PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PF-42: PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MATERI LISTRIK DINAMIS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MEMFASILITASI PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran fisika seringkali dianggap susah oleh siswa karena cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengabdian Pada Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lingkungan pembelajaran kimia tidak hanya terbatas pada penggunaan atau

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ISMAIL Guru SMAN 3 Luwuk

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. komponen, antara lain: siswa, guru, kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

PF-47: PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PREDICT OBSERVATION EXPLAIN SETTING PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA1 SMA PGRI 1

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) BERDASARKAN KURIKULUM 2013 KELAS VIII DI SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL EFRIJONI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

Negeri 2 Teupah Barat Kabupaten Simeulue Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh: PARIOTO, S.Pd 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dalam pembelajaran yaitu: 1) kemampuan melakukan penalaran. 5) keterampilan komunikasi (Trisni dkk, 2012: 3).

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.41 Tahun 2007

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

Bagaimana memilih bahan ajar? Prinsip Kecukupan. Cakupan Bahan Ajar. Urutan Penyajian Bahan Ajar

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, mandiri,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu kegiatan sosial antara peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

ARTIKEL ILMIAH. Oleh: RIZKI RANDA RASYID A1C109022

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN MIKRO INOVATIF BAGI PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU BAHASA INDONESIA

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Nurul Umamah, Marjono dan Erly Nurul Hidayah

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini yaitu research and development atau penelitian

2015 PEMBELAJARAN IPA TERPADU TIPE WEBBED TEMA TEKANAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu usaha dalam

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

Kata kunci: Perangkat pembelajaran, keterampilan berkomunikasi, pembelajaran diskusi kelas

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI SMK FARMASI ISFI BANJARMASIN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com ABSTRAK Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis pendidikan karakter, Lembar Kerja Siswa (LKS), bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Subjek penelitian ini adalah dua kelompok uji coba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari komponennya pengembangan RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian berkategori baik. Keterlaksanaan RPP selama pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, aktivitas siswa model cukup aktif dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS, tingkat keterbacaan LKS cukup tinggi, tingkat kesulitan bahan ajar cukup rendah dan tingkat keterbacaan bahan ajar cukup tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa kualitas perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merencanakan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran kreatif inovatif. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan menyusun dan menggunakan LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian hasil belajar. Kata Kunci: perangkat pembelajaran, pendidikan karakter, kualitas pembelajaran, calon guru fisika PENDAHULUAN Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran guru yang professional. Dalam Depdiknas (1997) kompetensi professional guru IPA menunjukkan bahwa penguasaan guru terhadap materi pelajaran IPA tergolong rendah dan pengetahuan guru tentang metode mengajar belum memadai serta pemahaman terhadap aspek-aspek kurikulum masih rendah. Hal tersebut merupakan salah satu faktor perlunya pembenahan pada lembaga pendidikan guru. Berdasarkan hasil penilaian tugas perencanaan pembelajaran mahasiswa calon guru tahun ajaran 2010-2011 terungkap bahwa sebagian besar mahasiswa calon guru mengalami kesulitan dalam hal: (1) mengembangkan indikator berdasarkan kompetensi, menunjukkan kemampuan yang jelas dan kontekstual; (2) mengembangkan materi sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa, ada keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari dan relevan dengan indikator; (3) menggunakan model dan metode pembelajaran yang bervariasi, kegiatan melibatkan mental dan fisik siswa serta pengorganisasian siswa yang bervariasi; (4) merencanakan media dan alat bantu yang representatif, relevan dengan materi dan kompetensi yang akan dicapai serta dimanfaatkan secara maksimal; (5) menyusun instrumen penilaian berdasarkan indikator baik dilakukan dengan teknik tes atau non tes, penilaian sikap serta mengukur keterampilan

berpikir tingkat tinggi. Fakta di atas menunjukkan masih perlu diupayakan pembenahan terhadap perkuliahan pokok bahasan perangkat pembelajaran bagi calon guru fisika. Berdasarkan Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tercantum tuntutan kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliknya. Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, yang antara lain mengatur tentang perencanan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru pada satuan pendidikan untuk mengembangkan perencanaan pembelajaran. Selain itu, kompetensi kepribadian seorang guru diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Guru sebagai tenaga pendidik dengan tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan. Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang dimilikinya. Sehubungan dengan kompetensi kepribadian guru, dalam merencanakan pembelajaran guru hendaknya mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam setiap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan mengembangkan indikator dan tujuan pembelajaran untuk tidak saja fokus terhadap bidang ilmunya, akan tetapi mengimplikasikan pendidikan karakter yang harus dilaksanakan oleh siswa. Menurut Zuchdi, et al. (2010) tujuan pendidikan sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian, keterampilan sosial, dan karakter. Oleh sebab itu, berbagai program dirancang dan diimplementasikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam rangka pembinaan karakter. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun perangkat pembelajaran, antara lain silabus dan RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. Guru dituntut untuk dapat membuat dan mengembangkan perangkat pembelajaran tersebut. Guru hendaknya mampu merancang pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual dengan proses belajar yang lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dalam mata pelajaran fisika yang relevan akan membentuk skema kognitif,

sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Dalam proses pembelajaran fisika, siswa dituntut untuk aktif dari awal pembelajaran sampai dengan akhir pembelajaran yaitu menyimpulkan apa yang siswa peroleh selama mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa tidak hanya diam menerima materi secara teoritis yang disampaikan oleh guru. Akan tetapi, siswa harus menguasai proses yang dilakukan dalam menemukan suatu konsep. Pengalaman belajar secara langsung dapat terwujud dengan desain perangkat pembelajaran yang mampu mewujudkan pembelajaran berpusat pada siswa (student center), aktivitas pembelajaran di kelas didominasi oleh siswa. Hasil belajar diarahkan pada penguasaan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik melalui kegiatan berpikir tingkat tinggi. Kebiasaan belajar siswa yang hanya menerima, diubah menjadi belajar bermakna dan belajar menemukan. Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kerjasama, belajar individual yang biasanya dilakukan perlu diubah menjadi belajar berkolaborasi. Selanjutnya, guru dituntut mampu mengembangkan keterampilan bertanya pada siswa, kemampuan menarik kesimpulan proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar ini dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dari surface learning menjadi deep learning. Dari kegiatan belajar dimana siswa mendengarkan ceramah guru perlu diinovasi menjadi siswa mempresentasikan apa yang dipelajarinya. Berawal dengan kegiatan belajar menghafal konsep-konsep fisika menjadi menguasai konsep-konsep fisika. Bertolak dari hal-hal tersebut ciri-ciri proses pembelajaran yang inovatif ini meliputi menyenangkan, menantang, aktif, kreatif, mandiri, interaktif dan inspiratif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter oleh mahasiswa calon guru fisika. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Borg & Gall (1983) menyatakan bahwa pendekatan penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang berorientasi untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini dikembangkan RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian. Pengembangan perangkat pembelajaran yang menjadi objek penelitian adalah perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Subjek penelitian untuk ujicoba pertama adalah 25 mahasiswa pada kelompok I selanjutnya uji coba kedua adalah 25 mahasiswa pada kelompok II. Tahapan penelitian ini yaitu tahap pengembangan dan implementasi sebagai cara uji coba hasil pengembangan. Berikut ini alur penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis karakter:

Studi Pendahuluan Analisis perangkat pembelajaran analisis tujuan pembelajaran, konsep, dan kegiatan belajar mengajar Observasi Lapangan Perencanaan alat peraga, aktivitas siswa, keterampilan yang dikembangkan dan analisis tugas Pembuatan draft Uji coba 1 Penyusunan Perangkat Pembelajaran: RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga, instrumen evaluasi Evaluasi & Revisi Uji coba 2 Perangkat Pembelajaran Gambar 1. Alur Penelitian Tahap awal adalah studi pendahuluan, yaitu analisis perangkat pembelajaran SMA. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan berbagai informasi pembelajaran yang diperlukan berhubungan dengan pengembangan produk berupa perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter. Data awal yang diharapkan mampu diperoleh dari analisis perangkat pembelajaran adalah analisis tujuan pembelajaran, analisis konsep, dan kegiatan belajar mengajar. Pada tahap observasi lapangan diperoleh informasi tentang alat peraga, aktivitas siswa, keterampilan yang dikembangkan dan analisis tugas siswa. Pada tahap perencanaan dilakukan analisis kebutuhan siswa dengan mempertimbangkan karakteristik kemampuan dan pengalaman siswa. Pada tahap penyusunan draft dilakukan penyusunan silabus, RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian. Pada tahap ujicoba 1 diterapkan perangkat pembelajaran yang sudah tersusun yaitu, RPP, LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen evaluasi. Hasil uji coba perangkat pembelajaran di evaluasi dan diberikan perbaikan, selanjutnya, hasil perangkat perangkat pembelajaran yang sudah direvisi diuji coba lagi oleh kelompok yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat pembelajaran fisika yang dikembangkan berdasarkan pada analisis kebutuhan siswa di sekolah. Pengumpulan informasi dilakukan melalui wawancara dan analisis perangkat pembelajaran yang ada. Produk awal yang akan dikembangkan yaitu, silabus, RPP, LKS, alat peraga dan instrumen penilaian. Produk awal yang dihasilkan berupa perangkat pembelajaran IPA yang telah dikembangkan kemudian diujicobakan pada kelompok uji coba 1 untuk mengetahui keterlaksanaannya. Alur penyusunan perangkat pembelajaran melalui tahapan sebagai berikut: (1) Mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar materi; (2) Merumuskan indikator pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditentukan. RPP yang dirancang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan Science Enviromental Technology Society (SETS), model pengajaran langsung, model kooperatif, model siklus belajar dan lain-lain. LKS yang dikembangkan berorientasi pada aktivitas siswa untuk bekerja ilmiah. Buku ajar yang dikembangkan memuat tentang pembelajaran fisika pendekatan problem solving. Alat peraga yang dikembangkan berupa alat peraga sederhana untuk membantu menyampaikan materi secara kongkrit dan bermakna. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini telah berupaya menunjukkan bahwa mahasiswa calon guru mampu berperan sebagai pendidik dan pengajar yang menuntut seorang guru untuk memiliki keterampilan sebagai berikut: terampil dalam menyiapkan bahan ajar, terampil menyusun satuan pelajaran, terampil menyampaikan ilmu kepada murid, terampil menggairahkan semangat belajar murid, terampil memilih dan menggunakan alat peraga, dan lain-lain (Hamalik, 2009). Data yang diperoleh berdasarkan hasil uji coba 1 diperoleh persentase tingkat kesulitan LKS dan buku ajar sebesar 59% dan 56%. Pada uji coba 2 diperoleh persentase tingkat kesulitan LKS dan bahan ajar 54% dan 55%. Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesulitan LKS dan buku ajar termasuk kategori rendah. LKS dan buku ajar yang dikembangkan mampu dimengerti dan dpahami siswa, mampu menantang siswa untuk mempelajari materi pelajaran sehingga siswa mampu menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada LKS. Berdasarkan hasil uji coba 1 oleh 25 mahasiswa calon guru fisika diperoleh persentase rata-rata tingkat keterbacaan LKS dan bahan ajar sebesar 74% dan 71% dan hasil uji coba 2 sebesar 77% dan 79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan termasuk kategori tinggi. Dengan demikian, dalam proses pembelajaran siswa dapat memahami dan mempelajari materi dengan baik. LKS dan bahan ajar yang disusun memfasilitasi siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan, mengamati dan bereksperimen langsung dalam menemukan konsep. Menurut Ratumanan (2004) ketika siswa mengalami sendiri, mengamati sendiri, mencoba sendiri, mempraktikan sendiri dan seterusnya membuat belajar menjadi lebih bermakna.

Hasil penilaian perangkat pembelajaran oleh observer atau teman sejawat dapat dilihat pada Tabel 1. Rata-rata Skor 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Penilaian Perangkat Pembelajaran 7.6 7.3 7 RPP LKS Bahan ajar alat peraga instrumen evaluasi 8.2 7.7 Tabel 1. Penilaian Perangkat Pembelajaran oleh Observer Berdasarkan hasil penilaian observer menunjukkan bahwa semua perangkat yang dikembangkan berkategori baik karena rerata skor yang diperoleh di atas 3,5. Proses pembelajaran pada tahap uji coba dilakukan sebanyak dua kali oleh setiap mahasiswa calon guru. Rata-rata nilai keterlaksanaan RPP pada pertemuan 1 sebesar 7,3 dan pada pertemuan 2 sebesar 7,9. Pada pertemuan 1 proses pembelajaran sangat antusias. Tahapan pembelajarannya yaitu: guru menayangkan KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dapat disimpulkan bahwa: 1. Perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan termasuk kategori baik. Akan tetapi, alokasi waktu yang diberikan kepada mahasiswa kurang maksimal video tentang fenomena yang menerapkan konsep fisika. Selanjutnya, siswa model bereksplorasi untuk menyelesaikan LKS sebagai lembar kerja untuk mengkaji permasalahan yang ditayangkan. Pada pertemuan 2, proses pembelajaran yang dilakukan berorientasi pada kegiatan eksperimen. siswa model mampu menemukan pemecahan masalah yang ada pada LKS melalui kegiatan praktikum. 2. Keterlaksanaan RPP selama pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, aktivitas siswa model cukup aktif dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS, tingkat keterbacaan LKS cukup tinggi, tingkat kesulitan bahan ajar cukup rendah dan tingkat keterbacaan bahan ajar cukup tinggi. 3. Perangkat pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang dikembangkan

dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam merencanakan dan mengimplementasikan model-model pembelajaran kreatif inovatif. Selain itu, dapat meningkatkan kemampuan menyusun dan menggunakan LKS, bahan ajar, alat peraga dan instrumen penilaian hasil belajar. DAFTAR PUSTAKA [1] Borg, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational Research. New York: Longman [2] Depdiknas. (1997). Laporan Rapat Kerja Nasional 1997. Jakarta: Depdiknas [3]. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen [4]. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan [5]. (2007). Peraturan Menteri Pendidikanan Nasional Nomor 41 Tahun 2007, tentang Standar Proses [6] Hamalik, O. (2009). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara. [7] Ratumanan, GT. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unessa University Press [8] Zuchdi, D. et al. (2010). Pendidikan Karakter dengan Pendekatan Komprehensif: Terintegrasi dalam Perkuliahan Pengembangan Kultur Universitas. Yogyakarta: UNY Press.