. 2 Likuiditas dan Profitabilitas PT Bentoel Internasional Investama sebelum merger Berdasarkan kedua grafik diatas terdapat penurunan likuiditas dan profitabilitas pada kedua perusahaan sebelum masing-masing perusahaan melakukan merger, berdasarkan penurunan ini maka tindakan merger diperlukan

6 untuk terus dapat meningkatkan atau bahkan mengembangkan perusahaan melalui kinerja keuangan agar berada terus pada posisi yang diinginkan. Perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan merger biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan tampilan finansialnya. Pasca merger kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger. Hal ini yang menjadikan para investor untuk menjadikan bahan pertimbangan dalam melakukan investasi di perusahaan yang melakukan tindakan merger. Untuk menilai keberhasilan merger dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang melakukan merger, terutama kinerja keuangannya. Dari kinerja keuangan tersebut dapat diketahui, tindakan merger tersebut menguntungkan atau tidak. Dalam merger penting agar perusahaan bidder dapat bersinergi dengan perusahaan target. Secara teori (Andriyanto,2011), setelah merger ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar karena asset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan digabung bersama. Dasar logik dari pengukuran berdasarkan akuntansi adalah jika ukuran bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas yang simultan maka laba perusahaan akan semakin meningkat sehingga dapat memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, kinerja pasca-merger seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger.

7 Beberapa penelitian yang meneliti tentang perbedaan kinerja perusahaan sebelum dengan sesudah merger. Nurus Sifaiyah (2010) menunjukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan untuk rasio keuangan CR dan ROE untuk pengujian 4 tahun sebelum dan 8 tahun sesudah merger pada sektor industri perbankan (studi kasus pada PT. Danamon Tbk). Indah Rahmawati (2007) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan yang melakukan akuisisi dan merger pada peruahaan manufaktur 2001-2003. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan pada rasio profitabilitas saja, sedangkan rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Rentan waktu yang dilakukan 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah merger. Hasil negatif juga dikemukakan oleh Olivia idrus dan Irma (2010) yang meneliti kinerja keuangan perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun 2001-2005. Dari hasil penelitiannya menunjukkan rasio-rasio keuangan 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah terjadinya merger dan akuisisi tidak mengalami perubahan yang signifikan pada seluruh rasio keuangan (rasio likuiditas, leverage, profitabilitas, operasional dan pasar). Berdasarkan uraian diatas, adanya gap antara teori dengan bukti empiris yang mendorong adanya penelitian ini. Dalam penelitian ini indikator yang akan diteliti untuk melihat perubahan kinerja atas pelaksanaan merger adalah kinerja keuangan. Dalam Moin (2003) menyatakan bahwa dapat menggunakan Net Profit Margin, Return On Assets dan

8 Return On Equity dalam perhitungan Rasio Profitabilitas, perhitungan Rasio Likuiditas dengan Current Ratio dan Quick Ratio. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Likuiditas sebagai penilai perbedaan sebelum dan sesudah merger karena likuiditas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan likuiditasnya, karena semakin tinggi tingkat likuiditas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan profitabilitas sebagai penilai perbedaan sebelum dan sesudah merger untuk mengukur seberapa jauh perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka suatu badan usaha tersebut dianggap baik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul ANALISIS DAMPAK MERGER TERHADAP LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS pada perusahaan yang terdaftar di BEI (Studi kasus pada perusahaan bidder yang melakukan merger periode 2009) 1.2 Identifikasi Masalah Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung (Suad Husnan dan Enni

9 Pudjiastuti (2006:395)). Merger menurut Lawrence J Gitman dalam Dijkgraaf (2012) yaitu, The combination of two or more firm, in which the resulting firm maintains the identity of one of the firms, usually the larger. Artinya, Kombinasi dari dua atau lebih perusahaan, di mana perusahaan yang dihasilkan mempertahankan identitas dari salah satu perusahaan, biasanya perusahaan yang paling besar. Dalam penelitian kali ini penulis mencoba untuk membahas mengenai perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang melakukan keputusan merger. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dapat berpengaruh langsung terhadap perubahan kinerja keuangan yang menjadikan investor memberi keputusan untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara melihat tingkat kinerja keuangan yang dianalisa dari segi rasio keuangan sebelum dan sesudah merger merger. Adapun jendela pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah 8 tahun, yaitu 4 tahun sebelum melakukan merger dan 4 tahun sesudah melakukan merger untuk dapat melihat secara langsung perubahan yang terjadi akibat dari tindakan merger. Penggunaan Current Ratio dan Quick Ratio dalam perhitungan rasio Likuiditas, serta Net Profit Margin, Return On Equity dan Return On Assets dalam perhitungan rasio Profitabilitas bertujuan untuk mengetahui dampak kinerja keuangan setelah melakukan merger yang seharusnya semakin membaik dikarenakan adanya penggabungan usaha.

10 Current Rasio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan, dengan menggunakan aktiva lancarnya, melunasi atau menutup hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin likuid perusahaan tersebut. Quick Rasio mengukur perbandingan antara aktiva lancar selain persediaan dengan hutang lancar. Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva yang betul-betul likuid untuk menjamin pelunasan hutang lancar. Persediaan dikeluarkan dari komponen aktiva lancar dalam pengukuran ini karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang tidak likuid. Dibandingkan dengan jenis aktiva lancar lainnya, persediaan perlu waktu yang relatif lama untuk mengubahnya menjadi kas. Net Profit Margin mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang dihasilkan setiap rupiah pendapatan. Return On Equity mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham. Dengan kata lain rasio ini mengukur berapa keuntungan yang dihasilkan oleh modal sendiri. Retun On Asset mengukur seberapa efektif asset yang ada mampu menghasilkan keuntungan. Semakin besar rasio ini semakin efektif penggunaan aset. Dari latar belakang di atas, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian dengan berfokus pada analisis dampak merger terhadap likuiditas dan profitabilitas pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

11 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran likuiditas sebelum dan sesudah dilakukannya merger? 2. Bagaimana gambaran profitabilitas sebelum dan sesudah dilakukan merger? 3. Bagaimana perbedaan likuiditas sebelum dan sesudah dilakukannya merger? 4. Bagaimana perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah dilakukannya merger? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran likuiditas sebelum dan sesudah dilakukannya merger 2. Mengetahui gambaran profitabilitas sebelum dan sesudah dilakukannya merger 3. Mengetahui perbedaan likuiditas sebelum dan sesudah dilakukannya merger 4. Mengetahui perbedaan profitabilitas sebelum dan sesudah dilakukannya merger

12 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan kegunaan dan manfaat, di antaranya adalah: 1. Bagi Investor Adapun manfaat bagi investor dengan adanya penelitian ini yaitu diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi investor dalam keputusan berinvestasinya, mengenai pengaruh aksi perusahaan dalam melakukan merger terhadap fundamental perusahaan melalui kinerja keuangan. 2. Bagi Perusahaan Adapun manfaat bagi perusahaan yaitu sebagai pertimbangan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perubahan asset, kewajiban dan ekuitas yang disebabkan oleh merger. 3. Bagi Akademisi dan Peneliti Manfaat dilakukannya penelitian ini bagi penulis adalah untuk menambah pengalaman dalam menulis karya ilmiah dan menambah wawasan mengenai merger dan pengaruhnya terhadap perusahaan serta memberikan sumbangan informasi bagi mahasiswa sebagai bahan dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai peristiwa merger.